Pengaruh Ibadah
pada Kesehatan
Manusia terdiri dari 2 unsur yang terdiri atas jasmani
dan rohani, kedua unsur tersebut saling terkait, saling berhubungan dan tidak
dapat dipisahkan. Dikarenakan apabila salah satu unsur ada yang terganggu maka keseimbangan
didalam kehidupan akan terganggu juga.
Di dalam kegiatan sehari-hari manusia sehari-hari manusia
sering kali dihadapkan berbagai macam masalah dari hal yang paling kecil sampai
yang paling besar, dari yang simple sampai yang paling rumit dan kompleks. Yang
bisa menyebabkan atau menimbulkan sebab-sebab gangguan kejiwaan, oleh karena
itu banyak media-media sebagai sarana solusi untuk mengatasi masalah-masalah
dalam kejiwaan. Macam-macam media yang berkembang saat ini, antara lain:
Psikologi, terapi kejiwaan, yoga, dll.
Secara psikis, ibadah sangat cocok sebagai mediator dalam
merileksasikan dan menentramkan kejiwaan. Definisi ibadah menurut pengamatan
saya yang dilihat dari segi riilnya, ibadah yaitu sebagai kegiatan-kegiatan
kerohanian yang dilakukan oleh umat islam maupun umat beragama lainnya untuk
mendekatkan diri kepada sang pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Tapi pada
kenyataannya walaupun ibadah terkesan hanya untuk mendapatkan pahala atau untuk
sekedar menjalankan kewajiban sebagai umat beragama. Tetapi disisi lain saya
melihat umat beragama yang beribadah hanya sebagai sarana rileksasi,
dikarenakan dalam ibadah bisa mengembalikan pikiran dan stamina yang sudah
terpakai karena kegiatan rutinitas sehari-hari, sehingga pikiran menjadi normal
kembali dan hati menjadi tenang, serta membuat manusia lebih bersemangat
menjalankan kegiataan rutinitas sehari-hari.
Karena ini pelajaran tentang masail fiqh, jadi saya
mengambil dua sample ibadah sebagai sarana kesehatan dari ajaran agama Islam,
yaitu shalat dan puasa. walaupun masih banyak Ibadah-ibadah yang lain yang bisa
dijadikan sebagai pembahasan.
SHALAT
Salat memang merupakan bagian dari perintah Allah kepada
orang-orang yang beriman. Dengan mengingat Allah, kita pun membuka jalan untuk
keluar dari segenap persoalan atau masalah yang kita hadapi. Allah adalah Sang
Maha Penolong. Segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya. Kita sendiri adalah dalam
kekuasaan-Nya dan akan berpulang kepada-Nya. Dengan mengingat Allah dalam
salat, kita menyadarkan diri kembali akan ’fakta-fakta’ ini; kita menyadarkan
diri kembali akan kebesaran Allah, sehingga kita melihat segenap masalah yang
kita hadapi adalah kecil dan mudah di hadapan Allah. (Ingat, dalam salat, kita
mengulang-ulang ucapan Allâhu akbar, yang berarti: Allah Mahabesar; segala
sesuatu yang ada di dunia ini kecil, dan Allahlah Yang Besar). Oleh karena itu,
menjalankan salat sebenarnya juga berarti membuka jalan bagi datangnya
pertolongan.
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ
Dan
mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan kesabaran dan salat. (al-Baqarah
[2]: 45; lihat pula ayat 153).
Salat
dengan demikian menjadikan muslim lebih siap menghadapi hidup dan
problematikanya dibanding sebelumnya. Kesiapan ini terwujud salah satunya
karena aktivitas mengingat Allah itu membuat hati kita tenteram.
أَلاَبِذِكْرِ اللهِ
تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. (al-Ra‘d [13]: 28).
Pada sisi
lain, ketenteraman hati ini sangatlah bermanfaat bagi kesehatan psikis kita.
Berbagai penyakit mental orang zaman sekarang acap kali adalah dampak dari
hilangnya perasaan tenteram di hati mereka. Melalui salat, ketenteraman ini
bisa kita peroleh. Wajar bila para pakar ilmu jiwa berhasil menunjukkan
berbagai pengaruh positif aktivitas menjalankan salat terhadap kesehatan mental
pelakunya.
Kesehatan
psikis telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik. Ini berarti
aktivitas salat juga akan berdampak secara tidak langsung pada kesehatan tubuh
kita. Akan tetapi, para pakar kesehatan pun telah menunjukkan bahwa salat
(terutama gerakan-gerakan salat) memiliki pengaruh-langsung yang nyata pada
kesehatan jasmani. Dengan demikian, salat itu menyehatkan—tidak saja bagi
kondisi kejiwaan, namun pula bagi kondisi badan. Kesehatan raga dan jiwa yang
seimbang tentu akan memudahkan orang untuk menghindari
perbuatan-melanggar-batas dan kemungkaran (sehingga salat memang benar mencegah
orang dari fakhsyâ’ dan munkar [sesuai surah al-‘Ankabût ayat 45]).
PUASA
Menjalankan
ibadah puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim, namun jika dilihat dari
sisi kesehatan dibalik nilai ibadah yang dijalankan sebulan penuh tiap tahun
ini, juga tersimpan banyak manfaat. Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat
dinilai dengan harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan
kesempatan untuk istirahat. Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak
makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa
dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga
kesehatan jasmani dan rohani pelakunya.
Puasa dapat
mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang
berlebihan gizi, belum tentu baik untuk kesehatan seseorang. Kelebihan gizi
atau overnutrition mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit
degeneratif seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner,
kencing manis (diabetes mellitus), dan lain-lain.
Pengaruh
puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek kesehatan, diantaranya
yaitu:
1. Memberikan
kesempatan istirahat kepada alat pencernaan. Pada hari-hari ketika tidak sedang
berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras, oleh karena itu sudah
sepantasnya alat pencernaan diberi kesempatan untuk istirahat.
2.
Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi). Dengan puasa,
berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga menghasilkan
enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dan
karsinogen dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.
3. Menambah
jumlah sel darah putih. Sel darah putih berfungsi untuk menangkal serangan
penyakit sehingga dengan penambahan sel darah putih secara otomatis dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
4.
Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.
5. Memperbaiki
fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh.
6.
Meningkatkan fungsi organ tubuh.
Kesimpulan
:
1. Dalam
melakukan Ibadah banyak hikmah yang kita ambil manfaatnya bagi kesehatan kita.
2. Ibadah
bukan hanya semata-semata untuk Allah atau sekedar mendapatkan pahala, tetapi
Ibadah bisa sebagai mediator dalam kesehatan.
3.
Percayalah yang kita lakukan adalah ikhlas dengan setulus hati dan tanpa ada
paksaan didalam hati ketika beribadah, dikarenakan apabila kita menjalankan
suatu Ibadah dengan adanya paksaan, kita tidak akan merasakan hasil atau dampak
dari Ibadah iru sendiri.
Oleh Abdullah
0 komentar:
Posting Komentar