13 Hadis tentang Menghargai Waktu dan Keutamaannya
Keutamaan Menghargai Waktu
Dari bangun tidur hingga kembali beristirahat, kehidupan
umat Islam harus selalu diisi dengan kebaikan. Hal itu juga seperti dijelaskan
dalam hadis tentang menghargai waktu.
Dalam penelitian IAIN Ponorogo disebutkan bahwa terdapat
dua pengungkapan waktu dalam Alquran.
Kata-kata yang menunjukkan durasi yang jelas batasannya
berisi tentang waktu-waktu tertentu atau momentum kebajikan, waktu untuk
beribadah dan juga menunjukkan perjalanan waktu atau perputaran matahari dan
bulan di mana semua kejadian itu dapat dikatahui oleh manusia.
Sedangkan kata-kata yang menunjukkan durasi yang tidak
jelas batasannya berisi tentang keniscayaan, kebangkitan, penguasaan ruh dan
maut, penentuan kematian, dan kebangkitan pada hari kiamat di mana hal tersebut
tidak dapat diketahui oleh siapa pun.
Baik dalam pengungkapan apapun, ini menunjukkan bahwa
Islam memberi penekanan mengenai pentingnya waktu karena juga memiliki
keutamaan yang luar biasa.
Waktu termasuk salah satu nikmat yang diberikan oleh
Allah SWT kepada manusia. Bahkan, Allah SWT pernah bersumpah dengan menggunakan
waktu di dalam surat Al-Asr:
وَالْعَصْرِۙ
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ
خُسْرٍۙ
(Wal-'aṣr,
innal-insāna lafī khusr)
Artinya: “Demi
masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian.” (QS Al-Asr: 1-2)
Pada
hakikatnya, waktu bagi manusia adalah umurnya sendiri. Saat waktu berlalu, maka
usianya pun semakin berkurang.
Rasulullah
SAW sering memperingatkan umatnya tentang waktu. Salah satuya dengan beberapa
hadis tentang menghargai waktu, di antaranya:
1. Jangan
Tertipu dengan Waktu Luang
Rasulullah
SAW bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ
فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ
Artinya:
"Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat
sehat dan waktu luang." (HR Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Abdul
Fattah bin Muhammad dalam Qimatuz Zaman ‘Indal ‘Ulama menjelaskan, kata
‘tertipu’ dalam hadis ini artinya merugi.
Banyak
manusia yang merugi karena nikmat sehat dan waktu luang. Ada orang yang sehat,
namun seperti tidak punya waktu untuk persiapan akhirat karena terlalu sibuk
dengan kehidupan dunia.
Oleh karena
itu, apabila diberikan nikmat sehat dan waktu luang, perbanyaklah ketaatan
kepada Allah SWT. Sebab, masa sehat akan disusul sakit, dan waktu luang akan
disusul kesibukan.
2. Jaga 5
Perkara sebelum 5 Perkara
Hadis
tentang menghargai waktu selanjutnya adalah saat Rasulullah SAW pernah bersabda
kepada seorang laki-laki, dan menasihatinya:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ
خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ
قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya:
"Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu
sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu
luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan
Baihaqi)
Lima
perkara pertama ini harus dimanfaatkan, sebab, Allah SWT akan menanyakannya di
akhirat kelak habis dipakai untuk apa waktu tersebut.
3. Waktu
Dipertanggungjawabkan di Hadapan Allah SWT
Rasulullah
Saw bersabda: “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari
sisi Rabb-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara, tentang umurnya untuk
apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya
dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, serta apa saja yang telah ia
amalkan dari ilmu yang dimilikinya." (HR Tirmidzi)
Hadis
tentang menghargai waktu ini menunjukkan bahwa umat Islam harus melakukan amal
saleh sepanjang hidupnya, agar dapat mempertanggungjawabkan dengan baik di
akhirat nanti.
4. Usia
Umat Nabi Muhammad antara 60 sampai 70 Tahun
Rasulullah
SAW wafat dalam usia 63 tahun, begitu pula dengan umatnya. Terkait dengan hal
tersebut, beliau bersabda:
أَعْمَارُ أُمَّتِى مَا
بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
Artinya:
"Usia umatku (Muslim) antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit sekali dari
mereka yang melewatinya." (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Disebutkan
pula bahwa hanya sedikit orang yang melewati batas usia ini. Tapi jika diberi
umur lebih panjang, Allah SWT sedikit demi sedikit akan mengambil nikmat-Nya
dari manusia.
5. Nikmat
dari Allah SWT
Rasulullah
SAW bersabda:
نعمتان مغبون فيهما كثير من
الناس, الصحت و الفراغ
Artinya:
“Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan
waktu luang.” (HR Muttafaqun ‘alaih)
Karena
waktu adalah nikmat dari Allah SWT, sudah seharusnya tidak menyia-nyiakannya
dengan berbuat hal-hal yang tidak berfaedah. Karena waktu tidak dapat diputar
kembali.
6.
Meninggalkan yang Tidak Bermanfaat
Hadis dari
Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
من حسن إسلام المرء تركه ما
لا يعنيه
Artinya:
“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak
bermanfaat” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah)
7. Jadilah
Orang Asing di Kehidupan Dunia
Rasulullah
SAW bersabda;
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَر
رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ: كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ
عَابِرُسَبِيْلٍ وَكاَنَ ابْنُ عُمَرُ يَقُوْلُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ
الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ
لِمَرَضِكَ وَ مِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ رواه البخاري.
Artinya:
“Dari Abdullah bin Umar ia berkata: ‘Rasulullah SAW memegang kedua pundakku
seraya bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau
orang yang melewati suatu jalan.’
Ibnu Umar
berkata: ‘Apabila kamu berada di sore hari janganlah kamu menunggu (melakukan
sesuatu) hingga pagi hari (datang).
Apabila
kamu berada di pagi hari jangankah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore
(datang). Gunakan waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu, dan waktu hidupmu
untuk menghadapi matimu." (HR Bukhari)
Keutamaan
Menghargai Waktu
Setelah
mengetahui hadis tentang menghargai waktu, diharapkan umat Islam dapat
memanfaatkan waktu yang telah Allah SWT berikan sebaik mungkin.
Oleh karena
itu, terdapat keutamaan menghargai waktu yang dapat menjadi bahan renungan agar
dapat menjadi manusia yang lebih baik dan tidak menjadi orang yang merugi.
8. Jangan
Sia-siakan Waktu
Dari
Abdullah bin Abdil Malik, beliau berkata, “Kami suatu saat berjalan bersama
ayah kami di atas tandunya. Lalu dia berkata pada kami, ‘Bertasbihlah sampai di
pohon itu.’ Lalu kami pun bertasbih sampai di pohon yang dia tunjuk.
Kemudian
nampak lagi pohon lain, lalu dia berkata pada kami, ‘Bertakbirlah sampai di
pohon itu.’ Lalu kami pun bertakbir. Inilah yang biasa diajarkan oleh ayah
kami.”
Ini
menunjukkan bahwa orang Islam tidak boleh menyianyiakan waktu dan malah harus
selalu mengisinya dengan selalu mengingat Allah SWT.
9. Waktu
Berlalu Sangat Cepat
Ibnul
Qoyyim Rahimahullah mengatakan: “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya.
Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang
abadi,
penuh
kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa
berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung).
Barangsiapa
yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu
dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya,
namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”
10.
Kematian Lebih Layak Bagi Orang yang Menyia-nyiakan Waktu
Bahkan,
Ibnul Qoyyim menambahkan: “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang
membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan
yang batil,
hanya
dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca:
kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.”
11. Waktu
Pasti akan Berlalu
Ja’far bin
Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri:
إنما أنت أيام معدودة، فإذا
ذهب يوم ذهب بعضك، ويوشك إذا ذهب البعض أن يذهب الكل وأنت تعلم، فاعمل
Artinya:
“Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka
sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu,
lalu hilanglah seluruh dirimu (baca: mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh
karena itu, beramallah.”
12. Waktu
Bagaikan Pedang
Imam Asy
Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,
صحبت الصوفية فلم أستفد منهم
سوى حرفين أحدهما قولهم الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك
Artinya:
“Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran
darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang.
Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”
13. Jika
Tidak Sibuk dengan Kebaikan, Pasti akan Jatuh dengan Hal yang Sia-sia
Kemudian
orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain:
ونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا
اشتغلتك بالباطل
“Jika
dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan
dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”
Itulah
penjelasan mengenai hadis tentang menghargai waktu, yang dapat menjadi
pengingat bagi umat muslim untuk selalu melakukan amalan saleh.
0 komentar:
Posting Komentar