Rahasia Magnet Rezeki: Rezeki Sejatinya Bisa Datang
Sendiri
Malaysia, tahun 2001. Nasrullah bercerita di buku Rahasia
Magnet Rezeki (PT Elex Media Komputindo, 2016), kala itu ia ikut istri yang
mendapat beasiswa meneruskan pendidikan di jenjang S2 di sebuah universitas di
Johor Baru, Malaysia.
Konon, ia diberitahu mencari kerja dan visa di Malaysia
gampang. Nyatanya tak demikian. Ia tak dapat dua-duanya: visa tak punya,
pekerjaan tak ada. Ia pun menganggur di negeri orang.
Sehari-hari tugasnya mengantar istri ke kampus, pulang ke
rumah, lalu mengunci pintu dan jendela. Bila bekerja dan ketahuan pihak
berwenang Malaysia, ia bisa ditangkap.
Nasrullah hanya keluar rumah saat azan berkumandang,
pergi ke masjid untuk salat berjamaah. Di waktu itu juga istrinya hamil. Sang
istri ngidam makan sayuran. Tugas Nasrullah mencari sayuran.
Tidak seperti di Indonesia, tidak ada tukang sayur dekat
rumahnya. Untuk membeli sayur-mayur ia harus berjalan cukup jauh. “Dan hal itu
terjadi setiap hari,” tulisnya.
Sambil berjalan membeli sayur ia pun mengkhayal, “Enak
banget ya kalau punya kulkas. Saya bisa membeli sayuran untuk beberapa hari
sekaligus, dan disimpan di kulkas.”
Setiap kali istri minta dibelikan sayuran, pikirannya
tiba-tiba berkata, “Kulkas ya Allah.” Hatinya juga merintih, “Kulkaaaas ya
Allah.”
Nasrullah, penulis buku Rahasia Magnet Rezeki. (Sumber:
Rahasiamagnetrezeki.com)
Suatu hari, seusai salat Zuhur ia berdoa. Doa yang
dilafalkan sebagaimana yang diucapkan saban usai salat tapi yang terucap di
hatinya lain: “Kulkaaaas ya Allah.”
Ketika keluar dari masjid keajaiban terjadi. Ia menemukan
kulkas yang baru dibuang sebuah keluarga di depan rumah. Ya, orang Malaysia
memang punya kebiasaan membuang barang yang tak lagi mereka gunakan di depan
rumah. Barang-barang tersebut umumnya diambil oleh para imigran asing, entah
orang Bangladesh, India, atau Indonesia.
Nasrullah mendekati kulkas itu. Ia buka pintunya dan
ternyata masih ada bunga esnya. Pertanda kulkas belum lama dibuang.
Karena kulkasnya besar ia pun menghubungi soerang kawan,
minta bantuan. Kulkas mereka gotong ke rumah. Ia coba nyalakan. “Alhamdulillah,
menyala… Subhanallah,” serunya sambil memuji Allah (hal. 11).
Cerita lain terjadi sekitar 2006. Di laptop, seorang
kawan menginstal program Google Earth di laptop Nasrullah. Ia memantengi
pemandangan sekitar Depok, Jawa Barat yang masih rindang oleh pepohonan.
Perhatiannya terantuk pada lahan yang masih kosong tak
jauh dari rumah kontrakannya di Depok.
Ia bergumam, “Enaknya kalau lahan itu jadi perumahan.”
Beberapa hari kemudian seseorang menawarinya membeli
tanah, yang ternyata lahan kosong yang ia idamkan. Ia lalu menemui si pemilik
tanah, seorang tua yang dipanggil Pak Haji.
Rupanya, Pak Haji ini punya banyak tanah. Ia tak tahu
persis sertifikat yang mana untuk tanah
yang mana. Namun, tanpa rasa curiga, Pak Haji menyerahkan begitu saja
sertifikat tanah pada Nasrullah.
Kala itu Nasrullah tak punya uang. Ia hanya punya
beberapa kawan dan saudara yang siap jadi investor. Bila ia berniat jahat, bisa
saja sertifikat tanah yang jumlahnya 18 itu ia bawa kabur.
Pada titik itu ia sadar, Allah tengah menjawab doanya
secara langsung. Mengidamkan lahan yang ia lihat di Google Earth, yang punya
lahan pas hendak menjualnya.
Lahan itu kemudian ia ubah menjadi perumahan The Orchid
Residence di Beji Timur, Depok. Apa
benang merah dari dua cerita di atas?
Rezeki Ibarat Ditarik Magnet
Dua cerita di atas mengawali buku Rahasia Magnet Rezeki
yang ditulis Nasrullah. Lewat buku ini ia hendak mengibaratkan rezeki telah
tersedia di awan. Kita, manusia, tinggal mengambilnya.
Persis seperti buah yang sudah matang di pohon. Yang kamu
perlukan hanya galah bila buahnya terlalu tinggi atau cukup digapai tangan bila
letak buahnya terjangkau.
Nah, dalam bahasa Nasrullah rezeki bisa ditarik oleh
magnet. Untuk menarik rezeki yang beterbangan di sekitar kita, yang kita
butuhkan adalah magnet yang bisa menariknya.
Bila menyimak lagi dua cerita di atas, rezeki datang
ketika yang diangankan muncul di benak kita. Ketika Nasrullah butuh kulkas agar
ia tak perlu repot mencari sayuran tiap hari untuk sang istri, ia berdoa
bersungguh-sungguh diberi kulkas. Seperti keajaiban, Allah sungguh memberinya
kulkas.
Pun juga saat ia mengidamkan punya lahan untuk memulai
bisnis properti. Lahan yang ia incar ternyata hendak dijual si empunya. Segala
urusan jual-beli juga seakan dimudahkan.
Dalam terminologi self improvement dikenal hukum The Law
of Attraction alias hukum daya tarik-menarik. Hukum ini menyatakan, “Sesuatu
akan menarik pada dirinya segala hal yang satu sifat dengannya.”
Ini menjelaskan kenapa orang-orang yang memiliki satu
hobi yang sama senang berkumpul bersama. Ibarat menyetel radio, bila memutar
tombol ke sebuah stasiun radio, maka stasiun radio yang dituju yang akan
didapat.
Penting buat kamu tahu ucapan Elizabeth Towne pada 1906:
“Manusia adalah magnet, dan setiap detail peristiwa yang
dialaminya datang atas daya-tarik (undangan)-nya sendiri.”
Magnet rezeki tak lain mengadopsi hukum daya
tarik-menarik juga. Pertanyaannya kemudian bagaimana mempraktikkannya?
Bagaimana agar tubuh kita menjadi magnet bagi rezeki yang bertebaran di sekitar
kita?
Yang perlu diyakini dulu adalah bahwa Allah menciptakan
manusia untuk dimuliakan dan dimanja (hal 6). Itu sebabnya begitu diciptakan,
Allah menempatkan manusia di surga.
Baru ketika manusia melakukan kesalahan, manusia
diturunkan ke bumi. Karena berbuat dosa hidup manusia jadi sulit. Maka
pelajaran pertama dari magnet rezeki adalah:
“Kalau ingin hidup dimanja, senang, damai, maka jangan
buat dosa.”
(Rahasia Magnet Rezeki, hal. 9)
Kekuatan Berpikir Positif
Sampai di sini kita paham bahwa magnet rezeki tak lain
adalah hukum daya tarik-menarik. Apa yang kita idamkan, harapkan, doakan dengan
bersungguh-sungguh akan dijawab Tuhan.
Kita juga wajib yakin, Tuhan takkan menjawab doa
makhluknya yang bergelimang dosa. Agar magnet rezeki bekerja, jangan bikin
dosa.
Namun, itu saja tak cukup. Magnet tak mampu bekerja bila
manusia diselubungi pikiran negatif. Seperti dua kutub yang saling
bertentangan, pikiran negatif akan membuat magnet tak berfungsi.
Seseorang bisa saja berdoa, salat malam berjam-jam,
bermunajat pada Allah minta dibukakan pintu rezeki seluas-luasnya, tapi di lubuk
hatinya ia tak ikhlas atau meragukan doanya bakal dikabulkan.
Tentu Sang Pencipta maha tahu apa yang terucap dan tak
terucap. Bila apa yang dikatakan dalam hati bertentangan dengan mulut, yang ada
di hati yang dikabulkan.
Ingat juga, setiap pikiran adalah doa. Jika berpikir
negatif maka yang serba negatif yang akan terwujud. Ini artinya, nasib kita
lahir dari proyeksi pikiran kita.
Berprasangka buruk atau su’udzon akan menghambat rezeki.
Tidak hanya itu, su’udzon juga merusak takdir. Kamu yang tadinya akan dapat
rezeki, malah tak jadi.
Lewat spiritual meter, buku ini menjabarkan berbagai
motivasi negatif (negative motivation) yang akan menjauhkan magnet rezeki,
yakni penonjolan diri, kemarahan, keserakahan, rasa takut, keresahan, apatis,
merasa malu dan bersalah, serta dipersonalisasi.
Sementara itu untuk menjadi magnet rezeki wajib
dikembangkan motivasi positif (positive motivation) seperti eksplorasi,
kooperasi/sosialisasi, kekuatan dari dalam, penguasaan, generativitas,
pengabdian dan cinta, jiwa dunia, serta pencerahan.
Buku ini ditulis Nasrullah yang merupakan bukti nyata
dari magnet rezeki. Ia adalah wirausahawan sukses. Sejak Maret 2006 ia menjadi
developer property dengan brand The Orchid Reality.
Mulai 2009 ia menjadi trainer entrepreneurship dan
properti. Ia banyak berguru pada motivator dan ulama ternama seperti Ary
Ginanjar, Ustad Arifin Ilham, Ustad Yusuf Mansur dan KH Abdullah Gymnastiar.
Perkenalannya dengan Ippho Santosa, penulis buku 7 Keajaiban Rezeki melahirkan
buku kolaborasi Magnet Rezeki.
Rahasia Magnet Rezeki adalah buku keduanya namun yang ia
tulis sendiri. Uniknya, sebagaimana pengakuan Nasrullah di halaman pengantar,
buku ini ditulis dari sesi training-nya.
Rekaman training ditranskrip dalam format tulisan untuk
dibukukan. Itu sebabnya membaca buku ini terasa seperti mengikuti training
Nasrullah. Bahasa yang digunakan bukan bahasa tulis, melainkan bahasa lisan
yang dituliskan.
Kebaikannya, buku ini terasa akrab dibaca. Seperti
mengkuti training penulisnya langsung. Tapi ada buruknya juga. Beberapa cerita
terasa mengulang-ulang. Sepatutnya bisa disingkat, mungkin akan lebih elok. Itu
saja kekurangan buku ini.
Rahasia Magnet Rezeki disusun untuk dipraktikkan
sepanjang hidup bagi pembacanya. Dengan menunaikannya semoga diri ini menjadi
magnet bagi rezeki yang bertebaran. Amin.***
Rahasia Magnet
Rezeki
Penulis:
Nasrullah
Penerbit: PT Elex
Media Komputindo
Tahun Terbit:
2016, edisi revisi 2018