Memanfaatkan Waktu
Mulia Antara Maghrib Dan Isya
Waktu antara maghrib dan isya’, menurut para ulama,
adalah waktu utama untuk ibadah. As-Sayid Abu Bakar bin As-Sayid Muhammad
Syatha Al-Makki Ad-Dimyathi dalam kitab Kifayatul Atqiya’ wa Minhajul Ashfiya’
menulis, “Waktu ini termasuk semulia-mulia dan seutama-utama waktu. Maka sangat
dianjurkan untuk menghidup-hidupkannya dengan amal-amal taat dan menjauhi
hal-hal tak berguna serta hal-hal yang dapat menyebabkan kita terlupa akan
Allah.”
Sedang Habib Abdullah Al-Haddad dalam kitabnya
An-Nashaihud Diniyah mengatakan, “Di antara amal-amal yang sangat disunnahkan
ialah menghidup-hidupkan waktu antara salat maghrib dan isya’ dengan salat —
dan ini yang paling utama –, dengan membaca Quran dan zikir pada Allah – entah
itu tasbih, tahlil dan semacamnya.”
Waktu maghrib hingga isya’ memang utama untuk ibadah.
Manakala mendengar azan maghrib, jawablah. Kemudian bacalah doa azan,
diteruskan dengan mengucapkan kata-kata berikut ini:
اَللَّهُمَّ
هَذَا إِقْباَلُ لَيْلِكَ وَ ِإدْباَرُ نَهَارِكَ وَ أَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ
ليِ
“Ya Allah,
ini adalah kedatangan malam-Mu dan kepergian siang-Mu serta suara-suara para
pendoa pada-Mu, maka ampunilah aku.“
Setelah
itu, segeralah salat maghrib karena waktu maghrib sangat pendek. Paling pendek
di antara waktu-waktu salat lainnya. Yaitu hanya sekitar 1 jam karena waktu
maghrib berakhir dengan tenggelamnya mega merah, atau saat datangnya salat
isya’. Demikian menurut pendapat yang kuat.
Karena
waktu maghrib yang pendek pula, maka kita dianjurkan untuk membaca surah-surah
pendek dalam salat maghrib, seperti dicontohkan Rasulullah SAW. Begitulah dalam
hadis yang dituturkan oleh Abu Hurairah RA (riwayat Ahmad dan An-Nasai) Sedang
Ibnu Umar RA menuturkan bahwa Nabi SAW membaca surah Al-Kafirun pada rakaat
pertama salat maghrib dan surah Al-Ikhlas pada rakaat kedua.
Habib
Abdullah Al-Haddad telah menyusun tertib bacaan surah dalam salat maghrib
selama seminggu. Yaitu: Al-Kafirun-Al-Ikhlas pada malam Jumat dan malam Selasa,
Al-Falaq-An-Nas pada malam Sabtu dan malam Rabu, Al-Fil–Al-Quraisy pada malam
Ahad, Al-Ma’un-Al-Kautsar pada malam Senin dan malam Kamis.
Selepas
salat baca istighfar tiga kali, diteruskan dengan membaca:
لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ, لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ
وَهُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيرٌ
“Tidak ada
tuhan selain Allah, (Dia) Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik Dia
kerajaan, dan hanya milik dia segala pujian, Dia menghidupkan dan mematikan,
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.“
Ini sesuai
dengan anjuran Nabi SAW dalam hadis yang dituturkan oleh Abdur Rahman bin
Ghunmin berikut ini:
مَنْ قَالَ قَبْلَ اَنْ
يَنْصَرِفَ وَيُثْنِي رِجْلَهُ مِنْ صَلاَةِ اْلمَغْرِبِ وَالصُّبْحِ لاَ إِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ. لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ بِيَدِهِ
اْلخَيْرُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلىَ كُلَِ شَيْءٍ قَدِيرٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ
كُتِبَ لَهُ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ عَشْرُ
سَيِّئاَتٍ وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ وَكَانَتْ حِرْزًا مِنْ كُلِّ
مَكْرُوهٍ وَحِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Barangsiapa,
sebelum beranjak (dari tempat salat) sementara kakinya masih melipat (seperti
tahiyat akhir) dari salat maghrib dan subuh, mengucapkan “La ilaha illallah
wahdahu la syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya’in
qadir,” sebanyak sepuluh kali, maka bagi tiap-tiap satu bacaan ditulis untuknya
sepuluh kebajikan, dihapus untuknya sepuluh kejelekan (dosa) dan diangkat
untuknya sepuluh derajat. Bacaan itu juga bakal menjadi tameng terhadap segala
hal yang tidak menyenangkan, tameng pula terhadap syetan yang terlaknat.“
(riwayat Ahmad).
Selanjutnya
ucapkan doa berikut sebanyak tujuh kali (dan Anda masih di tempat Anda tanpa
mengubah posisi duduk):
اَللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنَ
الناَّرِ
“ Ya Allah,
selamatkan aku dari neraka.“
Dalam satu
hadis Nabi SAW dituturkan berbisik kepada Muslim bin Harts At-Tamimi:
إِذَا انْصَرَفْتَ مِنْ
صَلاَةِ اْلمَغْرِبِ فَقُلْ اَللَّهُمَّ أَجِرْنيِ مِنَ النَّارِ سَبْعَ مَرَّاتٍ
فَإِنَّكَ إِذاَ قُلْتَ ذَلِكَ ثُمَّ مُتَّ فِي لَيْلَتِكَ كُتِبَ لَكَ جِوَارً
مِنْهاَ وَإِذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَقُلْ كَذَلِكَ فَإِنَّكَ إِنْ مُتَّ فِي
يَوْمِكَ كُتِبَ لَكَ جِوَارٌ مِنْهَا أَخْبَرَنيِ أَبُو سَعِيد عَنِ الحَارِث
أَنَّّهُ قاَلَ أَسَرَّهَا إِلَيْناَ رَسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَنَحْنُ
نَخَصُّ بِهَا إِخْوَانَناَ
“Bila kamu
rampung dari salat maghrib, ucapkan “Allahumma ajirni minan nar” tujuh kali.
Sebab, kalau kamu mengucapkan itu dan kamu mati pada malam itu, maka wajib
untukmu selamat dari neraka. Jika kamu (selesai) salat subuh, ucapkan itu
seperti tadi (tujuh kali). Sebab, kalau kamu mati pada hari itu, maka wajib
bagimu selamat dari neraka.” Abu Sa’id lalu mengutip kata-kata Harits, “Karena
Rasulullah SAW berbisik pada kami, maka kami hanya bercerita pada kawan-kawan
kami.” (riwayat Abu Dawud).
Selanjutnya
Anda membaca wirid sehabis salat, sebagaimana pada salat-salat lain, yaitu
dimulai dengan membaca:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ
السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَ إِلَيْكَ يَعُودُ السَّلاَمُ فَحَيِّناَ
رَبَّناَ بِالسَّلاَمِ تَباَرَكْتَ رَبَّناَ وَتَعَالَيْتَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ
وَاْلِإكْرَامِ اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا
مَنَعْتَ وَلاَ رَادَّ لِماَ قَضَيْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا اْلجَدِّ مِنْكَ
اْلجَدُّ اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلىَ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِباَدَتِكَ
” Ya Allah,
Engkau Mahaselamat (dari kekurangan), dari-Mu keselamatan, kepadamu kembali
keselamatan, maka hidupkanlah kami, wahai Tuhan kami, dengan keselamatan,
Mahasuci Engkau Tuhan kami, wahai Pemilik keagungan dan kemuliaan. Ya Allah,
tidak satu pun bisa menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang
bisa memberi apa yang Engkau cegah. Tidak ada yang bisa menolak apa yang Engkau
tetapkan. Tidak akan kekayaan dari-Mu bermanfaat bagi pemilik kekayaan (tetapi
yang bermanfaat hanyalah iman dan ketaatan). Ya Allah, bantulah aku untuk
berzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu dan untuk beribadah pada-Mu.
Diteruskan
dengan membaca hamdalah 33 kali, tasbih 33 kali dan takbir 33 kali, lalu
disempurnakan dengan membaca:
لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ, لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ
وَهُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيرٌ
Dengan
demikian, seluruhnya menjadi 100 kali. Setelah itu Anda memanjatkan doa, dengan
lafal Anda sendiri atau dengan lafal doa selepas salat
Selanjutnya
Anda membaca istighfar berikut tiga kali:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ
اْلعَظِيمَ َالَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّومُ وَأَتُوبُ
إِلَيْهِ
“Aku
memohon ampun pada Allah yang Mahaagung, yang tidak ada tuhan selain Dia, yang
Mahahidup dan Mahaberjaga, serta aku bertobat pada-Nya.“
Sekarang,
berdirilah untuk salat sunnah sunnah ba’diyah sebanyak dua rakaat. Selepas
salat, ucapkan doa berikut tiga kali:
ياَ مُقَلِّبَ اْلقُلُوبِ
ثَبِّتْ قَلْبِي عَلىَ دِيْنِكَ
“Wahai Sang
Pembolak-balik hati, tetapkan hatiku pada agama-Mu.“
Setelah
itu, lakukan salat sunnah awwabin. Salat ini sangat besar keutamaannya,
sebagaimana dalam sabda Nabi SAW:
مَنْ صَلىَّ بَعْدَ
اْلمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعاَتٍ لَا يَفْصِلُ بَيْنَهُنَّ بِكَلاَمٍ عَدَلَنْ لَهُ
اِثْنتَيَ عَشَرةَ سَنَةٍ
“Barangsiapa
salat enam rakaat seusai salat maghrib, di mana antara satu salat dan lainnya
tidak dipisahkan dengan berkata-kata, maka itu sama dengan ibadah dua belas
tahun.“
Diriwayatkan
pula bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa salat dua puluh rakaat setelah salat
maghrib, Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga.”
Salat
awwabin boleh dilakukan sebanyak dua rakaat, empat rakaat atau enam rakaat.
Enam rakaat adalah jumlah terbanyak menurut kebanyakan ulama. Namun, ulama lain
berpendapat, jumlah maksimumnya 20 rakaat, sebagaimana dalam hadis di atas.
Kalau Anda
memilih enam rakaat, Anda boleh melakukannya dengan tiga kali salam,
masing-masing dengan dua rakaat. Atau, boleh pula dengan cara Al-Habib Thahir
bin Husain bin Thahir. Yaitu dua kali salam. Yang pertama adalah dua rakaat,
dan sehabis salat, angkat kedua tangan dan ucapkan doa berikut tiga kali dengan
hati yang hadir:
اَللَّهُمَّ إِنيِّ
أَسْتَوْدِعُكَ إِيمَانِي فِي حَياَتيِ وَ عِنْدَ مَمَاتِي وَ بَعْدَ مَمَاتيِ ،
فاَحْفَظْهُ عَلَيَّّ إِنَّكَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيرٌ
“Ya Allah,
aku titipkan pada-Mu imanku selama hidupku, ketika matiku dan setelah matiku,
maka jagalah imanku pada diriku, sungguh Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.“
Kemudian
Anda berdiri lagi untuk melakukan salat sunnah awwabin sebanyak empat rakaat
sekaligus. Sesudah itu Anda boleh membaca wirid sebagaimana wirid selepas salat
subuh.
Dianjurkan
pula untuk membaca Al-Quran, khususnya surah-surah Alif-lam-mim Sajadah,
Ad-Dukhan, Al-Waqi’ah, Tabarak, Al-A’la, Az-Zilzal, At-Takatsur, Al-Quraisy,
Al-Kafirun, An-Nashr, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas. Setelah membaca
surah-surah ini, ucapkan doa berikut:
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
اْلعَالَمِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ
وَ سَلَّمَ , اَللَّهُمَّ أَثِبْنِي ِبمَحْضِ فَضْلِكَ وَ جُودِكَ وَ كَرَمِكَ
عَلىَ مَا قَرَأْتَهُ أَوْ سَبَّحْتَهُ أَوْ هَلَّلْتَهُ أَوْ تَصَدَّقْتَ بِهِ
عَلىَ حَسْبِ اْلوَاِقعِ وَ أَوْصِلِ الَّلهُمَّ ذَلِكَ الثَّوَابَ إِلىَ حَضْرَةِ
سَيِّدِناَ رَسُولِ اللهِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ
سَائِرِ اْلأَنْبِياَءِ وَ اْلمُرْسَلِينَ وَ عِبَادِ اللهِ الصَّالحِيِنَ وَ
وَالِدِيناَ وَ أَوْلاَدِناَ وَ إِخْوَانِناَ وَ أَخْوَاتِناَ وَ أَعْمَامِناَ وَ
عَماَّتِناَ وَ أَخْوَالِناَ وَ خاَلاَتنِاَ وَ مَشاَيِخِناَ وَ أَصْحَابِناَ وَ
أَزْوَاجِناَ وَ مَحَابِّناَ وَ أَهْلِ وُدِّناَ وَ وُدِّ آباَئِنَا وَ ذَوِي
الْحُقُوقِ عَلَيْناَ وَ مَنْ أَوْصاَناَ بِالدُّعَاءِ وَ مَنْ أَحْسَنَ إِلَينَا
وَ مَنْ ظَلَمْناَهُ أَوْ أَسَاءْناَ إِلَيهِ وَ أَحاَطَتْ بِهِ شَفَقَةُ
قُلُوبِناَ وَ جَمِيعِ اْلمُسْلِمِينَ وَ الْمُسْلِماَتِ , اَللَّهُمَّ اْجعَلْهُ
فِداَءً لَهُمْ مِنَ النَّارِ, اَللَّهُمَّ اْجعَلْهُ فِكاَكاً لَهُمْ مِنَ
النَّارِ , وَ اْغفِرْ لَهُمْ وَ ارْحَمْهُمْ وِ اجْمَعْنَا وَ إِياَّهُمْ فِي
دَارِ كَرَامَتِكَ وَ مُسْتَقَرِّ رَحْمَتِكَ مَعَ عِباَدِكَ الصَّالِحِينَ وَ
حِزْبِكِ اْلمُفْلِحيِنَ , اَللَّهُمَّ اْفعَلْ بِي وَ بِهِمْ عَاجِلاً وَ آجِلاً
فِي الدِّينِ وَ الدُّنْياَ وَ اْلآخِرَةِ مَا أَنْتَ لَهُ أَهْلٌ إِنَّكَ غَفُورٌ
حَلِيمٌ جَوَّادٌ كَرِيمٌ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ
“Segala
puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Ya Allah, berilah rahmat dan
keselamatan pada junjungan kami Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatnya. Ya
Allah, berilah aku pahala dengan semurni kemurahan-Mu atas apa yang telah aku
baca, aku bertasbih, aku bertahlil atau aku bersadaqah dengannya sesuai dengan
kenyataan. Sampaikanlah, ya Allah, pahala tadi ke hadirat junjungan kami
Muhammad s.a.w., keluarga dan sahabat-sahabatnya, para nabi yang lain, para
rasul yang lain, hamba-hamba yang saleh, orangtua-orangtua kami, anak-anak
kami, saudara-saudara kami, paman-paman kami, bibi-bibi kami, guru-guru kami,
teman-teman kami, istri-istri kami, kekasih-kekasih kami, orang-orang yang kami
dan orangtua kami cintai, orang-orang yang memiliki hak tanggungan atas kami,
orang-orang yang bermurah hati pada kami dengan doa, orang-orang yang berbuat
baik pada kami, orang yang telah kami zhalimi atau kami sakiti sementara rasa
kasih hati kami meliput padanya, juga kepada semua orang muslim lelaki dan
perempuan. Ya Allah, jadikanlah pahala itu sebagai tebusan dan pembebas bagi
mereka dari neraka. Ampunilah mereka, rahmatilah mereka, kumpulkan kami dengan
mereka di daerah kehormatan-Mu dan tempat bersemayam rahmat-Mu (sorga),
bersama-sama hamba-hamba-Mu yang saleh dan golongan-Mu yang beruntung. Ya
Allah, perbuatlah pada kami dalam jangka pendek dan jangka panjang di dalam
agama, dunia dan akhirat, sesuatu yang pantas bagi-Mu dan jangan perbuat pada
kami, wahai Tuhan kami, apa yang kami pantas mendapatkannya. Sungguh Engkau
Mahapengampun, Mahapenyabar, Mahapemurah dan Mahakasih.
Al Habib Hamid Bin Ahmad
http://mushollarapi.blogspot.com