Jalan Jalan Menuju
Surga 03
Surga Memiliki Delapan Pintu
Dari ‘Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ، وَابْنُ أَمَتِهِ،
وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَأَنَّ الْجَنَّةَ
حَقٌّ، وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ
الثَّمَانِيَةِ شَاءَ
“Barangsiapa
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala
semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya, (bersaksi) bahwasannya Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya, (bersaksi) bahwa ‘Isa hamba Allah, anak dari hamba-Nya,
dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta ruh yang diciptakan-Nya,
(bersaksi) bahwa surga itu benar adanya, (bersaksi) bahwa neraka juga benar
adanya, maka Allah Ta’ala akan memasukkannnya melalui salah satu dari delapan
pintu surga yang dia kehendaki” (HR. Muslim no. 28)
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ، نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الجَنَّةِ: يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا
خَيْرٌ، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ،
وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ
مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ
الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ
“Barangsiapa
yang menginfaqkan dua jenis (berpasangan) dari hartanya di jalan Allah, maka
dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Wahai Abdullah, inilah kebaikan
(dari apa yang kamu amalkan). Barangsiapa dari kalangan ahli shalat, dia akan
dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa dari kalangan ahli jihad, dia akan
dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa dari kalangan ahli puasa (shiyam), dia
akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan. Barangsiapa dari kalangan ahli sedekah,
dia akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Lalu Abu
Bakr radhiyallahu ‘anhu berkata,
بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا
رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ،
فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا
“Demi bapak
dan ibuku (sebagai tebusan) untukmu, wahai Rasulullah. Jika seseorang dipanggil
dari pintu-pintu yang ada, maka itu sebuah kepastian. Namun apakah mungkin
seseorang akan dipanggil dari semua pintu yang ada?”
Rasulullah
menjawab,
نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ
تَكُونَ مِنْهُمْ
“Benar, dan
aku berharap Engkau termasuk di antara mereka.” (HR. Bukhari no. 1897)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan pintu surga tersebut dalam
sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ،
إِنَّ مَا بَيْنَ المِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الجَنَّةِ، كَمَا بَيْنَ
مَكَّةَ وَحِمْيَرَ – أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى –
“Demi Dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya. Jarak antara dua daun pintu surga itu seperti
jarak antara Makkah dan Himyar atau sebagaimana jarak antara Makkah dan
Bashrah.” (HR. Bukhari no. 4712)
Wadah
(Perabotan) Penduduk Surga terbuat dari Emas dan Perak
Allah
Ta’ala berfirman,
يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ
مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ
“Diedarkan
kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala.” (QS. Az-Zukhruf [43]:
71)
Allah
Ta’ala juga berfirman,
وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ
بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا
“Dan
diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening
laksana kaca.” (QS. Al-Insan [76]: 15)
Dari Abu
Bakr bin ‘Abdullah bin Qais, dari bapaknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ،
آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ، آنِيَتُهُمَا وَمَا
فِيهِمَا، وَمَا بَيْنَ القَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلَّا
رِدَاءُ الكِبْرِ، عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ
“Dua bagian
dari surga yang perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari
perak. Dan dua bagian dari surga yang
perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari emas. Tidak ada yang
menghalangi suatu kaum untuk melihat Rabb mereka selain selendang keagungan
yang ada di wajah-Nya di surga ‘Adn.” (HR. Bukhari no. 4878)
Tanah di
Surga
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits tentang isra’ mi’raj
beliau,
ثُمَّ أُدْخِلْتُ الجَنَّةَ،
فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا المِسْكُ
“Kemudian
aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah terbuat dari
mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi.” (HR. Bukhari no. 349)
Makanan
Penduduk Surga
Adapun
makanan penduduk surga adalah segala sesuatu yang memuaskan jiwa-jiwa penduduk
surga, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ
الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan di
dalam surga itu terdapat segala apa yang diinginkan oleh hati dan sedap
(dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 71)
Allah
Ta’ala berfirman,
وَفَاكِهَةٍ مِمَّا
يَتَخَيَّرُونَ وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ
“Dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan.” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 20-21)
[Bersambung]
***
Penulis: Muhammad Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id
0 komentar:
Posting Komentar