Kantor Sekretariat Rumah Sajada

Alamat : Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman D.I. Yogyakarta

Tampak Depan PAPP Rumah Sajada

Komplek Kantor dan Asrama Putri Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman

Pendopo Rumah Sajada

Komplek Asrama Putra Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putri Rumah Sajada

Komplek Asarama Putri Wirokraman Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putra

Alamat : Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Sabtu, 30 Juni 2018

Konsep Kesehatan Dalam Islam


Konsep Kesehatan Dalam Islam

sehat-islam

Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap. Telah menetapkan prinsip-prinsip dalam penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Diantara cara Islam menjaga kesehatan dengan menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat wudlu dan mandi secara rutin bagi setiap muslim.

Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam keadaan sehat. Menjadi sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah kepada manusia. Adalah tak mung­kin untuk bertindak benar dan memberi perhatian yang layak kepada ketaatan kepada Tuhan jika tubuh tidak sehat.

Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan. Karenanya, hamba Allah hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimiltkinya dan tidak bersikap kufur. Nabi saw. bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Abu Darda berkata, “Ya Rasulullah, jika saya sembuh da­ri sakit saya dan bersyukur karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan menanggungnya dengan sabar?” Nabi saw menjawab, “Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga menyenanginya.”

Diriwayatkan oleh  at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa bangun di pagi hari dengan badan schat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia seperti orang yang memiliki dunia seluruhnya.”

Di antara ucapan-ucapan bijaksana Nabi Dawud as ada­lah sebagai berikut, “Kesehatan adalah kerajaan yang tersembunyi.” Juga. “Kesedihan sesaat membuat orang Jcbih tua satu tahun.” Juga, “Kesehatan adalah mahkota di kepala orang-orang yang schat, yang hanya bisa dilihac oleh orang-orang yang sakit.” Dan juga, “Kesehatan adalah harta karun yang tak terlihat.”

Konsep Islam Dalam Menjaga Kesehatan

Anjuran Menjaga Kesehatan

Sudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat. Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit. Dalam kaidah ushuliyyat dinyatakan:

Dari Ibn ‘Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku. Nabi menjawab: “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.” (HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)

Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar kesehatan, antara lain, dengan mengonsumsi gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkit penyakit. Hal-hal tersebut semuanya ada dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits-hadits shahih maupun ayat al-Quran.

Nilai Sehat dalam Ajaran Islam

Dengan merujuk konsep sehat yang dewasa ini dipaharm. berdasarkan rumusan WHO yaitu: Health is a state of complete physical, mental and social-being, not merely the absence q; disease on infirmity (Sehat adalah suatu keadaan j^sm rohaniah, dan sosia] yang baik, tidak hanyatidak bt”.*)-esiyal cacat). Dadang Ha\v?ri melaporkan, bahwa s^aK ^hunsehingga rnonjadi -eliat

Menurut penelitian ‘Ali Mu’nis, dokter spesialis internal Fakultas Kedokteran Universitas ‘Ain Syams Cairo, menunjukan bahwa ilmu kedokteran modern menemukan kecocokan terhadap yang disyariatkan Nabi dalam praktek pcngobatan yang berhubungan dengan spesialisasinya.

Sebagaiman disepakati oleh para ulama bahwa di balik pengsyariatan segala sesuatu termasuk ibadah dalam Islam terdapat hikrnah dan manfaat phisik (badaniah) dan psikis (kejiwaan). Pada saat orang-orang Islam menunaikan kewajiban-kewajiban keagamannya, berbagai penyakit lahir dan batin terjaga.

Kesehatan Jasmani

Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual, keinginan-keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan.

Pertama; Mengatur Pola Makan dan Minum

Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting untuk menjaga kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan thayyiban. Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat: “maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.(QS. ‘Abasa 80 : 24 )

Dalam 27 kali pembicaraan tentang perintah makan, al-Quran selalu menekankan dua sifat, yang halal dan thayyib, di antaranya dalam (Q., s. al-Baqarat (2)1168; al-Maidat (s):88; al-Anfal (8):&9; al-Nahl (16) : 1 14),

Kedua; Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat

Perhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga mengandung nilai kesehatan. Banyak ayat dalam al-Quran menganjurkan hal tersebut.

Al-Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan. Para pakar di bidang medis memberikan contoh seperti merokok. Alasannya, termasuk dalam larangan membinasakan diri dan mubadzir dan akibatyang ditimbulkan, bau, mengganggu orang lain dan lingkungan.

Islam juga memberikan hak badan, sesuai dengan fungsi dan daya tahannya, sesuai anjuran Nabi: Bahwa badanmu mempunyai hak

Islam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, di samping hak-haknya kepada Tuhan melalui ibadah. Islam memberi tuntunan agar mengatur waktu untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur dan berjaga diatur secara proporsional, masing-masing anggota tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi.

Di sisi lain, Islam melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya, seperti melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan sekalipun maksudnya untuk beribadah, seperti tampak pada tekad sekelompok Sahabat Nabi yang ingin terus menerus shalat malam dengan tidak tidur, sebagian hendak berpuasa terus menerus sepanjang tahun, dan yang lain tidak mau ‘menggauli’ istrinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits:

“Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan bahwa kamu puasa di sz’am? hari dan qiyamul laildimalam hari, maka aku katakan, benarya Rasulullah, Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah, bangun malam dan tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmujuga ada hak” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga; Olahraga sebagai Upaya Menjaga Kesehatan

Aktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu kesehatan adalah melalui kegiatan berolahraga. Kata olahraga atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin Disportorea atau deportore, dalam bahasa Itali disebut ‘deporte’ yang berarti penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport dirumuskan sebagai kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil memelihara jasmaniah.

Tujuan utama olahraga adalah untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-rungsi alat tubuh, dan daya ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup akan meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan kesegaran jasmani seseorang akan mampu beraktivitas dengan baik.

Dalam pandangan ulama fikih, olahraga (Bahasa Arab: al-Riyadhat) termasuk bidang ijtihadiyat. Secara umum hokum melakukannya adalah mubah, bahkan bisa bernilai ibadah, jika diniati ibadah atau agar mampu melakukannya melakukan ibadah dengan sempurna dan pelaksanaannyatidakbertentangan dengan norma Islami.

Sumber ajaran Islam tidak mengatur secara rinci masalah yang berhubungan dengan berolahraga, karena termasuk masalah ‘duniawi’ atau ijtihadiyat, maka bentuk, teknik, dan peraturannya diserahkan sepenuhnya kepada manusia atau ahlinya. Islam hanya memberikan prinsip dan landasan umum yang harus dipatuhi dalam kegiatan berolahraga.
Nash al-Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya berolahraga, dalam konteks perintah jihad agar mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan musuh, yaitu ayat:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkanpadajalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.Al-Anfal :6o):

Nabi menafsirkan kata kekuatan (al-Quwwah) yang dimaksud dalam ayat ini adalah memanah. Nabi pernah menyampaikannya dari atas mimbar disebutkan 3 kali, sebagaimana dinyatakan dalam satu hadits:

Nabi berkata: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sang gupi” Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, Ingatlah kekuatan itu adalah memanah, (HR Muslim, al-Turmudzi, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad, dan al-Darimi)

Keempat; Anjuran Menjaga Kebersihan

Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah satu aspek penting dalam ilmu kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan dengan kebersihan disebut dengan al-Thaharat. Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan, al-thaharat merupakan salah satu bentuk upaya preventif, berguna untuk menghindari penyebaran berbagai jenis kuman dan bakteri.

Imam al-Suyuthi, ‘Abd al-Hamid al-Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga kesucian dan kebersihan termasuk bagian ibadah sebagai bentuk qurbat, bagian dari ta’abbudi, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah, Nabi bersabda: “Dari ‘Ali ra., dari Nabi saw, beliau berkata: “Kunci shalat adalah bersuci” (HR Ibnu Majah, al-Turmudzi, Ahmad, dan al-Darimi)

Berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang melakukan thaharat dari najis, mutanajjis, dan hadats. Demikian pentingnya kedudukan menjaga kesucian dalam Islam, sehingga dalam buku-buku fikih dan sebagian besar buku hadits selalu dimulai dengan mengupas masalah thaharat, dan dapat dinyatakan bahwa ‘fikih pertama yang dipelajari umat Islam adalah masalah kesucian’.

‘Abd al-Mun’im Qandil dalam bukunya al-Tadaivi bi al-Quran seperti halnya kebanyakan ulama membagi thaharat menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani. Kesucian lahiriah meliputi kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, jalan dan segala sesuatu yang dipergunakan manusia dalam urusan kehidupan. Sedangkan kesucian rohani meliputi kebersihan hati, jiwa, akidah, akhlak, dan pikiran.

Terakhir, semoga pemaparan di atas semakin menambah pengetahuan kita tentang korelasi antara Islam dan kesehatan dan menguatkan azam kita untuk menekuni pengobatan yang telah diajarkan oleh Nabi agung kita Muhammad saw, amin…



8 Tipe Hati yang Sehat menurut Al Quran


8 Tipe Hati yang Sehat menurut Al Quran

Khazanahalquran.com – Urusan hati adalah hal penting yang selalu diperhatikan oleh Al-Qur’an. Bahkan nilai manusia terletak pada hatinya.

Kali ini kita akan menyimak 8 hati yang sehat menurut Al-Qur’an. Apa saja 8 hati itu?

1. Hati yang tunduk.

Yaitu hati yang tunduk, tenang dan yakin dengan keputusan Allah SWT.

فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُم

“Dan tunduk hati mereka kepadanya (Al-Qur’an).” (QS.al-Hajj:54)

2. Hati yang selamat.

Yaitu hati yang ikhlas karena Allah SWT. Dan bersih dari kekufuran, kemunafikan dan kehinaan.

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS.ash-Shu’ara:89)

3. Hati yang kembali.

Yaitu hati yang selalu kembali dan bertaubat kepada Allah. Kemudian bertekad untuk selalu taat kepada-Nya.

مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ

“Yaitu orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak terlihat (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat.” (QS.Qaf:33)

4. Hati yang takut.

Yaitu hati yang takut amalnya tidak diterima oleh Allah dan dia selalu khawatir tidak selamat dari adzab-Nya.

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS.al-Mukminun:60)

5. Hati yang bertakwa.

Yaitu hati yang men-agungkan syiar-syiar Allah.

ذَٰلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS.al-Hajj:32)

6. Hati yang mendapat hidayah.

Yaitu hati yang rela dan pasrah dengan ketentuan Allah SWT.

وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS.at-Taghabun:11)

7. Hati yang tenang.

Yaitu hati yang tentram dengan meng-Esakan Allah dan selalu mengingat-Nya.

وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ

“Dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.” (QS.ar-Ra’d:28)

8. Hati yang hidup.

Yaitu hati yang mau merenungkan apa yang terjadi pada umat-umat terdahulu yang melawan perintah Allah SWT.

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS.Qaf:37)

Inilah 8 tipe hati yang sehat dalam Al-Qur’an. Semoga hati kita termasuk dalam salah satu kriteria diatas.



Hubungan antara Kesehatan Mental dengan Kecerdasan Emosional


Hubungan antara Kesehatan Mental dengan Kecerdasan Emosional

A.   Sehat, Kesehatan dan Sehat Mental

DEFINISI SEHAT. Sehat (Health) secara umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang sempurna) baik secara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau keadaan lemah. Sedangkan di Indonesia, UU Kesehatan No. 23/ 1992 menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan setiap manusia untuk hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomis. World Health Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.

INDIVIDU YANG SEHAT MENTAL. Pribadi yang normal/ bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang adekuat & bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma & pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal & intersosial yang memuaskan (Kartono, 1989). Sedangkan menurut Karl Menninger, individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang bahagia. Saat ini, individu yang sehat mental dapat dapat didefinisikan dalam dua sisi, secara negatif dengan absennya gangguan mental dan secara positif yaitu ketika hadirnya karakteristik individu sehat mental. Adapun karakteristik individu sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat-sifat positif, seperti: kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang positif, karakter yang kuat serta sifat-sifat baik/ kebajikan (virtues) (Lowenthal, 2006).

RUANG LINGKUP DALAM KESEHATAN MENTAL. Adapun tujuan dan sasaran dalam Gerakan Kesehatan Mental itu sendiri meliputi tujuannya:

a. memahami makna sehat mental dan faktor-faktor yang mempengaruhinya 12 Kesehatan  Mental

b. memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mentalb. memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental

 c. memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masyarakat

d. memiliki sikap proaktif dan mampu memanfaatkan berbagai sumber daya dalam upaya penanganan kesehatan mental masyarakat e. meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi timbulnya gangguan mental.  
           
KONSEPSI YANG SALAH MENGENAI KESEHATAN MENTAL.

 Selama ini masih banyak mitos dan konsepsi yang diyakini masyarakat Indonesia mengenai Kesehatan Mental yang keliru, antara lain: gangguan mental adalah herediter/ diturunkan, gangguan mental tidak dapat disembuhkan, gangguan mental muncul secara tiba-tiba, gangguan mental merupakan aib/ noda bagi lingkungannya, gangguan mental merupakan peristiwa tunggal, seks merupakan penyebab munculnya gangguan mental, kesehatan mental cukup dipahami dan ditangani oleh satu disiplin ilmu saja, kesehatan mental dipandang sama dengan “ketenangan batin”, yang dimaknai sebagai tidak ada konflik, tidak ada masalah, hidup tanpa ambisi, pasrah.

B.   Paradigma dalam Kesehatan Mental

Prinsip-prinsip dalam memahami Kesehatan Mental telah diungkap Schneiders sejak tahun 1964, yang mencakup tiga hal : 11 prinsip yang didasari atas sifat manusia, yaitu:

 1. Kesehatan dan penyesuaian mental tidak terlepas dari kesehatan fisik dan integritas organisme.

2. Dalam memelihara kesehatan mental, tidak terlepas dari sifat manusia sebagai pribadi yang bermoral, intelek, religius, emosional, dan sosial.

3. Kesehatan dan penyesuaian mental memerlukan integrasi dan pengendalian diri, meliputi: pengendalian pemikiran, imajinasi, hasrat, emosi dan perilaku.

 4. Memperluas pengetahuan diri merupakan keharusan dalam pencapaian dan memelihara kesehatan mental.

5. Kesehatan mental memerlukan konsep diri yang sehat, meliputi: penerimaan dan usaha yang realistik terhadap status dan harga diri.

 6. Pemahaman dan penerimaan diri harus ditingkatkan dalam usaha meningkatkan diri dan realisasi diri untuk mencapai kesehatan mental.

7. Stabilitas mental memerlukan pengembangan yang terusmenerusdalam diri individu, terkait dengan: kebijaksanaan, keteguhan hati, hukum, ketabahan, moral, dan kerendahan hati.

8. Pencapaian dalam pemeliharaan kesehatan mental terkait dengan penanaman kebiasaan baik.

 9. Stabilitas mental menuntut kemampuan adaptasi, kapasitas mengubah situasi dan kepribadian.

10. Stabilitas mental memerlukan kematangan pemikiran, keputusan, emosionalitas, dan perilaku.

11. Kesehatan mental memerlukan belajar mengatasi secara efektif dan secara sehat terhadap konflik mental, kegagalan, serta ketegangan yang timbul.

A.   Pengertian dan Fungsi Emosi

DEFINISI EMOSI. Emosi dalam bahasa Latin memiliki arti: “move out” (bergerak keluar). Emosi (emotion) merupakan gabungan kata e untuk energi dan motion untuk pergerakan, sehingga emosi menggerakkan kita untuk bertindak agar dapat bertahan dari ancaman, mendapat kedekatan sosial, dan prokreasi (Gentry, 2007). Emosi adalah suatu kompleks keadaan dari kewaspadaan yang meliputi sensasi (di bagian dalam) & ekspresi (di bagian luar), yang merupakan kekuatan untuk memotivasi individu dalam bertindak (Atwater, 1983). Emosi merupakan pola yang kompleks dari perubahan yang terjadi pada bangkitan/ getaran fisiologis, perasaan subjektif, proses kognitif, dan reaksi perilaku (Atwater & Duffy, 2005). Emosi memang sulit didefinisikan, akan tetapi dapat diungkap bahwa emosi selalu terkait dengan perasaan (feeling), perilaku (behaviour), perubahan fisiologis (physiological change), dan kognisi. Fungsi utama emosi adalah untuk memberi informasi

kepada individu mengenai interaksinya dengan dunia luar (Strongman, 2006). Gentry menjelaskan bahwa Alexithymia merupakan istilah psikiatris untuk seseorang yang mengalami kekurangan dalam emosinya, yaitu: sulit membedakan perasaan yang dimilikinya, merasa sulit berinteraksi dengan orang lain, kewaspadaan emosional yang kurang, kurang dapat merasa senang, sulit membedakan emosi dengan getaran tubuh, secara berlebihan menggunakan logika dalam pengambilan keputusan, kurang dapat bersimpati dengan orang lain, menunjukkan kebingungan ketika menghadapi emosi orang lain, tidak tergugah oleh seni, karya sastra, atau musik, hanya memiliki sedikit memori emosional (misal: memori masa kanak-kanak).

KOMPONEN EMOSI. Atwater (1983), mengungkap komponen dalam emosi menjadi: perubahan fisiologis, termasuk sensasi tubuh (fisik); kewaspadaan subjektif & interpretasi penuh makna dari suatu sensasi; kemungkinan diekspresikannya kewaspadaan tersebut dalam perilaku yang overt (tampak). Dalam perkembangannya (Atwater & Duffy, 2005), komponen emosi diungkap dalam 4 hal yang saling terkait, yaitu: 1. Bangkitan/ getaran fisilogis Emosi melibatkan kerja otak, sistem saraf, dan hormon, sehingga ketika individu dibangkitkan emosinya, maka secara fisiologis juga terbangkit. Terbangkitnya emosi membutuhkan energi dalam tubuh dan bahkan menurunkan ketahanan tubuh terhadap penyakit. 2. Perasaan subjektif Emosi melibatkan kewaspadaan subjektif/ perasaan yang memiliki elemen menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka. 3. Proses kognitif Emosi juga melibatkan proses kognitif, seperti: memori, persepsi, ekspetansi, dan interpretasi. Satu peristiwa Æ beda makna bagi beda individu. 4. Reaksi perilaku Reaksi perilaku yang terlibat dalam emosi dapat berbentuk ekpresif dan instrumental. Contoh reaksi ekpresif: ekspresi wajah, gesture, nada suara. Contoh reaksi instrumental : menangis karena distres, melarikan diri dari masalah.

B.   Kecerdasan Emosi

CIRI-CIRI CERDAS EMOSI. Individu yang memiliki kecerdasan emosi dapat terungkap melalui kemampuannya memotivasi diri & bertahan menghadapi frustrasi, dapat mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mampu mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, serta dapat berempati dan selalu berdoa. WILAYAH DALAM KECERDASAN EMOSI. Ada empat ranah dalamKecerdasaan Emosi (Emotional Quotion), yaitu: 1. KESADARAN DIRI, yaitu mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, yang meliputi: kesadaran emosi, penilaian diri secara teliti dan percaya diri. 2. MENGELOLA EMOSI, yaitu kemampuan menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap tanpa melewati kewajaran, meliputi: kendali diri, dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptibilitas, dan inovasi, 3. MEMOTIVASI DIRI SENDIRI, yaitu memiliki kecenderungan emosi yang mendorong pencapaian tujuan, meliputi dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif, serta optimisme. 4. MENGENALI EMOSI ORANG LAIN, yaitu memiliki kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain, yang terdiri dari memahami orang lain, orientasi akan pelayanan, dan mampu mengembangkan orang lain, serta mengatasi keberagaman, mampu berkomunikasi dengan baik, merupakan katalisator perubahan, mampu mengelola konflik, mampu berkoolaborasi dan berkooperasi, serta kemampuan bekerja dalam tim.

DAFTAR PUSTAKA:
Sari, Kartika. 2012. Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP Press Semarang
Lur Rochman, Kholil. 2010. Kesehatan Mental. Yogyakarta: STAIN Purwokerto


Jumat, 29 Juni 2018

ANALISA PENYAKIT ALA USTAD DANU (Bengkel Hati) Posted by Resi Andriani Kadang Banyak msalah timbul akibat kejengkelan pada orang-orang terdekat kita, mulai hidup dengan rasa ikhlas dan sabar. inilah berbagai macam penyakit yang ditimbulkannya; Alergi: keinginan yang kuat di barengi dengan kejengkelan, ada amalan untuk keselamatan Batu ginjal : Ketika istri melakukan kesalahan dan suami ngerti bahwa itu salah kemudian diam dan jengkel. Pendengaran kurang: Tidak mendengarkan nasehat orang terutama orang yang terdekat. Katarak: memandang pasangan terlalu rendah dan tidak menuruti nasehat baik pasangannya. Janin Sungsang : Ketika ada masalah sama suami kemudian istrinya diam dan jengkel. Dismenor : Sama suami/anak/orang lain kalau ada masalah sering uring-uringan. Anak nakal : Orang tuanya juga sering marah-marah/uring-uringan/emosi. Tumor ovarium : punya rasa jengkel banget sama orang tua atau suami. Nyeri perut : Punya amalan-amalan atau selalu mempunyai ke inginan yang kuat dan kalu tidak terpenuhi akan jengkel. Kanker payudara : Sering marah-marah sama suami atau anak. Asam urat : Tiadak luwes dalam keluarga. Nyeri lutut : mempunyai keinginan yang kuat dan kalau tidak terlaksana akan jengkel atau marah. Nyeri lengan atas kanan : Memberikan nasehat yang baik kepada seseorang kemudian jengkel karena orang tersebut tidak mampu melaksanakannya. Tumor tulang : mempunyai keinginan yang kuat tapi diam dan jengkel. Tumor : orangnya ketaka ada masalah kemudian diam tapi dalam hatinya emosi. Diabetes melitus : Suka memerintah terutama sama orang yang dekat dan kalau tidak di laksanakan akan marah/jengkel. Ketuban pecah dini : Istri mempunyai rasa jenkel banget sama orang tuanya terutama ibunya dan suaminya ada rasa marah sama bapaknya. Stroke dan hipertensi, Hidrosepalus : Suka marah-marah tapi marahnya di dalam hati atau marahnya tidak keluar. Mata min : Memandang sesuatu selalu serius. Penebalan Kulit : Ada amalan-amalan yang selalu di baca ketika ngelamun atau lagi beraktifitas. Susah punya anak : Kurang cekatan/agresif dalam beribadah dan kurang mesra terhadap pasangan atau sudah dingin. Semua penyakit semuanya berawal dari perbuatan kita atau orang tua masing-masing. Serta berawal dari penyakit hati, sehingga jagalah hati kita dan selalu berfikir positif. Agar kita selau terhindar dari penyakit. https://resiandriani.com


ANALISA PENYAKIT ALA USTAD DANU (Bengkel Hati)

Posted by Resi Andriani

 Kadang Banyak msalah timbul akibat kejengkelan pada orang-orang terdekat kita, mulai hidup dengan rasa ikhlas dan sabar. inilah berbagai macam penyakit yang ditimbulkannya;

Alergi: keinginan yang kuat di barengi dengan kejengkelan, ada amalan untuk keselamatan

Batu ginjal : Ketika istri melakukan kesalahan dan suami ngerti bahwa itu salah kemudian diam dan jengkel.

Pendengaran kurang: Tidak mendengarkan nasehat orang terutama orang yang terdekat.
Katarak: memandang pasangan terlalu rendah dan tidak menuruti nasehat baik pasangannya.

Janin Sungsang : Ketika ada masalah sama suami kemudian istrinya diam dan jengkel.

Dismenor : Sama suami/anak/orang lain kalau ada masalah sering uring-uringan.

Anak nakal : Orang tuanya juga sering marah-marah/uring-uringan/emosi.

Tumor ovarium : punya rasa jengkel banget sama orang tua atau suami.

Nyeri perut : Punya amalan-amalan atau selalu mempunyai ke inginan yang kuat dan kalu tidak terpenuhi akan jengkel.

Kanker payudara : Sering marah-marah sama suami atau anak.
Asam urat : Tiadak luwes dalam keluarga.

Nyeri lutut : mempunyai keinginan yang kuat dan kalau tidak terlaksana akan jengkel atau marah.

Nyeri lengan atas kanan : Memberikan nasehat yang baik kepada seseorang kemudian jengkel karena orang tersebut tidak mampu melaksanakannya.

Tumor tulang : mempunyai keinginan yang kuat tapi diam dan jengkel.

Tumor : orangnya ketaka ada masalah kemudian diam tapi dalam hatinya emosi.

Diabetes melitus : Suka memerintah terutama sama orang yang dekat dan kalau tidak di laksanakan akan marah/jengkel.

Ketuban pecah dini : Istri mempunyai rasa jenkel banget sama orang tuanya terutama ibunya dan suaminya ada rasa marah sama bapaknya.

Stroke dan hipertensi, Hidrosepalus : Suka marah-marah tapi marahnya di dalam hati atau marahnya tidak keluar.

Mata min : Memandang sesuatu selalu serius.

Penebalan Kulit : Ada amalan-amalan yang selalu di baca ketika ngelamun atau lagi beraktifitas.

Susah punya anak : Kurang cekatan/agresif dalam beribadah dan kurang mesra terhadap pasangan atau sudah dingin.

Semua penyakit semuanya berawal dari perbuatan kita atau orang tua masing-masing. Serta berawal dari penyakit hati, sehingga jagalah hati kita dan selalu berfikir positif.
Agar kita selau terhindar dari penyakit.



Hubungan Emosi dengan Beberapa Masalah Kesehatan Mental dan Fisik


Hubungan Emosi dengan Beberapa Masalah Kesehatan Mental dan Fisik

Yang perlu kita semua pahami agar bisa memahami kenapa sebuah gangguan emosi bisa memunculkan penyakit psikis bahkan fisik. Mungkin bahasan ini bisa menjadi sedikit renungan sebelum istrahat malam. Sebagai referensi bacaan lanjutan dengan tema yang sama bapak ibu bisa membaca buku:

You Can Heal Your Life (Karya Louise L. Hay)
Emotional Healing Therapy (Karya Irma Rahayu)
Mind Body Medicine (Karya Adi W Gunawan)
SEFT Total Solution (Karya Ahmad Faiz)

Sebagai pengingat saja bahwa Ilmu yang saya share kan malam ini bukan murni dari saya tapi semua ilmu kembali dan berasal dari Allah SWT. Saya hanya menjadi perantara saja yang mungkin ada salah dan lup nya. Semua hanya dari Allah SWT dan kembali kepada Allah SWT.

Kembali ke perbincangan soal emosi dan kesehatan fisik dan mental. Untuk memudahkan ilustraasi ini saya paling suka memakai penjelasan dari buku Pak Adi tentang Teori Tungku Mental.

Tungku Mental

Untuk memudahkan pemahaman mengenai mekanisme pikiran bawah sadar saya menggunakan analogi tungku mental. Tungku mental berisi air (baca: berbagai buah pikir/thought). Api yang memanasi tungku adalah berbagai emosi, baik itu yang positif maupun negatif, yang dialami seseorang. Dalam kondisi normal saat api membakar tungku maka temperatur akan naik dan sampai pada suhu tertentu akan muncul uap air yang bergerak bebas ke atas karena tungku tidak ditutup. Namun apa yang terjadi bila tungku ditutup rapat?

Saat temperatur semakin tinggi, karena terus dipanasi oleh api emosi, terutama yang negatif,  maka akan muncul uap yang bergerak ke atas. Namun kali ini uap tidak bisa keluar karena terperangkap di dalam tungku yang ditutup rapat. Semakin lama suhu tungku semakin tinggi, semakin banyak uap yang terperangkap, sehingga tekanan uap semakin tinggi menekan seluruh dinding dalam tungku. Apa yang terjadi bila tungku tetap ditutup rapat?

Benar sekali. Sampai pada satu titik, saat tekanan uap melebihi daya tahan dinding tungku, maka akan terjadi ledakan hebat dan tungku akan hancur berantakan. Nah, bagaimana dengan manusia? Jangan khawatir, kita tidak akan meledak seperti contoh tungku di atas. Pada manusia, pikiran bawah sadar akan melindungi diri kita dengan melakukan hal-hal yang dipandang perlu untuk menyelamatkan diri kita dari “kehancuran”.

Apa yang akan dilakukan pikiran bawah sadar? Pikiran bawah sadar akan membuat retak-retak kecil di tungku mental kita sehingga ada jalan keluar bagi uap yang berada di dalam tungku mental. Dengan demikian tekanan akan turun dan tidak membahayakan keutuhan tungku mental. Nah, saat uap dari dalam tungku keluar dan berbunyi “sssshhh……ssssshhhh….” pada saat itulah seseorang akan mengalami perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini adalah manifestasi dari uap yang keluar. Biasanya perubahan ini tidak mendadak. Tetapi perlahan-lahan dan semakin lama semakin parah.

Sebagaimana ilustrasi diatas, saat terjadi retakan itulah terjadi gangguan pada diri seseorang. Bentuknya bisa berupa fisik atau psikis. Retakan yang paling ringan biasanya dimulai dari gangguan psikis seperti mulai gampang maran, susah engendalikan emosi, kecemasan yang berlebihan, sampai dengan tidak bisa mengendalikan pikirannya sendiri. Saat retakannya semakin lebar maka akan menjalar ke bagian fisik seseorang tersebut.

Dalam kalangan psikologi atau terapis pada umumnya gangguan ini disebut psikosomatis, dimana penyakit fisik yang ada diawali oleh gagguan emosi. Dalam dunia terapis dikenal 5 Sindrom Emosi yaitu jenis emosi yang bisa berdampak pada kesehatan fisik. Kelima jenis emosi ini kerap kali tanpa kita sadari telah lama hinggap dan betah menemani kehidupan kita sehari hari. Terkesan biasa, sederhana dan merupakan gejala wajar hingga acapkali kita anggap remeh akar masalah dari efek yang kita derita. Secara singkat berikut penjelasannya:

Sindrom Menangis

Penyebabnya adalah ketidakmampuan kita saat mengambil keputusan karena pengkondisian yang dilakukan orang lain. Contohnya, jika kita merasa tidak mampu menolak tugas dari atasan karena takut merasa tidak enak atau sungkan atau takut dipecat. Atau saat seorang anak tidak bisa menolak tekanan dari orang tua karena beberapa hal  sehingga kita memendam perasaan diri yang membuat tubuh bagian depan mulai dari pusar sampai kepala terkena sindom ini. Efek sindrom menangis secara fisik adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, mata mudah berair, sakit pada daerah lambung sampai dada, otot kepala dan leher kaku, sariawan dan gejala lain diarea dada leher dan kepala.

Sindrom Tanggung Jawab

Penyebabnya adalah rasa terbebani saat harus memikul tanggung jawab tertentu, misalnya tulang punggung keluarga atau pimpinan perusahaan. Bagian tubuh yang terpengaruh oleh sindrom ini adalah pundak dan punggung bagian atas. Sedangkan efek fisik yang terjadi adalah sakit punggung, pundak kaku, dan dalam kasus kronis bisa sampai cedera punggung.

Sindrom Frustasi / Perasaan Bersalah Secara Seksual

Penyebab sindrom ini adalah perasaan bersalah karena tidak mampu mengekspresikan diri, serta perasaan kurang memadai dalam masalah seks. Bagian yang terkena sindrom ini adalah bagian lambung, sekitar daerah kelamin, dan punggung bagian bawah. Efek fisik yang sering dirasakan adalah kram perut, asam lambung, kram saat menstruasi, inveksi kandung kemih, prostat, rasa sakit pada testikel dan masalah ginjal.

Sinrom Perlawanan

Penyebabnya adalah pengingkaran atau penekanan keinginan, rasa tidak mampu mencapai tujuan, harapan atau impian. Seperti gagal ujian sekolah, gagal mencapai rumah tangga yang bahagia seperti yang diidamkan, gagal menyelesaikan tugas dll. Sindrom ini menyerang bagian lengan, telapak tangan, dan jari-jari. Efek fisik yang sering terjadi antara lain kutil, tangan kasar, kaku persendian, rematik dan radang sendi.
Sindrom Melarikan Diri
Penyebabnya adalah keinginan untuk melarikan diri dari situasi tertentu atau kondisi yang dialami saat ini, ketakutan yang berlebihan bahkan takut akan kesuksesan. Contoh, secara tidak sadar merasa tidak layak untuk sukses, atau merasa tidak disenangi jika kaya, dll. Bagian tubuh yang terpengaruh adalah paha hingga kaki bagian bawah. Efek fisiknya bisa berupa kaki bengkak, kram, kaki yang dingin bahkan sampai kelumpuhan mendadak.

Nah jika kita sudah memahami kelima siindrom di atas, maka penting bagi kita untuk mampu mengolah emosi dalam diri kita sehingga tidak sampai berdampak pada fisik kita. Berikut gambaran singkat tentang penyakit fisik dan landasan emosinya:

NO      PENYAKIT      LANDASAN EMOSI
1          Adenoid           Konflik dalam keluarga, perasaan tidak diinginkan oleh orang tua.
2   Aids      Perasaan tidak mampu membela diri. Perasaan ditolak oleh                    lingkungan.Ketidakmampuan menerima diri sendiri. Penyangkalan                                      hasrat seksual.
3          Alergi               Penyangkalan tentang kekuatan diri sendiri.
4      Pikun          Penolakan realitas hidup. Perasaan tidak mampu dan tidak punya                                      harapan.
5      Amnesia        Ketakutan/guilt. Melarikan diri dari realitas hidup. Ketidakmampuan                                      untuk mandiri.
6     Anorexia     Penolakan akan diri sendiri. Ketakutan Ekstrim. Kebencian pada                                      diri sendiri dan perasaan ditolak
7          Apatis              Penolakan akan diri sendiri untuk merasakan sesuatu. Ras takut.
8   Arteriosclerosis Perlawanan. Ketegangan. Penolakan untuk melihat sisi positif                                      dari kehidupan. Pemikiran yang sempit dari kehidupan.
9          Arthritis            Perasaan tidak dicintai, ditolak, perasaan dikorbankan.
10        Asthama          Ketidakmampuan mengekspresikan kesedihan, perasaan tertekan.
11        Bisul                Perasaan terluka ,terhina dan dendam menahun.
12        Bau Badan      Takut / tidak suka pada diri sendiri
13        Batu Ginjal      Gumpalan dari rasa marah yang tidak terluapkan
14    Cemas     Ketidakmampuan untuk menerima kehidupan, cemas, kehilangan                                      perasaan lega
15        Dissmenhoria  Ketidakmampuan menerima diri sendiri.
16    Depresi      Perasaan marah yang tidak mampu diekspresikan. Merasa tidak                                      punya harapan.
17     Diabetes      Perasaan tidak puas. Kesedihan yang mendalam. Keinginan besar                                     untuk mengontrol/tidak sabaran
18        Demam           Perasaan marah yang tidak mampu diekspresikan.
19        Endometriosis Perasaan tidak aman, kecewa, dan frustasi
20        Epilepsi            Perasaan ditolak, menyakiti diri sendiri, dihukum.
21    Enurisis (ngompol)    Ketakutan akan figur ayah, kecemasan. Ketidak mampuan                                      melepaskan masa lalu. Perasaan kecewa yang ditekan kuat
22  Frigid     Takut. Penolakan akan kenikmatan seks. Kepercayaan bahwa                                     seks itu dosa.
23        Glukoma         Tekanan dari luka masa lalu. Ketidakmampuan untuk memaafkan.
24        Ginjal               Kekecewaan. Perasaan gagal. Rasa malu yang ditekan.
25        Herpes             Perasaan bersalah akan dorongan seksual.
26        Herpes Simplex Ketakutan untuk mengekspresikan kemarahan.
27        Aborsi Spontan  Perasaan takut, bersalah. Penolakan akan hasrat kewanitaan.
28    Mimisan      Keinginan untuk diakui, ketakutan bila tidak diakui dan menjadi                                       pusat perhatian. Keinginan untuk dicintai.
29        Maag               Takut. Perasaan tidak puas pada diri sendiri.
30        Nyeri perut      Kecemasan. Ketidakmampuan merawat diri.
31   Pegal-pegal  Kebutuhan untuk dicintai. Kebutuhan untuk dipeluk. Kebosanan                                     menahun.
32  Paralysis/Lumpuh Rasa marah yang ditekan kuat. Ketidakmampuan untuk                mengekspresikan kemarahan. Keinginan untuk menyatukan                                             keluarga.
33  Polio      Kecemburuan. Keinginan untuk menghentikan sesuatu atau                                        seseorang.
34    Pneumonia/Infeksi Paru         Putus asa. Kelelahan emosional. Luka emosi yang                                       tidak tersembuhkan.
35   Premenstruasi  Syndrome      Memperbolehkan seseorang mempengaruhi diri                                           sendiri. Penolakan akan feminin proses.
36      Osteoporosis   Perasaan tidak adanya dukungan sosial
37   Kegemukan    Takut. Kebutuhan untuk dilindungi. Kemarahan yang terpendam.                                        Ketidakmampuan untuk memaafkan.
38      Sakit Punggung          Ketakutan akan uang. Kekurangan dukungan finansial.
39      Impotensi        Perasaan bersalah akan dorongan emosional.
40    Sakit Punggung Bagian Tengah         Perasaan bersalah. Ketidakmampuan untuk                                     melepaskan hal-hal yang terjadi di masa lalu.
41  Sakit Punggung Atas  Kebutuhan akan dukungan emosional dari orang lain.                                              Perasaan tidak dicintai.
42   Selulit  Kemarahan pada diri sendiri. Keinginan yang kuat untuk menghukum                                            sendiri.
43        Sembelit          Ketidakmampuan untuk melepaskan masa lalu.
44        Sinusitis           Perasaan terganggu atau jengkel pada seseorang.
45     Serangan Jantung      Perasaan kesepian atau takut ditinggalkan. Merasa tidak                                         cukup baik. Takut gagal.
46       Tekanan Darah Tinggi            Permasalahan masa lalu yang tidak terselesaikan.
47     Tekanan Darah  Rendah        Kekurangan kasih sayang pada masa kanak kanak.                                    Ketidakinginan untuk berubah.
48        Tuli                  Perasaan tidak ingin diganggu. Perasaan ditinggalkan atau ditolak.
49        Hipertiroid        Marah karena ditinggalkan.
50        Hipotiroid         Menyerah. Perasaan tidak mampu.
51        Sakit Saluran Kencing            Stres. Kehilangan perasaan relax.
52        Kulit Bernanah            Gampang iri hati. Kehilangan perasaan terima kasih.
53        Hepatitis          Marah. Kehilangan perasaan menyangi.
54        Leukimia         Sedih. Kehilangan perasaan untuk menikmati, tidak enjoy.
55        Sakit Punggung Belakang      Apatis. Kehilangan semangat alias loyo.
56        Hipocampus pd Otak  Kesepian. Kehilangan kesenangan.
56    Tuberkolosis    Kebanggaan diri yang berlebihan, Posesif, Pikiran kejam, balas                                          dendam.
57   Tumor Ketidakmampuan melepaskan dendam masa lalu, Perasaan menyesal                                          yang mendalam.
58        Vertigo Penolakan akan kenyataan hidup.
59      Hepatitits         Ketakutan akan perubahan, takut, marah, benci. Ketidakpuasan                                         akan hidup.
60        Hernia Ketidakmampuan menjalin relasi/perkawanan. Tertekan.
61        Influensa         Takut. Respon pada tanggapan negatif dari lingkungan sekitar.
62    Insomnia         Penolakan akan proses hidup/faktor usia. Perasaan bersalah.                                             Takut.
63     Jerawat           Ketidaksukaan dengan keadaan diri sendiri. Tidak menerima diri                                         sendiri apa adanya.
64   Juling   Memiliki konflik diri yang tidak terselesaikan. Ketidakmampuan melihat                                          kehidupan dari sisi yang berlainan.
65        Kebotakan       Takut. Perasaan tertekan. Keinginan untuk mengontrol segalanya.
66        Kanker            Makan hati yang menahun.
67        Katarak           Ketidakberanian untuk menghadapi masa depan.
68        Koma  Takut. Keinginan untuk melarikan diri dari seseorang atau sesuatu.
69     Kolesterol Tinggi         Ketidakmampuan untuk menikmati hidup. Ketakutan diri                                         untuk membiarkan diri bahagia.
70        Kram               Rasa takut yang datang tiba- tiba.
71   Kecanduan      Melarikan diri dari diri sendiri, Takut. Tidak tahu bagaimana                                                             mencintai diri sendiri. Penolakan akan diri sendiri.
72        Kutil                 Kemarahan yang terpendam.
73  Kaku Rahang  Kemarahan, Perasaan ditolak. Keinginan yang kuat untuk                                                   membalas dendam. Penolakan untuk mengekspresikan                                                      kemarahan.
74     Laringitis          Rasa marah yang terlalu sangat sampai tidak bisa diungkapkan.                                         Ketakutan untuk mengekspresikan kemarahan.
75        Infeksi             Perasaan marah dan terganggu oleh seseorang atau sesuatu
76        Liver                Rasa marah yang terpendam.
77      Lupus              Putus asa. Ketidakmampuan untuk mandiri. Marah dan perasaan                                       terhukum.
78     Luka Menahun    Perasan tidak mampu membela diri sendiri. Kekecewaan                                                          terhadap  otoritas (kekuasaan). Korban kekerasan.
79    Leukimia         Ketidakmampuan untruk menikmati hidup. Kekurangan keceriaan                                      dan kreatifitas dalam hidup.
80   Memar Kulit    Kemarahan yang dipendam. Keinginan terpendam untuk melukai                                       orang lain (objek kemarahan).
89        Mata Myopi     Ketakutan akan masa depan.
90        Mata Hipermetrop (+) Perasaan takut. Dibayangi oleh kesalahan masa lalu.
91        Narcolepsy      Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah yang ekstrem.
92        Nervous Breakdown   Ketidakmampuan menjalin relasi.
93      Ngorok            Penolakan untuk melepaskan pandangan yang sudah ketinggalan                                           jaman.
94        Migren             Kritik diri yang terlalu kuat. Takut.
95  Menaupous  Takut tidak lagi diinginkan. Takut akan kemunduran fisik.                                        Penolakan akan diri sendiri. Merasa diri sendiri tidak baik                                                       atau kurang sempurna.

Sumber: You Can Heal Your Life by Louise L. Hay

Beberapa penyakit fisik di atas memang tidak selalu diakibatkan oleh masalah emosi. Namun hampir mayoritas tersebut dikarenakan sebab emosi tersebut. Semoga apa yang saya share-kan di atas ada manfaatnya dan mampu membantu Bapak/Ibu semua untuk mendapatkan sudut pandang yang lain dari penyakit yang mungkin sedang diderita oleh diri sendiri maupun oleh orang tercinta di sekitar. Untuk membantu mempercepat penyembuhan secara medis yang dilakukan, alangkah baiknya juga diterapi emosinya agar sumber emosi negatif yang ada dalam tubuh dapat dihilangkan dan insyaAllah penyembuhan bisa lebih cepat dilakukan.

Jika ada yang belum jelas monggo bisa ditanyakan/berkomentar. Bagi yang mau bertanya lebih banyak atau berdiskusi soal terapi emosi dan psikis bisa menghubungi saya secara langsung di tizarrich@outlook.com. Terima kasih dan selamat malam, semoga bermanfaat. ()