PENYAKIT HATI DAN PENAWARNYA
Setiap anggota tubuh manusia diciptakan untuk fungsinya
masing-masing. Bila ada yang rusak, maka kerja dan fungsinya akan terganggu,
atau tidak berfungsi sama sekali. Bila mata rusak, penglihatan pun terganggu,
atau menjadi buta. Begitu pula dengan anggota lainnya, misalnya mulut, hitung,
telinga dan lain sebagainya.
Termasuk pula bila seseorang terserang penyakit hati.
Bila hati terjangkit penyakit maksiat, penyakit yang menjauhkannya dari Allâh
Azza wa Jalla, maka hati tidak bisa menjalankan fungsi kerjanya. Ia tidak bisa
menghadirkan amalan-amalan untuk ibadah kepada-Nya. Ia akan jauh dari mengenal
Allâh Azza wa Jalla .
Penyakit hati adalah penyakit yang sangat berbahaya, dan
terkadang si penderita tidak bisa merasakannya. Kalaupun ia merasakannya, namun
susah baginya untuk bersabar dalam mengobatinya. Karena obat sakit hati adalah
dengan melawan hawa nafsunya. Dan ini hal yang memerlukan pengorbanan besar.
Memang hati adalah poros kebahagiaan sekaligus sumber
kebinasaannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا
وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا
فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
Ingatlah,
sesungguhnya di dalam tubuh kalian terdapat segumpal daging; bila ia baik, maka
akan baik seluruh badannya. Namun bila ia rusak, akan rusak pula semua
tubuhnya. Ingatlah, itu adalah hati. [Muttafaq ‘alaih]
Hadits
tersebut menunjukkan bahwa baiknya amalan seorang hamba tergantung pada baiknya
hati. Sebaliknya, rusaknya amalan seorang hamba adalah sesuai dengan rusaknya
hati. Hati yang baik, itu adalah hati yang sehat selamat. Hanya hati seperti
ini yang akan bermanfaat di sisi Allâh Azza wa Jalla kelak.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ
وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki
tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang
bersih. [Asy-Syu’arâ’/ 26: 88-89]
Mengenai
hati manusia, bisa diklasifikasikan dalam tiga kategori:
Hati yang
bersih; yaitu yang selamat dari berbagai penyakit dan kerusakan. Dalam hati ini
tidak terdapat di dalamnya selain kecintaan kepada Allâh dan takut kepada-Nya.
Hatinya selalu takut akan hal-hal yang bisa menjauhkannya dari Allâh Azza wa
Jalla . Ia adalah hati yang khusyuk, yang hidup, dan senantiasa sadar akan
tujuan dirinya ada di bumi.
Hati yang
mati; tak ada kehidupan di dalamnya. Ia tidak mengenal Rabbnya, tidak pula
beribadah menyembah-Nya. Ia hidup mengikuti hawa nafsu dan kesenangan belaka,
meskipun itu mengundang murka Allâh. Ia tidak menghiraukan nasihat yang
diberikan. Ia justru mengikuti seruan syetan dan bujuk rayunya.
Hati yang
sakit, Hati ini sebenarnya menyimpan energi, menyimpan kehidupan, akan tetapi
telah bersarang penyakit dalam hati ini. Terkadang ia bisa lebih dekat kepada
keselamatan, bisa pula ia lebih dekat pada kebinasaan.
Banyak faktor dan sebab terkait mati dan
hidupnya hati seseorang.
Diantara
sebab hidupnya hati adalah dengan bergegas menghadap Allâh Azza wa Jalla ,
membaca Kitab-Nya dengan merenunginya, dan menyibukkan diri dengan dzikrullah
(mengingat Allâh Azza wa Jalla ). Allâh berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا
وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allâh-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d/ 13: 28]
Allâh Azza
wa Jalla juga berfirman.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ
آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat–Nya iman mereka bertambah
(karenanya), dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal.” [Al-Anfâl/8:2]
Diantara
sebabnya yang lain, yaitu bergaul dengan orang-orang shalih dan mengikuti
amalan mereka. Juga dengan sering mendengar nasihat dan taushiyah agama, serta
dengan menjaga shalat berjama’ah bagi kaum laki-laki. Tidak ketinggalan pula
dengan bertadabbur dan merenungkan ciptaan Allâh dan hikmah di balik itu semua.
Karena banyak pertanda dan hikmah bagi orang-orang yang berfikir. Juga dengan
mengambil pelajaran dari kesudahan orang-orang zhalim dan yang mendapat siksa
adzab-Nya. Ini seperti firman Allâh:
فَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ
أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ
مُعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَشِيدٍ
Berapalah
banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan
zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa
banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi. [Al-Hajj/
22: 45]
Adapun
hal-hal yang membuat hati menjadi mati di antaranya adalah karena tidak mau
menerima kebenaran, padahal ia tahu kebenaran tersebut. Allâh Azza wa Jalla
berfrman :
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ
اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Maka
tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh memalingkan hati mereka; dan
Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. [Ash-Shaff/61:5]
Orang yang
telah mati hatinya, ia lebih hina dan rendah daripada binatang ternak; dan
Jahannam, itulah tempat kembalinya. Mereka tidak mau menggunakan akal dan
indera mereka untuk mencari kebenaran.
Maka orang
yang demikian, hatinya telah terbalik dan tersegel sehingga ia tidak bisa
mengambil manfaat dari hatinya. Sebab ia telah berpaling dari kebenaran. Ia
telah rela dengan kebatilan. Sehingga kebatilan menjadi menu dan nutrisinya
sehari-hari. Kesesatan, jalan yang ia tempuh, dan neraka Jahim; itulah tempat
kembalinya.
Adapun hati
yang sakit, di antara sebabnya yaitu memakan yang haram. Sebab makanan yang tak
halal akan memberi suplai yang buruk dan keji kepada badan. Seperti halnya
sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai orang yang bepergian jauh,
dengan kondisi tubuh berdebu, rambut yang acak-acakan. Ia menengadahkan dua
tangannya ke langit seraya berseru: Ya Rabb; Ya Rabb; namun makanannya haram,
pakaiannya haram; ia diberi suplai makan yang haram;lalu bagaimana mungkin akan
dikabulkan doanya?!
Dan sungguh
miris, bila memperhatikan keadaan sekitar saat ini, memakan sesuatu yang haram
sudah begitu menjamur pada masa sekarang ini! Sehingga hati pun dihinggapi
penyakit; perilaku menjadi bejat, dan dekadensi moral pun begitu parah.
Di antara
sebab lain hati yang sakit adalah berbuat maksiat. Sebab maksiat akan membekas
di hati dan membuatnya sakit. Seperti dalam hadits, bahwa bila seorang hamba
berbuat dosa, akan digoreskan titik hitam di hatinya. Bila bertaubat, titik
tersebut pun akan kembali mengkilap. Kalau tidak bertaubat, titik tersebut akan
bertambah dan semakin parah.
Sebab
lainnya adalah mendengarkan hal-hal yang terlarang, termasuk juga mendengarkan
nyanyian. Hal ini sudah begitu merebak pada masa sekarang ini. begitu parah
pengaruh negatifnya; dan propagandanya pun begitu gencar, sampai merangsek pula
ke tengah rumah kaum Muslimin. Sehingga muncullah dampak buruknya, dan merusak
perilaku banyak orang, baik dari anak kecil sampai pun orang dewasa dan tua.
Di antara
sebab lainnya juga karena memandang pada yang diharamkan untuk dilihat. Allâh
Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ
يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ
ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allâh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” [An-Nûr/ 24: 30]
Pandangan
yang diharamkan akan menimbulkan syahwat di dalam hati dan membuatnya sakit.
Bacaan yang merusak juga membuat hati sakit; termasuk pula bacaan yang
menebarkan pemikiran menyimpang, dan juga bacaan yang memicu nafsu. Semoga kita
semua terhindar dari itu semua.
Tak ada
obat penawar untuk hati yang sakit
selain obat yang telah Allâh turunkan dalam Kitab dan sunnah Nabi-Nya. Allâh
Azza wa Jalla berfirman.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ
جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. [Yûnus/10:57]
Maka
sambutlah Kitab Allâh Azza wa Jalla dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dengan penuh antusias, agar kita bisa menyembuhkan hati kita; agar kita
mendapat kesembuhan dan juga rahmat-Nya. Dalam Al-Quran dan Sunnah terdapat
cahaya dan petunjuk; terdapat ruh dan kehidupan; yang membentengi dari syetan
dan godaannya.
Marilah,
masing-masing kita mempersiapkan diri, dengan menjauhkan diri dari berbagai
keburukan dan segala hal yang mengantarkan kepadanya. Demikian pula jauhkanlah
anak-anak dan juga rumah kita dari berbagai media penebar keburukan dan
kerusakan. Bila memang kita menginginkan kesembuhan bagi hati kita dan kebaikan
bagi masyarakat. Dan hendaknya kita perbanyak doa yang diucapkan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ
القُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Wahai Dzat
Yang membolak-balikkan hati! Arahkanlah hati kami di atas ketaatan.
_______
Footnote
[1] Diringkas dari Al-Khuthab Al-Minbariyyah Syaikh Shalih
Al-Fauzan 2/190.
1 komentar:
Izin ya admin..:)
silahkan langsung saja bermain bersama kami di Arenadomino(com) ditunggu kehadiran anda semua hadiah nyata menanti anda semua silahkan.. WA +855 96 4967353
Posting Komentar