Empat Racun Hati
Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam atas
Rasulullah.
Allah berfirman,
يَوْمَ
لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) di
hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS Asy Syu’ara’: 88-89)
Hati yang
bersih adalah hati dipenuhi dengan keimanan dan selamat dari kotoran-kotoran
baik yang berupa syubhat (kerancuan pemikiran) maupun syahwat. Hati yang penuh
dengan kotoran akan menjadi redup bahkan bisa mati. Untuk itu mari kita
berusaha untuk senantiasa membersihkan hati kita. Diantaranya yaitu dengan
menjauhi empat macam racun hati. Empat racun ini adalah yang paling banyak
tersebar dan paling berbahaya bagi hati. Keempat racun tersebut adalah:
–
Berlebihan dalam bicara
–
Berlebihan dalam makan
–
Berlebihan dalam bergaul
–
Berlebihan dalam memandang
Pertama,
berlebihan dalam bicara
Berlebihan
dalam bicara dapat menyebabkan kelalaian dan membuat hati semakin keras. Dalam
banyak hadits Rasulullah mengandengkan antara keimanan dan menjaga lisan.
Diantaranya beliau bersabda,
من كان يؤمن بالله واليوم
الاخر فليقل خيراً أو ليصمت
Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata
baik atau diam..” [Bukhari no. 6018, Muslim no. 47]
Dalam
beberapa hadits Rasulullah juga memperingatkan bahwa seseorang dapat terjerumus
kedalam api neraka karena lisannya. Beliau bersabda, “Sesungguhnya ada
seseorang yang mengucapkan sebuah kalimat yang mana ia anggap biasa tetapi
karenanya ia terjun selama 70 tahun ke dalam neraka” [HR Tirmidzin dan dia
berkata shahih gharib]. Beliau juga bersabda, “Yang paling banyak menjerumuskan
orang ke dalam neraka adalah dua lubang: mulut dan kemaluan”
Petaka
lisan yang paling ringan adalah bicara pada hal-hal yang tidak bermanfaat.
Padahal Rasulullah bersabda,
من حسن إسلام المرء ترك ما لا
يعنيه
“Sebagian
dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna
baginya” [Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]
Jika bicara
yang tidak bermanfaat merupakan hal yang buruk lalu bagaimana dengan
ucapan-ucapan yang kotor, dusta, ghibah, namimah dan yang semisalnya.
Kedua,
berlebihan dalam makan
Rasulullah
bersabda, “Tidaklah ada bejana yang diisi anak adam yang lebih buruk dari
perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang
punggungnya. Jika tidak bisa, maka hendaknya sepertiga dari perutnya diisi
dengan makanannya, sepertiga dengan minumannya dan sepertiga untuk bernafas. “
[HR Ahmad, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah. Tirmidzi berkata: hasan shahih]
Sedikit
makan akan membuat kita semakin mampu untuk melawan syahwat. Untuk itu
rasulullah menganjurkan pemuda-pemuda yang belum mampu menikah untuk berpuasa.
Beliau bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ
اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَر
وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لمَ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ
لَهُ وِجَاءٌ
”Wahai
para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu untuk menikah, hendaknya
bersegera menikah, karena yang demikian itu lebih menundukkan pandangan dan
menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu hendaknya dia bershaum (puasa)
karena itu adalah pemutus syahwatnya.” [HR Bukhari no. 1905 dan Muslim no. 1400]
Ketiga,
berlebihan dalam bergaul
Allah
berfirman,
الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ
بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman
akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertakwa.” (QS Az Zukhruf: 67)
Tidak
diragukan bahwa teman dekat akan memberikan pengaruh pada diri seseorang. Untuk
itu hendaknya kita selektif dalam berteman dan bergaul. Rasulullah besabda,
“Seseorang itu tergantung agama teman dekatnya. Maka hendaknya salah seorang
diantara kalian melihat dengan siapa berteman” [HR Abu Dawud dan Tirmidzi]
Berteman
dengan orang-orang baik akan mendekatkan diri kita kepada kebaikan dan berteman
dengan teman yang buruk akan mendekatkan kita pada keburukan. Betapa banyak
orang mendapatkan hidayah karena teman dekatnya. Dan sebaliknya. betapa banyak
pula orang yang terjerumus dalam kemaksiatan atau dosa karena pengaruh teman
dekatnya.
Keempat,
berlebihan dalam memandang
Menjaga
pandangan adalah satu kunci untuk menjaga kesucian hati. Sebaliknya, mengumbar
pandangan akan menyebabkan hati menjadi kotor. Allah berfirman,
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ
يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat“. (QS An Nuur: 30)
Rasulullah
bersabda, “Pandangan adalah panah beracun diantara panah-panah iblis” [HR
Thabrani dan Hakim]. Beliau juga bersabda, “Janganlah engkau ikuti pandangan
yang pertama itu dengan pandangan yang berikutnya. Bagimu pandangan yang
pertama, dan tidak untuk yang berikutnya” [HR Abu Dawud dan Tirmidzi]
Sekian,
semoga bermanfaat
—
Abu Zakariya Sutrisno. Sukoharjo,
Maraji’: Tazkiyah An-Nafs, Syaikh Ahmad Farid. (bahasa
Indonesia, penterjemahL Imtihan Asy-Syafi’i, Pustaka Arafah)
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Yuk mainkan permainan POKER No ROBOT 100% silahkan langsung saja merapat dan bermain POKER bersama kami di ARENADOMINO ditunggu ya gan.. :) WA +855 96 4967353
Posting Komentar