Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)
kecerdasan emosi
Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)
Di postingan sebelumnya telah dijelaskan mengenai
pengertian kecerdasan emosi dan arti penting kecerdasan emosi. Dari beberapa
alasan kenapa pentingnya kecerdasan emosional dalam menata kehidupan dan meraih
kesuksesan maka tiba saatnya kita untuk meningkatkan kecerdasan emosional.
Setelah membaca beberapa sumber kami mendapatkan cara
bagaimana kecerdasan emosi dapat kita tinggkatkan. Ada beberapa aspek penting
yang perlu diperhatikan sebagai langkah awal guna meningkatkan kecerdasan
emosi.
Dua ahli EQ (Emotional Quotient), Salovey & Mayer
(1990) – pengembang konsep EQ, jauh sebelum Goleman – merangkumnya menjadi lima
aspek berikut ini : a. kesadaran diri (self awareness), b. mengelola emosi
(managing emotions), c. memotivasi diri sendiri (motivating oneself), d. empati
(emphaty) dan e. menjaga relasi (handling relationship).
Seperti halnya Peter dan Salovey, pada mulanya Daniel
Goleman pun menyebut 5 dimensi guna mengembangkan kecerdasan emosi yaitu a.
Penyadaran Diri, b. Mengelola Emosi, c. Motivasi Diri, d. Empati dan e.
Ketrampilan Sosial.
Dalam buku terbarunya yang membahas kompetensi EQ, “The
emotionally Intelligent Workplace” Goleman menjelaskan bahwa perilaku EQ tidak
bisa hanya dilihat dari sisi setiap kompetensi EQ melainkan harus dari satu
dimensi atau setiap cluster-nya. Kemampuan penyadaran social (social awareness)
misalnya tidak hanya tergantung pada kompetensi empati semata melainkan juga
pada kemampuan untuk berorientasi pelayanan dan kesadaran akan organisasi.
Dikatakannya pula ada kaitan antara dimensi EQ yang satu
dengan lainnya. Jadi tidaklah mungkin memiliki ketrampilan sosial tanpa
memiliki kesadaran diri, pengaturan diri maupun kesadaran sosial.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ)
Beberapa cara yang dipaparkan di atas, ada beberapa yang juga dapat dilakukan untuk
meningkatkan kecerdasan emosional yang
kami ambil dalam artikelnya Mocendink, yaitu:
A.Mengenali emosi diri
Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk
mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi
tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin
disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit
hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian
B.Melepaskan emosi negatif
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk
memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan
untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda
mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan
bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda
dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi
terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik
pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar
Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
C.Mengelola emosi diri sendiri
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif
itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan
tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah
awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk
mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan. Ada
beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu : Pertama adalah
menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda. Kedua berusaha
mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah
berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita
mengambil tindakan untuk menanganinya.
Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian
diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang
mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.
D.Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan
hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi
diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri
emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati–adalah
landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Ketrampilan memotivasi diri
memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang
yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam
hal apapun yang mereka kerjakan.
E.Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati
terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita
lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut
sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum
dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia
secara efektif.
F.Mengelola emosi orang lain
Jika ketrempilan mengenali emosi orang lain merupakan
dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang
lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah
makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang
muncul dari interaksi antar manusia. Ketrampilan mengelola emosi orang lain
merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga
kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam
dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun
atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam
organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
G.Memotivasi orang lain.
Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari
ketrampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah
bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi,
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini
erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan
andal.