Inilah Manusia yang
Paling Sibuk Saat di Akhirat
Hari kiamat merupakan peristiwa kehancuran alam semesta
dan menjadi awal bagi kehidupan yang kekal. Sebelum menuju surga atau neraka,
umat manusia akan dibangkitkan lalu dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk
menjalani pengadilan dari Allah SWT.
Pada hari itu, semua manusia hanya akan memikirkan
dirinya sendiri. Bahkan, ketika orang tua, suami, dan anak disebelahnya diseret
oleh malaikat, mereka tidak akan saling menolong karena lebih mementingkan
nasibnya sendiri.
Namun, ada manusia yang tidak henti-hentinya kesana
kemari memohon kepada Allah untuk keselamatan manusia lainnya. Pada saat
matahari begitu teriknya, Beliau memanggil manusia untuk diberi minum. Siapa
dia sebenarnya?
Beliau adalah Baginda Rasulullah SAW. Sang Nabi terakhir ini menjadi satu-satunya
manusia yang paling sibuk luar biasa pada saat itu. Disebutkan dalam sebuah hadist, dari Abbas
R.a, bahwa Rasulullah S.a.w bersabda: “Orang yang pertama kali dibangkitkan
dari kubur di hari kiamat nanti adalah Muhammad S.A.W”.
Nantinya, Malaikat Jibril A.s datang kepada Nabi dengan
membawa buraq, lalu malaikat Israfil
membawa bendera dan mahkota, sedangkan Malaikay Izrail datang dengan membawa
pakaian-pakaian syurga.
Israfil A.s bersuara “Wahai Roh yang baik, kembalilah ke
tubuh yang baik", maka kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula,
kubur mulai terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah S.a.w
berdiri. Sang nabi membersihkan tanah dari atas kepala dan janggutnya. Kemudia dilihatnya
kondisi disekitar yang sudah rata dengan tanah. Nabi Muhammad kemudian menangis
sehingga mengalir air matanya ke pipi.
Beliau S.a.w bersabda “Kekasihku Jibril, gembirakanlah
aku”. Jibril berkata “Lihatlah apa yang ada di hadapanmu”. Rasulullah bersabda
“Bukan seperti itu pertanyaanku”. Jibril kembali berkata “Adakah kau tidak
melihat bendera kepujian yang terpasang di atasnya”.
Rasulullah S.a.w bersabda “Bukan itu maksud pertanyaanku,
aku bertanya kepadamu akan umatku. Dimana perjanjian mereka? Niscaya akan
kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafa'atkan umatku”.
Jibril A.s menyeru; “Wahai sekalian makhluk, datanglah
kamu semua ketempat perhimpunan yang telah disediakan oleh Allah Ta’ala”.
Umat-umat datang dalam keadaan satu-satu kumpulan. Setiap kali Nabi Muhammad
S.a.w berjumpa satu umat, Beliau S.a.w akan bertanya; “Di mana umatku?”. Jibril
berkata; "Wahai Muhammad, umatmu adalah umat yang terakhir"
Sampailah saat umat Nabi Muhammad yang muncul dengan
menangis serta memikul beban di atas belakang mereka sambil menyeru “Wahai
Muhammad”. Nabi Muhammad S.a.w bersabda “Wahai Umatku”, mereka berkumpul di
sisinya sambil menangis.
Kemudian Nabi bersujud kepada Allah dengan sujud yang
sangat lama. Sampai Allah SWT mengatakan, Ya Muhammad bangkitlah dari sujudmu.
“Ya Allah saya tidak akan bangkit dari sujud sebelum saya
mendapatkan apa yang engkau janjikan”
“Ya Allah berikan saya kesempatan untuk memberi minum
kepada Umat-umat saya, mereka kehausan ya Allah di bawah terik matahari”
Akhirnya Allah mengatakan “Ya Muhammad. Ini telaga Al
Kausar, beri minum pada umatmu.”
Lalu di panggillah, ‘umatku, umatku, umatku ’
Rasulullah SAW padahal dijamin masuk surga, ditampakkan
padanya surga Firdaus tempatnya akan tinggal, namun Ia tidak tersenyum
sedikitpun dan hanya mengatakan ‘Umatku, umatku, umatku’
Nabi terus memberikan minum satu per satu, bahagia sekali
ketika bertemu umatnya seperti bertemu kekasih lama dan memberikan minum.
Setelah minum satu teguk, maka manusia tidak akan haus selama-lamanya.
Setelah memberi minum umatnya, Rasulullah SAW sujud lagi.
“Ya Muhammad kenapa negkau sujud lagi” sujudnya lama sekali sambil menangis di
hadapan Allah
“Bangun Ya Muhammad, akan aku berikan apapun yang engkau
minta”
“Ya Allah, selamatkanlah umatku dari Sirat”
Kata Allah “Maka tunggulah mereka di ujung Sirat”
Nabi kemudian menunggu kita di ujung sirat sambil
mengatakan “Ya Allah selamatkan, Ya Allah Selamatkan”
Maka yang amalnya banyak dia lewat namun ada juga yang jatuh ke dalam neraka.
Ketika tahu umatnya masih banyak yang ada di dalam
neraka, Nabi Muhammad SAW langsung sujud lagi.
“Ya Muhammad bangkitlah dari sujudmu, apa yang engkau
inginkan”
“Ya Allah, selamatkan lah seseorang yang di dalam hatinya
ada iman walaupun sebesar biji kurma”
Lalu Allah menyetujui
Nabi langsung ke neraka dan mencari umatnya yang memiliki
iman sebesar biji kurma
Ketika bertemu dengan Rasulullah umat ini habis disiksa
dan tubuhnya luka parah. Kemudian Rasulullah memeluk mereka dan mempersilakan
masuk ke surga.
Setelah tidak ada lagi, Nabi Muhammad SAW kembali sujud
di hadapan Allah dengan sujud yang sangat lama. Dalam sujud lama itu kemudian
Nabi menangis. Lalu Allah berkata
“Ya Muhammad kenapa engkau menangis”
Ya Allah, selamatkanlah umat saya dari api neraka yang
mereka di dalam hatinya ada iman sekecil biji jagung.
Kata Allah “Aku Izinkan”
Akhirnya Nabi Muhammad lari lagi ke neraka
“Wahai malaikat keluarkan umatku yang di hatinya ada iman
sebesar biji jagung, ”
Keluar lagi, sekian ribu dan sekian juta umat Nabi
Muhammad
Apakah sudah selesai? Ternyata tidak
Nabi Muhammad kembali lagi menghadap Allah lalu bersujud
dengan sujud yang sangat lama
Sampai Allah berkata, “Ya Muhammad, bangkit, apa yang
membuat engkau inginkan”
Ya Allah, keluarkanlah umatku dari api neraka, yang
dihatinya ada iman sebesar biji sawi (zarrah)
"Aku izinkan.."
Nabi Muhammad SAW kembali berlari ke neraka untuk
menyelamatkan umat-umatnya yang di dalam hatinya terdapat iman, walau sekecil
biji sawi (zarrah) dalam hatinya. Setelah itu, kembali lagi ke arash Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW kembali sujud, "Ya Allah..."
"Ya Muhammad, apalagi ya Muhammad? Bukankah Aku
sudah menyelamatkan banyak dari umatmu?"
"Ya Allah, demi kasih sayang yang Engkau miliki,
selamatkanlah umatku yang mereka tidak punya amal, kecuali hanya mengatakan :
La Illaha Illallah...."
"Aku izinkan.."
Nabi Muhammad SAW kemudian berlari kembali ke neraka,
menyelematkan kita atas izin dari Allah SWT, Sang Pencipta.
Apakah orang tua kita bisa melakukan itu di akhirat?
Tidak. Hanya Rasulullah SAW
Disadur dari berbagai sumber.
OLEH WIWIK SETIAWATI
0 komentar:
Posting Komentar