Rabu, 11 Juli 2018

SAKIT MENTAL VS SAKIT FISIK


SAKIT MENTAL VS SAKIT FISIK

Dari 100% populasi manusia di dunia, 100% mengidap sakit mental atau yang lebih dikenal dengan “sakit jiwa”. Apakah benar demikian?

Ya, menurut penelitian semua manusia mengidap penyakit mental yang membedakan hanyalah jenis penyakitnya dan tingkat keparahannya. Sebagai contoh konkret rasa takut adalah bagian dari “sakit jiwa”. Karena umumnya ketakutan tak berdasar hingga menjadi “phobia”. Tinggal takut pada apa dan berapa persentasenya saja yang membedakan.

Apa pengertian sakit mental dan sakit fisik?

Sebelum membahas lebih lanjut mari kita membahas pengertian dari kedua penyakit ini. Sakit fisik adalah sakit yang dialami oleh raga, tubuh, atau badan. Contohnya sakit kepala, perut, gigi dan lainnya. Sedangkan sakit mental adalah sakit yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh panca indera, contohnya sulit tidur, selalu cemas, rasa takut dan lainnya.

Apa hubungan keduanya?

Dua hal ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Contoh fisik yang mempengaruhi mental yaitu saat kita sakit perut, pasti pikiran kita tidak tenang dan tidak mampu konsentasi bekerja, bukan? Lalu, contoh kondisi mental yang mempengaruhi fisik, yaitu kalau kita ketakutan akan membuat kesalahan melakukan presentasi di depan relasi, kita akan deg-degan, tangan keringat dingin, dan sering kebelet buang air kecil.

Kelelahan secara fisik relatif mudah diatasi apabila kita tidak lelah secara mental. Sebaliknya, kelelahan mental dapat menggerogoti kesehatan fisik yang sebenarnya tidak apa-apa. Itulah mengapa penyakit psikologis lebih berat daripada penyakit fisik. Semua dokter dan ahli kesehatan, apalagi ahli jiwa dan psikolog tahu, kalau seseorang berniat sembuh dari penyakit fisiknya, ia akan lebih cepat mengalami pemulihan. Artinya, berpikir positif akan sangat baik bagi kesehatan, baik psikis maupun fisik.

Memiliki pola hidup yang sehat dan lingkungan yang sehat jelas sangat membantu Anda untuk memiliki mental yang sehat juga. Sakit mental memang memiliki pengaruh yang sangat buruk bagi Anda dibanding dengan sakit fisik, tapi bukan berarti Anda tidak memperhatikan fisik Anda. Tetap miliki pola hidup yang sehat dan selalu bersyukur dengan apa yang Anda miliki.

Temui dokter jika Anda merasakan gejala-gejala depresi selama lebih dari dua minggu dan tidak kunjung mereda. Terlebih lagi jika gejala depresi tersebut sampai mengganggu proses pendidikan, pekerjaan, dan hubungan sosial Anda dengan orang lain, bahkan hingga membuat Anda berniat menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.


0 komentar:

Posting Komentar