5 Amalan Di Hari
Tasyriq
Ada beberapa amalan utama yang bisa diamalkan di hari
tasyriq. Di antaranya, kita masih diperintahkan untuk memperbanyak dzikir
semisal takbir.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاذْكُرُوا
اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلَا إِثْمَ
عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ لِمَنِ اتَّقَى وَاتَّقُوا
اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Dan
berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” (QS.
Al Baqarah: 203).
Ibnu ‘Umar
dan ulama lainnya mengatakan bahwa ayyamul ma’dudat adalah tiga hari tasyriq.
Ini menunjukkan adanya perintah berdzikir di hari-hari tasyriq.
Dzikir yang
diperintahkan oleh Allah di hari-hari tasyriq ada beberapa macam:
Berdzikir
kepada Allah dengan bertakbir muqoyyad yaitu setelah selesai menunaikan shalat
wajib. Ini disyariatkan hingga akhir hari tasyriq sebagaimana pendapat
mayoritas ulama. Hal ini juga diriwayatkan dari ‘Umar, ‘Ali dan Ibnu Abbas.
Membaca
tasmiyah (bismillah) dan takbir ketika menyembelih qurban. Dan waktu
menyembelih qurban adalah sampai akhir hari tasyriq (13 Dzulhijah) sebagaimana
Imam Syafi’i dan salah satu pendapat dari Imam Ahmad. Namun mayoritas sahabat
berpendapat bahwa waktu menyembelih qurban hanya tiga hari yaitu hari Idul Adha
dan dua hari tasyriq setelahnya (11 dan 12 Dzulhijah). Pendapat kedua ini
adalah pendapat yang masyhur dari Imam Ahmad, juga termasuk pendapat Imam
Malik, Imam Abu Hanifah dan menjadi pendapat kebanyakan ulama.
Berdzikir
memuji Allah Ta’ala ketika makan dan minum. Yang disyari’atkan ketika memulai
makan dan minum adalah dengan menyebut nama Allah (bismillah) dan mengakhirinya
dengan menyebut alhamdulillah.
Berdzikir
dengan takbir ketika melempar jumroh di hari tasyriq. Dan amalan ini khusus
untuk orang yang berhaji.
Berdzikir
pada Allah secara mutlak karena kita dianjurkan memperbanyak dzikir di
hari-hari tasyriq. Sebagaimana ‘Umar ketika itu pernah berdzikir di Mina di
kemahnya, lalu manusia mendengar. Mereka pun bertakbir dan Mina akhirnya penuh
dengan takbir. Allah Ta’ala berfirman,
فَإِذَا قَضَيْتُمْ
مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آَبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا
فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي
الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ (200) وَمِنْهُمْ مَنْ
يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (201)
“Apabila
kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut
Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek
moyangmu[126], atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara
manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di
dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara
mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al
Baqarah: 200-201)
Dianjurkan
Memperbanyak Do’a Sapu Jagad
Dari ayat
terakhir yang disebutkan di atas, para ulama salaf menganjurkan membaca do’a
“Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban
naar” di hari-hari tasyriq. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh ‘Ikrimah dan
‘Atho’.
Do’a sapu
jagad ini terkumpul di dalamnya seluruh kebaikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam paling sering membaca do’a sapu jagad ini. Anas bin Malik mengatakan,
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ
النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Do’a yang
paling banyak dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Allahumma Robbana
aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” (Wahai
Allah, Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka).” (HR. Bukhari no. 2389 dan Muslim no.
2690)
Di dalam
do’a telah terkumpul kebaikan di dunia dan akhirat.
Al Hasan Al
Bashri mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah ilmu dan ibadah. Kebaikan di
akhirat adalah surga.” Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Kebaikan di dunia adalah
ilmu dan rizki yang thoyib. Sedangkan kebaikan di akhirat adalah surga.”
Dan do’a
juga termasuk dzikir, bahkan do’a termasuk dzikir yang paling utama.
Diriwayatkan
dari Al Jashshosh, dari Kinanah Al Qurosy, dia mendengar Abu Musa Al Asy’ariy
berkata ketika berkhutbah di hari An Nahr (Idul Adha), “Tiga hari setelah hari
An Nahr (yaitu hari-hari tasyriq), itulah yang disebut oleh Allah dengan ayyam
ma’dudat (hari yang terbilang). Do’a pada hari tersebut tidak akan tertolak
(pasti terkabul), maka segeralah berdo’a dengan berharap pada-Nya.” (Lihat
Latho-if Al Ma’arif, 505-506).
Demikian
sajian Muslim.Or.Id di hari tasyriq ini. Moga bermanfaat. Hanya Allah yang
memberi taufik.
—
Penulis: Muhammad Abduh Tausikal
Artikel Muslim.Or.Id
0 komentar:
Posting Komentar