Emosi Merusak Kesehatan, Kendalikan dan Berikut Petunjuk
Pakar
TRIBUN-TIMUR.COM- Sedikit-sedikit emosi? kendalikan emosi
untuk menyelamatkan kesehatan bahkan nyawa Anda.
Meski emosi Anda tidak terlihat oleh alat medis paling
canggih di dunia, emosi itu berimbas pada kesehatan.
“Emosi adalah fisiologis,” kata dr Karen Lawson, seorang
asisten profesor komunitas kesehatan dan pengobatan keluarga di University of
Minnesota di Amerika Serikat.
“Pemahaman bahwa tubuh kita terpisah dengan perasaan kita
adalah sebuah kesalahan konsepsi.” katanya.
Artikel publikasikan menshealth, ini akan mengajak Anda
akan mempelajari hubungan antara kemarahan dan sakit punggung, kesepian dengan
tingginya tekanan darah, kecemasan dengan kepikunan – dan bagaimana caranya
meredam emosi.
Masalah Anda: Amarah
Anda + marah = Sakit punggung
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam
jurnal Plain, saat amarah seseorang meledak, sakit punggung mereka bertambah
hebat.
“Kemarahan diketahui dapat mengaktifkan jalur saraf yang
menyampaikan tekanan mental kepada otot di sekitar tulang belakang,” ungkap
Stephen Bruahl, PhD, dalam laporan penelitian yang ditulisnya.
Amarah yang bergejolak dapat dikaitkan dengan penyumbatan
produksi endorfin yang membantu meringankan rasa sakit.
Solusi Anda: Mundur
Pertama-tama, kenali penyebab amarah tersebut. Apakah
Anda bereaksi secara fisik? “Apa pun masalah Anda, gunakan hal tersebut sebagai
petunjuk untuk menjauh, dan berperanlah seolah Anda seorang wasit,” kata
psikolog Harvard, Jeff Snown, “cobalah untuk membuat keputusan yang tepat
dengan mengamati interaksi secara objektif.”
Menurut penelitian di Universitas Negeri Ohio, Amerika
Serikat,sikap menjauh ini dapat mengurangi kemarahan dan agresi.
Masalah Anda: Kesepian
Anda mungkin memiliki 2.000 teman di Facebook, tapi
apakah mereka benar-benar sahabat Anda? Sebuah penelitian yang dilakukan di
University of Chicago, orang yang kesepian akan mengalami peningkatan tekanan
darah lebih cepat selama empat tahun dibanding orang yang tidak kesepian.
Sebagai tambahan, orang yang terisolasi mengalami
kenaikan tekanan darah yang cukup signifikan untuk meningkatkan risiko serangan
jantung.
Solusi Anda: Membantu Sesama
Laki-laki mendapatkan kepuasan terbesar jika ikut dalam
perkumpulan –dan itulah alasan kenapa ketika Anda berusia 20-an, hidup mulai
terasa berat.
“Anda mulai kehilangan lingkaran sosial yang sudah Anda
bangun di masa muda,” kata Louise Hawkley, Ph.D., seorang ahli saraf sosial di
University of Chicago. Sarannya adalah: Menjadi sukarelawan. “Saat Anda bekerja
dengan orang yang berpikiran serupa, persahabatan akan terbentuk secara
alamiah,“ katanya.
Masalah Anda: Depresi
Bersedih mungkin adalah tanda kanker. Penelitian yang
dilakukan Johns Hopkins di Amerika Serikat, orang yang mengalami gangguan depresi
memiliki risiko kanker 69 persen lebih besar dibandingkan orang yang tidak
depresi.
Seiring waktu, menurut penelitian yang ditulis Aiden
Gross, Ph.D., suasana hati seperti itu dapat mengganggu hormon stres yang
terlibat dalam pertumbuhan dan siklus regulasi sel.
Dan hal ini, berpotensi menyebabkan kanker.
Solusi Anda: Terima Kenyataan
Menurut penelitian yang dilakukan para ahli di
Universitas Pennsylvania, orang yang kelewat percaya diri memiliki kemungkinan
lebih besar terkena depresi.
Kepercayaan diri dapat mengakibatkan kekecewaan dan
membutakan diri Anda untuk dapat berkembang.
Ketahui kelemahan Anda, dan biasakan diri Anda dengan
kelemahan tersebut. Demikian ulas seorang peneliti asal Inggris.
Masalah Anda: Pesimis
Meramalkan yang terburuk dapat membuat Anda galau.
Pesimistis memiliki risiko stroke lebih tinggi daripada
orang yang optimistis, tulis peneliti dari Finlandia.
Solusi Anda: Berpikiran Positif
Anda tidak mungkin selamanya optimistis tapi Anda juga
tidak boleh menjadi seorang pesimis sejati.
Setiap pekan pilih bagian dalam hidup Anda –karir,
kencan, atau bagian lain– dan bayangkan sepuluh tahun berikutnya jika semua
berjalan baik-baik saja.
Latihan ini dapat meningkatkan kualitas hidup Anda secara
keseluruhan, kata para peneliti dari University of California di Riverside.
Masalah Anda: Kecemasan
Ketika tekanan meningkat, rasa cemas akan mengambil-alih
tindakan Anda. Namun, jika Anda terus-menerus khawatir, kemungkinan besar Anda
bisa menjadi gila.
Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa kecemasan
dapat meningkatkan kemungkinan pikun.
Hal itu dikarenakan tekanan mental kronis, meningkatkan
kadar glukokortikoid.
Dan kelebihan hormon ini dapat membunuh sel otak Anda
serta mengerutkan pusat ingatan Anda.
Solusi Anda: Latih Otak
Lakukan resep ini di pusat kebugaran. Lakukan latihan
kardio berintensitas sedang, setidaknya selama setengah jam, sebanyak tiga kali
sepekan.
Berdasarkan kesimpulan penelitian Southern Methodist
University di Amerika Serikat, olahraga memiliki efek menenangkan yang serupa
dengan obat anticemas. Ditambah, “Aktivitas fisik mendorong aliran oksigen yang
dibutuhkan otak Anda untuk mengkonsolidasi dan menciptakan ingatan,” kata Jeff.
Masalah Anda: Kelelahan
Anda pikir bisa menangani pekerjaan 60 jam sepekan? Cek
gula darah Anda.
Menurut hasil studi yang dilakukan oleh para peneliti
Serbia, pria yang merasa stres dalam pekerjaannya, 21 persen lebih mungkin
terkena diabetes dibandingkan dengan pria yang tidak mengalami stres.
Stres dalam bekerja dapat mengganggu kualitas tidur dan
menyebabkan inflamasi, kata para peneliti dari Israel.
Solusi Anda: Meringis dan Tahan
Jalan keluar termanjur adalah menyingkirkan pekerjaan
Anda dan pindah ke Fiji. Jika Anda tidak mungkin memilih langkah itu, maka
tenangkan diri Anda sejenak.
Tersenyum saat tertekan dapat menenangkan debar jantung
Anda, kata peneliti dari University of Kansas, Amerika Serikat.
“Bahkan senyum yang tidak tulus –sama dengan ekspresi
menggigit pensil– dapat melepaskan stres,” kata Jeff.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul
Emosi Merusak Kesehatan, Kendalikan dan Berikut Petunjuk Pakar,
Editor: Ilham Mangenre
0 komentar:
Posting Komentar