Ayat Ayat Yang
Menunjukkan Keterbatasan Akal Pikiran
Dalam Al-Quran Allah memfirmankan sebagian ayat-ayat yang
isinya menunjukkan betapa kandungan ayat tersebut tidak akan mungkin dapat
dijangkau secara optimal oleh akal pikiran kita yang rasional empiris. Untuk
memahami yang terdekat dengan apa yang Dia Kehendaki tentang kandungan ayat
tersebut, Allah telah melengkapi pikiran rasional empiris kita dengan qalbu dan
lubb (jamaknya albab). Jika ketiga instrumen yang Allah anugrahkan kepada
manusia ini dapat kita manfaatkan secara optimal, maka kemampuan kita untuk
mencerap pemahaman realitas atas segala sesuatu mencapai derajat yang tinggi.
Beberapa ayat yang dimaksud di atas di antaranya
mengandung hal-hal yang secara rasional empiris seperti berlawanan/kontradiktif,
a.l.:
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang
Batin..(Huwa Al-Awwalu wa Al-Akhiru Huwa Al-Dhohiru wa Al-Bathinu)” (QS.
Al-Hadiid [57]:3)
Ada juga yang kandungan ayatnya tidak mampu dijangkau
oleh akal pikiran karena mengungkapkan tentang keluarbiasaan Allah SWT yang
jika dipahami secara empiris sangat sulit, a.l.:
“Allah cahaya langit dan bumi (Allahu nur as-samawaati wa
al-ardhi). Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak
tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca
itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan
dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang
tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya),
yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi
manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.An-Nuur [24]:35)
Terhadap ayat-ayat tersebut, kapasitas dan kemampuan akal
pikiran rasional empiris kita tidak akan sanggup memahami hakikatnya, sehingga
memerlukan bantuan qalbu dan ‘aql/lubb kita yang harus dalam kondisi terbebas
dari ‘penyakit-penyakitnya’.
Beruntunglah kita bahwa Allah telah mengutus para Nabi
dan Rasul dari kalangan manusia seperti kita yang membantu kita dalam memahami
hakikat kehidupan. Kemudian setelah beliau-beliau wafat, Allah menggantikannya
dengan para shiddiqin, syuhada dan shalihin yang meneruskan tugas para nabi dan
rasul. Dan hingga zaman kita hidup saat ini, meskipun tidak mudah dicari,
tetapi Allah masih mengizinkan keberadaan beliau-beliau di dunia ini.
Hal penting lainnya, Insya Allah, Dia akan membimbing
siapa saja yang memiliki qalbu dan ‘aql/lubb yang terbebas dari
‘penyakit-penyakit’nya untuk bertemu serta belajar dengan shidiqqin, syuhada’
dan shalihin. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa bahu-mambahu dalam sisa
umur kita untuk berjuang keras dalam mencapai kondisi tersebut, karena Allah
sebagai Pencipta Yang Maha Sempurna juga menciptakan makhluk yang tugasnya
membuat ‘aql dan qalbu kita ber’penyakit’.
Laa haula wa laa quwwata illa billahi Al-Aliyyul Adhiim.
Wallahu a’lam bi shawwab.
Sumber Gambar:
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Mainkan dan menangkan hadiah nya bersama kami di ARENADOMINO beragam permainan POKER menanti anda semua fair play silahkan di add WA +855 96 4967353
Posting Komentar