SAKIT MENTAL VS SAKIT FISIK
Dari 100% populasi manusia di dunia, 100% mengidap sakit
mental atau yang lebih dikenal dengan “sakit jiwa”. Apakah benar demikian?
Ya, menurut penelitian semua manusia mengidap penyakit
mental yang membedakan hanyalah jenis penyakitnya dan tingkat keparahannya.
Sebagai contoh konkret rasa takut adalah bagian dari “sakit jiwa”. Karena
umumnya ketakutan tak berdasar hingga menjadi “phobia”. Tinggal takut pada apa
dan berapa persentasenya saja yang membedakan.
Apa pengertian sakit mental dan sakit fisik?
Sebelum membahas lebih lanjut mari kita membahas
pengertian dari kedua penyakit ini. Sakit fisik adalah sakit yang dialami oleh
raga, tubuh, atau badan. Contohnya sakit kepala, perut, gigi dan lainnya.
Sedangkan sakit mental adalah sakit yang tidak dapat dilihat secara langsung
oleh panca indera, contohnya sulit tidur, selalu cemas, rasa takut dan lainnya.
Apa hubungan keduanya?
Dua hal ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Contoh fisik yang mempengaruhi mental yaitu saat kita sakit perut, pasti
pikiran kita tidak tenang dan tidak mampu konsentasi bekerja, bukan? Lalu,
contoh kondisi mental yang mempengaruhi fisik, yaitu kalau kita ketakutan akan
membuat kesalahan melakukan presentasi di depan relasi, kita akan deg-degan, tangan
keringat dingin, dan sering kebelet buang air kecil.
Kelelahan secara fisik relatif mudah diatasi apabila kita
tidak lelah secara mental. Sebaliknya, kelelahan mental dapat menggerogoti
kesehatan fisik yang sebenarnya tidak apa-apa. Itulah mengapa penyakit
psikologis lebih berat daripada penyakit fisik. Semua dokter dan ahli
kesehatan, apalagi ahli jiwa dan psikolog tahu, kalau seseorang berniat sembuh
dari penyakit fisiknya, ia akan lebih cepat mengalami pemulihan. Artinya,
berpikir positif akan sangat baik bagi kesehatan, baik psikis maupun fisik.
Memiliki pola hidup yang sehat dan lingkungan yang sehat
jelas sangat membantu Anda untuk memiliki mental yang sehat juga. Sakit mental
memang memiliki pengaruh yang sangat buruk bagi Anda dibanding dengan sakit
fisik, tapi bukan berarti Anda tidak memperhatikan fisik Anda. Tetap miliki
pola hidup yang sehat dan selalu bersyukur dengan apa yang Anda miliki.
Temui dokter jika Anda merasakan gejala-gejala depresi
selama lebih dari dua minggu dan tidak kunjung mereda. Terlebih lagi jika
gejala depresi tersebut sampai mengganggu proses pendidikan, pekerjaan, dan
hubungan sosial Anda dengan orang lain, bahkan hingga membuat Anda berniat
menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
0 komentar:
Posting Komentar