Kantor Sekretariat Rumah Sajada

Alamat : Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman D.I. Yogyakarta

Tampak Depan PAPP Rumah Sajada

Komplek Kantor dan Asrama Putri Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman

Pendopo Rumah Sajada

Komplek Asrama Putra Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putri Rumah Sajada

Komplek Asarama Putri Wirokraman Sidokarto Godean Sleman

Asrama Putra

Alamat : Sorolaten Sidokarto Godean Sleman

Kamis, 31 Mei 2018

Terapi Alquran untuk Penyakit Fisik dan Mental


Terapi Alquran untuk Penyakit Fisik dan Mental

Alquran adalah mukzijat yang mampu menyembuhkan penyakit Sumber Gambar pixabay.com

Alquran adalah kitab suci kaum m0slimin. Ia adalah kitab yang selalu menjadi panutan kaum m0slimin yang beriman. Jika Anda adalah salah satunya, maka Anda perlu tau akan mukjizat yang sangat luar biasa dari alquran, yaitu sebagai penyembuh. Dari artikel ini kita akan mengetahui bagaimana terapi alquran untuk penyakit.

Pengertian Alquran

Alquran adalah sebuah kata yang unik dan berasal dari bahasa arab,  ia berasal dari kata qara’a – yaqra’u – qur’anan yang artinya kalau di dalam bahasa Indonesia adalah bacaan atau sesuatu bacaan yang terus dibaca secara berulang-ulang.

Secara istilah alquran adalah perkataan Allah swt yang diberikan kepada nabi besar Muhammad saw sebagai mukjizat beliau, alquran diturunkan dari Allah melalui perantara malaikat-Nya, Jibril. Jika membaca alquran, maka ia akan dinilai sebagai di sisi Allah.
Alquran itu sendiri diyakini adalah wahyu dari Allah atau Tuhan semesta alam, dan ia bukanlah hawa nafsu atau perkataan nabi Muhammad. Isi dari Alquran adalah aturan-aturan hidup di dunia. Ia adalah petunjuk hidup atau pedoman hidup yang sangat baik untuk dituruti.

Lantunan Alquran sebagai Penyembuh

Struktur paling kecil dari seluruh alam semesta ini adalah atom, dan struktur paling kecil dari tubuh manusia adalah sebuah sel. Setiap satu sel terdiri dari jutaan atom dan setiap atom terdiri dari elektron-elektron positif dan negatif yang mengelilingi inti atom, sama halnya dengan planet-planet yang beredar mengelilingi matahari. Karena rotasi dari elektron-elektron atom inilah medan elektromagnetik dapat diproduksi. Sama halnya dengan terbentuknya elektromagnetik yang ada pada suatu mesin.

Struktur-struktur ini ada di setiap sel yang ada dalam tubuh manusia sesuai dengan fungsinya. Jika ada hal yang menyebabkan terganggunya fungsi dari struktur-struktur elektron ini, maka fungsi dari sel akan terganggu. Jika terus berlanjut, maka gangguan-gangguan ini akan menjamah sistem yang lebih besar.

Salah satu terapi yang bisa digunakan untuk memperbaiki ketidaksetaraan ini adalah dengan mengembalikan keseimbangan tubuh. Para peneliti menemukan bahwa sel-sel tubuh kita bereaksi terhadap berbagai macam gelombang seperti gelombang radio, suara, dan lain sebagainya.

Setiap sel di dalam tubuh ini seperti bergetar-getar, dan jika getarannya itu ada perubahan kecil, maka akan terjadi akibat yang fatal bagi tubuh. Inilah asal dari penyakit kanker.

Gelombang suara

Suara manusia merupakan suara yang terbentuk dari gelombang-gelombang atau getaran-getaran yang bergerak di udara bebas dengan kecepatan yang sangat cepat, yaitu sekitar 340 m/detik. Setiap suara memiliki frekuensi yang berbeda. Khusus untuk manusia, kita hanya bisa mendengar frekuensi antara 20-20.000/detik. Semua gelombang suara ini menyebar di udara bebas dan akan masuk ke dalam telinga. Di dalam telinga, gelombang itu diterjemahkan menjadi suatu gelombang listrik dan berjalan melalui sistem saraf pusat. Kemudian di otak akan menyesuaikan dengan gelombang yang masuk ke dalam otak tersebut. Jika ia tidak nyaman bagi manusia, maka manusia akan menjauh dari suara yang sangat bising. Sebaliknya jika suara tersebut memberikan efek yang menyenangkan bagi manusia.

Jadi, suara adalah suatu getaran mekanika yang ditangkap oleh telinga lalu dialirkan ke sistem saraf pusat. Itulah kenapa suara dianggap sebagai energi yang baik untuk tubuh tergantung dari jenis dan sifat suara tersebut.

Lebih detailnya ada sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Washington. Para peneliti menemukan bahwa otak tidak hanya menyebarkan informasi, tapi ia juga memberikan perintah. Inti dari penelitian ini adalah otak bukanlah 1 komputer yang mengatur seluruh tubuh, tapi otak adalah komputer yang memiliki komputer yang sangat banyak di dalamnya. Jadi, ada sebuah komputer kecil yang ada dalam suatu sel, dan ia dapat terpengaruh oleh getaran suara yang ada disekitar.

Berbagai penelitian menunjukan bahwa di dalam sebuah sel otak manusia terdapat komputer mini yang mengatur sel-sel dalam tubuh. Pada intinya, sel-sel mampu digerakkan dengan suara dalam frekuensi tertentu.

Suatu penyakit terjadi karena getaran-getaran yang di dapat oleh sel dalam keadaan yang tidak seimbang. Jadi, dengan mengembalikan getaran yang ada pada sel melalui suara dapat menyembuhkan penyakit.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Alfred A. Tomatis yang berasal dari Prancis. Ia menyimpulkan bahwa indra pendengaran adalah indra yang sangat penting bagi manusia. Kenapa? Hal ini karena dari pendengaran dapat mengatur seluruh tubuh dari getaran suara yang diterima. Jadi, telinga mampu mengontrol sistem saraf.

Setiap organ tubuh manusia memiliki getaran-getaran yang khas. Setiap organ tubuh mengatur dirinya dengan getaran-getaran tertentu.  Hal yang sangat mengejutkan bahwa suara yang paling efektif untuk mengembalikan ketidakseimbangan getaran di dalam tubuh adalah suara manusia itu sendiri.

Tak hanya itu, getaran-getaran juga mempengaruhi virus dan kuman-kuman, khususnya adalah suara lantunan alquran. Suara lantunan alquran dapat menghambat pertumbuhan mereka, dan pada waktu yang bersamaan lantunan alquran juga meningkatkan kemampuan sistem imun untuk melawan virus dan kuman.

Lantunan alquran terdiri dari frekuensi yang diterima oleh telinga manusia, frekuensi ini nantinya akan sampai ke otak dan kemudian otak akan mengaktifkan  kerja sel tubuh. Ini adalah sistem yang paling mengejutkan yang diberikan oleh Allah kepada manusia.

Sekarang terungkaplah sudah kenapa Allah memberikan alquran kepada umat manusia. Hal ini tidak pernah kita sadari sebelumnya bahwa alquran mengandung rahasia-rahasia yang memukau. Jadi hanya dengan membaca ayat-ayat alquran sudah mampu mengembalikan ketidakseimbangan sistem getaran yang ada dalam tubuh dan akhirnya segala penyakit dapat ditangkal dengan baik.

Jika Anda tidak begitu percaya akan manfaat lantunan alquran, cobalah dengarkan dengan baik pada video berikut ini. Berikan komentar Anda di kolom komentar jika Anda merasakan sesuatu setelah mendengarkan video lantunan alquran ini.

Penelitian Ilmiah Bukti Alquran  Mampu Menyembuhkan Penyakit

Di awali dengan penelitian  Dr. Al Qadhi dari Amerika Serikat. Ia berhasil membuktikan bahwa hanya dengan medengarkan lantunan alquran, baik ia adalah penutur asli bahasa arab atau non arab dapat meraskan manfaat dan perubahan fisiologi yang sangat baik.

Penyakit depresi akan memperoleh ketengan jiwa dan menangkal berbagai penyakit fisik adalah pengaruh yang diterima oleh objek penelitian Dr. Al Qadhi.

Penelitian ini ditunjang dengan teknologi terbaru yang mendeteksi tekanan darah, detak jantung, kekuatan otot, dan kelenturan kulit terhadap aliran listrik. Kesimpulan dari penelitian ini mengatakan bahwa 97% lantunan alquran dapat memberikan ketenangan jiwa dan menyembuhkan penyakit-penyakit.

Penelitian dari Dr. Al Qadhi ini diperkuat kembali oleh penelitian Muhammad Salim yang penelitiannya sudah dipublikasikan di Universitas Boston. Objek dari penelitian beliau adalah 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 oranng pria dan 2 orang wanita. Mereka semua tidak tau sama sekali bahasa arab dan mereka juga tidak mengetahui apa makna dari alquran yang dibacakan.

Lantunan alquran ini diperdengarkan sampai 210 kali yang dibagi menjadi 2 sesi. Yaitu dengan membacakan alquran dengan tartil atau sesuai dengan hukum bacaannya dan membacakan sesuatu yang bukan dari alquran. Kesimpulan dari penelitian ini mengatakan bahwa responden memperoleh ketenan

Dr. Al Qadhi adalah seorang ilmuan yang meneliti akan manfaat dari lantunan alquran sebagai penyembuh penyakit

Sumber Gambar: wikipedia.com

gan jiwa sampai 65 persen ketika mendengarkan lantunan alquran, dan hanya mendapatkan 35 persen ketika mendengarkan lantunan bahasa arab yang bukan dari alquran.

Penelitian yang terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Nurhayati dari Malaysia yang meneliti perkembangan bayi berusia 48 jam. Bayi tersebut diperdengarkan lantunan alquran, dan hasilnya menunjukan bahwa bayi menunjukan respon tersenyum dan juga menjadi lebih tenang.

Terapi Alquran untuk Penyakit Fisik

Ada sebuah cerita penderita kanker parah yang sudah tidak berdaya lagi melawan penyakitnya. Usaha untuk melawan penyakit kanker ini sudah banyak dilakukan , tapi tidak ada yang membuahkan hasil. Kisah ini adalah kisah seorang penderita kanker dari Arab Saudi yang bernama Saleem.

Di negaranya Saleem tidak dapat menyembuhkan penyakitnya, kemudian ia pergi ke Amerika untuk mencari pengobatan. Para dokter memvonis dia sudah tidak mampu disembuhkan lagi.

Ada juga kisah dari Lebanon, ada seorang pasien yang tergolek lemah di rumah sakit Lebanon, tapi anggota keluarganya sering menjenguknya dan membacakannya lantunan alquran. Hal tersebut terus dilakukannya setiap hari dan tanpa disadari waktu sudah berlalu 3 tahun lamanya. Berdasarkan vonis dokter, penyakit yang diderita pasien suda tidak bisa disembuhkan lagi dengan pengobatan di rumah sakit, yang bisa dilakukan dokter hanyalah membantu memperpanjang masa hidup pasien dengan obat-obatan pendukung.

Keadaan pasien bukannya memburuk, tapi malah membaik dan mampu bertahan dari penyakitnya. Dokter yang mengobati penderita kanker tersebut pun menyimpulkan bahwa dengan lantunan alquran sangat efektif dalam mengembalikan keseimbangan tubuh yang terganggu.

Sejak kejadian itulah para tim kesehatan menambahkan terapi suara dengan bacaan-bacaan alquran. Suara manusia memiliki nada spiritual yang mampu membuatnya sebagai pengobatan paling baik. Para peneliti pun menyimpulkan bahwa suara lantunan alquran mampu menhancurkan sel-sel kanker, dan sekaligus meningkatkan kesehatan sel-sel tubuh.

Dari sini muncul suatu pertanyaan. Apakah lantunan alquran ini hanya berpengaruh pada tingkatan sel saja? Jawabannya adalah “Tidak!” ,  suara mampu mempengaruhi segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Ini telah dibuktikan oleh ilmuwan Jepang Masaru Emoto dalam penelitiannya terhadap air. Ia menemukan bahwa medan elektromagnetik pada molekul air sangat dipengaruhi oleh suara. Dengan adanya suara tertentu, maka struktur molekul air akan lebih teratur.

Tubuh manusia terdiri dari 60-80% air, maka jika ada suara tertentu yang didengar maka akan mempengaruhi molekul air di dalam tubuh. Jadi, jika molekul air dalam tubuh terjadi keseimbangan, maka seluruh tubuh pun akan terbebas dari berbagai macam penyakit. Bukan hanya kanker ya.

Bacaan alquran tidak hanya mampu menyembuhkan penyakit fisik, tapi ia juga mampu menghentikan perkembangan mikro organisme seperti virus dan bakteri penyebab berbagai penyakit di tubuh manusia.

Terapi Alquran sebagai Penyembuh Penyakit Emosional

Alquran tidak hanya menyembuhkan penyakit fisik, tapi juga penyakit mental atau kejiwaan. Berikut ini adalah ulasannya.

Untuk Anda, marilah kita buka alquran kita sama-sama. Bukalah juz 20 dari alquran. Apakah yang ada di juz 20? Juz 20 terdapat surah Al-Qashash. Surah Al-Qashash ini adalah surah yang berbicara tentang ibu dari nabi Musa as. Dari Surah ini, Anda pasti akan tersentuh hatinya karena surah ini sangat dengan hati saya dan Anda karena berbagai alasan. Salah satu alasan yang mungkin membuat hati kita tersentuh adalah karena kita semua pernah menderita pengalaman traumatis.

Kita pasti akan tersentuh dan terluka jika orang yang kita cintai telah meninggalkan kita. Kita semua pasti akan mengalami pengalaman traumatis seperti ini. Kita bisa saja kehilangan sanak keluarga, pekerjaan, atau pun benda kesayangan kita. Kehilangan adalah sesuatu yang sangat menyakitkan, mungkin dari kehilangan kita masih ada lagi yang lebih kehilangan dari kita. Jika Anda mempunyai seorang anak yang sangat Anda cintai, pasti Anda tidak ingin anak Anda menderita. Itu adalah suatu fakta sebagai seorang manusia.

Mari kita renungkan sejenak, dari surah Al-Qashash ini menceritakan seorang ibu nabi Musa yang harus memilih anaknya disembelih oleh Firaun atau berpisah dengan anak beliau. Sesuatu keadaan yang sangat menggugah emosi seorang ibu.

Dari surah ini, bagi saya pribadi adalah surah yang memberikan harapan besar bagi seseorang yang merasa hidupnya sudah tidak berarti lagi. Depresi adalah salah satu contohnya, orang yang mengalami depresi mungkin akan sangat sulit untuk pulih dan melanjutkan hidup lagi, yang ada di pikirannya mungkin adalah bunuh diri, dan lain sebagainya.

Jadi, jika Anda benar-benar memahami isi dari surah ini, mungkin Anda akan berpikir ulang mengenai masalah Anda saat ini tidaklah seberat masalah yang ditanggung ibu nabi Musa as. Ini akan menjadi harapan bagi Anda untuk terus melanjutkan hidup dan meninggalkan sisi negatif Anda.

Ayat-ayat Alquran yang Menyembuhkan Penyakit

Setiap ayat-ayat alquran memiliki kekuatan penyembuh yang luar biasa pada penyakit-penyakit fisik dan mental. Tapi ada beberapa ayat yang biasa dilantunkan untuk menyembuhkan penyakit seperti ayat di surah Al-Baqarah, Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-nas. Surah ini memiliki khasiat sebagai penyembuh sebagaimana yang pernah dijelaskan dalam Hadist Nabi Muhammad saw. Tetapi pada dasarnya, semua ayat dari alquran adalah penyembuh dari berbagai penyakit.

Nabi Muhammad membiasakan diri untuk selalu membaca ayat-ayat alquran dan zikir lainnya untuk berlindung dari berbagai macam penyakit fisik maupun mental.

Pengobatan dengan ayat-ayat Alquran sudah terbukti secara medis dalam menyembuhkan brbagai penyakit sebagai mana diterangkan di surah Al-Isra ayat 82 yang artinya “Dan Kami turunkan Alquran sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang yang beriman . . . .”
Itulah beberapa penjabaran dan  penjelasan mengenai rahasia mukjizat alquran sebagai penyembuh berbagai penyakit fisik dan mental. Mudah mudahan Anda, saya, dan kita semua mampu mengamalkan dan terus membaca alquran karena alquran merupakan keajaiban yang sangat hebat. Silakan berikan komentar mengenai alquran jika Anda setuju bahwa alquran adalah sebagai penyembuh penyakit.



Rabu, 30 Mei 2018

Akal Yang Sehat Tidak Akan Menyelisihi Nash Al Quran Dan Sunnah


Akal Yang Sehat Tidak Akan Menyelisihi Nash Al Quran Dan Sunnah

Kedudukan Akal Dalam Islam
Akal adalah nikmat besar yang Allah titipkan dalam jasmani manusia. Nikmat yang bisa disebut hadiah ini menunjukkan akan kekuasaan Allah yang sangat menakjubkan. (Al-’Aql wa Manzilatuhu fil Islam, hal. 5)

Oleh karenanya, dalam banyak ayat Allah memberi semangat untuk berakal (yakni menggunakan akalnya), di antaranya:

وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِيْ ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya).” (An-Nahl: 12)

وَفِي اْلأَرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيْلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي اْلأُكُلِ إِنَّ فِيْ ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Ra’d: 4)
Sebaliknya Allah mencela orang yang tidak berakal seperti dalam ayat-Nya:

وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ

“Dan mereka berkata: ‘Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala’.” (Al-Mulk: 10)

Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan: “(Maknanya yaitu) tidak berakal dan tidak punya tamyiz (daya pemilah)… Bagaimanapun (hal itu) tidak terpuji dari sisi itu, sehingga tidaklah terdapat dalam kitab Allah Subhanahu wa ta’ala serta dalam Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pujian dan sanjungan bagi yang tidak berakal serta tidak punya tamyiz dan ilmu. Bahkan Allah Subhanahu wa ta’ala telah memuji amal, akal dan pemahaman bukan hanya dalam satu tempat, serta mencela keadaan yang sebaliknya di beberapa tempat…” (Al-Istiqamah, 2/157)

Kitapun dapat melihat agama Islam dalam ajarannya memberikan beberapa bentuk kemuliaan terhadap akal, seperti:

1. Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan akal sebagai tempat bergantungnya hukum sehingga orang yang tidak berakal tidak dibebani hukum. Nabi Shalllahu ‘alaihi wassalam bersabda:

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ الْمَجْنُوْنِ الْمَغْلُوْبِ عَلىَ عَقْلِهِ حَتَّى يَبْرَأَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقَظَ وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمُ

“Pena diangkat dari tiga golongan: orang yang gila yang akalnya tertutup sampai sembuh, orang yang tidur sehingga bangun, dan anak kecil sehingga baligh.” (HR. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Ad-Daruquthni dari shahabat ‘Ali dan Ibnu ‘Umar, Asy-Syaikh Al-Albani mengatakan: “Shahih” dalam Shahih Jami’, no. 3512)

2. Islam menjadikan akal sebagai salah satu dari lima perkara yang harus dilindungi yaitu: agama, akal, harta, jiwa dan kehormatan. (Al-Islam Dinun Kamil hal. 34-35)

3. Allah Subhanahu wa ta’ala mengharamkan khamr untuk menjaga akal. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:


يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَاْلأَنْصَابُ وَاْلأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah: 90)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٍ

“Setiap yang memabukkan itu haram.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Musa Al-Asy‘ari)

Asy-Syinqithi rahimahullah mengatakan: “Dalam rangka menjaga akal maka wajib ditegakkan had bagi peminum khamr.” (Al-Islam Dinun Kamil, hal. 34-35)

4. Tegaknya dakwah kepada keimanan berdasarkan kepuasan (kemantapan) akal. Artinya, keimanan tidak berarti mematikan akal, bahkan Islam menyuruh akal untuk beramal pada bidangnya sehingga mendukung kekuatan iman dan tidak ada ajaran manapun yang memuliakan akal sebagaimana Islam memuliakannya, tidak menyepelekan dan tidak pula berlebihan. Sedangkan yang dilakukan para pengkultus akal yang mereka beritikad memuliakan akal, pada hakikatnya mereka justru menghinakan akal serta menyiksanya karena mambebani akal dengan sesuatu yang tidak mampu.

Walaupun akal dimuliakan tapi kita menyadari bahwa akal adalah sesuatu yang berada dalam jasmani makhluk. Maka ia sebagaimana makhluk yang lain, memiliki sifat lemah dan keterbatasan.

As-Safarini rahimahullah berkata: “Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan akal dan memberinya kekuatan adalah untuk berpikir dan Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan padanya batas yang ia harus berhenti padanya dari sisi berfikirnya bukan dari sisi ia menerima karunia Ilahi. Jika akal menggunakan daya pikirnya pada lingkup dan batasnya serta memaksimalkan pengkajiannya, ia akan tepat (menentukan) dengan ijin Allah. Tetapi jika ia menggunakan akalnya di luar lingkup dan batasnya yang Allah Subhanahu wa ta’ala telah tetapkan maka ia akan membabi buta…” (Lawami’ul Anwar Al-Bahiyyah, hal. 1105)

Untuk itu kita perlu mengetahui di mana sesungguhnya bidangnya akal. Intinya bahwa akal tidak mampu menjangkau perkara-perkara ghaib di balik alam nyata yang kita saksikan ini, seperti pengetahuan tentang Allah Subhanahu wa ta’ala dan sifat-sifat-Nya, arwah, surga dan neraka yang semua itu hanya dapat diketahui melalui wahyu.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

تَفَكَّرُوْا فِيْ أَلاَءِ اللهِ وَلاَ تَفَكَّرُوْا فِيْ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Berpikirlah pada makhluk-makhluk Allah dan jangan berpikir pada Dzat Allah.” (HR. Ath-Thabrani, Al-Lalikai dan Al-Baihaqi dari Ibnu ‘Umar, lihat Ash-Shahihah no. 1788 dan Asy-Syaikh Al-Albani menghasankannya)

وَيَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوْتِيْتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيْلاً

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: ‘Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit’.” (Al-Isra: 85)
Oleh karenanya, akal diperintahkan untuk pasrah dan mengamalkan perintah syariat meskipun ia tidak mengetahui hikmah di balik perintah itu. Karena, tidak semua hikmah dan sebab di balik hukum syariat bisa manusia ketahui. Yang terjadi, justru terlalu banyak hal yang tidak manusia ketahui sehingga akal wajib tunduk kepada syariat.
Diumpamakan oleh para ulama bahwa kedudukan antara akal dengan syariat bagaikan kedudukan seorang awam dengan seorang mujtahid. Ketika ada seseorang yang ingin meminta fatwa dan tidak tahu mujtahid yang berfatwa (tidak tahu harus ke mana minta fatwa), maka orang awam itu pun menunjukkannya kepada mujtahid. Setelah mendapat fatwa, terjadi perbedaan pendapat antara mujtahid yang berfatwa dengan orang awam yang tadi menunjuki orang tersebut. Tentunya bagi yang meminta fatwa harus mengambil pendapat sang mujtahid yang berfatwa dan tidak mengambil pendapat orang awam tersebut karena orang awam itu telah mengakui keilmuan sang mujtahid dan bahwa dia (mujtahid) lebih tahu (lebih berilmu). (Lihat Syarh Aqidah Ath-Thahawiyah hal. 201)
Al-Imam Az-Zuhri t mengatakan: “Risalah datang dari Allah, kewajiban Rasul menyampaikan dan kewajiban kita menerima.” (Syarh Al-’Aqidah Ath-Thahawiyah hal. 201)
Orang yang menggunakan akal tidak pada tempatnya, berarti ia telah menyalahgunakan dan melakukan kezaliman terhadap akalnya. Sesungguhnya madzhab filasafat dan ahli kalam yang ingin memuliakan akal dan mengangkatnya –demikian perkataan mereka– belum dan sama sekali tidak akan mencapai sepersepuluh dari sepersepuluh apa yang telah dicapai Islam dalam memuliakan akal -ini jika kita tidak mengatakan mereka telah berbuat jahat dengan sejahat-jahatnya terhadap akal. Di mana ia memaksakan akal masuk ke tempat yang tidak mungkin mendapatkan jalan ke sana. (Minhajul Istidlal, dinukil dari Al-’Aqlaniyyun hal. 21)
Akal yang terpuji dan akal yang tercela
Menengok penjelasan yang telah lalu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan akal terkadang terpuji, yaitu ketika pada tempatnya. Dan terkadang tercela yaitu ketika bukan pada tempatnya. Adapun pendapat akal yang terpuji, secara ringkas adalah yang sesuai dengan syariat dengan tetap mengutamakan dalil syariat. Sedang akal yang tercela adalah sebagaimana disimpulkan Ibnul Qayyim yang menyebutkan bahwa pendapat akal yang tercela itu ada beberapa macam:
1. Pendapat akal yang menyelisihi nash Al Qur’an atau As Sunnah.
2. Berbicara masalah agama dengan prasangka dan perkiraan yang dibarengi dengan sikap menyepelekan mempelajari nash-nash, memahaminya serta mengambil hukum darinya.
3. Pendapat akal yang berakibat menolak asma (nama-nama) Allah I, sifat-sifat dan perbuatan-Nya dengan teori atau qiyas (analogi) yang batil yang dibuat oleh para pengikut filsafat.
4. Pendapat yang mengakibatkan tumbuhnya bid’ah dan matinya As Sunnah.
5. Berbicara dalam hukum-hukum syariat sekedar dengan anggapan baik (dari dirinya) dan prasangka. (Lihat I’lam Muwaqqi’in, 1/104-106, Al-Intishar, hal. 21, 24, Al-’Aql wa Manzilatuhu)
Jadi, manakala kita mengambil sebuah kesimpulan dengan akal kita, kemudian ternyata hasilnya adalah salah satu dari lima yang tersebut di atas maka yakinlah bahwa itu pendapat yang tercela dan salah. Ia harus ditinggalkan dan menundukkan akal di hadapan kepada syariat.
Akal yang sehat tidak akan menyelisihi syariat
Disebutkan dalam kaidah ahlul kalam ringkasnya bahwa tatkala bertentangan antara akal dan wahyu maka mesti dikedepankan akal. (Asasuttaqdis, hal. 172-173)
Dengan prinsip ini, mereka menolak sekian banyak nash yang shahih dulu maupun sekarang. Tentu kita tahu bahwa pendapat mereka adalah salah dan sangat berbahaya. Untuk mengetahui bathilnya pendapat mereka dengan singkat dan mudah cukup dengan kita merujuk kepada lima hal yang disebutkan Ibnul Qayyim di atas.
Lebih rinci para ulama seperti Ibnu Taimiyyah menjelaskan: Sesuatu yang diketahui dengan jelas oleh akal, sulit dibayangkan akan bartentangan dengan syariat sama sekali. Bahkan dalil naqli yang shahih tidak akan bertentangan dengan akal yang lurus, sama sekali. Saya telah memperhatikan hal itu pada kebanyakan hal yang diperselisihkan oleh manusia. Saya dapati, sesuatu yang menyelisihi nash yang shahih dan jelas adalah syubhat yang rusak dan diketahui kebatilannya dengan akal. Bahkan diketahui dengan akal kebenaran kebalikan dari hal tersebut yang sesuai dengan syariat. Kita tahu bahwa para Rasul tidak memberikan kabar dengan sesuatu yang mustahil menurut akal tapi (terkadang) mengabarkan sesuatu yang membuat akal terkesima. Para Rasul itu tidak mengabarkan sesuatu yang diketahui oleh akal sebagai sesuatu yang tidak benar namun (terkadang) akal tidak mampu untuk menjangkaunya.
Karena itu wajib bagi orang-orang Mu’tazilah yang menjadikan akal mereka sebagai hakim terhadap nash-nash wahyu, demikian pula bagi mereka yang berjalan di atas jalan mereka serta meniti jejak mereka agar mengetahui bahwa tidak terdapat satu haditspun di muka bumi yang bertentangan dengan akal kecuali hadits itu lemah atau palsu. Wajib bagi mereka untuk menyelisishi kaidah kelompok Mu’tazilah, kapan terjadi pertentangan antara akal dan syariat menurut mereka maka wajib untuk mengedepankan syariat. Karena akal telah membenarkan syariat dalam segala apa yang ia kabarkan sedang syariat tidak membenarkan segala apa yang dikabarkan oleh akal. Demikian pula kebenaran syariat tidak tergantung dengan semua yang dikabarkan oleh akal.” (Dar’u Ta’arrudhil ‘Aql wan Naql, 1/155, 138)
Ketika dalil bertentangan dengan akal
Sesungguhnya pertentangan akal dengan syariat takkan terjadi manakala dalilnya shahih dan akalnya sehat. Namun terkadang muncul ketidakcocokan akal dengan dalil walaupun dalilnya shahih. Kalau terjadi hal demikian maka jangan salahkan dalil, namun curigailah akal. Di mana bisa jadi akal tidak memahami maksud dari dalil tersebut atau akal itu tidak mampu memahami masalah yang sedang dibahas dengan benar. Sedangkan dalil, maka pasti benarnya.
Hal ini berangkat dari ajaran Al Qur’an dan As Sunnah yang mengharuskan kita untuk selalu kembali kepada dalil. Demikian pula anjuran para shahabat yang berpengalaman dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam dan mengalami kejadian turunnya wahyu. Seperti dikatakan oleh ‘Umar bin Al-Khaththab: “Wahai manusia, curigailah akal kalian terhadap agama ini.” (Riwayat Ath-Thabrani, lihat Marwiyyat Ghazwah Al-Hudaibiyyah, hal. 177, 301)
Beliau mengatakan demikian karena pernah membantah keputusan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalamdengan pendapatnya, walaupun pada akhirnya tunduk. Beliau pada akhirnya melihat ternyata maslahat dari keputusan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam begitu besar dan tidak terjangkau oleh pikirannya.
Oleh karenanya, Ibnul Qayyim mengatakan: “Jika dalil naqli bertentangan dengan akal, maka yang diambil adalah dalil naqli yang shahih dan akal itu dibuang dan ditaruh di bawah kaki, tempatkan di mana Allah meletakkannya dan menempatkan para pemiliknya.” (Mukhtashar As-Shawa’iq, hal. 82-83 dinukil dari Mauqif Al-Madrasah Al-‘Aqliyyah, 1/61-63)
Abul Muzhaffar As-Sam’ani ketika menerangkan Aqidah Ahlus Sunnah berkata: “Adapun para pengikut kebenaran mereka menjadikan Kitab dan Sunnah sebagai panutan mereka dan mencari agama dari keduanya. Apa yang terbetik dalam akal dan benak, mereka hadapkan kepada Kitab dan Sunnah. Kalau mereka dapati sesuai dengan keduanya, mereka terima dan bersyukur kepada Allah di mana Allah perlihatkan hal itu dan memberi mereka taufik-Nya. Tapi jika tidak sesuai dengan keduanya, maka mereka meninggalkannya dan mengambil Al Kitab dan As Sunnah kemudian menuduh salah terhadap akal mereka. Karena sesungguhnya keduanya (Al Kitab dan As Sunnah) tidak akan menunjukkan kecuali kepada yang hak sedang pendapat manusia kadang benar kadang salah.” (Al-Intishar li Ahlil Hadits hal. 99)
Bila akal didahulukan
Jika akal didahulukan maka akan tergelincir pada sekian banyak bahaya:
1. Menyerupai Iblis semoga Allah melaknatinya ketika diperintahkan untuk sujud kepada Nabi Adam alaihi salam, kemudian ia membangkang dan menentang dengan akalnya.

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلاَّ تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍْ

“Allah berfirman: ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?’ Iblis menjawab: ‘Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah’.” (Al-A’raf: 12)
2. Menyerupai orang kafir yang menolak keputusan Allah dengan akal mereka, seperti penentangan mereka terhadap kenabian Nabi Muhammad r. Mereka katakan:

وَقَالُوْا لَوْلاَ نُزِّلَ هَذَا الْقُرْآنُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيْمٍ

“Dan mereka berkata: ‘Mengapa Al Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Thaif) ini?’.” (Az-Zukhruf: 31)
3. Tidak mengambil faidah dari Rasul sedikitpun karena mereka tidak merujuk kepadanya pada perkara-perkara ketuhanan. Sehingga adanya Rasul menurut mereka seperti tidak ada. Keadaan mereka bahkan lebih jelek karena mereka tidak mengambil manfaat sedikitpun justru butuh untuk menolaknya.
4. Mengikuti hawa nafsu dan keinginan jiwa. Allah berfirman:

فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُوْنَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنَ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ

“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Qashash: 50)
5. Menyebabkan kerusakan di muka bumi, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim.
6. Berkata dengan mengatasnamakan Allah dan Rasul-Nya tanpa ilmu.

فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُوْنَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنَ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya.” (Al-Hajj: 8)
Ini termasuk larangan terbesar.

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاْلإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوْا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللَّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

“Katakanlah: ‘Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui’.” (Al-A’raf: 33)
7. Menyebabkan perbedaan dan perpecahan pendapat.
8. Terjatuh dalam keraguan dan bimbang. [Al-Mauqih, 1/81-92]
Pantaslah kalau Al-Imam Adz-Dzahabi mengatakan tentang orang-orang yang tetap mengedepankan akalnya: “Jika kamu melihat ahlul kalam ahli bid’ah mengatakan: ‘Tinggalkan kami dari Al Qur’an dan hadits ahad dan tampilkan akal,’ maka ketahuilah bahwa ia adalah Abu Jahal.” (Siyar A’lamin Nubala, 4/472)

Dikutip dari http://www.asysyariah.com Penulis: Al Ustadz Qomar Suaidi Lc, Judul: Kedudukan Akal Dalam Islam



Sabtu, 26 Mei 2018

OPEN DONASI WAKAF PEMBANGUNAN RUMAH SAJADA


*🕌OPEN DONASI WAKAF PEMBANGUNAN RUMAH SAJADA*

Assalamualaikum Wr.Wb.

Kami Panitia Pembangunan *Panti Asuhan & Pondok Pesantren Rumah Sajada* Membuka kesempatan berdonasi Wakaf Pembangunan Gedung Fasilitas Pendidikan dan Asrama Rumah Sajada.
Rumah Sajada merupakan Panti Asuhan dan Pondok Pesantren yang menyantuni dan mendidik anak-anak Yatim dan Duafa untuk menjadi Generaasi Qurani dan Mandiri.

Pada saat sekarang lebih dari 180 Anak Yatim dan Duafa yang mendapat manfaat dari program santunan dan pendidikan Rumah Sajada. Sehubungan dengan semakin besarnya kebutuhan untuk sarana pendidikan dan hunian, maka akan dibangun fasilitas Pendidikan dan Asrama seluas 960 m2. Karena sempitnya lahan maka dibuat 4 lantai.

Pada tahap pertama akan dibangun lantai 1 seluas 240 m2 dengan biaya Rp 900.000.000,-
Sebagaimana firman Allah :

_'Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.(Al-Baqarah:261).'_

Rasulullah Shallaahu’alaihi Wasallam
bersabda: Aku dan orang yang mengurus
(menanggung) anak Yatim (kedudukannya)
di dalam Surga seperti ini”. Beliau
mengisyaratkan dengan kedua jarinya
(yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak
merenggakan keduannya.(H.R. Al- Bukhari)

📦Bagi yang mau berdonasi untuk pembangunan fasilitas dan Asrama PAPP
Rumah Sajada dapat disalurkan langsung di PAPP Rumah Sajada
atau transfer via Bank  Syariah Mandiri:

💳Wakaf Pembangunan 
BSM NO.7113.4660.94
An. Yayasan Sajada 02.

💳Sodaqoh dan Zakat
BSM no. 7113.4660.43
An. Yayasan Sajada 01.
Konfirmasi transfer hubungi 0851 0600 5057 / 081 226 700 177

🏠Sekretariat :
PAPP Rumah Sajada Wirokraman RT 04 RW 13 Sidokarto Godean Sleman

_JazakumuLlah Khoiran Bi Ahsanil Jaza_
📞 Informasi: 085 106 005 057/081 226 700 177
Wassalammualaikum, Wr. Wb.


Shalawat Maka Dibalas 10 Pahala


Shalawat Maka Dibalas 10 Pahala


Bagikandakwah – Jangan lupa setiap hari kita harus bershalawat sekali pada Nabi Muhammad, shalawat itu akan dibalas sepuluh kali. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408)

Hadits di atas menunjukkan bahwa siapa saja yang bershalawat kepada Nabi sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali.

Maksudnya kata Al-Qadhi ‘Iyadh sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (4: 116) menyatakan bahwa yang dimaksud yaitu Allah akan memberikan ia rahmat dan akan dilipatgandakan karena setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh yang semisal. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

“Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya.” (QS. Al-An’am: 160)

Allah sendiri telah memerintahkan kita bershalawat pada Rasul,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

Imam Al-Bukhari menyatakan bahwa Abul ‘Aliyah berkata, shalawat dari Allah untuk nabi maksudnya dalah sanjungan Allah di sisi malaikat. Shalawat dari malaikat untuk Nabi maksudnya adalah do’a.

Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan maksud ayat,

أن الله سبحانه أخبر عباده بمنزلة عبده ونبيه عنده في الملأ الأعلى، بأنه يثني عليه عند الملائكة المقربين، وأن الملائكة تصلي عليه. ثم أمر تعالى أهل العالم السفلي بالصلاة والتسليم عليه، ليجتمع الثناء عليه من أهل العالمين العلوي والسفلي جميعا.

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan pada hamba-Nya mengenai kedudukan Nabi Muhamamd sebagai hamba dan Nabi Allah di tempat yang tertinggi. Malaikat terdekat akan terus menyanjung beliau. Para malaikat juga mendo’akan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Begitu pula Allah Ta’ala memerintahkan pada makhluk yang berada di bumi untuk mengucapkan shalawat dan salam pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadinya, makhluk di langit dan di bumi semuanya menyanjung beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 225)

Semoga shalawat serta salam terus tercurah pada Junjungan Kita Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam.

Sumber: rumaysho.com