Kantor Sekretariat Rumah Sajada

Alamat : Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman D.I. Yogyakarta

Tampak Depan PAPP Rumah Sajada

Komplek Kantor dan Asrama Putri Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman

Pendopo Rumah Sajada

Komplek Asrama Putra Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putri Rumah Sajada

Komplek Asarama Putri Wirokraman Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putra

Alamat : Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Kamis, 30 April 2020

Keutamaan Membaca Al Quran


Keutamaan Membaca Al Quran


Sebagian orang malas membaca Al Quran padahal di dalam terdapat petunjuk untuk hidup di dunia.

Sebagian orang merasa tidak punya waktu untuk membaca Al Quran padahal di dalamnya terdapat pahala yang besar.

Sebagian orang merasa tidak sanggup belajar Al Quran karena sulit katanya, padahal membacanya sangat mudah dan sangat mendatangkan kebaikan. Mari perhatikan hal-hal berikut:

Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi

{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,


قال قتادة رحمه الله: كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه الآية يقول: هذه آية القراء

“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).

Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah berkata,

أي: يستمرّون على تلاوته ، ويداومونها

“Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”(Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir).

Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan membaca Al Quran?
Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.

 عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).

Dan hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab atau ‘Ajam (yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.

Kebaikan akan menghapuskan kesalahan.
{إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ} [هود: 114]
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud: 114)

Setiap kali bertambah kuantitas bacaan, bertambah pula ganjaran pahala dari Allah. 

     عنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ»

“Tamim Ad Dary radhiyalahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6468).

Bacaan Al Quran akan bertambah agung dan mulia jika terjadi di dalam shalat.


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ فِيهِ ثَلاَثَ
           خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ قُلْنَا نَعَمْ. قَالَ « فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ

“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah salah seorang dari kalian jika dia kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya 3 onta yang hamil, gemuk serta besar?” Kami (para shahabat) menjawab: “Iya”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Salah seorang dari kalian membaca tiga ayat di dalam shalat lebih baik baginya daripada mendapatkan tiga onta yang hamil, gemuk dan besar.” (HR. Muslim).

Membaca Al Quran bagaimanapun akan mendatangkan kebaikan


عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ »

“Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).

Membaca Al Quran akan mendatangkan syafa’at


عَنْ أَبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِىُّ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).

Masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang memotivasi seseorang untuk memperbanyak bacaan Al Quran terutama di bulan membaca Al Quran.

Dan pada tulisan kali ini hanya menyebutkan sebagian kecil keutamaan dari membaca Al Quran bukan untuk menyebutkan seluruh keutamaannya.

Dan ternyata generasi yang diridhai Allah itu, adalah mereka orang-orang yang giat dan semangat membaca Al Quran bahkan mereka mempunyai jadwal tersendiri untuk baca Al Quran.


عَنْ أَبِى مُوسَى رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنِّى لأَعْرِفُ أَصْوَاتَ رُفْقَةِ الأَشْعَرِيِّينَ بِالْقُرْآنِ حِينَ يَدْخُلُونَ بِاللَّيْلِ وَأَعْرِفُ مَنَازِلَهُمْ مِنْ أَصْوَاتِهِمْ بِالْقُرْآنِ بِاللَّيْلِ وَإِنْ كُنْتُ لَمْ أَرَ مَنَازِلَهُمْ حِينَ نَزَلُوا بِالنَّهَارِ…»

“Abu Musa Al Asy’ary radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui suara kelompok orang-orang keturunan Asy’ary dengan bacaan Al Quran, jika mereka memasuki waktu malam dan aku mengenal rumah-rumah mereka dari suara-suara mereka membaca Al Quran pada waktu malam, meskipun sebenarnya aku belum melihat rumah-rumah mereka ketika mereka berdiam (disana) pada siang hari…” (HR. Muslim).

MasyaAllah, coba kita bandingkan dengan diri kita apakah yang kita pegang ketika malam hari, sebagian ada yang memegang remote televisi menonton program-program yang terkadang bukan hanya tidak bermanfaat tetapi mengandung dosa dan maksiat, apalagi di dalam bulan Ramadhan.

Dan jikalau riwayat di bawah ini shahih tentunya juga akan menjadi dalil penguat, bahwa kebiasan generasi yang diridhai Allah yaitu para shahabat radhiyallahu ‘anhum ketika malam hari senantiasa mereka membaca Al Quran. Tetapi riwayat di bawah ini sebagian ulama hadits ada yang melemahkannya.


عَنْ أَبِى صَالِحٍ رحمه الله قَالَ قَالَ كَعْبٌ رضى الله عنه: نَجِدُ مَكْتُوباً : مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ فَظٌّ وَلاَ غَلِيظٌ ، وَلاَ صَخَّابٌ بِالأَسْوَاقِ ، وَلاَ يَجْزِى بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ ، وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ ، وَأُمَّتُهُ الْحَمَّادُونَ ، يُكَبِّرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى كُلِّ نَجْدٍ ، وَيَحْمَدُونَهُ فِى كُلِّ مَنْزِلَةٍ ، يَتَأَزَّرُونَ عَلَى أَنْصَافِهِمْ ، وَيَتَوَضَّئُونَ عَلَى أَطْرَافِهِمْ ، مُنَادِيهِمْ يُنَادِى فِى جَوِّ السَّمَاءِ ، صَفُّهُمْ فِى الْقِتَالِ وَصَفُّهُمْ فِى الصَّلاَةِ سَوَاءٌ ، لَهُمْ بِاللَّيْلِ دَوِىٌّ كَدَوِىِّ النَّحْلِ ، مَوْلِدُهُ بِمَكَّةَ ، وَمُهَاجِرُهُ بِطَيْبَةَ ، وَمُلْكُهُ بِالشَّامِ

“Abu Shalih berkata: “Ka’ab radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami dapati tertulis (di dalam kitab suci lain): “Muhammad adalah Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, tidak kasar, tidak pemarah, tidak berteriak di pasar, tidak membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi memaafkan dan mengampuni, dan umat (para shahabat)nya adalah orang-orang yang selalu memuji Allah, membesarkan Allah ‘Azza wa Jalla atas setiap perkara, memuji-Nya pada setiap kedudukan, batas pakaian mereka pada setengah betis mereka, berwudhu sampai ujung-ujung anggota tubuh mereka, yang mengumandangkan adzan mengumandangkan di tempat atas, shaf mereka di dalam pertempuran dan di dalam shalat sama (ratanya), mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam, tempat kelahiran beliau adalah Mekkah, tempat hijranya adalah Thayyibah (Madinah) dan kerajaannya di Syam.”

Maksud dari “mereka memiliki suara dengungan seperti dengungannya lebah pada waktu malam” adalah:


أي صوت خفي بالتسبيح والتهليل وقراءة القرآن كدوي النحل

“Suara yang lirih berupa ucapan tasbih (Subhanallah), tahlil (Laa Ilaaha Illallah), dan bacaan Al Quran seperti dengungannya lebah”. (Lihat kitab Mirqat Al Mafatih Syarh Misykat Al Mashabih).

Salah satu ibadah paling agung adalah membaca Al Quran


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما : ضَمِنَ اللَّهُ لِمَنَ اتَّبَعَ الْقُرْآنَ أَنْ لاَ يَضِلَّ فِي الدُّنْيَا ، وَلاَ يَشْقَى فِي الآخِرَةِ ، ثُمَّ تَلاَ {فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}

“Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Allah telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al Quran, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau membaca ayat:

{فَمَنَ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى}

“Lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. (QS. Thaha: 123) (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah).


عَنْ خَبَّابِ بْنِ الْأَرَتِّ رضى الله عنه أَنَّهُ قَالَ: ” تَقَرَّبْ مَا اسْتَطَعْتَ، وَاعْلَمْ أَنَّكَ لَنْ تَتَقَرَّبَ إِلَى اللهِ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ كَلَامِهِ

“Khabbab bin Al Arat radhiyallahu ‘anhu berkata: “Beribadah kepada Allah semampumu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan pernah beribadah kepada Allah dengan sesuatu yang lebih dicintai-Nya dibandingkan (membaca) firman-Nya.” (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi).


عَنْ عَبْدِ اللهِ بن مسعود رضى الله عنه ، أنه قَالَ: ” مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَعْلَمَ أَنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ فَلْيَنْظُرْ، فَإِنْ كَانَ يُحِبُّ الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يُحِبُّ اللهَ وَرَسُولَهُ

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Siapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah jika dia mencintai Al Quran maka sesungguhnya dia mencintai Allah dan rasul-Nya.” (Atsar shahih diriwayatkan di dalam kitab Syu’ab Al Iman, karya Al Baihaqi).


وقال وهيب رحمه الله: “نظرنا في هذه الأحاديث والمواعظ فلم نجد شيئًا أرق للقلوب ولا أشد استجلابًا للحزن من قراءة القرآن وتفهمه وتدبره

“Berkata Wuhaib rahimahullah: “Kami telah memperhatikan di dalam hadits-hadits dan nasehat ini, maka kami tidak mendapati ada sesuatu yang paling melembutkan hati dan mendatangkan kesedihan dibandingkan bacaan Al Quran, memahami dan mentadabburinya”.
Penulis: Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc
Artikel Muslim.Or.Id


Keutamaan Tilawah Al Quran


Keutamaan Tilawah Al Quran


dakwatuna.com –Berikut ini akan kita bahas secara singkat mengenai keutamaan tilawah (membaca) Al-Qur’an dan Ahdaf (tujuan) membaca Al-Qur’an. Selamat menyimak dan dan semoga bermanfaat.

Keutamaan Tilawah Al-Qur’an

1. Al-Qur’an adalah Kalamullah

a. Kitab yang Mubarak (diberkahi)

Allah SWT berfirman,

وَهَٰذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُّصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا ۚ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۖ وَهُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ﴿٩٢﴾

“Dan Ini (Al-Qur’an) adalah Kitab yang Telah kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur’an) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.” (QS. Al-An’am (6) : 92)

b. Menuntun ke jalan yang lurus.

Allah SWT berfirman,

إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا﴿٩﴾

“Sesungguhnya Al-Qur’an Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’ (17) : 9).

c. Tidak ada sedikit pun kebatilan di dalamnya

Allah SWT berfirman,

لَّا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ ۖ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ﴿٤٢﴾

“Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fushshilat: (41): 42).

2. Membaca Al Qur’an adalah sebaik-baik amal perbuatan.

Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an” (At-Tirmidzi dari Utsman bin Affan, hadits hasan shahih).

3. Al-Qur’an akan menjadi syafi’ (penolong) di hari Kiamat.
Rasulullah SAW bersabda,


اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al-Qur’an sesungguhnya ia akan menjadi penolong pembacanya di hari kiamat.” (Muslim dari Abu Umamah).

4. Beserta para malaikat yang mulia di hari Kiamat.
Sabda Nabi SAW,


الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan baik dan orang yang membaca Al-Qur’an  dengan terbata-bata, ia mendapatkan dua pahala.”  (Muttafaq Alaih dari Aisyah ra.)

5. Perumpamaan orang beriman yang membaca Al-Qur’an.

Sabda Nabi SAW,


مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

“Perumpamaan orang beriman yang membaca Al-Qur’an adalah bagaikan buah utrujah, aromanya harum dan rasanya nikmat. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma, tidak ada baunya dan rasanya manis. Perumpamaan seorang munafik yang membaca Al-Qur’an bagai raihanah (semacam bunga kenanga), baunya harum namun rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an bagai buah handzalah (antawali), tidak ada buahnya dan rasanya pahit.” (Muttafaq Alaihi)

6. Penyebab terangkatnya derajat suatu kaum.

Sabda Nabi SAW,


إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah akan mengangkat suatu kaum dengan kitab ini dan akan menjatuhkannya dengan kitab ini pula” (Muslim dari Umar bin Khatthab).

7. Turunnya rahmah dan sakinah

Sabda Nabi SAW,


مَا مِنْ قَوْمٍ يَجْتَمِعُونَ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَقْرَءُونَ وَيَتَعَلَّمُونَ كِتَابَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا حَفَّتْ بِهِمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Tidak ada satu kaum yang sedang membaca, mempelajari, dan mendiskusikan kitab Allah, kecuali para malaikat akan menaungi mereka, dan rahmat Allah akan tercurah kepadanya, dan sakinah (kedamaian) akan turun di atasnya, dan Allah akan sebutkan mereka pada makhluk yang ada di sisi-Nya.” (Ahmad dari Abu Hurairah).

8. Memperoleh kebajikan yang berlipat ganda.


مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia akan memperoleh satu hasanah (kebajikan), dan satu hasanah akan dilipat gandakan menjadi sepuluh. Aku tidak katakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi ali satu hurf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (At-Tirmidzi)

9. Bukti hati yang terjaga/melek.

Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنْ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ

“Sesungguhnya orang yang di hatinya tidak ada sesuatupun dari Al-Qur’an, maka ia bagaikan rumah rusak.” (At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas).

Ahdaf (Tujuan) Tilawah Al Qur’an

1. Ibadah

Allah SWT berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ﴿٥٦﴾

“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzaariyat: 56)

Allah SWT berfirman,


لَيْسُوا سَوَاءً ۗ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ﴿١١٣﴾

“Mereka itu tidak sama; di antara ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang).” (QS. Ali Imran: 113)

2. Tsaqofah

Allah SWT berfirman,

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ﴿٨٩﴾

“Dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An Nahl: 89)

Referensi: Riyadhushshalihin
Redaktur: Ardne



Keutamaan Tilawah Al Quran untuk Kita


Keutamaan Tilawah Al Quran untuk Kita


Mayoritas umat muslim belum mengetahui signifikansi atau urgensi membaca, menghafal, serta mengamalkan al-Qur’an. Membaca al-Qur’an dijanjikan pahala sepuluh kebajikan per huruf. Sedangkan bagi hufadz, tentunya lebih dari itu. Sebagian kecil umat Islam di dunia memilih menghafal al-Qur’an dengan motivasi yang berbeda. Urgensi menghafal Al-Qur’an antara lain untuk mengobati penyakit rohani dan jasmani, sebagai sarana untuk merenung dan memikirkan hikmah atas kejadian-kejadian baik yang menyenangkan maupun menyedihkan, sebagai modal terpenting untuk berdakwah dan juga mempelajari agama, untuk menjaga keaslian dan kemurnian al-Qur’an, termasuk dalam ibadah yang agung dan yang paling utama adalah untuk meneladani Nabiyullah Muhammad SAW. Atas alasan tersebut,

keutamaan tilawah al-Qur’an sangatlah besar. Tilawah Al-Qur’an diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tilawah lafdhi yang bermakna mempelajari al-Qur’an dari tahap awal, huruf per huruf seperti yang umum diajarkan pada anak TPA dan TPQ. Tahap ini dilengkapi dengan belajar tajwid atau hukum bacaan dalam al-Qur’an yang tujuan utamanya adalah untuk mentashihkan bacaan al-Qur’an para muslimin dan muslimat.

Tilawah kedua adalah tilawah hukmiyi yang berarti mempelajari al-Qur’an dari segi hukum-hukum yang ada di dalamnya. Disini kita wajib percaya kisah, khabar, serta aturan-aturan yang ada di dalamnya serta mengamalkannya.

Tilawah al-Qur’an harus disertai dengan adab yang baik, diantaranya adalah niat yang ikhlas hanya karena Allah, hati yang konsentrasi dan terus meresapi makna-makna yang terkandung di dalamnya, membaca ta’awudz agar terhindar dari godaan setan, membaca di tempat suci, membaca dengan suara bagus yang tidak berlebihan, tartil dan sirri, serta bersujud ketika membaca atau mendengar surat as-Sajdah.

Tentunya banyak sekali keutamaan tilawah al-Qur’an yang akan kita dapat ketika membacanya.  Beberapa poin keutamaan tilawah al-Qur’an adalah sebagai berikut:

·         Predikat insan terbaik oleh Allah tidak disematkan pada makhluknya yang kaya dan berpangkat, tetapi kepada insan yang membaca, menjaga dan mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
·         Al-Qur’an memberi syafaat pada ahlul Qur’an atau shohibul Qur’an di hari kiamat nanti
·         Ketinggian derajat seseorang di surga akan di dapatkan oleh sohibul Qur’an
·         Pahala kebaikan yang berlipat ganda akan didapatkan oleh para ahlul Qur’an
·         Rahmat, sakinah dan juga keberkahan akan dilimpahkan kepada ahlul Qur’an
·         Imam sholat diutamakan mereka yang ahlul Qur’an
·         Tidak ada kekayaan duniawi yang mampu menandingi keutamaan membaca dan memahami al-Qur’an
·         Tilawah al-Qur’an akan melembutkan hati pembaca serta pendengarnya.
·          Kita diijinkan untuk hasad atau iri pada dua orang yakni ahlul Qur’an dan orang kaya yang senang menyedekahkan hartanya di jalan kebaikan.
·         Tilawah al-Qur’an bisa menjadi obat bagi penyakit rohani dan juga jasmani.



Rabu, 29 April 2020

Keutamaan Istighfar di Waktu Sahur


Keutamaan Istighfar di Waktu Sahur


Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Waktu sahur adalah salah satu waktu istimewa di bulan Ramadhan. Umat muslim, para shaimin, ditawarkan keberkahan pada makan di waktu tersebut untuk puasa besok harinya (makan sahur). Di waktu tersebut terdapat saat-saat istimewa untuk mohon ampun (istighfar) dan doa. Maka jangan rusak waktu tersebut dengan melihat tontonan perusak hati dan aktifitas tak berarti.

Allah telah memuji para hamba-Nya yang gemar beristighfar pada waktu tersebut,


الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ

“Orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)

Imam Ibnu Katsir berkata tentang kalimat “وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ”: menunjukkan keutamaan istghfar di waktu sahur (penghujung malam). Ada pendapat mengatakan, saat Nabi Ya’kub ‘alaihis salam berkata kepada anak-anaknya, “pasti aku akan mintakan ampun kepada tuhanku untuk kalian” (QS. Yusuf: 98), beliau mengakhirkan pelaksanaannya sampai waktu sahur.

Waktu sahur adalah waktu di penghujung malam menjelang Shubuh. Keutamaannya tidak didapatkan pada waktu-waktu selainnya. Kesempurnaan istighfar di waktu ini diawali dengan kegiatan shalat malam. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,


إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Al-Dzariyaat: 15-18)

Syaikh Al-Sa’di –dalam tafsirnya- menjelaskan tentang prakteknya, “Maka mereka memperpanjang shalat sampai waktu sahur. Kemudian mereka menutup shalat malamnya dengan duduk beristighfar kepada Allah layaknya istighfar seorang mudznid (pendosa) untuk dosanya. Istighfar di waktu sahur ini memiliki keutamaan dan keistimewaan yang tidak dimiliki waktu selainnya.”

Keutamaan istighfar pada waktu sahur ini karena saat itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala turun di langit dunia. Allah membuka selebar-lebarnya pintu rahmah, ampunan, dan kemurahan-Nya bagi hamba-Nya yang mau berdoa dan memohon ampun.

Diterangkan dalam Shahihain, dari sejumlah sahabat, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kami Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam saat tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan doanya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan beri permintaannya, dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku niscaya Aku ampuni dia.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Allah menawarkan ampunan, pemberian, kebaikan, dan pengabulan doa kepada hamba di sepertiga malam tersebut. Maka siapa berdiri di hadapan Allah, bertaqarrub & bermunajat kepada-Nya, lalu diikuti dengan berdoa dan beristighfar kepada-Nya, niscaya ia akan memperoleh hajatnya dan ampunan atas dosa-dosanya. Maka jangan sia-siakan waktu yang sangat istimewa ini! Wallahu A’lam [PurWD/voa-islam.com]

Oleh: Badrul Tamam


Jenis Amalan Baik di Waktu Sahur


Jenis Amalan Baik di Waktu Sahur



Ibadah Sahur yang berhubungan dengan hukum makan sahur saat adzan shubuh saat Ramadhan berasal dari kata sahar, yang artinya akhir malam, atau waktu menjelang subuh. Lawan katanya ialah ashil, akhir siang. Adapun secara istilah Ibadah Sahur saat Ramadhan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi pada waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan, baik itu berupa makanan, susu, tepung (dan sebagainya).

Rasulullah Saw memerintahkan agar individu yang berpuasa tidak meninggalkan Ibadah Sahur saat Ramadhan sebab terdapat pahala sahur di bulan ramadhan. Banyak riwayat dari hadits nabawi yang menyebutkan bahwa Nabi Saw sangat menganjurkan umatnya untuk Ibadah Sahur saat Ramadhan ketika mengerjakan puasa, diantaranya adalah

Rasulullah Saw bersabda,

“Barangsiapayang mau berpuasa hendaklah Ibadah Sahur saat Ramadhan dengan sesuatu.”(HR. Ibn Abi Syaibah, Abu Ya’la dan al-Bazzar)

Dalam riwayat lain, beliau juga bersabda,

“IbadahSahur saat Ramadhanlah kalian karena dalam Ibadah Sahur saat Ramadhan adabarakah.” (HR. Bukhâri dan Muslim)

Beliau juga bersabda, “Ibadah Sahur saatRamadhanlah kalian walaupun dengan seteguk air.” (HR. Abu Ya’la)

Hukum Ibadah Sahur Saat Ramadhan

Ulama bersepakat bahwa hukum Ibadah Sahur sertadoa mustajab di waktu sahursaat Ramadhan bagi individu yang akan berpuasa adalah sunnah bukan wajib. Tidak ada perbedaan pendapat mengenai hal ini. Imam Ibnul Mundzir berkata dalam Al-Isyraf, “Umat islam telah ijma’ bahwa Ibadah Sahur saat Ramadhan itu dianjurkan lagi disunnahkan, tidak ada dosa bagi yang meninggalkannya.”

Ibnu Qudamah rahimahullah juga berkata tentang hukum sunnah bagi Ibadah Sahur saat Ramadhan, “Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam masalah ini.”

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata : “Para ulama telah bersepakat tentang sunnahnya Ibadah Sahur saat Ramadhan dan bukan suatu kewajiban.”

Demikian pula al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah menukilkan dalam kitab beliau mengenai hukum tidak sahur di bulan ramadhanijma’ ulama atas kesunnahan Ibadah Sahur saat Ramadhan.

FadhilahIbadah Sahur Saat Ramadhan

Ibadah Sahur saat Ramadhan mengandung berkah
Dari Sulaiman ra, Rasulullah Saw : “Keberkahan terdapat dalam tiga : Dalamkebersamaan (jama’ah), dalam berbuka dan dalam Ibadah Sahur saat Ramadhan.”(As Shaghir)

Beliau juga bersabda, “Ibadah Sahur saatRamadhanlah kalian karena dalam Ibadah Sahur saat Ramadhan ada barakah.”(HR. Bukhâri dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah menjadikan keberkahan dalam Ibadah Sahur saatRamadhan dan literan.” (HR. Bukhari)

Ibadah Sahur saat Ramadhan itu mengandung keberkahan, disebabkan karena iaadalah sunnah Rasulullah Saw yang mulia. Diantara keberkahannya akan menguatkanindividu yang puasa, menambah semangat individu untuk terus berpuasa dan amalshalih lainnya, mencegah akhlak yang buruk yang timbul karena pengaruh lapardan sebagainya.

Allah dan para malaikatnya bershalawat pada individuyang Ibadah Sahur saat Ramadhan
Mungkin, karunia terbesar dari Ibadah Sahur saat Ramadhan yang berhubungan dengan hukum tidak berpuasa di bulan ramadhan adalah ketika Allah ta’ala bershalawat kepada individu-individu yang berIbadah Sahur saat Ramadhan. Begitu pula malaikat-Nya memohon ampunan untuk mereka, memintakan limpahan karunia-Nya, supaya mereka dibebaskan Ar-Rahman dari api neraka dalam bulan Al-Qur’an itu.

Hal ini sebagaimana yang telah disebutkandalam sebuah hadits, dari Abu Sa’id Al-Khudari ra. katanya, Rasulullah bersabdaSaw : “Ibadah Sahur saat Ramadhanseluruhnya berkah, janganlah kalian meninggalkannya meskipun hanya minumseteguk air, karena Allah dan para Malaikat-Nya beshalawat kepada individu-individuyang berIbadah Sahur saat Ramadhan”

Menyelisihi puasa ahli kitab

Disebutkan dalam sebuah hadits yangdiriwayatkan dari ‘Amr bin Al-‘Ash ra, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda : “Yang membedakan antara puasa kami (individu-individumuslim) dengan puasa ahli kitab adalah Ibadah Sahur saat Ramadhan.” (HR.Muslim)

Al-Imam Sarafuddin Ath-Thiibi rahimahullah berkata: “Ibadah Sahur saat Ramadhanadalah pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahli Kitab, karena Allah SWTtelah membolehkan kita sesuatu yang Allah haramkan bagi mereka, danpenyelisihan kita terhadap ahli kitab dalam masalah ini merupakan nikmat yangharus disyukuri.”

Jenis Amalan Baik di Waktu Sahur

Seringkali waktu Ibadah Sahur saat Ramadhanhanya dijadikan sebagai ajang makan dan minum, walaupun makan dan minum diwaktu Ibadah Sahur saat Ramadhan merupakan ibadah yang di dalamnya terdapatpahala dan berkah yang besar, tapi tidak hanya itu, waktu Ibadah Sahur saatRamadhan pun memiliki keistimewaan yang luar biasa. Sebelum mengetahuikeistimewaan waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan, kita harus lebih dulu tahuberkah dan perintah melakukan Ibadah Sahur saat Ramadhan. Di bawah ini beberapahadits Rasulullah:


تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

“Ibadah Sahur saat Ramadhanlah kalian,karena sesungguhnya di dalam Ibadah Sahur saat Ramadhan terdapat keberkahan.” (H.R.Imam Bukhari dan Imam Muslim)


فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِاْلكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

“Pemisah/pembeda di antara puasa kita danpuasanya Ahli Kitab adalah Ibadah Sahur saat Ramadhan.” (H.R. Imam Muslim)


مَنْ أَرَادَ أَنْ يَصُومَ فَلْيَتَسَحَّرْ بِشَيْءٍ

“Barangsiapa hendak berpuasa, maka berIbadahSahur saat Ramadhanlah dengan sesuatu.” (H.R. Imam Ahmad)

Waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan memilikikeistimewaan yang luar biasa untuk memanjatkan doa, shalat, ibadah dan memohonampun kepada Allah SWT. Dalam satu ayat dikatakan:


الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَوَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ

“Mereka adalah individu-individu yangsabar, jujur, tunduk, rajin berinfaq, dan rajin memohon ampunan di waktu IbadahSahur saat Ramadhan.” (Q.S. Ali Imran: 17)

Menurut Imam Ibnu Katsir, ayat tersebutmenunjukkan keutamaan memperbanyak istighfar di waktu Ibadah Sahur saatRamadhan, khususnya di akhir daripada waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan.Keutamaan waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan diperkuat dengan dalil keutamaanmelakukan ibadah di sepertiga malam. Rasulullah bersabda:


يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍإِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْيَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِىفَأَغْفِرَ لَهُ

“Setiap malam Tuhan kami turun ke langitdunia di saat akhir sepertiga malam. Dia berfirman: “Siapa yang berdoakepada-Ku akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri. Dan Siapayang memohon ampunan kepada-Ku akan aku ampuni.” (H.R. Imam Bukhari danImam Muslim)

Karena itu, setelah Ibadah Sahur saatRamadhan, alangkah baiknya kita habiskan waktu kita untuk beribadah kepadaAllah, memohon ampunanNya dan mengharapkan ridaNya sampai fajar menyingsing.Imam Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan dalam Fath al-Bârî (juz 3, hlm31):


أن آخر الليل أفضل للدعاء والاستغفار ويشهد له قولهتعالى والمستغفرين بالأسحار وأن الدعاء في ذلك الوقت مجاب

“Sesungguhnya akhir malam itu lebih utamauntuk berdoa, beristigfar. Dalilnya adalah firman Allah yang mengatakan: “Dan individu-individuyang rajin beristigfar di waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan.” Sesungguhnya doadi waktu akhir malam itu mustajab.”

AmalanInti Saat Ibadah Sahur saat Ramadhan :

1. Menghadirkan hati, Ibadah Sahur saatRamadhan karena melaksanakan perintah Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam.

2. Menghadirkan hati, Ibadah Sahur saat Ramadhan karena meneladani perbuatanNabi shallallahu’alaihi wasallam.

3. Mencari berkah dari Ibadah Sahur saat Ramadhan. Karena Ibadah Sahur saat Ramadhan banyak kebaikannya diantaranya dapat membantu menguatkan raga individu yang berpuasa. Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,


تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُور بَرَكَةً

“Ibadah Sahur saat Ramadhanlah kaliankarena padanya terdapat keberkahan.” (HR. Muslim No 1835, Kitabus Siyam)

4. Membaca basamalah sebelum Ibadah Sahursaat Ramadhan.

5. Usai makan membaca hamdalah.

6. Berdoa, sebab di waktu Ibadah Sahur saatRamadhan adalah waktu yang penuh berkah.

7. Beristighfar, agar mendapat ampunan dankebaikan dari Allah.
Keberkahandalam Waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan

1. Memenuhi perintah Rasul shallallahu‘alaihi wa sallam sebagaimana diperintahkan dalam hadits di atas. Keutamaanmentaati beliau disebutkan dalam ayat,

مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ

“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu,sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dariketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”(QS. An Nisaa’: 80).

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَفَوْزًا عَظِيمًا

“Dan barangsiapa mentaati Allah danRasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS.Al Ahzab: 71).

2. Ibadah Sahur saat Ramadhan merupakansyi’ar Islam yang membedakan dengana ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani).Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِالْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

“Perbedaan antara puasa kita dan puasaAhli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah Ibadah Sahur saat Ramadhan.” (HR.Muslim no. 1096). Ini berarti Islam mengajarkan baro’ dari individu kafir,artinya tidak loyal pada mereka. Karena puasa kita saja dibedakan dengan individukafir.

3. Dengan Ibadah Sahur saat Ramadhan, keadaanfisik lebih kuat dalam menjalani puasa. Beda halnya dengan individu yang tidak IbadahSahur saat Ramadhan. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barokah IbadahSahur saat Ramadhan amat jelas yaitu semakin menguatkan dan menambah semangat individuyang berpuasa.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 206).

4. Individu yang Ibadah Sahur saat Ramadhanmendapatkan shalawat dari Allah dan do’a dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’idAl Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْأَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَعَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

“Ibadah Sahur saat Ramadhan adalah makanpenuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karenaAllah dan malaikat-Nya bershalawat kepada individu yang Ibadah Sahur saatRamadhan.” (HR. Ahmad 3: 44. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwahadits ini shahih lighoirihi).

5. Waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan adalahwaktu yang diberkahi. Karena ketika itu, Allah turun ke langit dunia. Dari AbuHurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍإِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْيَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِىفَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun kelangit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman,“Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang memintakepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akanAku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145  dan Muslim no. 758).

6. Waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan adalahwaktu utama untuk beristighfar. Sebagaimana individu yang beristighfar saat itudipuji oleh Allah dalam beberapa ayat,

وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ

“Dan individu-individu yang meminta ampundi waktu Ibadah Sahur saat Ramadhan.”  (QS. Ali Imran: 17).

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan selalu memohonkan ampunan diwaktupagi sebelum fajar. ” (QS. Adz Dzariyat: 18).

7. Individu yang Ibadah Sahur saat Ramadhandijamin bisa menjawab adzan shalat Shubuh dan juga bisa mendapati shalat Shubuhdi waktunya secara berjama’ah. Tentu ini adalah suatu kebaikan.

8. Ibadah Sahur saat Ramadhan sendiribernilai ibadah jika diniatkan untuk semakin kuat dalam melakukan ketaatan padaAllah.