Kantor Sekretariat Rumah Sajada

Alamat : Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman D.I. Yogyakarta

Tampak Depan PAPP Rumah Sajada

Komplek Kantor dan Asrama Putri Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman

Pendopo Rumah Sajada

Komplek Asrama Putra Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putri Rumah Sajada

Komplek Asarama Putri Wirokraman Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putra

Alamat : Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Sabtu, 30 Maret 2019

Pola pikir ternyata memengaruhi kesehatan Anda


Pola pikir ternyata memengaruhi kesehatan Anda



Jika program olahraga Tahun Baru Anda telah gagal, jangan berfokus pada semua latihan fisik yang seharusnya Anda lakukan.

Riset terbaru mengungkap hubungan yang tak disangka-sangka antara keyakinan seseorang dan kesehatan mereka: dengan bersikap terlalu negatif tentang aktivitas fisik mereka, beberapa orang bisa "berpikir bahwa diri mereka sendiri tidak bugar".

Para ilmuwan di Universitas Stanford, AS mengamati data mortalitas 61.000 orang dewasa. Selama 21 tahun, mereka melakukan puluhan pengukuran, termasuk seberapa sering seseorang berolahraga dan berapa banyak latihan yang mereka pikir mereka lakukan dibandingkan orang lain yang seumuran; dalam rentang waktu penelitian, beberapa partisipan meninggal karena berbagai penyakit.

Pentingnya mencurangi tekad tahun baru Anda

Mungkinkah pakaian olahraga menjadi masa depan baju kantor?

Mengapa menjadi penyendiri baik untuk kesehatan Anda

Ketika menganalisis berbagai faktor yang bisa berkontribusi pada kesehatan partisipan, para peneliti menemukan sesuatu yang luar biasa. Orang yang berpikir mereka tidak berolahraga sesering kawan-kawan seumurannya meninggal pada usia lebih muda dibandingkan mereka yang berpikir telah melakukan lebih, meskipun jumlah latihan yang mereka lakukan sebenarnya sama.

Efek ini tetap ada bahkan ketika mereka mempertimbangkan status kesehatan partisipan dan faktor-faktor seperti kebiasaan merokok.

Membandingkan kebugaran kita dengan orang lain bisa berdampak negatif.
Latihan fisik tentu menambah rata-rata harapan hidup Anda, tapi studi ini menunjukkan bahwa persepsi tentang latihan juga membuat perbedaan. Peneliti Octavia Zahrt dari Universitas Stanford mengatakan bahwa pengalaman pribadinyalah yang mendorong studi tersebut.

Ketika ia pindah ke sekolah pascasarjana di California, ia menemukan dirinya dikeliling orang-orang yang mengenakan pakaian olahraga, yang selalu tampak seperti sedang dalam perjalanan menuju, atau pulang dari, berolahraga.

Meskipun merasa dirinya bugar ketika tinggal di London, bersepeda dan menghadiri kelas olahraga secara rutin, ketika membandingkan diri dengan kawan-kawan barunya, Zahrt tiba-tiba merasa tidak bugar sendiri.

Setidaknya ada tiga kemungkinan alasan persepsi kita tentang olahraga bisa memengaruhi kesehatan kita.

Zahrt bertanya-tanya apakah merasa kurang aktif dibandingkan orang lain dapat memengaruhi kesehatan sesorang - dan ia benar. Ia menemukan bahwa risiko kematian bisa sampai 71% lebih besar bagi orang yang memandang dirinya kurang aktif dibandingkan kawan-kawannya, dibandingkan mereka yang berpikir mereka melakukan lebih banyak latihan daripada orang lain.

Klaim Zahrt mungkin terdengar fantastis, tapi setidaknya ada tiga kemungkinan alasan persepsi kita tentang olahraga bisa memengaruhi kesehatan kita.

Yang pertama ialah kita merasa stres jika kita berpikir kita tidak cukup aktif. Pesan-pesan kesehatan yang membombardir kita, serta melihat semua orang berolahraga setiap waktu, bisa membuat kita khawatir berlebihan dan stres kronik seperti ini dapat merusak kesehatan.

Atau apakah ini persoalan motivasi? Mungkin jika Anda telah berpikir Anda aktif, citra diri Anda sebagai pribadi yang atletik mendorong Anda untuk melakukan semakin banyak latihan fisik untuk menyesuaikan diri dengan citra tersebut. Ide ini didukung riset pada tahun 2015, yang menunjukkan bahwa jika Anda percaya bahwa Anda kurang bugar dari kawan-kawan Anda, Anda cenderung tidak melakukan latihan apapun selama setahun kemudian.
Kita bisa stres jika kita merasa tidak cukup berolahraga.

Mempertimbangkan apa yang kita ketahui tentang norma kelompok, dan bagaimana kebanyakan dari kita suka melakukan apa yang kita tahu orang lain juga lakukan, temuan ini mengejutkan. Tapi mungkin kita jadi tidak termotivasi jika kawan-kawan kita berusaha lebih keras dari kita dan kemudian kita menyerah sama sekali.

Penjelasan ketiga melibatkan kebalikan dari efek plasebo. Telah sejak lama dipahami bahwa keyakinan akan kekuatan suatu obat penghilang rasa sakit, misalnya, dapat memengaruhi kemanjurannya di dalam tubuh. Kebalikannya adalah nosebo, yaitu ketika ekspektasi Anda negatif, efek psikologi obat tersebut berkurang.

Jadi mungkin seseorang sebenarnya sama aktifnya dengan kawan-kawannya, tapi ia tidak menyadarinya, sehingga tidak merasakan sebagian manfaatnya.

Contohnya pegawai layanan kamar hotel. Hanya dengan melakukan pekerjaan sehari-hari, mereka melakukan banyak latihan fisik: berjalan-jalan di koridor hotel, naik-turun tangga, mendorong troli handuk yang berat, membersihkan bak mandi, membersihkan karpet, dan mengganti seprai. Tapi studi pada tahun 2007 menemukan bahwa mereka tidak menganggap semua ini sebagai latihan.

Kemudian, Alia Crum, juga dari Universitas Stanford memberi tahu sebagian dari para pegawai berapa banyak latihan fisik yang mereka lakukan dan kenapa ini menguntungkan mereka.

Orang yang menganggap usia tua dimulai pada usia 60 tahun atau kurang, lebih cenderung mengalami masalah jantung serius di kemudian hari.

Empat pekan kemudian, sekelompok pegawai ini telah turun berat badan dan tekanan darah mereka pun lebih rendah. Ketika mereka memandang pekerjaan sebagai kesempatan untuk berolahraga, pekerjaan tersebut lebih berdampak pada kondisi fisik mereka. Mungkin mereka mulai membersihkan karpet dengan lebih semangat, atau mungkin ini disebabkan efek plasebo.

Semua ini mengingatkan saya pada studi tahun 2003 yang menemukan bahwa persepsi kita tentang usia berkorelasi dengan kesehatan. Sebagai bagian dari studi Whitehall II, 7.000 pegawai negeri sipil ditanyai kapan menurut mereka usia paruh baya berakhir dan masa tua dimulai.

Ketika Hannah Kuper dan Profesor Sir Michael Marmot menganalisis datanya, mereka menemukan bahwa orang yang menganggap usia tua dimulai pada usia 60 tahun atau kurang, lebih cenderung mengalami masalah jantung serius di kemudian hari dibandingkan mereka yang menjawab 70 tahun atau lebih.

Jawaban atas pertanyaan sederhana ini tampaknya menggambarkan sesuatu tentang status kesehatan pribadi seseorang. Mungkin mereka menjawab bahwa usia tua dimulai pada 60 tahun karena mereka sendiri merasa tua karena kondisi kesehatan yang buruk. Atau mungkin mereka merasa waktu mereka tidak banyak lagi dan karena itu jadi enggan berolahraga, yang dalam jangka panjang memengaruhi kesehatan mereka. Atau mungkin mereka merasa lebih stres dan gelisah tentang masa tua dan perasaan ini berdampak pada kesehatan mereka.

Bahkan menganggap bahwa masa tua dimulai belakangan dalam hidup dapat membantu meningkatkan kesehatan.

Anda mungkin menyadari bahwa tiga kemungkinan penjelasan ini paralel dengan mekanisme pada studi pertama tentang berapa banyak olahraga yang Anda lakukan dibandingkan kawan-kawan Anda. Kita belum punya semua jawabannya, tapi ada sesuatu yang menarik di sini dan semakin jelas bahwa persepsi kita mengenai kesehatan dan kebugaran kita itu penting.

Temuan ini menempatkan para pejabat kesehatan masyarakat di posisi yang sulit. Mereka perlu memberi tahu kita berapa banyak latihan fisik yang perlu dilakukan jika kita ingin tetap sehat. Di sisi lain, riset seperti ini menunjukkan bahwa jika targetnya terlalu tinggi, kita akan semakin tidak termotivasi. Sampai kita tahu mekanisme mana yang membuat perbedaan paling besar terhadap harapan hidup, kita tidak bisa menentukan pendekatan yang terbaik.
Sementara ini, saya akan mengapresiasi aktivitas fisik yang sempat saya lakukan, sambil menjauhi percakapan yang menguras-motivasi tentang olahraga dengan kawan-kawan saya yang ikutan lomba lari ultra-maraton.

Peringatan (disclaimer):

Semua konten dalam artikel ini dimaksudkan hanya sebagai informasi umum, dan bukan untuk dijadikan pengganti anjuran medis dari dokter atau petugas kesehatan profesional lainnya. BBC tidak bertanggung jawab atas diagnosis apapun yang dibuat oleh pembaca berdasarkan konten ini. BBC tidak bertanggung jawab atas konten dari situs web eksternal yang terdaftar dalam artikel ini, juga tidak mendukung produk komersial atau layanan yang disebutkan atau disarankan di situs-situs tersebut. Berkonsultasilah selalu dengan dokter jika Anda merasa khawatir akan kesehatan Anda.

Anda bisa membaca versi bahasa Inggris artikel ini, How your mindset determines your health, di BBC Future





Bisakah Sembuh dari Penyakit Dengan Kekuatan Pikiran?


Bisakah Sembuh dari Penyakit Dengan Kekuatan Pikiran?



126Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)126Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)Klik untuk berbagi di BBM(Membuka di jendela yang baru)

Bisakah Sembuh dari Penyakit Dengan Kekuatan Pikiran?

Pernahkah Anda mendengar tentang ‘the power of dream’ atau ‘kekuatan mimpi’? Sesungguhnya pikiran kita hebat. Ketika kita percaya bisa meraih suatu hal, hal tersebut bisa terjadi. Tahukah Anda bahwa kita bisa mengandalkan pikiran kita untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita? Terdengar klise? Faktanya, di dunia medis pun, kekuatan pikiran terhadap kesembuhan sudah diteliti lebih lanjut oleh para ahli. Berikut ini penjelasannya.

Apa  itu penyembuhan dengan kekuatan pikiran?

Kesembuhan bisa didapat dengan mengandalkan metode pikiran-tubuh atau mind-body. Metodenya adalah dengan mengandalkan pikiran dan emosi untuk mempengaruhi kesehatan tubuh. Jangan salah, pengobatan ini telah diaplikasikan semenjak dahulu kala, seperti pada pengobatan tradisional Cina atau pengobatan Ayurvedic. Berbeda dengan pengobatan yang dari Barat, pengobatan tradisional tersebut menghubungkan kaitan antara pikiran dan tubuh.

Kalau begitu, mengandalkan kekuatan pikiran termasuk ke dalam pengobatan tradisional? Tidak juga. Pada tahun 1964, psikiater George Salomon menemukan bahwa seorang pasien yang menderita rematik arthritis semakin memburuk ketika mereka depresi.  Salomon menginvestigasi dampak dari emosi terhadap sistem kekebalan tubuh, ia menemukan adanya kaitan antara psikologi, saraf, dan imunitas.

Pikiran-tubuh mulai dianalisis lebih lanjut pada tahun 1975 ketika Robert Ader, seorang psikolog, menunjukkan bahwa mental dan emosional dapat mempengaruhi sistem tubuh. Kita sering mendengar bahwa ketika seseorang stres, ia menunjukkan gejala perubahan fisik. Sama halnya ketika kita berpikir bahwa kita akan sembuh dari penyakit, tubuh pun akan merefleksikan apa yang berasal dari pikiran.

Bagaimana pikiran bekerja dalam mempengaruhi kesembuhan?

Ketika Anda stres secara fisik dan emosi, tubuh akan mengeluarkan hormon stres yang dapat mempengaruhi sistem dan organ tubuh. Saat kita cemas, tidak hanya stres yang menjadi dampaknya, jantung Anda pun akan mengalami gangguan. Stres yang menumpuk dapat menyebabkan depresi, inilah yang membuat tubuh sulit untuk menyembuhkannya sendiri. Perlu Anda ketahui bahwa tubuh memiliki kemampuan alami untuk menyembuhkan diri.

Ketika Anda sakit, tak jarang Anda pun menjadi stres. Mungkin Anda memikirkan keluarga yang mengurusi Anda, biaya pengobatan, masalah di sekolah maupun kantor, hingga pengobatan yang lama. Stres merupakan dampak pikiran negatif. Memang belum ada bukti pasti bahwa pikiran negatif dapat menimbulkan suatu penyakit, namun para peneliti menunjukkan bahwa emosi negatif merupakan hal yang tidak sehat jika dibiarkan. Peneliti juga tidak tahu pasti penjelasan ilmiah mengenai cara kerja pikiran positif terhadap kesembuhan seseorang. Intinya adalah, pikiran positif bukan untuk menyelamatkan seseorang, tetapi untuk membentuk kesejahteraan dari dalam jiwa.

Penelitian baru-baru ini, yang dikutip situs Psychcentral, melakukan survei pada mahasiswa Hukum pada tahun pertamanya. Pada pertengahan semester, mahasiswa yang optimis menghadapi semester depan, menunjukkan fungsi sel kekebalan tubuh yang lebih baik dibanding dengan mahasiswa yang cemas. Hyphothalamus mampu mentransfer emosi menjadi respon fisik melalui neuropetides (hormon pembawa pesan antara pikiran dan tubuh). Hypothalamus juga mengontrol nafsu makan, level gula darah, temperatur tubuh, adrenal, jantung, paru-paru, pencernaan dan sistem peredaran darah. Tubuh dan pikiran kita memang didesain untuk saling berhubungan. Maka dari itu, saat Anda sakit, hanya pikirkan kesembuhan dan pikiran positif lainnya saja.

Adakah teknik tertentu yang harus dilakukan untuk mempercepat penyembuhan dengan kekuatan pikiran?

Kunci dari mengandalkan kekuatan pikiran adalah pada pikiran itu sendiri. Anda harus melatihnya agar pikiran Anda fokus pada tubuh Anda tanpa adanya distraksi. Beberapa teknik yang bisa dilakukan:

1. Terapi perilaku kognitif

Teknik ini digunakan untuk menolong orang mengenali pikirannya yang buruk. Terapi ini merupakan salah satu jalan menuju terbentuknya pikiran positif, sebab Anda mencoba diajak menyadari tentang apa yang Anda pikirkan.

2. Teknik relaksasi

Ada begitu banyak teknik relaksasi yang dapat Anda aplikasikan. Yang paling terkenal adalah meditasi. Teknik ini juga merupakan suatu untuk menumbuhkan pikiran positif dalam otak Anda. Berikut ini penjelasannya:

Meditasi: mungkin Anda sering mendengar meditasi mindfulness? Ya, meditasi ini mengajarkan Anda untuk merasa sadar sepenuhnya pada saat ini. Manfaatnya adalah menghindari pikiran Anda lompat ke mana-mana. Pikiran Anda dilatih untuk memikirkan saat ini saja, proses yang terjadi, dan sensasi yang Anda rasakan. Sudah banyak penelitian yang mengaitkan manfaat meditasi dengan kesembuhan. Hal ini akan semakin menguatkan pikiran untuk fokus pada kesembuhan saja, bukan hal yang lain

Hipnosis: Hipnosis merupakan salah satu tahap dari hipnoterapi. Anda akan diberikan sugesti-sugesti positif untuk mengubah pola pikir atau perilaku Anda yang salah. Tentu saja sugesti tersebut tidak asal dimasukkan. Terapis akan membuat Anda dalam keadaan rilaks, sehingga ia dapat memberikan sugesti pada alam bawah sadar Anda

Oleh Rizki Pratiwi


Bahaya Pikiran dan Emosi Negatif bagi Tubuh Fisik Anda


Bahaya Pikiran dan Emosi Negatif bagi Tubuh Fisik Anda



Pikiran sangat memengaruhi tubuh. Karena itu, jagalah hati dan pikiran agar Anda tetap sehat dan panjang umur

Liputan6.com, Jakarta (Artikel ini ditulis dengan tujuan memberi informasi hubungan antara pikiran, emosi, dan kesehatan, dan untuk memberi harapan bahwa masih ada peluang untuk sembuh dari sakit “berat” dengan pendekatan berbeda sebagai komplemen tindakan medis. Pembaca disarankan untuk selalu mengutamakan konsultasi ke dokter atau menjalani tidakan medis bila sakit.)

Beberapa waktu lalu di sela acara seminar, salah satu peserta berdiskusi dengan saya mengenai kondisi kesehatannya. Rekan ini adalah pebisnis sukses, usianya baru sekitar 30an, dan sudah lima tahun menderita penyakit autoimun, ankylosing spondylitis. Rekan ini merasakan lehernya sakit setiap kali ia menoleh. Ia juga berkata bahwa penyakit ini tidak ada obatnya, tidak bisa sembuh, karena disebabkan oleh kelainan gen.

Benarkah semua ini karena gen? Bila benar karena gen, bisakah kondisi ini disembuhkan? Sebelumnya, ia dalam kondisi sehat, bugar. Namun, entah apa yang terjadi padanya, ia menjadi sakit. Dapatkah kita memengaruhi kerja gen untuk kebaikan, kesembuhan, dan kesehatan?

Kelainan gen tunggal yang memengaruhi hidup manusia dan mengakibatkan penyakit seperti Huntington’s disease (HD), beta thalasemia, dan cystic fibrosis, hanyalah sebesar 2%. Mayoritas manusia, 98%, lahir dengan gen-gen yang seharusnya mampu membuat kita hidup sehat dan bahagia. Penyakit yang menjadi momok manusia modern seperti diabet, sakit jantung, dan kanker, bukanlah karena pengaruh gen tunggal, namun adalah akibat atau hasil interaksi banyak gen dan faktor lingkungan.

James Watson, Ph.D., dan Francis Crick, Ph.D., adalah penemu struktur DNA double helix, yang menyatakan, di jurnal Nature, terbit tahun 1970, bahwa kondisi biologis manusia ditentukan sepenuhnya oleh gen. Hingga saat ini, dogma ini masih sangat kuat memengaruhi pandangan awam.

Pergesaran paradigma luar biasa terjadi saat ilmuwan akhirnya berhasil memetakan gen manusia melalui Human Genome Project (HGP). HGP diawali tahun 1990 dan berakhir tahun 2003. Semula para ilmuwan berharap dapat menemukan 140.000 gen berbeda. Angka ini berasal dari 100.000 jenis protein yang ada di tubuh manusia dan 40.000 protein pengatur yang dibutuhkan untuk membuat protein lainnya, dan setiap gen menghasilkan protein spesifik.

Di akhir proyek pemetaan gen manusia, tahun 2003, para ilmuwan hanya menemukan 23.688 gen. Dari dogma Watson tampak jelas bahwa jumlah gen yang terpetakan tidak sejalan dengan jumlah protein yang ada dan membentuk struktur tubuh manusia.

Satu kemungkinan yang bisa terjadi hanyalah gen-gen ini bekerjasama dengan kombinasi tertentu, ada yang “nyala” (aktif) dan “padam” (tidak aktif) dalam waktu bersamaan di dalam sel. Sama halnya dengan lampu pohon natal yang menyala dan padam. Kombinasi “nyala” dan “padam” ini menentukan jenis protein yang dihasilkan.

Gen dikelompokkan berdasar stimulus yang mengaktifkan dan menonaktifkan mereka. Ada experience-dependent gen atau activity dependent gen yaitu gen yang aktif saat seseorang belajar hal baru, mengalami pengalaman baru, atau sedang dalam proses penyembuhan. Gen-gen ini menghasilkan sintesa protein dan senyawa kimiawi yang memberi perintah pada stem sel untuk berubah menjadi sel yang dibutuhkan untuk penyembuhan.

Behavioral-state-dependent gen menjadi aktif saat individu sedang mengalami kondisi emosi intens, stres, atau mengalami beragam kondisi kesadaran yang berbeda, termasuk saat kita sedang bermimpi. Gen-gen ini menghubungkan pikiran dan tubuh.

Bagaimana pikiran pengaruhi gen

Bagaimana pikiran dan emosi sampai bisa memengaruhi gen dalam inti sel?

Saat kita berpikir dan merasakan emosi tertentu otak menghasilkan senyawa kimiawi yang disebut neuropeptida. Neuropeptida ini berfungsi sebagai pembawa pesan dan menyebar ke sel-sel di seluruh tubuh dan mencari reseptor atau docking station yang sesuai untuk dapat menyampaikan pesan kepada DNA dalam sel. Ini sama seperti kita memasukkan flashdisk ke USB-port di laptop dan selanjutnya mengunduh datanya ke komputer.

Melalui gen-gen inilah akhirnya dimengerti bagaimana kita dapat memengaruhi kesehatan tubuh melalui kondisi pikiran dan tubuh guna meningkatkan kesehatan, ketahanan fisik, dan kesembuhan.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa hampir 90% gen dipengaruhi oleh interaksi dengan keluarga, lingkungan, tempat kerja, teman, rekan kerja, stres, makanan, gaya hidup, praktik spiritual, kondisi emosi, dll.

Riset terkini di bidang genetika menemukan bahwa faktor di luar sel memengaruhi gen. Ini dinamakan epigenetics yang secara harafiah berarti “control above genetics” atau “kendali atas gen”. Faktor ini bisa yang berasal dari luar sel, masih di dalam tubuh, dan bisa berasal dari luar diri individu seperti interaksi dengan lingkunan, keluarga, teman, rekan kerja, stres, emosi, pikiran, polusi, makanan, gaya hidup, praktik spiritual, kondisi emosi, dll.

Epigenetics menyatakan bahwa nasib kita tidak sepenuhnya ditentukan oleh gen-gen kita dan perubahan kondisi kesadaran manusia dapat menghasilkan perubahan fisik, baik pada struktur dan fungsi di tubuh manusia.

Contoh nyata epigenetics adalah pada kembar identik dengan DNA yang persis sama. Jika mengacu pada pernyataan bahwa semua penyakit ditentukan oleh gen – genetic predeterminism, berarti kedua kembar ini punya ekspresi gen yang sama dan sakit yang sama.

Namun ternyata tidaklah demikian. Kembar identik bisa punya gen yang sama namun kondisi fisik atau kesehatan yang berbeda. Studi epigenetics memunculkan satu pertanyaan penting: Bagaimana bila kita tidak dapat mengubah lingkungan eksternal?

Bagaimana bila kita melakukan hal yang sama setiap hari, bertemu orang yang sama pada waktu yang sama setiap hari – hal-hal yang mengakibatkan pengalaman yang sama dan menghasilkan emosi yang sama yang memberi sinyal kepada gen-gen dengan cara yang sama?

Selama kita melihat atau menjalani hidup dengan kacamata masa lalu dan bereaksi pada kondisi yang kita alami menggunakan jaringan otak yang sama, merasakan emosi yang sama, maka senyawa kimiawi yang dihasilkan otak, neurotransmitter dan neuropeptida yang menyebar ke sel-sel tubuh, yang berperan sebagai pembawa pesan (messenger), adalah sama, dan kita mengirim sinyal yang sama pada gen-gen yang sama, dan membuat gen-gen ini aktif atan nonaktif dengan cara yang sama, dan mengakibatkan kondisi kita tetap sama.

Dengan kata lain, tubuh kita tinggal di masa lalu. Salah satu sebab utama dan paling kuat dari perubahan epigenetics adalah stres. Stres menyebabkan tubuh kehilangan keseimbangan (homeostasis). Ada tiga bentuk stres: stres fisik (trauma), stres kimiawi (racun), dan stres emosi (takut, khawatir, kewalahan, terluka, marah, benci, dll).

Bahaya stres

Setiap bentuk stres ini dapat mengakibatkan terjadinya 1.400 reaksi kimia dan menghasilkan lebih dari 30 hormon. Saat senyawa kimiawi/hormon ini terpicu, pikiran memengaruhi tubuh melalui sistem saraf otonom dan kita mengalami keterhubungan pikiran dan tubuh.

Ironisnya, merasakan atau mengalami stres bersifat adaptif, maksudnya semua makhluk hidup diprogram untuk mampu mengalami stres jangka pendek guna memobilisasi dan menggunakan semua sumber daya yang mereka miliki untuk mengatasi kondisi genting.

Saat kita merasakan adanya ancaman di lingkungan, nyata atau hanya dalam pikiran, repson lawan atau lari (fight or flight) mengaktifkan sistem saraf simpatik (subsistem dari sistem saraf otonom), dan denyut jantung meningkat, tekanan darah naik, otot menegang, hormon seperti adrenalin dan kortisol membanjiri tubuh menyiapkan kita untuk menyelamatkan diri melalui mekanisme lawan atau lari.

Setelah melewati masa genting, misalnya berhasil lolos dari kejaran anjing liar, tubuh akan kembali ke kondisi normal, homeostasis, segera setelah kita merasa aman atau berada di tempat yang aman. Inilah cara tubuh kita dirancang. Tubuh bisa keluar dari kondisi homeostasis namun hanya untuk waktu yang singkat, hingga bahaya lewat.

Hal serupa terjadi di dunia modern. Saat sedang mengendarai mobil dan tiba-tiba ada pengemudi lain memotong jalur kita, untuk beberapa saat kita mungkin kaget dan marah. Ini bisa kita rasakan tidak hanya di perasaan namun juga terutama di tubuh Kita. Ini adalah respon stres. Beberapa saat setelah menyadari bahwa kita tidak sampai menabrak atau tertabrak, kita menjadi kembali rileks.

Respon stres juga bisa terjadi saat kita mengingat kejadian di masa lalu, yang berisi muatan emosi negatif intens namun belum terselesaikan, atau membayangkan kejadian di masa depan, yang juga menimbulkan emosi negatif.

Semua ini mengakibatkan kita hidup dalam mode survival yang nyata namun tidak nyata. Dan setiap kali kita merasakan emosi tertentu, otak menghasilkan neuropeptida yang akan menyebar ke sel-sel di seluruh tubuh dan memengaruhi gen-gen yang ada pada inti sel.

Bila emosi yang dirasakan adalah emosi negatif maka gen-gen ini akan terpengaruh secara negatif. Sebalilknya bila yang dirasakan adalah emosi positif maka gen-gen juga akan terpengaruh secara positif. Dalam mode fight-flight, energi kehidupan dimobilisasi dan digunakan oleh tubuh untuk melawan atau lari. Namun, bila tubuh tidak kembali ke homeostasis, karena kita terus merasa atau yakin ada bahaya, energi vital ini hilang tak berbekas.

Energi kehidupan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel atau penyembuhan terpakai untuk tujuan lain. Komunikasi antarsel terhambat. Semua sistem diri fokus hanya pada upaya keselamatan hidup secara fisik. Sistem imun dan endokrin melemah karena gen-gen pada wilayah yang berhubungan dengan fungsi-fungsi ini terganggu.

Ini sama seperti 98 persen sumberdaya yang ada pada satu negara semuanya digunakan untuk pertahanan, dan tidak lagi ada yang tersisa untuk membangun infrastruktur, sistem komunikasi, produksi makanan, kesehatan, pendidikan, dll.

Peneliti di Ohio State Universty Medical Center menemukan lebih dari 170 gen yang terpengaruh oleh stres, 100 di antaranya benar-benar “off” (termasuk banyak di antaranya adalah gen yang memfasilitasi pembentukan protein untuk penyembuhan). Para peniliti melaporkan bahwa luka pada pasien yang mengalami stres butuh waktu 40 persen lebih lama untuk sembuh. Stres yang kita alami berbeda dari masa ke masa.

Stres di masa sekarang bisa muncul dari banyak kondisi atau sebab seperti akibat tekanan pekerjaan, berusaha memenuhi target perusahaan, kondisi finansial yang kurang baik, cemas akan masa depan, kerja berlebih dan kurang istirahat, menentukan target pribadi terlalu tinggi sehingga diri merasa tidak berdaya, lingkungan atau suasan kerja yang tidak kondusif, masalah rumah tangga, dan berbagai masalah lainnya.

Stres juga lebih sering dialami seseorang akibat pola pikir yang salah. Kondisi, kejadian, atau situasi yang sebenarnya tidak perlu menjadi masalah, bisa menjadi masalah (besar) dan mengakibatkan stres karena sikap dan pola pikir yang salah. Dan saat stres berlangsung dalam waktu lama, yang kita sebut stres kronis, tubuh terpengaruh, tidak mampu beroperasi optimal, menjadi tidak sehat atau bahkan sakit.

Sehat Berkat Pikiran

Setiap bentuk pikiran yang kita pikirkan, baik yang menyenangkan atau tidak menyenangkan/stres, setiap emosi yang kita rasakan, dan setiap kejadian yang kita alami, dapat menjadi penyebab perubahan epigenetics dari sel-sel tubuh. Dengan menyadari keterhubungan pikiran, emosi, dan perubahan epigenetics kita dapat membalik proses yang membuat kita sakit.

Caranya, pertama adalah dengan menetralisir emosi-emosi negatif yang selama ini terus dirasakan dan menganggu hidup kita. Emosi negatif, yang adalah stres, harus dihilangkan secepatnya dan setuntasnya. Selanjutnya adalah dengan memrogram pikiran bawah sadar untuk mencapai kondisi tubuh sehat.

Kunci untuk memrogram pikiran bawah sadar untuk kesembuhan dan kesehatan adalah dengan relaksasi mental dan fisik yang dalam (deep trance) yang digabungkan dengan teknik sensualisasi yang tepat, dan merasakan emosi positif spesifik dan intens.

Penjelasan detil teknik mengolah pikiran, perasaan, dan tubuh untuk kesembuhan dan kesehatan akan sangat panjang bila dijelaskan di sini. Teknik ini yang saya ajarkan kepada salah satu klien penderita kanker tulang stadium empat guna melengkapi perawatan medis yang ia jalani. Sel-sel kankernya telah menyebar ke tulang rusuk dan tulang belakang L2 dan L5.
Dengan rutin mempraktikkan teknik penyembuhan berbasis sensualisasi dan emosi positif, hasilnya klien dinyatakan sembuh total. Hasil PET Scan menunjukkan ia telah benar-benar bersih.

Dua penelitian penting

Dua penelitian penting tentang pengaruh relaksasi mental dan fisik yang dalam dan emosi positif yang memicu perubahan epigenetics untuk meningkatkan kesehatan diselenggarakan di Benson-Henry Institute for Mind Body Medicine di Massachusetts General Hospital di Boston.

Relaksasi mental dan fisik yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan perasaan tenang, damai, sangat menyenangkan, dan melihat pengaruhnya pada ekspresi gen. Dalam penelitian pertama, tahun 2008, dua puluh relawan mendapat pelatihan selama delapan minggu mempraktikan teknik yang berhubungan dengan pikiran dan tubuh (termasuk beberapa jenis meditasi, yoga, dan doa repetitif) yang bertujuan menghasilkan respon relaksasi, satu kondisi fisik yang sangat rileks dan nyaman.

Penelitian ini juga melibatkan sembilan belas meditator berpengalaman. Di akhir masa penelitian, meditator pemula menunjukkan perubahan pada 1.561 gen (874 mengalami upregulated untuk kesehatan dan 687 downregulated untuk stres), penurunan tekanan darah, denyut jantung dan napas. Sementara praktisi berpengalaman menunjukkan ekspresi 2.209 gen. Sebagian besar perubahan genetik ini meningkatkan respon tubuh terhadap stres psikologis kronis.

Penelitian kedua, tahun 2013, menemukan bahwa respon relaksasi mengakibatkan perubahan ekspresi gen setelah hanya satu sesi relaksasi mental dan fisik baik pada para pemula maupun praktisi berpengalaman. Gen yang mengalami upregulated antara lain yang memengaruhi fungsi kekebalan tubuh, metabolisme, energi, dan sekresi insulin, sementara gen yang mengalami downregulated antara lain yang behubungan dengan radang dan stres.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal penting berikut:

- Pikiran, otak, dan tubuh saling terhubung dan memengaruhi satu terhadap yang lain.

- Bentuk pikiran dan emosi yang kita pikirkan atau rasakan setiap hari membentuk siapa diri kita pada level seluler.

- Betuk pikiran dan emosi yang sama menghasilkan pengaruh yang sama pada sel-sel tubuh dan mengakibatkan kondisi tubuh yang sama, bisa sehat atau sakit.

- Saat memikirkan atau merasakan hal yang berbeda, kita mengubah pola listrik otak dan memulai pengaruh sistemik yang meliputi perubahan pada tegangan otot, ritme napas, dan aliran neurotransmitter dan hormon.

DR. Adi W. Gunawan, CCH.
President of Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology
Indonesia Leading Expert in Mind Technology
President of Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia (AHKI)



Jumat, 29 Maret 2019

Macam macam Hati dalam Al Quran


Macam macam Hati dalam Al Quran




Dalam suatu majelis Imam Ibnul Qayyim memaparkan macam-macam hati dalam Al-Quran. Dan secara garis besar tentang kedudukan dan urgensi terapi hati dalam al-Qur’an yang mulia di samping terapi jasmani. Beliau membagi hati menjadi tiga yaitu hati yang bersih, hati yang sakit, dan hati yang mati.

Allah Subhaanahu wata’ala telah menghimpun tiga macam hati ini dalam firman-Nya.
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasul pun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat- nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat, Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS: Al-Hajj: 52-54)

Dari penjelasan ayat-ayat al-Qur’an di atas bahwa Allah Subhaanahu wata’ala membagi hati dalam ayat-ayat di atas yang terdiri dari tiga macam: dua macam terjerumus ke dalam fitnah dan satu selamat darinya. Dua macam hati yang terjerumus ke dalam fitnah adalah hati yang sakit dan hati yang keras. Sedangkan hati yang selamat yaitu orang Mukmin, tunduk kepada Tuhannya, yang tenteram dan tunduk kepada-Nya, yang menyerahkan diri dan taat kepada-Nya.

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa hati dan anggota tubuh lainnya sangat diinginkan berada dalam kondisi yang sehat dan tidak memiliki penyakit apa pun, dapat menunaikan segala kewajiban yang diciptakan untuknya. Dan menyimpangnya hati dari istiqamah karena kering dan keras, serta tidak menunaikan fungsi yang dimaksudkan, adalah laksana tangan yang terpotong, dan lidah yang bisu karena disebabkan oleh penyakit atau cacat yang mencegahnya dari kesempurnaan perbuatan dan kebijakan yang tepat. Oleh karena itu, hati terbagi menjadi tiga macam ini. Hati yang sehat adalah hati yang tidak ada penghalang yang mencegahnya dari menerima kebenaran, mencintainya, mengutamakannya di atas pengetahuan sendiri, maka dia tepat dalam menyadari kebenaran, sempurna dalam ketundukan dan penerimaannya terhadap kebenaran. Sedangkan hati yang sakit adalah hati yang didominasi oleh penyakit yang membuatnya mati lagi keras, dan bila kesehatannya lebih dominan maka ia akan membuatnya sehat.

Hati yang Bersih

Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari setiap syahwat yang menyimpang dari perintah dan larangan Allah Subhaanahu wata’ala, berpaling dari setiap syubhat yang melawan kabar dari-Nya sehingga hati tersebut selamat dari penghambaan terhadap selain Allah subhaanahu wata’ala dan selamat pula dari berhukum kepada selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dengan seperti ini hati akan memurnikan penghambaannya kepada Allah Subhaanahu wata’ala, segala keinginan, cinta, tawakkal, inabah, ketundukan, ketakutan, dan harapannya. Ia mengikhlaskan seluruh amalnya untuk Allah Subhaanahu wata’ala semata-mata. Apabila dia mencintai maka ia mencintai karena AllahSubhaanahu wata’ala semata-mata, dan bila dia membenci maka ia membenci karena Allah Subhaanahu wata’ala semata-mata, dan bila dia memberi maka ia memberi karena Allah Subhaanahu wata’ala semata-mata, dan bila dia menahan maka ia menahan karena Allah Subhaanahu wata’ala semata-mata. Dan hal itu saja tidak cukup, hingga ia benar-benar membebaskan diri dari sikap tunduk dan berhukum kepada selain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ia benar-benar mengikat hatinya bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berhukum atas kepercayaan dan keteladanan terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam semata-mata.

Hati yang Sakit

Hati yang sakit adalah hati yang hidup tetapi memiliki penyakit. Karena hati tersebut terdiri dari dua materi, kadangkala yang satu lebih kuat dan kadangkala yang satunya lagi, dan mana yang paling dominan maka dialah yang paling kuat di antara dua materi tersebut.
Hati yang sakit ini di dalamnya juga terdapat rasa cinta kepada Allah Subhaanahu wata’ala, iman dan bertawakal kepada-Nya, serta ikhlas karena-Nya tetapi di dalam hati yang sakit juga terdapat kesenangan terhadap syahwat, mengutamakan dan selalu berambisi meraihnya, hasad, sombong, congkak, suka meninggikan diri dan melakukan kerusakan di muka bumi dan melakukan kerusakan dalam kepemimpinan.

Hati yang sakit itu teruji dengan dua godaan seruan. Satu seruan mengajaknya kepada Allah Subhaanahu wata’ala, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan kehidupan akhirat, sedangkan satu seruan lagi mengajaknya kepada kenikmatan sementara, dan ia merespon peluang yang paling dekat dengannya.

Hati yang Mati

Hati yang mati sendiri tidak mengenal terhadap Allah Subhaanahu wata’ala, tidak beribadah kepada-Nya dengan perintah-Nya, tidak mencintai dan meridhai-Nya. Bahkan ia menghamba kepada kesenangan dan syahwatnya. Walaupun di situ terdapat laknat dan murka Allah Subhaanahu wata’ala, maka dia sama sekali tidak peduli, bila dia telah meraih kesenangan syahwatnya, apakah Allah Subhaanahu wata’ala meridhai dan memurkai.

Hati yang mati menghamba kepada selain Allah Subhaanahu wata’ala dengan cinta, rasa takut, harap, ridha, murka, pengagungan, dan kerendahan. Apabila dia cinta, maka dia cinta karena hawa nafsunya, dan apabila dia memberi, maka dia memberi karena hawa nafsunya, dan apabila dia menahan, maka dia menahan karena hawa nafsunya.

Hati yang mati menjadikan hawa nafsu di hadapannya, syahwat sebagai pemimpinnya, kebodohan sebagai supir dan pengendaranya, dan kelalaian sebagai kendarannya. Dia hanya berfikir mencapai target-target dunianya, mabuk dalam hawa nafsu dan cinta kesenangan sementara. Dia diseru kepada Allah Subhaanahu wata’ala , dan kampung akhirat dari tempat yang jauh, namun dia tidak menjawab pemberi nasihat, mengikuti keinginan setan, dunia bisa memurkai dan membencinya. Syahwat nafsu membutakannya dari selain kebatilan.

Sumber : OBAT HATI, Antara Terapi Ibnul Qayyim & Ilusi Kaum Sufi, Ibnu Qayyim al-Jauziyah
https://kajian.afahrurroji.net


Fungsi Hati; Kenali 10 Fungsinya di Sini!


Fungsi Hati; Kenali 10 Fungsinya di Sini!


Fungsi hati

Go Dok – Fungsi hati – Sering disalah artikan sebagai organ yang bertanggung jawab atas perasaan cinta, tidak banyak orang yang mengetahui apa saja sebenarnya fungsi hati bagi tubuh dan kesehatan manusia.

 Nah, berikut Go Dok paparkan 10 fungsi hati yang harus Anda ketahui:

1. Detoksifikasi darah

Fungsi hati yang pertama adalah untuk detoksifikasi darah. Detoksifikasi, atau proses pembuangan racun, darah melibatkan pembuangan berbagai senyawa yang diangggap berbahaya bagi tubuh manusia. Racun-racun ini sendiri bisa berasal dari obat-obatan atau alkohol yang dikonsumsi.

2. Pengatur suhu tubuh

Tahukah Anda, bahwa hati bekerja untuk meningkatkan suhu tubuh saat lingkungan di sekitar dingin, dan menurunkan kembali suhunya saat lingkungan di sekitar panas? Ya, inilah yang menjadi salah satu fungsi hati; mengatur suhu tubuh Anda agar dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

3. Merangsang produksi cairan empedu

Untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan bagi kegiatan sehari-hari, makanan yang Anda konsumsi harus dirombak sedemikian rupa di sistem pencernaan. Proses perombakan makanan ini tidak dapat berjalan dengan baik bila kesehatan organ hati terganggu. Mengapa? Karena organ ini berfungsi untuk merangsang pembentukan cairan empedu –senyawa dalam tubuh yang bekerja dengan cara merombak zat makanan sekaligus mengemulsi lemak

4. Membuang billirubin

Ternyata, warna kuning pada feses dan urin berasal dari pembuangan zat billirubin dari tubuh. Organ hati lah yang memtori pembuangan billirubin ini. Karenanya, tidak heran jika kesehatan organ hati terganggu, kulit pasien akan terlihat lebih kuning dari biasanya. Ini diakibatkan adanya penumpukan billirubin di tubuh.

5. Menyempurnakan pembentukan sel darah merah

Fungsi hati selanjutnya adalah memprodukisi hermatin yang dibutuhkan tubuh untuk menyempurnakan proses pembentukan sel darah merah, atau eritrosit. Terlebih lagi bagi ibu hamil, kesehatan organ hati harus sangat diperhatikan karena erat kaitannya dengan proses pembentukan eritrosit janin.

6. Tempat menyimpan glikogen

Ketika Anda mengonsumsi makanan, maka tidak serta merta karbohidrat yang ada di dalamnya diubah menjadi energi. Namun, terlebih dahulu akan dirombak menjadi glukosa. Kemudian, dengan bantuan insulin, glukosa kembali diubah menjadi glikogen –atau gula otot; inilah yang dibutuhkan tubuh manusia agar dapat beraktivitas dengan normal. Glikogen akan disimpan sementara di dalam hati. Jika tidak digunakan, glikogen kemudian akan diubah menjadi lemak.

7. Tempat menyimpan vitamin dan mineral

Tahukah Anda, bahwa terdapat dua jenis pelarutan vitamin dalam tubuh manusia, yaitu pelarutan dalam air dan lemak? Beberapa jenis vitamin yang larut dalam lemak, seperti A, D,E, dan K akan disimpan terlebih dahulu di hati sebelum diedarkan ke seluruh tubuh dengan bantuan darah.


Selain itu, beberapa jenis mineral –semisal asam folat dan zat besi- juga akan disimpan di hati untuk kemudian di aktifkan kembali jika fungsinya dibutuhkan oleh tubuh.

8. Mengatur komposisi darah

Seperti yang telah Anda ketahui, darah yang bersikulasi di dalam tubuh turut serta mengedarkan senyawa yang dibutuhkan, seperti vitamin, mineral, dan protein. Ternyata, organ hatilah yang bekerja dalam menetukan komposisi masing-masing senyawa yang akan diedarkan  bersama darah. Ini ditujukan agar jumlah senyawa tertentu sesuai dengan jumlah yang tubuh butuhkan.

9. Mempercepat proses penggumpalan darah

Saat Anda mengalami luka, hati akan dengan sigap mengaktifkan fungsi protombin dan fibrinogen-nya demi mempercepat proses penggumpalan darah agar luka cepat tertutup dan tidak terus-menerus mengeluarkan darah.

10. Mengubah amonia

Terakhir, fungsi hati yang harus Anda ketahui adalah untuk mengubah amonia yang ada di dalam tubuh menjadi urea. Urea inilah yang kemudian akan dibuang bersamaan dengan urin.

Itu tadi 10 fungsi hati bagi tubuh manusia. Semoga bermanfaat!