kesehatan mental
dalam Al quran
Kesehatan Mental Dalam Al-Quran Menurut Hasan Langgulung,
kesehatan mental dapat disimpulkan sebagai “akhlak yang mulia”. Oleh sebab itu,
kesehatan mental didefinisikan sebagai “keadaan jiwa yang menyebabkan merasa
rela (ikhlas) dan tentram ketika ia melakukan akhlak yang mulia.
Didalam buku Yahya Jaya menjelaskan bahwa kesehatan
mental menurut islam yaitu, identik dengan ibadah atau pengembangan potensi
diri yang dimiliki manusia dalam rangka pengabdian kepada Allah dan agama-Nya
untuk mendapatkan Al-nafs Al-muthmainnah (jiwa yang tenang dan bahagia) dengan
kesempurnaan iman dalam hidupnya.
Sedangkan dalam bukunya Abdul Mujib dan Yusuf Mudzkir
kesehatan menurut islam yang dkutip dari Musthafa fahmi, menemukan dua pola dalam
mendefenisikan kesehatan mental:
1. Pola negatif (salaby), bahwa kesehatan mental adalah
terhindarnya seseorang dari neurosis
(al-amhradh al-’ashabiyah) dan psikosis (al-amhradh al-dzihaniyah).
2. Pola positif (ijabiy), bahwa kesehatan mental adalah
kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan terhadap
lingkungan sosial.
Islam sebagai suatu agama yang bertujuan untuk
membahagiakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sudah barang tentu
dalam ajaran-ajaranya memiliki konsep kesehatan mental.Begitu juga dengan
kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah bertujuan untuk mendidik dan memperbaiki dan
membersihkan serta mensucikan jiwa dan akhlak.
Di dalam Al-Qur’an sebagai dasar dan sumber ajaran islam
banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan
jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam kesehatan mental. Ayat-ayat tersebut
adalah:
لَقَدْ
مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ
يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ
Artinya:
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika
Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(keadaan nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. 3: 164)
Dalam
hadits Rasulullah dijelaskan juga yaitu:
Artinya:
Sesungguhnya aku diutus oleh Allah adalah bertugas untuk menyempurnakan
kemulian Akhlak manusia.
Dari ayat
Al-Qur’an dan hadits diatas dapat ditegaskan bahwa kesehatan mental (shihiyat
al nafs) dalam arti yang luas adalah tujuan dari risalah Nabi Muhammad SAW
diangkat jadi rasul Allah SWT, karena asas, cirri, karakteristik dan sifat dari
orang yang bermental itu terkandung dalam misi dan tujuan risalahnya. Dan juga
dalam hal ini al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk, obat, rahmat dan mu’jizat
(pengajaran) bagi kehidupan jiwa manusia dalam menuju kebahagian dan
peningkatan kualitasnya sebagai mana yang ditegaskan dalam ayat berikut:
Artinya:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepadakebajikan,
menyuruh kepada yangcma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran: 104)
Ayat di
atas menjelaskan bahwa Allah menjanjikan kemenangan kepada orang-orang yang
mengajak kepada kebaikan,menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kapada yang
mungkar. Keimanan,katqwaan,amal saleh,berbuat yang makruf, dan menjauhi
perbuatan keji dan mungkar faktor yang penting dalam usaha pembinaan kesehatan
mental.
Artinya:
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin
supaya keimanan merek bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).
Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Fath: 4)
Ayat di
atas menerangkan bahwa Allah mensifati diriNya bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha
Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa ke dalam hati
orang yang beriman.
0 komentar:
Posting Komentar