5 Fakta Unik tentang Otak Manusia, Diet Ekstrem Bisa
Sebabkan Otak Makan Dirinya Sendiri
TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap harinya, pagi dan malam, kita
menggunakan otak baik saat beraktivitas, berpikir, dan bahkan otak masih tetap
aktif saat kita tidur.
Namun, apakah kalian sudah kenal baik dengan organ tubuh
yang satu ini?
Kali ini, TribunTravel.com merangkum lima fakta menarik
tentang otak manusia dari laman This is Insider.
1. Otak manusia belum sepenuhnya dewasa hingga usia 25
tahun.
Menurut University of Rochester Medical Center, otak
tidak benar-benar selesai tumbuh dewasa sampai kita berusia sekitar 25 tahun.
Penelitian terbaru menunjukkan, orang yang lebih muda
dari 25 sering memproses informasi dengan bagian otak yang disebut amigdala,
area pada otak yang terlibat dalam mengelola emosi.
Sebaliknya, orang yang berusia di atas 25 cenderung
menggunakan korteks prefrontal, area pengambilan keputusan dan penilaian secara
rasional.
Para ilmuwan percaya, hubungan penting antara dua area
otak ini tidak sepenuhnya terbentuk sampai pertengahan usia dua puluhan.
2. Para ilmuwan berpikir bahwa otak manusia sebenarnya
menyusut dari waktu ke waktu.
Seperti yang dikemukakan oleh antropolog University of
Wisconsin, John Hawks kepada majalah Discover, otak manusia sebenarnya menyusut
sebesar 150 sentimeter kubik selama 20.000 tahun terakhir.
Jumlah itu sama dengan ukuran bola tenis.
Para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin mengapa otak kita
semakin kecil, tetapi beberapa orang berpikir ketika tubuh dan sistem saraf
kita menjadi lebih kecil, otak ikut mengecil untuk menyesuaikannya.
Beberapa ilmuwan lain percaya, penusutan otak berkaitan
dengan perubahan gaya hidup dan habitat.
3. Otak manusia sebagian besar terdiri dari air dan
dehidrasi dapat membuat performanya memburuk.
Butuh alasan lain untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi?
Otak manusia sebagian besar terdiri dari air, yakni
sekitar 75 persen-nya.
Bahkan, otak mengandung sekitar 2% dari total air dalam
tubuh.
Jika ditimbang, berat otak sekitar 3 kilogram.
Dengan dehidrasi hanya 2%, itu dapat merusak fokus,
kemampuan mengingat, dan fungsi kognitif lainnya.
4. Otak tidak bisa merasakan sakit.
Menurut Brainline, tidak ada reseptor rasa sakit di otak
itu sendiri.
Hal ini berarti otak tidak dapat benar-benar merasakan
sakit seperti kulit atau otot, meskipun otak adalah organ yang kita gunakan
untuk mendeteksi dan menafsirkan rasa sakit.
Faktanya, menurut Stanford University, ahli bedah syaraf
tidak mengaplikasikan anestesi ke otak selama operasi dan pasien seringkali
dibiarkan terjaga.
Namun, ada reseptor nyeri di kulit kepala, serta pada
penutup di sekitar tengkorak dan otak.
Inilah mengapa pukulan di kepala bisa menyebabkan rasa
sakit.
5. Diet ekstrem dapat menyebabkan otak 'memakan' dirinya
sendiri.
Jika kamu merasa otak sedang mencoba menyabotase upaya
diet yang kamu lakukan, hal itu bisa jadi benar.
Para ilmuwan telah menemukan, tidak cukup makan dapat
memicu satu hal yang disebut "autophagy yang disebabkan oleh
kelaparan" di otak.
Pada dasarnya, sel-sel otak yang tidak mendapatkan cukup
energi dari makanan akan mulai memakan dirinya sendiri untuk melepaskan asam
lemak.
Ketika hal ini terjadi, laporan para ilmuwan tersebut
menunjukkan otak menggerakkan sinyal lapar yang meningkatkan nafsu makan dan
keinginan untuk makan.
Meskipun beberapa jumlah autophagy sebenarnya penting
untuk menjaga otak tetap berjalan lancar, malnutrisi jangka panjang bisa
berdampak negatif pada otak.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Player vs Player WOW langsung saja kunjungin kami di ARENADOMINO tempat bermain Poker dan kartu yang sangat menyenangkan dan hadiah nyata menanti anda semua.. WA +855 96 4967353
Posting Komentar