Dzikir Dan Doa
Sebagai Psikoterapi Dalam Perspektif Alquran Dan Hadist
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dzikir, doa, dan tilawah Alquran merupakan amalan seorang
muslim dalam membangun fisikal dan psikologikal serta dapat dijadikan sebagai
sarana psikoterapi guncangan jiwa, kecemasan, dan gangguan mental.
Ibadah dzikir, doa, dan tilawah Alquran adalah upaya
mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Seorang individu dalam masa pengobatan
dan pemulihan diharuskan berzikir, berdoa, dan bertilawah Alquran secara
kontiniu dan tidak boleh terputus, sehingga diyakini bahwa pasien sudah
benar-benar sembuh dari penyakit mental yang dihadapinya.
Berdzikir secara terus-menerus merupakan salah satu
syarat untuk mendapatkan kecintaan kepada Allah SWT karena yang paling berhak
untuk dicintai dan dimuliakan hanyalah Allah SWT. Dzikir bagi hati laksana air
bagi ladang pertanian, bahkan seperti air bagi ikan yang takkan hidup tanpa
air.
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, sebutlah nama Allah
(bedzikirlah) dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS: Al-Ahzab 41)
Zikir yang diamalkan oleh seorang muslim secara
terus-menerus dan tidak terputus akan menjadi tenaga inovatif dalam diri
individu yang sedang menghadapi penyakit hati, penyakit mental dan gangguan mental.
Dengan berzikir, seorang muslim merasa berdampingan dan dekat dengan Tuhannya.
Dengan berzikir seorang muslim menjadi tenang dan tenteram.
Allah berfirman:
‘’Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati
menjadi tenteram.’’ (QS: Al-Ra’d 28)
Kebiasaan seorang muslim dalam mengingat Allah seperti
membaca takbir, tahmid, tasbih, tahlil, dan istighfar dapat menjadi obat
penawar bagi segala jenis penyakit mental, menenangkan dan menenteramkan
pikiran yang kacau, sehingga menjadi sehat dan selaras antara diri dengan alam
sekitarnya. Apabila seorang muslim membiasakan diri mengingat Allah, maka
individu itu merasakan bahwa ia dekat dengan Allah dan berada dalam perlindungan
dan penjagaan-Nya. Dengan demikian, akan timbul dalam dirinya perasaan percaya
pada diri sendiri, teguh, tenang, tenteram dan bahagia.
Zikir kepada Allah bisa menjadi energi hati, motivasi
hati, dan boleh juga menjadi sebuah metode dalam mewujudkan kesehatan mental.
Merasa dekat dengan Allah, seyogyanya menjadikan diri terawasi dan terjaga
untuk tidak tergelincir dan terjerumus ke dalam perkara-perkara yang
mendatangkan dosa dan maksiat.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dzikir dan doa dalam persperktif
Al-quran dan hadist?
2. Apa manfaat dzikir dan doa sebagai psikoterapi
kesehatan mental?
3. Jelaskan macam-macam dzikir dan doa!
4. Bagaimana hubungan psikoterapi dzikir dan doa dengan
kesehatan mental?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian dzikir dan doa dalam
persperktif Al-quran dan hadist
2. Menjelaskan manfaat dzikir dan doa sebagai psikoterapi
kesehatan mental
3. Menjelaskan macam-macam cara dzikir dan doa
4. Membantu mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan
mental dengan metode dzikir dan doa
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dzikir dan Doa dalam Persperktif Al-quran dan hadist
Secara umum dzikrullah adalah perbuatan mengingat Allah
dan keagungannya dalam bentuk yang meliputi hampir semua ibadah, perbuatan
baik, berdoa, membaca Al Quran, mematuhi orang tua, menolong teman yang dalam
kesusahan dan menghindarkan diri dari kejahatan dan perbuatan dzalim. Dalam
arti khusus dzikrullah adalah menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya dengan
memenuhi tatatertib, metode, rukun dan syarat sesuai yang diperintah oleh Allah
dan rosulnya. “Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram”. (QS. Ar
Rad : 28)
Doa adalah suatu cara untuk bermunajat kepada Allah SWT
dalam rangka memohon bantuan dan inayah, agar dilapangkan jalan menuju
kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Doa itu harus beriringan dengan
keyakinan dan penuh pengharapan, yaitu sikap yang memastikan diri bahwa sesuatu
yang dilakukannya akan berhasil. Dalam hal ini, seorang muslim yakin bahwa
doanya pasti didengar oleh Allah SWT dan dikabulkan-Nya apa yang menjadi
harapannya. Doa senantiasa dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa, apabila doa itu
disertai dengan kerendahan hati dan suara yang lembut. Orang yang congkak dan
tidak mau bermohon dan meminta bantuan kepada Allah SWT dianggap sebagai orang
yang hina dan akan diazab di neraka Jahannam.
Menurut itu Prof. Dr. Dadang Hawari, dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan bahwa berdoa dan berdzikir
merupakan bentuk komitmen keagamaan seseorang yang merupakan unsur penyembuh
penyakit atau sebagai psikoterapeutik yang mendalam. Doa dan dzikir merupakan
terapi psikoreligius yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme
yang paling penting selain obat dan tindakan medis.
Berkaitan dengan itu , doa dan dzikir merupakan komitmen
keimanan seseorang. Doa adalah permohonan yang dimunajatkan ke kehadirat Allah
SWT. Dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya.
2.2 Manfaat Dzikir dan Doa sebagai Psikoterapi Kesehatan
Mental
2.2.1 Manfaat Dzikir
Banyak sekali rahasia dan manfaat dari amaliah dzikir
yang dilakukan oleh para hamba yang beriman da bertaqwa, di antaranya yaitu
daat menimbulkan ketenangan dan kedamaian dalam jiwa bagi yang mengamalkannya.
Orang yang melakukan aktivitas dzikir dalam kehidupa
sehari-hari senantiasa menyelaraskan tujuan hidup mereka berdasarkan Manhaj
Ilahiyah, yaitu semata-mata untuk beribadah pada Allah Azza wa Jalla.
Orang-orang yang berdzikir akan meyadari akan hakikat ibadah kepada-Nya. Mereka
seantiasa mengingat kasih sayang-Nya. Mereka senantiasa ingat akan tujuan
hidupnya. Lalu ketika mereka dikaruniai oleh Allah harta yang banyak, mereka
tidak lupa diri. Karena mereka meyakini, bahwa harta bukanlah tujuan utama
hidup mereka. Dengan harta dan pangkat yang mereka miliki membuat mereka justru
semakin dekat dengan Allah. Sebagai hasilnya, jiwa mereka menjadi tentram,
tenang, dan damai. Mereka senantiasa mengingat Allah.
Suatu hal yang sungguh mengagumkan dari pengalaman dzikir
ini, yaitu adanya suatu penyerapan energi ilahiyah bagi orang yang senantiasa
mengamalkannya. Orang yang rjain berdzikir mempuyai kedekatan hubungan dengan Allah
(taqarrub ilahiyah). Hal ini mempunyai pengaruh dan dampak yag sangat hebat,
baik dalam fisik maupun dalam jiwa para pengamal zikir. Nurrullah (cahaya
Allah) itu begitu dekatnya dengan orang-orang yang berdzikir, sehingga
merasakan cahaya-Nya masuk ke dalam hati, pikiran, badan, jiwa, darah, dan
kulit mereka. Untuk itulah tidak mengherankan Nabi Shallaullahu Alaihi wa
Sallam serig berdoa agar jiwa dan raganya menjadi cahaya yang berasal dari
cahaya Rabb-nya.
Kalau seseorang telah mendapatkan cahaya Allah, maka
kebahagiaan akan terpancar dalam kehidupannya sepanjang masa, baik di dunia
maupun di akhirat. Cahaya tersebut akan terus mengikutinya hingga nyawa
terlepas dari raga. Hingga ketika para ahli dzikir berada di alam kubur, cahaya
tersebut akan menerangi kuburya.
Dzikir dapat melapangkan kesempitan hidup. Orang yag
rajin berdzikir, akan dimudahkan segala urusanya, baik urusa rezeki, pekerjaan,
kesejahteraan, maupun kesehatan. Orang yang rajin berdzikir akan dimudahkan
rezekinya, dimudahkan urusan pekerjaannya, dilapangkan kesejahteraannya, dan
dijaga kesehatannya.
2.2.2 Manfaat Doa
Doa merupakan unsur yag paling esensial daral ibadah.
Ditegaskan oleh rasulullah SAW. “Tiada sesuatu yang paling mulia dalam
pandangan Allah, selain berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang.”
(H.R. Al-Hakim).
Ada beberapa keutamaan yang akan kita peroleh dalam
berdoa:
1. menunaikan kewwajiban taat dan menjauhi maksiat
2. memperoleh naungan rahmat Allah SWT
3. meringankan beban penderitaan
4. menolak bencana, dan menolak tipu daya musuh
5. menghilangkan kegundahan, serta memudahkan kesukaran
dan terpenuhinya hajat.
2.3 Macam-macam Dzikir dan doa
Dzikir kepada Allah bukan hanya semata-mata mengucapkan
Asma Allah didalam lisan atau di dalam pikiran dan hati. Akan tetapi dzikir
kepada Allah adalah ingat kepada Asma, Dzat, Sifat dan Af’al-Nya. Kemudian
memasrahkan kepada-Nya hidup dan mati, sehingga tidak ada lagi rasa khawatir,
takut maupun gentar dalam menghadapi segala macam mara bahaya dan cobaan.
Dzikir dibagi tiga:
1. Dzikir dengan lisan (zikr bil al-lisan), yakni membaca
atau mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tahmid, dan tahlil dengan bersuara.
2. Dzikir dalam hati zikr bi al-qalb), yakni membaca atau
mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tahmid, dan tahlil dengan membatin, tanpa
mengeluarkan suara. Sebagian ulama menafsirkan dzikir dalam hati ni, adalah
bertafakkur merenungi keMahabenaran dan keMahabesaran Allah SWT dengan penuh
keyakinan dan perasaan tulus.
3. Dzikir dengan panca indra atau anggota badan (Zikr bi
al-jawarih), yakni menundukkan seluruh anggota badan kepada Allah SWT dengan
cara melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Tentang dzikir dengan panca indra ini, sebagian ulama
tasawuf memiliki pengertian dan konsep yang berdeda, yakni melalui tujuh
penjuru panca indra:
1. Dzikir kedua mata dengan menangis
2. Dzikir kedua telingan dengan mendengarkan hal-hal yang
baik
3. Dzikir lidah dan mulut dengan mengucapkan puji-pujian
4. Dzikir hati dengan penuh rasa takut dan harap kepada
Allah SWT
5. Dzikir ruh dengan menyerah kepada Allah dan rela atas
segala keputusan-Nya
6. Dzikir badan dengan memenuhi berbagai kewajiban
7. Dzikir kedua tangan dengan bersedekah
Pengungkapan dzikir tersebut merupakan kalimat tafakkur
atas penciptaan Allah berupa gerak nafas dzikir seluruh mahluk-Nya baik yang
tidak terlihat. Penghayatan dzikir ini sesuai dengan firman Allah:
“Yakni orang-orang yang berdzikir kepada Allah dengan
berdiri, duduk dan berbaring dan bertafakkur tentang penciptaan langit dan
bumi.” (QS. Ali Imran: 191).
2.4 Hubungan Psikoterapi Dzikir dan Doa dengan Kesehetan
Mental
Psikoterapi adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih
tepatnya, pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Istilah ini mencakup berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu
dalam mengatasi gangguan emosionalnya. Dengan cara memodifikasi perilaku,
pikiran, dan emosi, sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya
dalam mengatasi masalah psikis.
Dalam ajaran Islam, selain psikoterapi duniawi, juga
terdapat psikoterapi ukhrawi. Psikoterapi ini merupakan petunjuk (hidayah) dan
anugerah (’athâ`) dari Allah SWT, yang berisikan kerangka ideologis dan
teologis dari segala psikoterapi. Sementara psikoterapi duniawi merupakan hasil
ijtihâd (upaya) manusia, berupa teknik-teknik pengobatan kejiwaan yang
didasarkan kaidah-kaidah insaniah.
Kemahakuasaan Allah tergambar dalam firman Allah surah
asy-Syu’arâ` ayat 78-80, ”(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, maka Dialah
yang menunjukiku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan
apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” Juga telah Rasulullah SAW
tandaskan dalam sabdanya, ”Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali
penyakit itu telah ada obatnya.” (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah).
Psikoterapi dzikir dan doa dapat dijadikan psikoterapi
untuk pengobatan keguncangan jiwa, kecemasan dan gangguan mental. Dzikir dan
doa adalah metode kesehatan mental. Dengan berdzikir dan berdoa orang akan
merasa dekat dengan Allah SWT dan berada dalam perlindungan dan penjagaannya.
Dengan demikian akan timbul rasa percaya diri, teguh, tenang, tenteram dan
bahagia.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikoterapi dzikir dan doa dapat dijadikan psikoterapi
untuk pengobatan keguncangan jiwa, kecemasan dan gangguan mental. Dzikir dan
doa adalah metode kesehatan mental. Dengan berdzikir dan berdoa orang akan
merasa dekat dengan Allah SWT dan berada dalam perlindungan dan penjagaannya.
Dengan demikian akan timbul rasa percaya diri, teguh, tenang, tenteram dan
bahagia.
3.2 Saran
Dalam menyelesaikan makalah “Dzikir sebagai Psikoterapi
Dalam Perspektif Alquran dan Hadist” ini, penulis yakin masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis mengharapka kritik dan saran yang membangun agar ke
depannya tulisan ini menjadi lebih sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar