Manfaat daging
kambing untuk kesehatan
Hari raya Iduladha identik dengan menyembelih hewan
kurban, kemudian mengonsumsi dagingnya, salah satunya adalah kambing. Di
Indonesia, daging kambing bisa diolah menjadi berbagai masakan, seperti satai,
gulai, tengkleng atau tongseng.
Di balik kelezatannya, banyak orang khawatir makan daging
kambing karena dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Benarkah
makan kambing bisa sebabkan hipertensi dan apa saja manfaat yang terkandung di
dalamnya?
Tunggul D. Situmorang, dokter spesialis penyakit dalam,
mengatakan tidak benar makan daging kambing menyebabkan hipertensi. Menurut
Tunggul, mitos makan daging kambing menyebabkan darah tinggi ini bisa dipicu
proses pengolahan.
Penggunaan garam dalam mengolah daging kambing membuat
sodium makin tinggi. Inilah yang menjadi penyebab utama tekanan darah tinggi
jika dikonsumsi secara berlebihan.
“Faktor penyebab hipertensi jelas garam. Ketika ada orang
yang terkena hipertensi dan tidak diketahui penyebabnya apa, itu pasti karena
konsumsi garam berlebih. Apalagi jika ada riwayat keluarga terkena hipertensi,
ini dikatakan hipertensi primer. Sembilan puluh persen penderita hipertensi
karena hipertensi primer," ujarnya.
Dilansir Healthline, daging kambing terdiri dari protein,
tetapi juga mengandung lemak. Dalam 100 gram daging kambing panggang,
mengandung 25,6 gram protein dan 16,5 gram lemak.
Daging kambing merupakan sumber protein berkualitas
tinggi karena mengandung semua asam amino esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh.
Jumlah lemak dalam daging kambing sebenarnya beragam,
tergantung pada usia, jenis kelamin, dan pakan hewan. Kandungan lemak bisa
berkisar dari 17-21 persen, terdiri dari lemak jenuh dan tak jenuh tunggal
dalam jumlah yang kurang lebih sama.
Selain protein dan lemak, daging kambing juga kaya
vitamin dan mineral, antara lain vitamin B12 yang penting untuk pembentukan
darah dan fungsi otak dan vitamin B3 atau niasin. Kekurangan niasin telah
dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Untuk mineral, ada zinc yang penting untuk pertumbuhan
dan pembentukan hormon, seperti insulin dan testosteron. Ada juga zat besi,
fosfor, dan selenium.
Selain vitamin dan mineral, daging kambing juga
mengandung sejumlah nutrisi bioaktif dan antioksidan. Ada creatine sebagai
sumber energi untuk otot dan taurin untuk jantung dan otot.
Makan daging kambing bisa membantu tubuh dalam
pemeliharaan massa otot, terutama pada orang tua. Ini tentunya perlu bersamaan
dengan gaya hidup sehat seperti olahraga yang cukup dan mengonsumsi makanan
tinggi protein.
Kemudian, makan daging kambing juga bisa jadi pilihan
untuk terhindar dari anemia. Sebab, orang mengalami anemia karena kekurangan
zat besi. Sementara itu, daging kambing merupakan sumber zat besi.
Batas makan daging kambing
Melihat ada banyak manfaat daging kambing, maka makanan
ini sebaiknya tidak dihindari. Namun, tetap perhatikan jumlah konsumsinya.
Menurut Prof. Dr. Nuri Andarwulan, Direktur SEAFAST
Center, maksimal konsumsi satai kambing adalah 10 tusuk dalam sehari.
Kata ahli gizi Leona Victoria Djajadi, porsi makan harian
daging kambing sama saja dengan daging merah lain, yaitu 65-90gram daging yang
sudah dimasak dan boleh makan 2-3 kali seminggu.
Kolesterol akan naik jika daging kambing yang disantap
juga dalam jumlah yang berlebihan serta dikonsumsi dengan olahan daging lain
atau makanan berlemak jenuh lain.
Ahli gizi Dian Permatasari mengatakan bahwa siapa saja,
termasuk penderita penyakit kronis masih dapat mengonsumsi daging kambing. Paling
penting adalah tahu batasan dan tak boleh berlebihan.
"Sebenarnya, tidak ada orang yang terlarang makan
daging kambing. Tergantung bagian mana yang dimakan. Daging tanpa lemak kan
tidak terlalu berbahaya," ujarnya.
Anda juga bisa memasak daging kambing dengan pilihan yang
lebih sehat. Saat akan memasak, potong sebanyak mungkin lemak. Kemudian, jangan
menggoreng daging karena menambah lebih banyak lemak dan kurang sehat. Kata
Dian, bagian daging tanpa lemak bisa ambil bagian paha atas dan bahu.
0 komentar:
Posting Komentar