Fakta Kebesaran
Allah dalam Otak Manusia
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna
dengan panca indra, hati, akal, sudah seharusnya dapat menggunakannya dengan
baik untuk melihat dan meresapi berbagai ciptaan Allah yang menjadi tanda kebesaran-Nya.
Juga menggunakannya untuk mensyukuri segala nikmat-Nya, juga untuk berfikir
atau merenungi segala tanda kekuasaan-Nya. Sesungguhnya banyak hal dan benda di
sekitar kita yang jika kita amati dan renungkan, terdapat tanda kebesaran Allah
didalamnya. Allah pun telah menyeru kita agar memperhatikan dan merenungkan
ciptaan-Nya. Allah berfirman di dalam Surat Al-Ankabut ayat 20,
“Katakanlah, “Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah
bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan
kejadian yang akhir. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Beruntunglah kita yang diberi kemauan juga kemampuan
untuk menyadari tanda-tanda kebesaran-Nya. Pada mata kuliah Anatomi Fisiologi
kita mempelajari tentang struktur bagian tubuh manusia dan fungsinya serta
bagaimana setiap bagian tersebut bekerja. Dengan mempelajari ilmu tersebut kita
dapat menyadari bahwa begitu sempurnanya Allah menciptakan manusia. Seperti
yang disebutkan Allah dalam Al- Qur’an di Surah At-Tin ayat
4 yang berbunyi,
“Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Dimulai dari unit terkecil kehidupan yaitu sel, kemudian
Allah ciptakan lagi jaringan yang terdiri dari sekumpulan sel, dan seterusnya
sampai terbentuklah individu yang sempurna. Jika kita mau merenungi, di dalam
tubuh manusia terdapat banyak sekali tanda kebesaran Allah. Bagaimana tidak,
banyaknya benda atau organ di dalam tubuh kita memiliki fungsinya masing-masing
yang sudah Allah atur dengan rapi. Seorang manusia hanya perlu menjalankan
kehidupannya saja tanpa memikirkan lagi bagaimana cara membuat benda atau
organ-organ di dalam tubuhnya dapat bekerja. Salah satu organ yang membuat saya
begitu takjub akan kebesaran Allah adalah otak. Otak adalah salah satu organ
yang penting dan paling kompleks dalam tubuh manusia. Allah subhanahu wa ta’ala
menciptakan otak dengan fungsi dan cara kerja yang luar biasa. Sebab otak
menjadi pusat pengendali segala aktivitas yang dilakukan oleh setiap organ
dalam tubuh manusia, juga mengendalikan sistem saraf pusat agar bisa bekerja
secara normal. Hal ini menjadi bukti bahwa Allah membebaskan manusia untuk
merancang sendiri kehidupannya, namun tetap dengan konsekuensi dan tanggung
jawab.
Otak manusia normal mempunyai berat sekitar 1200-1400 gram
atau 2% dari berat badan orang dewasa.
Namun keunggulan manusia terletak pada perkembangan otaknya, bukan pada
seberapa besar atau kecil ukuran otaknya. Sehingga tidak menutup kemungkinan
untuk manusia yang kurang normal memiliki kemampuan berpikir yang lebih cerdas
daripada manusia normal. Otak manusia menerima 20 % curah jantung, memerlukan
20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya.
Otaklah yang paling banyak membutuhkan energi untuk dapat bekerja dengan baik
terutama yang berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak
sangat rentan terhadap perubahan oksigen dan glukosa darah, aliran darah
berhenti 10 detik saja sudah dapat menghilangkan kesadaran manusia. Jika
berhenti dalam beberapa menit dapat merusak permanen otak. Hipoglikemia yang
berlangsung berkepanjangan juga akan merusak jaringan otak.
Ketika lahir, seorang bayi telah mempunyai 100 miliar sel
otak yang aktif (neuron) dan 900 miliar sel otak pendukung (glia), setiap
neuron mempunyai cabang hinggá 10.000 cabang dendrit yang dapat membangun
sejumlah satu kuadrilion (angka 1 diikuti dengan 15 angka nol) koneksi. Maa
syaa Allah, begitu Maha Besar-Nya Allah atas ciptaan-Nya. Perkembangan otak
pada minggu-minggu pertama lahir diproduksi 250.000 neuroblast (sel saraf yang
belum matang), kecerdasan mulai berkembang dengan terjadinya koneksi antar sel
otak. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain ke seluruh tubuh dengan
mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang bertugas memasukkan informasi ke dalam
sel saraf. Bahan kimia ini disebut neurotransmitter. Neurotransmitter
dikirimkan pada celah kecil yang di kenal sebagai sinaps. Setelah terjadi
koneksi antar sel otak, muncul percabangan. Semakin banyak percabangan yang
terbentuk, semakin berkembanglah kecerdasan dan daya ingat seseorang.
Kecerdasan ini harus dilatih melalui stimulasi. Tanpa stimulasi yang baik,
potensi ini akan tersia-siakan. Hal ini juga berarti kita tidak mensyukuri dan
tidak memanfaatkan nikmat Allah dengan baik. Inilah jawaban mengapa jika kita
ingin cerdas harus banyak belajar dan membaca. Sebab membaca dan belajar adalah
salah satu cara untuk menstimulasi terkoneksinya saraf antar sel otak.
Otak berwujud jaringan lunak, 85% bagian otak yang paling
luar adalah air. Begitu lunaknya otak, sehingga apabila dibiarkan begitu saja
di atas permukaan yang keras, daya tarik gravitasi akan sanggup mengubah
bentuknya. Namun Maha Sempurna Allah atas segala yang Dia ciptakan. Allah
menciptakan otak yang berwujud jaringan lunak tersebut, namun Allah ciptakan
juga pelindungnya, yaitu berupa cairan serebrospinal yang memberi kemampuan
mengapung yang nyaris menetralkan daya tarik gavitasi di dalam tengkorak
sepenuhnya. Cairan ini juga berfungsi sebagai bantalan pada otak yang
melindunginya ketika terjadi benturan. Tidak dapat kita bayangkan bagaimana
jika otak yang merupakan organ penting bagi manusia tidak memiliki pelindung.
Ada hal menarik yang membuat otak menjadi organ yang
semakin menakjubkan bagi saya. Hal menakjubkan ini berawal ketika seorang ahli
neurologi asal Amerika Serikat, yaitu Dr. Fidelma O’Leary yang mendapat hidayah
saat ia sedang melakukan kajian mengenai saraf otak manusia. Dalam
penelitiannya, ia menemukan bahwa terdapat beberapa urat saraf di dalam otak
manusia yang tidak teraliri darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan
suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal. Setelah diteliti
lebih lanjut dengan memakan waktu yang cukup lama, ia menemukan fakta bahwa
darah tidak dapat mengaliri beberapa urat saraf tersebut secara sempurna
kecuali ketika manusia melakukan gerakan sujud dalam sholat. Dan beberapa urat
saraf tersebut hanya butuh dialiri darah untuk beberapa saat tertentu saja.
Yakni mengikut kadar waktu sholat yang diwajibkan oleh Islam. Untuk memperkuat kebenaran
ini, Columbia University State juga pernah melakukan penelitian tentang otak.
Hasil penelitian pun menunjukkan fakta yang sama, bahwa terdapat bagian pada
otak manusia yang tidak teraliri darah. Bagian tersebut hanya dapat teraliri
darah bila kita melakukan gerakan khusus seperti sujud yang dilakukan pada
waktu-waktu tertentu. Walaupun tidak menyebutkan secara gamblang tentang
waktu-waktu tersebut, namun waktu-waktu tersebut berada pada sekitar lima waktu
sholat yang kita (umat islam) lakukan setiap hari. Mungkin akan muncul
pertanyaan, seberapa pentingkah bagian otak tersebut harus teraliri darah? Maka
jawabannya adalah sangat penting. Sebab dengan teralirnya darah pada bagian
otak tersebut, dapat membuat otak bekerja secara maksimal. Sehingga kemampuan
otak dalam bekerja (seperti menghitung, menghafal, belajar, dan lain-lain) bisa
lebih baik dan tentunya meningkatkan kecerdasan seseorang. Maa syaa Allah, Maha
Besar Allah atas segala ciptaan-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar menciptakan
manusia dengan sempurna, Allah selipkan tanda-tanda kebesaran-Nya disetiap apa
yang Dia ciptakan.
Sebuah penemuan menarik pada tahun 1997 oleh seorang ahli
ilmu saraf berdarah India dari Universitas California di San Diego, yaitu
Profesor Vilayanur Ramachandran. Ia menemukan adanya God Spot atau Titik Tuhan
dalam otak manusia. God Spot terletak di antara hubungan syaraf dalam
cuping-cuping temporal otak, melalui pengamatan terhadap otak dengan topografi
emisi, posisi pada daerah syaraf tersebut akan bersinar apabila subyek
penelitian diarahkan untuk mendiskusikan spriritual atau agama. Namun adanya
God Spot ini bukan berarti Tuhan berada di dalam otak manusia dan menyatu
dengan makhluk-Nya. Karena Allah telah berfirman di dalam Surat Thoha ayat 5
yang berbunyi, “(Yaitu) Robb Yang Maha Pengasih, yang Bersemayam di atas Arsy”.
Maka god spot disini merupakan saraf kecil di dalam otak manusia yang mampu
merespon terhadap aspek agama dan ketuhanan. Allah meletakkan saraf god spot di
dalam otak manusia sebagai salah satu cara untuk Dia berhubungan dengan
hamba-Nya. Dan kita sebagai hamba harus mengembangkan lagi saraf ini jika kita
mau lebih mengenal dan memahami tentang kebesaran Allah. Jangan sampai kita
termasuk ke dalam orang-orang yang dikatakan “summun bukmun ‘umyun” (tuli, bisu
dan buta) karena tidak mau mengenal dan memahami kebesaran Allah.
Kemampuan memori otak manusia sangat besar sekali.
Menurut salah seorang penulis kelas dunia yang telah menulis banyak buku
mengenai otak dan pembelajaran, yaitu Tony Buzan, kapasitas memori otak adalah
10 pangkat 800 (angka 10 diikuti 800 angka 0 dibelakangnya). Bila memori ini di
gunakan untuk menghafal seluruh atom di alam semesta maka kapasitas memori
masih bersisa banyak sekali. Maa syaa Allah. Tentu tidak akan ada komputer ciptaan
manusia yang mampu mengalahkan kemampuan memori otak manusia ciptaan Allah ini.
Begitu besar kapasitas tersebut, namun mengapa kita seringkali lupa dan sulit
dalam menghafal sesuatu? Sebelumnya, kita harus mengetahui perbedaan menghafal
dan daya ingat. Menghafal adalah proses menyimpan data ke memori otak.
Kemampuan menghafal manusia sangat besar, yaitu seperti data yang telah
dipaparkan di atas. Sedangkan daya ingat adalah kemampuan mengingat kembali
data-data yang telah tersimpan di memori otak kita bila diperlukan. Menurut
para ahli, kesulitan dalam mengingat dikarenakan informasi yang diterima tidak
disimpan dalam otak. Memang tidak semua informasi dapat disimpan, hanya hal
penting yang menarik perhatianlah yang tersimpan dengan baik dalam otak. Ingatan
juga mudah menurun yang disebabkan oleh penurunan fungsi otak. Masalah ini
tentunya merisaukan dan tentunya membuat prestasi menurun. Namun sebenarnya
Islam telah memiliki solusi untuk masalah ini. Sebab Sayyidina Ali bin Abi
Thalib pernah berkata,
“Terdapat tiga perkara yang menguatkan ingatan dan
menghilangkan lupa, yaitu bersiwak (menggosok gigi), berpuasa dan membaca
Al-Qur’an”.
Sebagai contoh, seorang dokter cilik (dulu, sekarang
tidak lagi cilik) dari iran, Husen namanya. Beliau mampu menghafal Al-Qur’an di
usia 6 tahun. Menurut cerita orang tuanya, dia selalu diperdengarkan Al-Qur’an
sejak masih dalam kandungan. Ayah dan ibunya selalu membaca Al-Qur’an sejak
Husen berada dalam kandungan sampai setelah lahir. Hal ini menjadi bukti
keterkaitan yang sangat erat antara otak dengan ibadah yang dianjurkan dalam
Islam. Dimana anjuran-anjuran ibadah tersebut memiliki pengaruh yang luar biasa
terhadap otak.
Demikian beberapa fakta kebesaran Allah dalam otak
manusia yang dapat saya paparkan. Sesungguhnya masih banyak sekali tanda-tanda
kebesaran-Nya yang terdapat dalam tubuh kita. Di dalam Al-Qur’an juga Allah
sudah berfirman,
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah
bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa
Tuhan-mu menjadi saksi atas segala sesuatu?” [QS. Fushshilat(41):53].
Allah telah memberikan tanda-tanda-Nya kepada kita, kita
hanya perlu mencari tahu, memahami dan merenungi-Nya sebagai bahan untuk kita
bersyukur kepada Allah. Semoga dengan mengetahui beberapa fakta kebesaran Allah
dalam otak manusia dapat menambah keimanan kita kepada Allah subhanahu wa
ta’ala.
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Mainkan dan menangkan hadiah nya bersama kami di ARENADOMINO beragam permainan POKER menanti anda semua fair play silahkan di add WA +855 96 4967353
Posting Komentar