Selasa, 27 Agustus 2019

Jalan Jalan Menuju Surga 03


Jalan Jalan Menuju Surga 03


Surga Memiliki Delapan Pintu

Dari ‘Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ قَالَ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ، وَابْنُ أَمَتِهِ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ، وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ


“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya, (bersaksi) bahwasannya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, (bersaksi) bahwa ‘Isa hamba Allah, anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta ruh yang diciptakan-Nya, (bersaksi) bahwa surga itu benar adanya, (bersaksi) bahwa neraka juga benar adanya, maka Allah Ta’ala akan memasukkannnya melalui salah satu dari delapan pintu surga yang dia kehendaki” (HR. Muslim no. 28)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الجَنَّةِ: يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ


“Barangsiapa yang menginfaqkan dua jenis (berpasangan) dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Wahai Abdullah, inilah kebaikan (dari apa yang kamu amalkan). Barangsiapa dari kalangan ahli shalat, dia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa dari kalangan ahli jihad, dia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa dari kalangan ahli puasa (shiyam), dia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan. Barangsiapa dari kalangan ahli sedekah, dia akan dipanggil dari pintu sedekah.”

Lalu Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu berkata,



بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ، فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا

“Demi bapak dan ibuku (sebagai tebusan) untukmu, wahai Rasulullah. Jika seseorang dipanggil dari pintu-pintu yang ada, maka itu sebuah kepastian. Namun apakah mungkin seseorang akan dipanggil dari semua pintu yang ada?”

Rasulullah menjawab,

نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ


“Benar, dan aku berharap Engkau termasuk di antara mereka.” (HR. Bukhari no. 1897)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menggambarkan pintu surga tersebut dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,


وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، إِنَّ مَا بَيْنَ المِصْرَاعَيْنِ مِنْ مَصَارِيعِ الجَنَّةِ، كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَحِمْيَرَ – أَوْ كَمَا بَيْنَ مَكَّةَ وَبُصْرَى

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Jarak antara dua daun pintu surga itu seperti jarak antara Makkah dan Himyar atau sebagaimana jarak antara Makkah dan Bashrah.” (HR. Bukhari no. 4712)
Wadah (Perabotan) Penduduk Surga terbuat dari Emas dan Perak
Allah Ta’ala berfirman,

يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 71)
Allah Ta’ala juga berfirman,

وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا

“Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca.” (QS. Al-Insan [76]: 15)

Dari Abu Bakr bin ‘Abdullah bin Qais, dari bapaknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَمَا بَيْنَ القَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلَّا رِدَاءُ الكِبْرِ، عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ


“Dua bagian dari surga yang perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari perak.  Dan dua bagian dari surga yang perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari emas. Tidak ada yang menghalangi suatu kaum untuk melihat Rabb mereka selain selendang keagungan yang ada di wajah-Nya di surga ‘Adn.” (HR. Bukhari no. 4878)

Tanah di Surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits tentang isra’ mi’raj beliau,


ثُمَّ أُدْخِلْتُ الجَنَّةَ، فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا المِسْكُ


“Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah terbuat dari mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi.” (HR. Bukhari no. 349)

Makanan Penduduk Surga

Adapun makanan penduduk surga adalah segala sesuatu yang memuaskan jiwa-jiwa penduduk surga, sebagaimana firman Allah Ta’ala,


وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ


“Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 71)

Allah Ta’ala berfirman,

وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ

“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 20-21)
[Bersambung]
***
Penulis: Muhammad Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id


0 komentar:

Posting Komentar