Fungsi dan
Keutamaan Surah Alfatihah
BincangSyariah.Com – Alfatihah maknanya adalah pembuka.
Dinamakan demikian karena secara tertulis Alfatihah merupakan surah pembuka
Alquran dan juga karena dengan dalam surah itu dibukanya bacaan shalat. Ia
diturunkan di Mekah, sesuai dengan firman Allah Swt. dan sesungguhnya Kami
telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang (Surah Alfatihah).
(Alhijr (15):87).
Ayat tersebut mengindikasikan pula bahwa Surah Alfatihah
itu terdiri dari tujuh ayat. Yakni dimulai dengan basmalah menjadi ayat pertama
dan shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghdlubi alaihim waladzdallin
menjadi ayat tujuh sebagai pemungkas surah. Namun, ada pula yang menganggap
basmalah bukan bagian dari surah Alfatihah.
Hal ini berdasarkan hadis Nabi Saw. dari Ibnu Abbas,
bahwasannya Nabi saw. tidak mengetahui akhir suatu surah (untuk membedakan
surah yang satu dengan yang lainnya) maka turunlah bismillahirrahmanir rahim.
(HR. Abu Daud, al Baihaqi, dan Hakim berkata sanad hadis ini shahih).
Oleh karena itu, jika basmalah bukan bagian dari surah
Alfatihah, maka ayat pertama dari surah Alfatihah adalah alhamdulillahirabil
alamin, dan ayat ketujuhnya adalah ghairil maghdlubi alaihim waladl dlallin.
Imam al Qurthubi menyebutkan bahwa surah Alfatihah mempunyai 12 nama. Di
antaranya adalah Alshalah, Alhamdu, Ummul kitab, Ummul Quran, Almatsani,
Alquran al Adhim, alruqyah, Alasas, Alwafiyah, Alkafiyah, Alsab’ul Matsani dan
Alsurah.
Alfatihah mempunyai beberapa fungsi dan keutamaan
dibandingkan surah-surah yang lainnya. Di antaranya adalah:
Pertama, Alfatihah adalah surah terbaik yang belum diturunkan
sebelumnya. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Ubay ibn Ka’ab bahwasannya
Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak pernah menurunkan surah dalam kitab injil
atau taurat yang seperti surah Alfatihah yakni al Sab’ul Matsani.” (H.R. al
Tirmidzi)
Kedua, surah Alfatihah yakni surah yang paling agung dalam
Alquran. Hal ini sebagaimana suatu hari Rasulullah Saw. pernah bersabda kepada
Sa’ad ibn al Mu’alla, saya akan mengajarkan kepadamu surah teragung di dalam
Alquran, yaitu Alhamdulillahi rabiil Alamin ia adalah al Sab’ul Matsani dan
Alquran al Adzim yang diberikan kepadaku. (HR. Muslim)
Ketiga, surah Alfatihah merupakan rukyah. Said al Khudri pernah
bercerita, kami pernah berada dalam suatu perjalanan kemudian kami singgah,
tiba-tiba datang seorang budak perempuan seraya berkata, kepala suku kami
tersengat binatang, sedangkan orang-orang kami sedang tidak ada di tempat,
adakah di antara kalian yang bisa me-rukyah-nya?
Lalu ada seseorang dari kami berdiri dan pergi
bersamanya. Kami tidak menyangka sebelumnya bahwa dia bisa me-rukyah. Lalu
orang itu membaca rukya dan kepala suku pun sembuh. Kepala suku itu memberinya
tiga puluh ekor kambing sedangkan kami diberi minum susu. Setelah dia kembali
kami pun bertanya, tidak ada yang aku baca dalam rukyah kecuali Ummul Kitab.
Sesampainya di Madinah kami mengadukan hal itu kepada Rasulullah Saw. Beliau
bersabda, bagaimana bisa dia tahu bahwa Alfatihah merupakah rukyah? Bagi-bagilah
kambing itu dan berikanlah kepadaku satu. (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Keempat, setiap hurufnya mengandung pahala.
Ibn Abbas pernah bercerita, ketika Rasulullah Saw. sedang bersama malaikat
Jibril. Satu saat tiba-tiba Jibril mendengar suara yang amat keras dari atas,
dia pun langsung mengarahkan pandangannya ke atas, lalu berkata kepada Nabi.
Itu pertanda dibukanya suatu pintu di langit yang belum pernah dibuka
sebelumnya.
Ibn Abbas melanjutkannya, dari pintu itu keluar malaikat
mendatangi Nabi Saw. seraya berkata, “Sampaikanlah berita gembira kepada umatmu
mengenai dua cahaya, kedua cahaya itu telah diberikan kepadamu, dan belum
pernah sama sekali diberikan kepada nabi sebelummu. Yaitu surah Alfatihah dan
beberapa ayat terakhir surah Albaqarah. Tidaklah kamu baca satu huruf saja
membacanya, kecuali akan diberi pahala.” (HR. Muslim).
Kelima, penyempurna shalat. Dari Ubadah bin aS-Shamit,
Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca
Alfatihah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Keenam, obat sakit gila. Dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari
Ubay bin Ka’ab, dia bercerita; saat aku duduk di samping Nabi Saw. ada seorang
Arab Badui mendatangi beliau. Dia berkata, “saya mempunyai seorang saudara yang
sedang sakit.” Rasulullah Saw. bertanya, “apa sakitnya? Orang Arab Badui itu
menjawab, “sakit gila.” Rasulullah Saw. memerintahkan, “kembalilah dan bawa dia
kepadaku.” Lelaki itu pun beranjak pergi dan tak lama kemudian datang dengan
membawa saudaranya. Dia menundukkan saudaranya di depan Nabi Saw.
Kemudian aku (Ubay bin Ka’ab) mendengar Nabi Saw.
membacakan kepadanya surah Alfatihah, empat ayat pertama dari surah Albaqarah,
dua ayat pertengahan surah itu wailahukum ilahun wahid (QS. Abaqarah (2): 163)
dan Ayat Kursi, tiga ayat terakhir Surah Albaqarah, satu ayat dari surah Ali
Imran-yang aku duga adalah ayat- yakni syahidallahu annahu lailaha illa huwa
(QS. Ali Imran (3): 18), satu ayat dari surah Ala’raf inna rabbaumullahul ladzi
khalaqa (QS. Ala’raf (7):54), satu ayat dari surah Almukminun (23): 117), satu
ayat dari surah Aljinn, wa annahu ta’ala jaddu rabbina mat takhadza shahibatan
wala walada (QS. Aljinn (72) :3), sepuluh ayat pertama dari surah Asshaffat,
tiga ayat terakhir surah Alhasyr, Alikhlas, Alfalaq dan Annas. Orang Arab Badui
yang sakit itu kemudian berdiri, dia telah sembuh total. (HR. Ahmad).
Ketujuh, doa untuk orang mati. Dari Ibnu Umar yang mengatakan,
aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “ketika salah satu kalian ada yang mati
maka janganlah kalian menahannya, segeralah kalian membawanya ke makam dan
bacakanlah Alfatihah di samping kepalanya. (HR. Al Baihaqi).
Kedelapan, dua pertiganya Alquran. Dari Ibnu
Abbas, Rasulullah Saw. bersabda, “Surah Alfatihah sama dengan dua pertiga
Alquran. (HR. Abd bin Hamid dalam musnad-nya.)
Kesembilan, diturunkan dari tempat penyimpanan
yang ada di bawah Arsy. Dari Abu Umamah, Rasulullah Saw. bersabda, “empat surah
yang telah diturunkan dari tempat penyimpanan yang ada di bawah Arsy yaitu
Alfatihah, Ayat Kursi, beberapa ayat terakhir surah Albaqarah dan Alkautsar.
(HR. Al Thabrani.)
Kesepuluh, mendapat jaminan dari Allah atas
apa yang diminta. Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda ,“barang siapa
mengerjakan shalat dan tidak membaca Alfatihah, maka shalatnya tidak sah. “
sebanyak tiga kali beliau mengatakan itu. Lalu Abu Hurairah ditanya, “Bagaimana
jika kami berada di belakang imam?
Abu Hurairah menjawab, “Maka bacalah sendiri.
Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, Allah berfirman, Aku
membagi Alfatihah, antara aku dan hamba-Ku dua bagian. Hamba-Ku berhak atas apa
yang dimintanya. Ketika seorang hamba membaca alhamdulillahi rabbil ‘alamin,
maka Allah berfirman, “hamba-Ku memuji-Ku. Ketika dia mengucapkan
arrahmanirrahim.”
Allah berfirman, “hamba-Ku memujiku. Ketika dia mengucapkan
maliki yaumid din, Allah berfirman, hamba-Ku mengagungkan-Ku, dan mengatakan
hamba-Ku pasrah kepada-Ku. Ketika dia mengucapkan iyyaka na’budu wa iyyaka
nasta’in, Allah berfirman, “ini antara Aku dan hamba-Ku, baginya apa yang dia
minta. Saat dia mengucapkan “ihdinas shiratal Mustaqim, shiratalladzina an’amta
‘alaihim ghairil maghdlubi ‘alaihim waladh dhallin, Allah berfirman, “ini untuk
hamba-Ku dan baginya apa yang dia minta.” (HR. Muslim).
Keterangan tersebut disarikan dari buku Mutiara Shahih Asbabun
Nuzul, kompilasi kitab-kitab asbabun nuzul karya Abu Nizhan (Bandung:
Salamadani, 2011), dan buku Mukjizat Surah-surah Alquran karya Hasan bin Ali As
Saqqaf (Yogyakarta: Madania, 2010).
Penulis Annisa
Nurul Hasanah
0 komentar:
Posting Komentar