Psikoteraphy Menurut Alquran dan Assunnah
1.PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah pengobatan dengan secara psikologis
untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi
(Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya
jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan,
pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan
istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran. Istilah ini
mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi
gangguan emosionalnya, dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan
emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam
mengatasi masalah psikisnya.
Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis
(Psychotherapist). Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog
atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu
melakukan psikoterapi. Psikoterapis merupakan istilah umum untuk menyebut semua
orang yang melakukan psikoterapi. Psikoterapi bisa diartikan sebagai suatu
interaksi antara dua orang atau lebih yang hasilnya adalah mengubah pikiran,
perasaan atau perilaku seseorang menjadi lebih baik.
Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua
pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan
memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan
pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan
secara profesional dan legal.
James P.Chaplin lebih jauh membagi pengertian psikoterapi
dalam dua sudut pandang. Secara khusus, psikoterapi diartikan sebagai penerapan
teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan
penyesuaian diri setiap hari. Secara luas, psikoterapi mencakup penyembuhan
lewat keyakinan agama melalui pembicaraan informal atau diskusi personal dengan
guru atau teman. Pada pengertian di atas, psikoterapi selain digunakan untuk
penyembuhan penyakit mental, juga dapat digunakan untuk membantu,
mempertahankan dan mengembangkan integritas jiwa, agar ia tetap tumbuh secara
sehat dan memiliki kemampuan penyesuaian diri lebih efektif terhadap
lingkungannya. Tugas utama psikiater adalah memberi pemahaman dan wawasan yang
utuh mengenai diri pasien serta memodifikasi atau bahkan mengubah tingkah laku
yang dianggap menyimpang. Oleh karena itu, boleh jadi psikiater yang
dimaksudkan di sini adalah para guru, orang tua, saudara dan teman dekat yang
biasa digunakan sebagai tempat curahan hati serta memberi nasihat-nasihat
kehidupan yang baik.
Menurut Carl Gustav Jung, psikoterapi telah melampaui
asal-usul medisnya dan tidak lagi merupakan suatu metode perawatan orang sakit.
Psikoterapi kini digunakan untuk orang yang sehat atau pada mereka yang mempunyai
hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita semua. Berdasarkan
pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif
(penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan), dan konstruktif
(pemeliharaan dan pengembangan jiwa yang sehat). Ketiga fungsi tersebut
mengisyaratkan bahwa usaha-usaha untuk berkonsultasi pada psikiater tidak hanya
ketika psikis seseorang dalam kondisi sakit. Alangkah lebih baik jika dilakukan
sebelum datangnya gejala atau penyakit mental, karena hal itu dapat membangun
kepribadian yang sempurna.
Pengetahuan tentang psikoterapi sangat berguna untuk :
(1) membantu penderita dalam memahami dirinya, mengetahui
sumber-sumber psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, serta memberikan
perspektif masa depan yang lebih cerah dalam kehidupan jiwanya;
(2) membantu penderita dalam mendiagnosis bentuk-bentuk
psikopatologi; dan (3) membantu penderita dalam menentukan langkah-langkah
praktis dan pelaksanaan terapinya.
Diakui atau tidak, banyak seseorang yang sebenarnya telah
mengidap penyakit jiwa, namun ia tidak sadar akan sakitnya, bahkan ia tidak
mengerti dan memahami bagaimana seharusnya yang diperbuat untuk menghilangkan
penyakitnya. Karenanya dibutuhkan pengetahuan tentang psikoterapi.
Psikoterapi berbeda dengan pengobatan tradisional yang
sering memandang gangguan psikologis sebagai gangguan karena sihir, kesurupan
jin atau karena roh jahat. Anggapan-anggapan yang kurang tepat tersebut karena
sebagian masyarakat terlalu mempercayai tahayul dan kurang wawasan ilmiahnya.
Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi
secara ilmiah dengan standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi
menggunakan cara-cara modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan
psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien
psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan
fisiknya.
Psikoterapi bukan untuk menangani orang gila (orang yang
rusak otaknya). Justru psikoterapi hanya digunakan untuk menangani orang waras
yang sedang mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang
ingin meningkatkan kemampuan pikirannya. Sedangkan penanganan orang gila adalah
urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).
2.TERAPHY MENURUT AL-QUR’AN
Banyak ayat Al Qur'an yang mengisyaratkan tentang
pengobatan karena Al Qur'an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat
bagi orang-orang yang mukmin . Segala bentuk terapi yang menggunakan media atau
digali dari Al-Qur’an misalnya seperti : ruqyah, dzikir, doa dan sholat.
2.1Ruqyah
Kata “therapy” (dalam bahasa Inggris) berarti makna
pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab kata therapy sepadan
dengan Syifa’un yang artinya penyembuh. Sedangkan Ruqyah adalah berasal dari
bahasa Arab yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah jampi atau
mantra.
Definisi psikoterapi ruqyah adalah proses pengobatan dan
penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan
melalui bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan kata lain psikoterapi ruqyah berarti suatu terapi penyembuhan dari
penyakit fisik maupun gangguan kejiwaan dengan psikoterapi dan konseling Islami
dan menggunakan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah merupakan
terapi dengan melafadzkan doa baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah untuk
menyembuhkan suatu penyakit (Agil, 1994: 41). Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah
terapi ruqyah tidak terbatas pada gangguan jin, tetapi juga mencakup terapi
fisik dan gangguan jiwa.
Terapi ruqyah, menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah, merupakan
salah satu metode penyembuhan yang digunakan oleh Rasulullah saw. Di samping
metode ruqyah Rasulullah saw. juga menggunakan metode pembekaman, pemanasan,
makanan, minuman, harum-haruman, lingkungan, dsb. (Agil, 1994: 2-22).
Terapi ruqyah ini secara syariat dibagai menjadi dua,
yaitu Ruqyah Syar’iyyah dan Ruqyah Syirkiyyah. Ruqyah Syar’iyyah mempunyai tiga
syarat, yaitu :
a.menggunakan
ayat-ayat Al Qur’an atau Hadis dengan
tanpa mengubah susunan kalimatnya.
b.menggunakan bahasa Arab yang fasih, dibaca denagn jelas,
sehingga tidak berubah dari makna aslinya.
c.meyakini bahwa bacaan ayat-ayat Al Quran dan Hadis
tersebut hanyalah merupakan sarana atau wasilah untuk penyembuhan, sedangkan
yang menyembuhkan pada hakikatnya adalah Allah SWT sendiri.
Oleh karena hendaklah memperbagus sarana tersebut sehingga
dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun Ruqyah Syirkiyyah adalah
ruqyah dengan memohon bantuan kepada selain Allah atau memohon kepada Allah
sekaligus juga memohon kepada yang lain. Bacaannya pun tidak pernah diajarkan
oleh Rasulullah dan para sahabatnya, meskipun kadang-kadang caranya mirip
dengan ruqyah syar’iyyah (Bishri, 2005: 21-22). Misalnya Al Quran dibaca dari
huruf yang terakhir (dibolak balik), atau membaca mantra-mantra dengan
mengagungkan syetan atau jampi-jampi buatan seseorang dengan bahasa tertentu
(Majalah Ghaib, No.3/Tahun 1/ 2003: 45).
2.1.1Dasar-dasar Terapi Ruqyah
Dasar-dasar terapi ruqyah terdapat di dalam Al Qur’an
maupun As Sunnah. Dasar-dasar tersebut antara lain:
Di dalam Surat Al Israa’ ayat 82 Allah berfirman:
Artinya : “Dan Kami turunkan Al-Qur’an menjadi obat
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian” (Q.S. Al-Israa’: 82).
Di dalam beberapa Hadis disebutkan:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "خَيْرُ الدَّوَاءِ
القُرْآنُ (رواه ابن ماجه).
Artinya : “Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah
SAW. bersabda: “Sebaik-baik pengobatan adalah (dengan) Al-Qur’an.” (H. R. Ibnu
Majah).
Psikoterapi ruqyah dapat dikatakan sebagai komunikasi
Ilahiyah yang antara lain aspeknya berupa dzikir dan doa.
a. Dzikir.
Secara harfiah dzikir berarti ingat. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah ingat pada Allah.Ada banyak bentuk amalan dzikir, salah satunya
adalah membaca ayat-ayat suci Ak-Qur’an. Dengan berdzikir hati menjadi tenang
sehingga terhindar dari kecemasan . Al-Qur’an sendiri menerangkan hal ini dalam
surat Ar Ra’d ayat 28 yang berbunyi:
Artinya: “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS.Ar Ra’d : 28)
b. Do’a.
Dalam Al-Qur’an juga terdapat bacaan yang mengandung
ayat-ayat berupa do’a yang disebut dengan do’a Qur’ani. Hawari (dalam
perkawinan dan keluarga,1997) mengatakan do’a dalam kehidupan seseorang muslim
menempati posisi psikologis yang strategis sehingga bisa memberi kekuatan jiwa
bagi yang membacanya. Do’a mengandung kekuatan spiritual yang dapat
membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme yang keduanya merupakan hal yang
mendasar bagi penyembuhan suatu penyakit. Dengan berdo’a, ibadah mempunyai roh
dan kerja atau amal memiliki nilai modal spiritual.
Melakukan psikoterapi ruqyah secara teratur adalah salah
satu manifestasi dari menjalani kehidupan secara reigius dan banyak mengandung
aspek psikologis didalamnya. Bahkan bagi seorang muslim, ini tidak hanya
sebagai amal dan ibadah, namun juga menjadi obat dan penawar bagi seseorang
yang gelisah jiwanya dan tidak sehat secara mental.
Dalam Al-Qur’an banyak diutarakan ayat-ayat mengenai obat
(syifa’un) bagi manusia yang disebut dalam Al-Qur’an, diturunkan untuk
mengobati jiwa yang sakit, seperti pada ayat-ayat Al-Qur’an berikut :
Artinya : “Hai manusia!Telah datang nasihat dari Tuhanmu
sekaligus sebagai obat bagi hati yang sakit ,petunjuk serta rahmat bagi yang
beriman.” (QS.Yuunus : 57)
Artinya : “Kami turunkan dari Al-Qur’an ini, yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang yang mukmin.” (Al Israa’ : 82)
Artinya : “Mereka itu orang yang beriman, yang berhati
tenang karena ingat kepada Allah. Ketahuilah, dengan ingat kepada Allah hati
menjadi tenang.” (QS.Ar Ra’d : 28)
2.2 Sholat
Menurut al-Qur'an al-Karim, shalat adalah satu-satunya
cara untuk membersihkan jiwa dan raga manusia. Shalat adalah merupakan salah
satu ibadah yang menuntut gerakan fisik. Di dalam shalat ada 3 aspek yaitu
fikiran, perkataan dan tindakan. Melaksanakan shalat tepat waktu dan ikhlas
dapat menumbuhkan kedisiplinan. Sebelum melakukan shalat, terlebih darhulu
harus dibersihkan dari kotoran jasmani dan dapat mengkonsentrasikan pikiran
pada Allah, selain itu, dalam gerakan shalat juga dapat membantu menyehatkan
tubuh (fisik), karena sama dengan senam, sehingga dapat mencegah dan dapat
sebagai penyembuh.
Shalat bukan hanya sebuah kewajiban yang harus dikerjakan
dan dipatuhi oleh setiap muslim, tapi juga perlu dilakukan secara sungguh-
sungguh sehingga mereka bisa merasakan manfaat positif dari shalat.
Prof. Dr. H.A. Saboe dalam bukunya "Hikmah Kesehatan
dalam Shalat", mengatakan bahwa hikmah yang diperoleh dari gerakan-gerakan
shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah dan sengan sendirinya
akan membawa efek pula pada kesehatan rohaniah atau kesehatan mental jiwa
seseorang. Ditinjau dari ilmu kesehatan, setiap gerakan, sikap, serta setiap
perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan shalat adalah
yang paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh.
Shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual,
mulai dari takbir, ruku', sujud dan salam, sebuah gerakan-gerakan fisik yang
terkait erat dengan tatanan fiqh. Padahal bila kita mau merenung sejenak, di
dalamnya terdapat simbol yang tidak sedikit. Banyak simbol hikmah yang dapat
diambil dari postur, irama dan gerak ritmik tubuh ketika kita shalat. Mulai
dari berdiri, mengucapkan takbir, ruku', menunduk, sujud hingga terakhir salam,
semuanya menjadi simbol dari siklus kehidupan yakni daur kehidupan yang
dinamis.
Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat
nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh
manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis
pnyakit
3.PSIKOTERAPI MENURUT HADIS ALA ROSULLULLOH SAW
3.1 Psikoterapi dengan Iman
Tidak diragukan lagi bahwa iman dapat memperkuat sisi
ruhaniah manusia. Kekuatan memberikan energy ruhani yang mencengangkan dan
bahkan dapat berpengaruh pada kekuatan fisik manusia
Bagaimana energy ruhani Rasulullah Saw. ketika bergaul
dengan para sahabat, perhatikan kesan sahabat Hanzhalah dan sahabat lainnya
ketika setiap kali mereka berjumpa dan bersama beliau dalam hadis yang
terjemahnya sebagai berikut: “Ya Rasulullah jika kami bersamamu, kami selalu
diingatkan akan neraka dan surga seperti kami melihatnya dengan mata kepala
kami sendiri. Jika kamikeluar dari sisimu, dan kami bergaul dengan istri,
anak-anak dan pekerjaan kami sering lalai. Maka rasulullah bersabda, “Demi dzat
yang aku dalam tangan-Nya, jikalau kalian dalam kondisi yang sama dengan
kondisi saat bersamaku dan selalu berdzikir, maka malaikat akan selalu
menemanimu baik di tempat tidur atau di jalan-jalan. Akan tetapi hai Hanzhalah,
waktu demi waktu, tiga kali.’ ” (HR. Muslim Dan Tirmidzi) .
Iman adalah sumber ketenangan batin dan keselamatan
kehidupan, karena substansi dari beriman adalah sikap ikhlas mendefinisikan
semua kebaikan sebagai ibadah, sebagai bukti iman selalu bergantung kepada-Nya
dan ridlo terhadap qadha dan qadar Allah SWT.
3.2 Psikoterapi dengan ibadah
Melaksanakan ibadah yang diwajibkan Allah seperti sholat,
haji, dan zakat dapat membersihkan dan menyucikan jiwa serta membeningkan hati.
Beribadah dapat menghapus dosa dan membangkitkan harapan
mendapat ampunan Allah dalam diri manusia. Selain itu, beribadah juga
menguatkan harapan masuk surga serta menimbulkan kedamayan dan ketenangan. Abu
Daud’ meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ada lima perkara yang
barang siapa bersabar atasnya disertai iman, ia akan masuk surga. Barang siapa
memelihara solat lima waktu dengan wudu’ ruku’ sujut berikut waktu-waktu nya,
berpuasa romadhan, pergi haji jika sanggup, mengeluarkan zakat sebagai penyuci
diri nya dan menunaikan amanat.” (HR Abu Dawud).
Dari hadis di atas mengandung pelajaran bahwa iman kepada
Allah dan mendekat kan diri kepadanya dengan ibadah-ibadah serta bertaqwa
memasukan manusia dalam penjagaan dan perlindungan Allah serta membangkitkan
harapan memperoleh ampunan Allah dan masuk surga. Semua ini dapat menghapus
kegelisahan yang timbul dari perasaan berdosa, dan memberikan perasaan tenang
dan damai.
Beribadah juga mengajak banyak hal yang terpuji bagi
manusia seperti sikap sabar, mampu mengangung kesulitan, melawan hawa nafsu,
menguasai syahwat, taat, teratur, mencintai dan berbuat baik kepada manusia,
membantu orang-orang yang membutuhkan, saling tolong menolong. Hal tersebut
menjadi indikator penting dalam kesehatan jiwa.
Macam-macan terapy dengan ibadah
·Terapi Melalui Solat menurut hadis
Sholat memiliki pengaruh besar dan efektif dalam
menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu solat
di hadapan tuhannya dalam keadaan khusyuk, berserah diri dan mengosongkan diri
dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulan perasaan tenang, damai
dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketegangan yang
ditimbulkan oleh ketenangan jiwa dan masalah kehidupan.
Sholat sebagai hubungan manusia dengan tuhannya,
memberikan energi ruhani dan juga dapat menyembuhkan penyakit fisik. Abu
Hurairah berkata bahwa dia pernah mengeluh sakit perut, lalu Nabi Saw. Menoleh
kepadaku dan bersabda: “Kau sakit perut? “ Jawab Abu Hurairah: “Betul ya
rosulullah.”Beliau bersabda: “Bangkit dan sholatlah karena sesungguh nya sholat
itu obat penyembuh.” (HR Ibnu majah).
Sholat juga memiliki pengaruh penting dan menyembuhkan
perasaan bersalah yang menimbulkan perasaan gelisah dan stres yang di anggap
sebagai biang keladi munculnya penyakit jiwa. Itu karena sholat dapat menghapus
dan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran kesalahan serta membangkitkan
harapan meraih ampunan dan ridho Allah.
·Terapi Melalui Puasa menurut hadis
Manfaat utama puasa adalah menumbuhkan kemampuan
mengontrol syahwat dan hawa nafsu pada diri manusia. Puasa merupakan latihan
bagi manusia dalam menanggung kondisi perihatin dan merupakan bersabar atasnya,
ia bersiap diri menanggung beragam kondisi perihatin yang mungkin terjadi dalam
hidup nya. Kondisi perihatin yang dirasakannya membuatnya dapat berempati
terhadap penderitaan orang-orang fakir dam miskin, mendorongnya untuk mengasihi
mereka, mengulurkan bantuan dan berbuat baik kepada mereka serta membantu
orang-orang yang membutuhkan di antara mereka. Dengan begitu, hubungan dengan
manusia semakin kuat, loyalitas nya kepada jamaah semakin kokoh. Rasa
solidaritas sosial dan kecenderungan membantu manusia juga tumbuh.
Puasa merupakan terapi yang efektif dalam mengatasi
kegelisahan melalui janji surga sebagai balasan bagi mereka yang berpuasa.
Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa puasa romadon dengan iman dan penuh
harap (akan pahalanya), makadosa-dosa nya yang terdahulu akan di ampuni.”( HR
Bukhari dan Muslim).
·Terapi Melalui Haji menurut hadis
Haji mengajarkan manusia untuk mampu menanggung kesulitan
dan melatih nya berjihat melawan hawa nafsu dan mengontrol syahwatnya. Karna
orang yang melakukan haji tidak boleh berhubungan seks, tidak bermusuhan, tidak
mencaci oleh Allah. Haji juga menyembuhkan penyakit takabur, ujub, dan tinggi
hati.karna semua manusia dalam haji adalah sama. Mereka memakai pakaian yang
sama sehingga tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, majikan dan
pelayannya. Mereka semua diikat oleh tali persamaan dan mereka semu berdiri di
hadapan Baitullah dengan khusyuk, merendahkan diri, mengakui kelemahan diri,
menyembah dan mengharap ampunan-nya. Dalam situasi yang Tuhannya menjadi
bertambah kokoh. Rasululllah Saw bersabda: “Umrah ke umrah berikutnya merupakan
kifarat (penebus dosa) yang terjadi di antara keduanya. Sementara haji yang
mabrur itu tidak ada balasannya melainkan surga.”(HRAl-syehani tirmizi dan
Al-Nasai).
Sungguh orang yang pergi haji mengharab Allah menerima
haji nya, mengabulkan doanya dan mengampuni dosanya. Oleh karna itu, iya akan
kembali dari haji dalam keadaan bersaih dari perasaan bersalah dan gelisah.
Hatinya sarat dengan perasaan damai dan tenang serta diliputi oleh kegembiraan,
kelapangan dan kebahagiaan.
·Zikir Melalui Doa menurut hadis
Doa merupakan zikir dan ibadah, ia memiliki ke utamaan
yang sama seperti zikir dan ibadah. Rasulullah Saw. Bersabda: ”doa itu ibadah,
tuhan kalian berfirman:“berdoalah kepada ku, nisjaya aku akan menerima doa
kalian. Sesungguh nya orang yang merasa takabbur dari ibadah kepada ku akan
masuk neraka jahannam.?’”(HR Tirmizi Abu Bawud).
Sesungguhnya dalam doa terdapat kelapanggan bagi jiwa dan
menyembuh kesulitan, duka cita dan gelisah karna orang yang berdosa slalu
mengharap doanya dikabulkan oleh Allah.
Pengharapan agar doanya dikabulkan oleh Allah dapat
meringankan beban kesulitan dan duka cita orang beriman. Rasulullah bersabda
“sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang telah turun atau yang
belum diturunkan. Karna itu wahai hamba-hamba Allah berdoalah kalian (HR
Tirmizi).6
4. TUJUAN DAN MANFAAT PSIKOTERAPI BERDASARKAN AL QURAN DAN
HADIS
A.Tujuan Psikoterapi
Tujuan terapi adalah memperkuat motivasi klien untuk melakukan
hal yang benar, mengurangi tekanan emosional, mengembangkan potensi klien,
mengubah kebiasaan, memodifikasi struktur kognisi, memperoleh pengetahuan
tentang diri, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan hubungan interpersonal,
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan, mengubah kondisi fisik, mengubah
kesadaran diri dan mengubah lingkungan social.
B.Manfaat Psikoterapi
Manfaat Psikoterapi secara non spesifik, psikoterapi dapat
menambah efektivitas terapi lain yaitu sebagai suatu yang spesifik atau khusus.
Psikoterapi merupakan rangkaian teknik yang digunakan untuk mengubah perilaku
(teknik merupakan rangkaian tindakan yang dibakukan untuk mendapatkan perubahan
tertentu, bukan urutan perubahan alamiah, sehingga harus dilatih untuk mencapai
ketrampilan optimal). Dengan psikoterapi, seorang psikoterapis akan dapat
memanfaatkan teknik-teknik untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapainya. Bila
seorang psikoterapis tidak mengerti atau memahaminya, sebetulnya bukan hanya
tidak akan menambah efektivitas terapinya, melainkan setidaknya dapat
menghindarkan hal-hal yang dapat merugikan pasiennya.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi
dibedakan atas:
1)Psikoterapi Suportif:
Tujuan:
ØMendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme
defensi yang ada
ØMemperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan
yang baru dan lebih baik.
ØPerbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih
adaptif.
Cara atau pendekatan melalui : bimbingan, reassurance,
katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi
lingkungan, terapi kelompok.
2)Psikoterapi Reedukatif:
Tujuan:
ØMengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan
(habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan melalui : Terapi perilaku, terapi
kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.
3)Psikoterapi Rekonstruktif:
Tujuan :
ØDicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik
nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian
seseorang.
Cara atau pendekatan dengan : Psikoanalisis klasik dan
Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.),
psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.
5 . MUKJIZAT PSIKOLOGI AL-QUR’AN SEBAGAI TERAPHY JIWA
Secara umum, mukjizat dikenal sebagai kejadian ajaib yang
sulit dijangkau kemampuan akal manusia. Dalam Islam, mukjizat berarti
melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Dan al-Qur`an merupakan mukjizat besar
Islam yang terbentang sepanjang masa. Tak akan ada seorangpun mampu membuat
tandingannya hingga akhir zaman nanti.
Al-Qur`an memiliki banyak aspek keistimewaan dan
kemukjizatan. Salah satunya adalah mukijzat psikologis. Al-Qur`an diyakini
sebagai satu-satunya kitab suci yang memiliki energi daya gubah dan gugah yang
luar biasa, serta semacam pengaruh yang dapat melemahkan dan menguatkan jiwa
seseorang. Peristiwa keislaman Umar ibn Khaththab RA setelah membaca lembaran
ayat-ayat al-Qur`an, menjadi bukti kemukjizatan al-Qur`an secara psikologis
ini.
Allah berfirman :
Artinya : ”Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sempurna)
adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, bergetar hati mereka. Dan
apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, bertambah iman mereka.”
(Qs.al-Anfâl : 2)
Bukti lain misalnya, penelitian yang dilakukan DR. Ahmad
al-Qadhi mengenai pengaruh ayat-ayat al-Qur`an terhadap kondisi psikologis dan
fisiologis manusia. Ia buktikan, al-Qur`an mampu menciptakan ketenangan batin
(psikologis) dan mereduksi ketegangan-ketegangan saraf (fisiologis). Penelitian
ini dilakukan terhadap lima sukarelawan non-muslim, berusia antara 17- 40
tahun, menggunakan alat ukur stres jenis MEDAQ 2002 (Medical Data Quetient),
yang dilengkapi software dan sistem detektor elektronik hasil pengembangan
Pusat Kedokteran Universitas Boston, Amerika Serikat.
Sebelum penelitian dimulai, setiap responden dipasangi
empat jarum elektrik di tubuh masing-masing, yang dikoneksikan ke mesin
pengukur berbasis komputer. Ini dilakukan untuk mendeteksi gelombang
elektromagnetik, dan mengukur reaksi urat saraf reflektif pada masing-masing
organ tubuh responden.
Pada uji coba pertama, kelima responden diperdengarkan 85
kali ayat-ayat al-Qur`an secara mujawwad (tanpa lagu). Pada percobaan kedua, 85
kali diperdengarkan kalimat-kalimat biasa berbahasa Arab secara mujawwad. Dan
pada percobaan ketiga, 40 kali responden dibiarkan duduk membisu sambil menutup
mata, tanpa dibacakan apa-apa. Hasilnya, 65% responden yang mendengarkan
ayat-ayat al-Qur`an mendapat ketenangan batin dan ketegangan sarafnya turun
hingga 97%.
Begitulah kemukjizatan al-Qur`an yang bukan sekedar kitab
bacaan, namun mampu memotret jiwa dan raga manusia. Tapi, untuk menyingkap
tabir dan rahasia al-Qur`an, tidak akan mampu dilakukan menggunakan cara-cara
sombong, sebagaimana firman Allah :
Artinya : “Aku akan memalingkan orang-orang yang
menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda
kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. dan jika
mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau
menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus
memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat
Kami dan mereka selalu lalai dari padanya”.(Qs. al-A’râf : 146).
Seperti diungkap Prof. DR. Jeffrey Lang, guru besar
Matematika Amerika dari Universitas Kansas yang kini telah masuk Islam, ”Anda
tidak dapat membaca al-Qur`an begitu saja, kecuali jika Anda bersungguh-sungguh
memberi perhatian dengan penghayatan mendalam. Anda tinggal memilih,
menyerahkan sepenuhnya, seluruh jiwa dan raga, kepada al-Qur`an, atau Anda akan
memeranginya dengan akal dan nalar Anda. Maka al-Qur`an akan menyerang Anda
lebih kuat dari yang Anda bayangkan, mendebat, mengkritik dan membuat malu para
penantangnya.”
Selain sebagai potret jiwa dan raga, al-Qur`an juga
berfungsi sebagai obat/terapi psikologis. Efek penyembuhan dengan
memperdengarkan ayat-ayat al-Qur`an atau meminta pasien untuk membacanya,
terbukti sangat luar biasa
0 komentar:
Posting Komentar