Senin, 19 Agustus 2019

Psikoteraphy Menurut Alquran dan Assunnah


Psikoteraphy Menurut Alquran dan Assunnah

1.PENGERTIAN PSIKOTERAPI

Psikoterapi adalah pengobatan dengan secara psikologis untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran. Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan emosionalnya, dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.

Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist). Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi. Psikoterapis merupakan istilah umum untuk menyebut semua orang yang melakukan psikoterapi. Psikoterapi bisa diartikan sebagai suatu interaksi antara dua orang atau lebih yang hasilnya adalah mengubah pikiran, perasaan atau perilaku seseorang menjadi lebih baik.

Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Seorang psikoterapis dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologisnya akan membantu klien mengatasi keluhan secara profesional dan legal.

James P.Chaplin lebih jauh membagi pengertian psikoterapi dalam dua sudut pandang. Secara khusus, psikoterapi diartikan sebagai penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari. Secara luas, psikoterapi mencakup penyembuhan lewat keyakinan agama melalui pembicaraan informal atau diskusi personal dengan guru atau teman. Pada pengertian di atas, psikoterapi selain digunakan untuk penyembuhan penyakit mental, juga dapat digunakan untuk membantu, mempertahankan dan mengembangkan integritas jiwa, agar ia tetap tumbuh secara sehat dan memiliki kemampuan penyesuaian diri lebih efektif terhadap lingkungannya. Tugas utama psikiater adalah memberi pemahaman dan wawasan yang utuh mengenai diri pasien serta memodifikasi atau bahkan mengubah tingkah laku yang dianggap menyimpang. Oleh karena itu, boleh jadi psikiater yang dimaksudkan di sini adalah para guru, orang tua, saudara dan teman dekat yang biasa digunakan sebagai tempat curahan hati serta memberi nasihat-nasihat kehidupan yang baik.

Menurut Carl Gustav Jung, psikoterapi telah melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini digunakan untuk orang yang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang penderitaannya menyiksa kita semua. Berdasarkan pendapat Jung ini, bangunan psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga berfungsi preventif (pencegahan), dan konstruktif (pemeliharaan dan pengembangan jiwa yang sehat). Ketiga fungsi tersebut mengisyaratkan bahwa usaha-usaha untuk berkonsultasi pada psikiater tidak hanya ketika psikis seseorang dalam kondisi sakit. Alangkah lebih baik jika dilakukan sebelum datangnya gejala atau penyakit mental, karena hal itu dapat membangun kepribadian yang sempurna.

Pengetahuan tentang psikoterapi sangat berguna untuk :

(1) membantu penderita dalam memahami dirinya, mengetahui sumber-sumber psikopatologi dan kesulitan penyesuaian diri, serta memberikan perspektif masa depan yang lebih cerah dalam kehidupan jiwanya;

(2) membantu penderita dalam mendiagnosis bentuk-bentuk psikopatologi; dan (3) membantu penderita dalam menentukan langkah-langkah praktis dan pelaksanaan terapinya.

Diakui atau tidak, banyak seseorang yang sebenarnya telah mengidap penyakit jiwa, namun ia tidak sadar akan sakitnya, bahkan ia tidak mengerti dan memahami bagaimana seharusnya yang diperbuat untuk menghilangkan penyakitnya. Karenanya dibutuhkan pengetahuan tentang psikoterapi.
Psikoterapi berbeda dengan pengobatan tradisional yang sering memandang gangguan psikologis sebagai gangguan karena sihir, kesurupan jin atau karena roh jahat. Anggapan-anggapan yang kurang tepat tersebut karena sebagian masyarakat terlalu mempercayai tahayul dan kurang wawasan ilmiahnya.

Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya.

Psikoterapi bukan untuk menangani orang gila (orang yang rusak otaknya).  Justru psikoterapi  hanya digunakan untuk menangani orang waras yang sedang mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin meningkatkan kemampuan pikirannya. Sedangkan penanganan orang gila adalah urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Dalam sesi Psikoterapi, akan membahas dan menganalisa hambatan psikologis yang ada dalam diri klien, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan metode psikoterapi yang paling cocok. Psikoterapi hanya bisa dilakukan apabila klien ingin disembuhkan atau ingin berubah. Psikoterapi tidak bisa dipaksakan kepada orang yang tidak mau dibantu.

2.TERAPHY MENURUT AL-QUR’AN

Banyak ayat Al Qur'an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena Al Qur'an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang mukmin . Segala bentuk terapi yang menggunakan media atau digali dari Al-Qur’an misalnya seperti : ruqyah, dzikir, doa dan sholat.

2.1Ruqyah

Kata “therapy” (dalam bahasa Inggris) berarti makna pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab kata therapy sepadan dengan Syifa’un yang artinya penyembuh. Sedangkan Ruqyah adalah berasal dari bahasa Arab yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah jampi atau mantra.

Definisi psikoterapi ruqyah adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melalui bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan kata lain psikoterapi ruqyah berarti suatu terapi penyembuhan dari penyakit fisik maupun gangguan kejiwaan dengan psikoterapi dan konseling Islami dan menggunakan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah merupakan terapi dengan melafadzkan doa baik dari Al Qur’an maupun As Sunnah untuk menyembuhkan suatu penyakit (Agil, 1994: 41). Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah terapi ruqyah tidak terbatas pada gangguan jin, tetapi juga mencakup terapi fisik dan gangguan jiwa.

Terapi ruqyah, menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah, merupakan salah satu metode penyembuhan yang digunakan oleh Rasulullah saw. Di samping metode ruqyah Rasulullah saw. juga menggunakan metode pembekaman, pemanasan, makanan, minuman, harum-haruman, lingkungan, dsb. (Agil, 1994: 2-22).

Terapi ruqyah ini secara syariat dibagai menjadi dua, yaitu Ruqyah Syar’iyyah dan Ruqyah Syirkiyyah. Ruqyah Syar’iyyah mempunyai tiga syarat, yaitu :

a.menggunakan  ayat-ayat Al Qur’an atau Hadis dengan  tanpa mengubah susunan kalimatnya.

b.menggunakan bahasa Arab yang fasih, dibaca denagn jelas, sehingga tidak berubah dari makna aslinya.

c.meyakini bahwa bacaan ayat-ayat Al Quran dan Hadis tersebut hanyalah merupakan sarana atau wasilah untuk penyembuhan, sedangkan yang menyembuhkan pada hakikatnya adalah Allah SWT sendiri.

Oleh karena hendaklah memperbagus sarana tersebut sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun Ruqyah Syirkiyyah adalah ruqyah dengan memohon bantuan kepada selain Allah atau memohon kepada Allah sekaligus juga memohon kepada yang lain. Bacaannya pun tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, meskipun kadang-kadang caranya mirip dengan ruqyah syar’iyyah (Bishri, 2005: 21-22). Misalnya Al Quran dibaca dari huruf yang terakhir (dibolak balik), atau membaca mantra-mantra dengan mengagungkan syetan atau jampi-jampi buatan seseorang dengan bahasa tertentu (Majalah Ghaib, No.3/Tahun 1/ 2003: 45).

2.1.1Dasar-dasar Terapi Ruqyah

Dasar-dasar terapi ruqyah terdapat di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah. Dasar-dasar tersebut antara lain:

Di dalam Surat Al Israa’ ayat 82 Allah berfirman:
Artinya : “Dan Kami turunkan Al-Qur’an menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian” (Q.S. Al-Israa’: 82).

Di dalam beberapa Hadis disebutkan:


عَنْ عَلِيِّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "خَيْرُ الدَّوَاءِ القُرْآنُ (رواه ابن ماجه).


Artinya : “Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Sebaik-baik pengobatan adalah (dengan) Al-Qur’an.” (H. R. Ibnu Majah).

Psikoterapi ruqyah dapat dikatakan sebagai komunikasi Ilahiyah yang antara lain aspeknya berupa dzikir dan doa.

a. Dzikir.

Secara harfiah dzikir berarti ingat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ingat pada Allah.Ada banyak bentuk amalan dzikir, salah satunya adalah membaca ayat-ayat suci Ak-Qur’an. Dengan berdzikir hati menjadi tenang sehingga terhindar dari kecemasan . Al-Qur’an sendiri menerangkan hal ini dalam surat Ar Ra’d ayat 28 yang berbunyi:

Artinya: “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS.Ar Ra’d : 28)

b. Do’a.

Dalam Al-Qur’an juga terdapat bacaan yang mengandung ayat-ayat berupa do’a yang disebut dengan do’a Qur’ani. Hawari (dalam perkawinan dan keluarga,1997) mengatakan do’a dalam kehidupan seseorang muslim menempati posisi psikologis yang strategis sehingga bisa memberi kekuatan jiwa bagi yang membacanya. Do’a mengandung kekuatan spiritual yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme yang keduanya merupakan hal yang mendasar bagi penyembuhan suatu penyakit. Dengan berdo’a, ibadah mempunyai roh dan kerja atau amal memiliki nilai modal spiritual.
Melakukan psikoterapi ruqyah secara teratur adalah salah satu manifestasi dari menjalani kehidupan secara reigius dan banyak mengandung aspek psikologis didalamnya. Bahkan bagi seorang muslim, ini tidak hanya sebagai amal dan ibadah, namun juga menjadi obat dan penawar bagi seseorang yang gelisah jiwanya dan tidak sehat secara mental.

Dalam Al-Qur’an banyak diutarakan ayat-ayat mengenai obat (syifa’un) bagi manusia yang disebut dalam Al-Qur’an, diturunkan untuk mengobati jiwa yang sakit, seperti pada ayat-ayat Al-Qur’an berikut :

Artinya : “Hai manusia!Telah datang nasihat dari Tuhanmu sekaligus sebagai obat bagi hati yang sakit ,petunjuk serta rahmat bagi yang beriman.” (QS.Yuunus : 57)

Artinya : “Kami turunkan dari Al-Qur’an ini, yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang mukmin.” (Al Israa’ : 82)

Artinya : “Mereka itu orang yang beriman, yang berhati tenang karena ingat kepada Allah. Ketahuilah, dengan ingat kepada Allah hati menjadi tenang.” (QS.Ar Ra’d : 28)

2.2 Sholat

Menurut al-Qur'an al-Karim, shalat adalah satu-satunya cara untuk membersihkan jiwa dan raga manusia. Shalat adalah merupakan salah satu ibadah yang menuntut gerakan fisik. Di dalam shalat ada 3 aspek yaitu fikiran, perkataan dan tindakan. Melaksanakan shalat tepat waktu dan ikhlas dapat menumbuhkan kedisiplinan. Sebelum melakukan shalat, terlebih darhulu harus dibersihkan dari kotoran jasmani dan dapat mengkonsentrasikan pikiran pada Allah, selain itu, dalam gerakan shalat juga dapat membantu menyehatkan tubuh (fisik), karena sama dengan senam, sehingga dapat mencegah dan dapat sebagai penyembuh.

Shalat bukan hanya sebuah kewajiban yang harus dikerjakan dan dipatuhi oleh setiap muslim, tapi juga perlu dilakukan secara sungguh- sungguh sehingga mereka bisa merasakan manfaat positif dari shalat.

Prof. Dr. H.A. Saboe dalam bukunya "Hikmah Kesehatan dalam Shalat", mengatakan bahwa hikmah yang diperoleh dari gerakan-gerakan shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah dan sengan sendirinya akan membawa efek pula pada kesehatan rohaniah atau kesehatan mental jiwa seseorang. Ditinjau dari ilmu kesehatan, setiap gerakan, sikap, serta setiap perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan shalat adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh.

Shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku', sujud dan salam, sebuah gerakan-gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan fiqh. Padahal bila kita mau merenung sejenak, di dalamnya terdapat simbol yang tidak sedikit. Banyak simbol hikmah yang dapat diambil dari postur, irama dan gerak ritmik tubuh ketika kita shalat. Mulai dari berdiri, mengucapkan takbir, ruku', menunduk, sujud hingga terakhir salam, semuanya menjadi simbol dari siklus kehidupan yakni daur kehidupan yang dinamis.

Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit

3.PSIKOTERAPI MENURUT HADIS ALA ROSULLULLOH SAW

3.1 Psikoterapi dengan Iman

Tidak diragukan lagi bahwa iman dapat memperkuat sisi ruhaniah manusia. Kekuatan memberikan energy ruhani yang mencengangkan dan bahkan dapat berpengaruh pada kekuatan fisik manusia

Bagaimana energy ruhani Rasulullah Saw. ketika bergaul dengan para sahabat, perhatikan kesan sahabat Hanzhalah dan sahabat lainnya ketika setiap kali mereka berjumpa dan bersama beliau dalam hadis yang terjemahnya sebagai berikut: “Ya Rasulullah jika kami bersamamu, kami selalu diingatkan akan neraka dan surga seperti kami melihatnya dengan mata kepala kami sendiri. Jika kamikeluar dari sisimu, dan kami bergaul dengan istri, anak-anak dan pekerjaan kami sering lalai. Maka rasulullah bersabda, “Demi dzat yang aku dalam tangan-Nya, jikalau kalian dalam kondisi yang sama dengan kondisi saat bersamaku dan selalu berdzikir, maka malaikat akan selalu menemanimu baik di tempat tidur atau di jalan-jalan. Akan tetapi hai Hanzhalah, waktu demi waktu, tiga kali.’ ” (HR. Muslim Dan Tirmidzi) .

Iman adalah sumber ketenangan batin dan keselamatan kehidupan, karena substansi dari beriman adalah sikap ikhlas mendefinisikan semua kebaikan sebagai ibadah, sebagai bukti iman selalu bergantung kepada-Nya dan ridlo terhadap qadha dan qadar Allah SWT.

3.2 Psikoterapi dengan ibadah

Melaksanakan ibadah yang diwajibkan Allah seperti sholat, haji, dan zakat dapat membersihkan dan menyucikan jiwa serta membeningkan hati.

Beribadah dapat menghapus dosa dan membangkitkan harapan mendapat ampunan Allah dalam diri manusia. Selain itu, beribadah juga menguatkan harapan masuk surga serta menimbulkan kedamayan dan ketenangan. Abu Daud’ meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ada lima perkara yang barang siapa bersabar atasnya disertai iman, ia akan masuk surga. Barang siapa memelihara solat lima waktu dengan wudu’ ruku’ sujut berikut waktu-waktu nya, berpuasa romadhan, pergi haji jika sanggup, mengeluarkan zakat sebagai penyuci diri nya dan menunaikan amanat.” (HR Abu Dawud).

Dari hadis di atas mengandung pelajaran bahwa iman kepada Allah dan mendekat kan diri kepadanya dengan ibadah-ibadah serta bertaqwa memasukan manusia dalam penjagaan dan perlindungan Allah serta membangkitkan harapan memperoleh ampunan Allah dan masuk surga. Semua ini dapat menghapus kegelisahan yang timbul dari perasaan berdosa, dan memberikan perasaan tenang dan damai.

Beribadah juga mengajak banyak hal yang terpuji bagi manusia seperti sikap sabar, mampu mengangung kesulitan, melawan hawa nafsu, menguasai syahwat, taat, teratur, mencintai dan berbuat baik kepada manusia, membantu orang-orang yang membutuhkan, saling tolong menolong. Hal tersebut menjadi indikator penting dalam kesehatan jiwa.

Macam-macan terapy dengan ibadah

·Terapi Melalui Solat menurut hadis

Sholat memiliki pengaruh besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu solat di hadapan tuhannya dalam keadaan khusyuk, berserah diri dan mengosongkan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketegangan yang ditimbulkan oleh ketenangan jiwa dan masalah kehidupan.

Sholat sebagai hubungan manusia dengan tuhannya, memberikan energi ruhani dan juga dapat menyembuhkan penyakit fisik. Abu Hurairah berkata bahwa dia pernah mengeluh sakit perut, lalu Nabi Saw. Menoleh kepadaku dan bersabda: “Kau sakit perut? “ Jawab Abu Hurairah: “Betul ya rosulullah.”Beliau bersabda: “Bangkit dan sholatlah karena sesungguh nya sholat itu obat penyembuh.” (HR Ibnu majah).

Sholat juga memiliki pengaruh penting dan menyembuhkan perasaan bersalah yang menimbulkan perasaan gelisah dan stres yang di anggap sebagai biang keladi munculnya penyakit jiwa. Itu karena sholat dapat menghapus dan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran kesalahan serta membangkitkan harapan meraih ampunan dan ridho Allah.

·Terapi Melalui Puasa menurut hadis

Manfaat utama puasa adalah menumbuhkan kemampuan mengontrol syahwat dan hawa nafsu pada diri manusia. Puasa merupakan latihan bagi manusia dalam menanggung kondisi perihatin dan merupakan bersabar atasnya, ia bersiap diri menanggung beragam kondisi perihatin yang mungkin terjadi dalam hidup nya. Kondisi perihatin yang dirasakannya membuatnya dapat berempati terhadap penderitaan orang-orang fakir dam miskin, mendorongnya untuk mengasihi mereka, mengulurkan bantuan dan berbuat baik kepada mereka serta membantu orang-orang yang membutuhkan di antara mereka. Dengan begitu, hubungan dengan manusia semakin kuat, loyalitas nya kepada jamaah semakin kokoh. Rasa solidaritas sosial dan kecenderungan membantu manusia juga tumbuh.

Puasa merupakan terapi yang efektif dalam mengatasi kegelisahan melalui janji surga sebagai balasan bagi mereka yang berpuasa. Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa puasa romadon dengan iman dan penuh harap (akan pahalanya), makadosa-dosa nya yang terdahulu akan di ampuni.”( HR Bukhari dan Muslim).

·Terapi Melalui Haji menurut hadis

Haji mengajarkan manusia untuk mampu menanggung kesulitan dan melatih nya berjihat melawan hawa nafsu dan mengontrol syahwatnya. Karna orang yang melakukan haji tidak boleh berhubungan seks, tidak bermusuhan, tidak mencaci oleh Allah. Haji juga menyembuhkan penyakit takabur, ujub, dan tinggi hati.karna semua manusia dalam haji adalah sama. Mereka memakai pakaian yang sama sehingga tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, majikan dan pelayannya. Mereka semua diikat oleh tali persamaan dan mereka semu berdiri di hadapan Baitullah dengan khusyuk, merendahkan diri, mengakui kelemahan diri, menyembah dan mengharap ampunan-nya. Dalam situasi yang Tuhannya menjadi bertambah kokoh. Rasululllah Saw bersabda: “Umrah ke umrah berikutnya merupakan kifarat (penebus dosa) yang terjadi di antara keduanya. Sementara haji yang mabrur itu tidak ada balasannya melainkan surga.”(HRAl-syehani tirmizi dan Al-Nasai).

Sungguh orang yang pergi haji mengharab Allah menerima haji nya, mengabulkan doanya dan mengampuni dosanya. Oleh karna itu, iya akan kembali dari haji dalam keadaan bersaih dari perasaan bersalah dan gelisah. Hatinya sarat dengan perasaan damai dan tenang serta diliputi oleh kegembiraan, kelapangan dan kebahagiaan.

·Zikir Melalui Doa menurut hadis

Doa merupakan zikir dan ibadah, ia memiliki ke utamaan yang sama seperti zikir dan ibadah. Rasulullah Saw. Bersabda: ”doa itu ibadah, tuhan kalian berfirman:“berdoalah kepada ku, nisjaya aku akan menerima doa kalian. Sesungguh nya orang yang merasa takabbur dari ibadah kepada ku akan masuk neraka jahannam.?’”(HR Tirmizi Abu Bawud).

Sesungguhnya dalam doa terdapat kelapanggan bagi jiwa dan menyembuh kesulitan, duka cita dan gelisah karna orang yang berdosa slalu mengharap doanya dikabulkan oleh Allah.

Pengharapan agar doanya dikabulkan oleh Allah dapat meringankan beban kesulitan dan duka cita orang beriman. Rasulullah bersabda “sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang telah turun atau yang belum diturunkan. Karna itu wahai hamba-hamba Allah berdoalah kalian (HR Tirmizi).6

4. TUJUAN DAN MANFAAT PSIKOTERAPI BERDASARKAN AL QURAN DAN HADIS

A.Tujuan Psikoterapi

Tujuan terapi adalah memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar, mengurangi tekanan emosional, mengembangkan potensi klien, mengubah kebiasaan, memodifikasi struktur kognisi, memperoleh pengetahuan tentang diri, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan hubungan interpersonal, meningkatkan kemampuan mengambil keputusan, mengubah kondisi fisik, mengubah kesadaran diri dan mengubah lingkungan social.

B.Manfaat Psikoterapi

Manfaat Psikoterapi secara non spesifik, psikoterapi dapat menambah efektivitas terapi lain yaitu sebagai suatu yang spesifik atau khusus. Psikoterapi merupakan rangkaian teknik yang digunakan untuk mengubah perilaku (teknik merupakan rangkaian tindakan yang dibakukan untuk mendapatkan perubahan tertentu, bukan urutan perubahan alamiah, sehingga harus dilatih untuk mencapai ketrampilan optimal). Dengan psikoterapi, seorang psikoterapis akan dapat memanfaatkan teknik-teknik untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapainya. Bila seorang psikoterapis tidak mengerti atau memahaminya, sebetulnya bukan hanya tidak akan menambah efektivitas terapinya, melainkan setidaknya dapat menghindarkan hal-hal yang dapat merugikan pasiennya.

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi dibedakan atas:

1)Psikoterapi Suportif:

Tujuan:

ØMendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
ØMemperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
ØPerbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.

Cara atau pendekatan melalui : bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.

2)Psikoterapi Reedukatif:

Tujuan:

ØMengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan melalui : Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.

3)Psikoterapi Rekonstruktif:

Tujuan :

ØDicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.

Cara atau pendekatan dengan : Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.

5 . MUKJIZAT PSIKOLOGI AL-QUR’AN SEBAGAI TERAPHY JIWA

Secara umum, mukjizat dikenal sebagai kejadian ajaib yang sulit dijangkau kemampuan akal manusia. Dalam Islam, mukjizat berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Dan al-Qur`an merupakan mukjizat besar Islam yang terbentang sepanjang masa. Tak akan ada seorangpun mampu membuat tandingannya hingga akhir zaman nanti.

Al-Qur`an memiliki banyak aspek keistimewaan dan kemukjizatan. Salah satunya adalah mukijzat psikologis. Al-Qur`an diyakini sebagai satu-satunya kitab suci yang memiliki energi daya gubah dan gugah yang luar biasa, serta semacam pengaruh yang dapat melemahkan dan menguatkan jiwa seseorang. Peristiwa keislaman Umar ibn Khaththab RA setelah membaca lembaran ayat-ayat al-Qur`an, menjadi bukti kemukjizatan al-Qur`an secara psikologis ini.

Allah berfirman :

Artinya : ”Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sempurna) adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, bergetar hati mereka. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, bertambah iman mereka.” (Qs.al-Anfâl : 2)

Bukti lain misalnya, penelitian yang dilakukan DR. Ahmad al-Qadhi mengenai pengaruh ayat-ayat al-Qur`an terhadap kondisi psikologis dan fisiologis manusia. Ia buktikan, al-Qur`an mampu menciptakan ketenangan batin (psikologis) dan mereduksi ketegangan-ketegangan saraf (fisiologis). Penelitian ini dilakukan terhadap lima sukarelawan non-muslim, berusia antara 17- 40 tahun, menggunakan alat ukur stres jenis MEDAQ 2002 (Medical Data Quetient), yang dilengkapi software dan sistem detektor elektronik hasil pengembangan Pusat Kedokteran Universitas Boston, Amerika Serikat.

Sebelum penelitian dimulai, setiap responden dipasangi empat jarum elektrik di tubuh masing-masing, yang dikoneksikan ke mesin pengukur berbasis komputer. Ini dilakukan untuk mendeteksi gelombang elektromagnetik, dan mengukur reaksi urat saraf reflektif pada masing-masing organ tubuh responden.

Pada uji coba pertama, kelima responden diperdengarkan 85 kali ayat-ayat al-Qur`an secara mujawwad (tanpa lagu). Pada percobaan kedua, 85 kali diperdengarkan kalimat-kalimat biasa berbahasa Arab secara mujawwad. Dan pada percobaan ketiga, 40 kali responden dibiarkan duduk membisu sambil menutup mata, tanpa dibacakan apa-apa. Hasilnya, 65% responden yang mendengarkan ayat-ayat al-Qur`an mendapat ketenangan batin dan ketegangan sarafnya turun hingga 97%.

Begitulah kemukjizatan al-Qur`an yang bukan sekedar kitab bacaan, namun mampu memotret jiwa dan raga manusia. Tapi, untuk menyingkap tabir dan rahasia al-Qur`an, tidak akan mampu dilakukan menggunakan cara-cara sombong, sebagaimana firman Allah :

Artinya : “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku),  mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya”.(Qs. al-A’râf : 146).

Seperti diungkap Prof. DR. Jeffrey Lang, guru besar Matematika Amerika dari Universitas Kansas yang kini telah masuk Islam, ”Anda tidak dapat membaca al-Qur`an begitu saja, kecuali jika Anda bersungguh-sungguh memberi perhatian dengan penghayatan mendalam. Anda tinggal memilih, menyerahkan sepenuhnya, seluruh jiwa dan raga, kepada al-Qur`an, atau Anda akan memeranginya dengan akal dan nalar Anda. Maka al-Qur`an akan menyerang Anda lebih kuat dari yang Anda bayangkan, mendebat, mengkritik dan membuat malu para penantangnya.”

Selain sebagai potret jiwa dan raga, al-Qur`an juga berfungsi sebagai obat/terapi psikologis. Efek penyembuhan dengan memperdengarkan ayat-ayat al-Qur`an atau meminta pasien untuk membacanya, terbukti sangat luar biasa



0 komentar:

Posting Komentar