Kantor Sekretariat Rumah Sajada

Alamat : Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman D.I. Yogyakarta

Tampak Depan PAPP Rumah Sajada

Komplek Kantor dan Asrama Putri Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman

Pendopo Rumah Sajada

Komplek Asrama Putra Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putri Rumah Sajada

Komplek Asarama Putri Wirokraman Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putra

Alamat : Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Selasa, 11 April 2023

Malam Lailatul Qadar: Kapan Terjadi, Tanda-Tanda, dan Amalan di Dalamnya

Malam Lailatul Qadar: Kapan Terjadi, Tanda-Tanda, dan Amalan di Dalamnya

 

Coba perhatikan beberapa catatan kami tentang lailatul qadar berikut ini berisi bahasan kapan terjadinya lailatul qadar, tanda-tandanya, dan amalan di dalamnya. Apakah hari terakhir Ramadhan kita sudah sesuai catatan ini.

Pertama: Lailatul qadar masih terus ada hingga hari kiamat.

Kedua: Kita dianjurkan untuk mencari lailatul qadar dan menghidupkan malamnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

 

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)

Ketiga: Lailatul qadar dicari pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ وَالْتَمِسُوهَا فِي كُلِّ وِتْرٍ

 

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam ganjil.” (HR. Bukhari, no. 2027 dan Muslim, no. 1167)

Keempat: Lailatul qadar hanya terbatas pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, yang diharapkan terjadi pada malam ke-21, 23, atau 27. Lailatul qadar bisa terjadi pada malam ke-21 sebagaimana disebutkan riwayatnya dari Abu Sa’id Al-Khudri. Lailatul qadar bisa terjadi pada malam ke-23 sebagaimana disebutkan riwayatnya dari ‘Abdullah bin Unais. Dalam hadits ‘Ubadah bin Ash-Shamit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mencari lailatul qadar pada malam ke-25, 27, 29. Dalam hadits Mu’awiyah disebutkan bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27.

Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Bulughul Marom hadits no. 705 menyebutkan hadits Mu’awiyah,

 

وَعَنْ مُعَاوِيَةَ بْنَ أَبِي سُفْيَانَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا, عَنْ اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ: – لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ – رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالرَّاجِحُ وَقْفُهُ.

 

وَقَدْ اِخْتُلِفَ فِي تَعْيِينِهَا عَلَى أَرْبَعِينَ قَوْلًا أَوْرَدْتُهَا فِي ” فَتْحِ اَلْبَارِي

 

Dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata mengenai lailatul qadar itu terjadi pada malam ke-27. Diriwayatkan oleh Abu Daud. Namun pendapat yang kuat, hadits ini mauquf, yaitu hanya perkataan sahabat. Para ulama berselisih mengenai tanggal pasti lailatul qadar. Ada 24 pendapat dalam masalah ini yang dibawakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari.

Kelima: Amalan pada malam lailatul qadar adalah:

Memperbanyak doa lailatul qadar: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ’ANNII

Hadits yang membicarakan doa ini adalah sebagai berikut.

 

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ  قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

 

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja aku tahu bahwa suatu malam adalah malam lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdoalah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ’ANNII (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Memperbanyak shalat pada malam lailatul qadar dan sungguh-sungguh ibadah di dalamnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

 

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 

“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)

Keenam: Dianjurkan menghidupkan malam lailatul qadar dengan ibadah hingga terbit Fajar Shubuh. Karena malam tersebut penuh keselamatan dari tenggelam matahari hingga terbit fajar Shubuh. Dalam ayat disebutkan,

 

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

 

“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 5)

Dalam perkataan Imam Syafi’i yang qadim (yang lama),

 

مَنْ شَهِدَ العِشَاءَ وَ الصُّبْحَ لَيْلَةَ القَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا

 

“Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya’ dan shalat Shubuh pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari malam tersebut.” Imam Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa ini adalah perkataan Imam Syafii yang lama, tetapi tidak ada pendapat baru yang menyelisihinya atau bersesuaian dengannya. Maka pendapat ini menjadi pendapat madzhab tanpa ada beda pendapat di dalamnya. (Al-Majmu’, 6:491). Lihat Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, 2:222.

Ketujuh: Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Allah Ta’ala berfirman,

 

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

 

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3). Maksudnya adalah ibadah di malam lailatul qadar itu lebih utama dari ibadah di seribu bulan lainnya yang tidak terdapat lailatul qadar.

Kedelapan: Syaikh Prof. Dr. Muhammad Az-Zuhaily mengatakan, “Siapa saja yang melihat lailatul qadar terjadi, hendaklah ia sembunyikan. Lalu ia berdoa dengan penuh keikhlasan, niat, dan keyakinan untuk kepentingan agama dan dunianya.” (Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, 2:223)

Kesembilan: Lailatul qadar itu sebenarnya disembunyikan waktunya pada kita agar kita terus bersemangat mencarinya setiap tahunnya agar kita mencarinya pada akhir Ramadhan terutama pada malam-malam ganjil. Tanda lailatul qadar itu adalah malam tersebut tidak begitu panas, tidak begitu dingin, matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan putih tidak terlalu menyorot. (Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, 2:223)

 

 

Referensi:

Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii. Cetakan kelima, Tahun 1436 H. Syaikh Prof. Dr. Muhammad Az-Zuhaily. Penerbit Darul Qalam.

 

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc 

https://rumaysho.com

 

Keutamaan 10 Malam Terakhir Ramadhan

Keutamaan 10 Malam Terakhir Ramadhan

 

Sahabat, tidak terasa di bulan Ramadhan ini kita telah memasuki sepuluh malam terakhir. Tahukah sahabat semua, bahwa di sepuluh malam terakhir ini terdapat berbagai keutamaan yang dapat memberi kita pahala yang luar biasa, serta dapat menghapuskan segala dosa-dosa kita?

Sepuluh malam terakhir merupakan malam yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Rasululullah sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah puasa pada bulan Ramadhan tidak seperti pada bulan-bulan yang lainnya; dan pada malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan beliau sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah tidak seperti pada malam-malam yang lain.” (HR. Muslim)

Dalam sepuluh malam terakhir ini terdapat peristiwa Lailatul Qadar yang merupakan malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, dan barang siapa yang melakukan sholat di malam tersebut dengan penuh keimanan, maka akan terampuni segala dosa-dosanya. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa melaksanakan shalat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan serta mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam sepuluh malam terakhir ini kita juga dianjurkan untuk senantiasa berdo’a kepada Allah sebagaimana yang di sabdakan oleh Rasulullah SAW,

“Dari ‘Aisyah ra. berkata: “Saya bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu jika saya mengetahui malam itu ialah malam Lailatul Qadar, apakah yang harus saya baca pada malam itu?” Beliau bersabda: Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii (Wahai Allah sesungguhnya Engkau ialah Dzat Maha Pengampun, suka pada ampunan maka ampunilah saya).” (HR. At Turmudzi)

Dari hadits-hadits tersebut, kita dapat mengetahui bersama bahwa sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan bukanlah malam-malam biasa. Oleh karenanya di sepuluh malam terakhir ini alangkah baiknya kita melakukan berbagai amalan agar tidak menjadi malam yang sia-sia, seperti:

1. Tadarus Al-Qur’an

Tadarus atau membaca Al-Qur’an memiliki keutamaan yang sangat luar biasa, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa di dalam satu huruf dari Al-Qur’an terdapat satu kebaikan.

Selain itu, Nabi Muhammad bersabda bahwa Al-Qur’an juga akan memberi syafaat di hari kiamat bagi yang membacanya.

2. Memperbanyak Do’a

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk mempebanyak do’a kepada Allah dan mengharap ampunan-Nya.

3. Zikir

Zikir merupakan ibadah yang sangat mudah diterapkan oleh kita semua, dimanapun dan kapanpun. Rasulullah SAW bahkan memberikan perumpaan bagi orang yang berzikir dengan yang tidak, yakni seperti orang yang hidup dengan orang yang mati.

4. Iktikaf

Iktikaf ialah amalan ibadah berupa berdiam diri di masjid dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun perlu di ingat bahwa pada masa pandemi seperti ini kita haruslah mematuhi protokol kesehatan selama melakukan iktikaf.

Meskipun beberapa masjid ada yang melarang diadakannya kegiatan iktikaf, tetapi hal tersebut semestinya bukanlah suatu masalah bagi kita semua, karena masih banyak amalan-amalan ibadah yang dapat kita lakukan di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan ini yang tak kalah utamanya. (Bambang, Volunteer Ramadhan)

https://tabungamal.id