Hubungan Emosi dengan
Beberapa Masalah Kesehatan Mental dan Fisik
Yang perlu kita semua pahami agar bisa memahami kenapa
sebuah gangguan emosi bisa memunculkan penyakit psikis bahkan fisik. Mungkin
bahasan ini bisa menjadi sedikit renungan sebelum istrahat malam. Sebagai
referensi bacaan lanjutan dengan tema yang sama bapak ibu bisa membaca buku:
You Can Heal Your Life (Karya Louise L. Hay)
Emotional Healing Therapy (Karya Irma Rahayu)
Mind Body Medicine (Karya Adi W Gunawan)
SEFT Total Solution (Karya Ahmad Faiz)
Sebagai pengingat saja bahwa Ilmu yang saya share kan
malam ini bukan murni dari saya tapi semua ilmu kembali dan berasal dari Allah
SWT. Saya hanya menjadi perantara saja yang mungkin ada salah dan lup nya.
Semua hanya dari Allah SWT dan kembali kepada Allah SWT.
Kembali ke perbincangan soal emosi dan kesehatan fisik
dan mental. Untuk memudahkan ilustraasi ini saya paling suka memakai penjelasan
dari buku Pak Adi tentang Teori Tungku Mental.
Tungku Mental
Untuk memudahkan pemahaman mengenai mekanisme pikiran
bawah sadar saya menggunakan analogi tungku mental. Tungku mental berisi air
(baca: berbagai buah pikir/thought). Api yang memanasi tungku adalah berbagai
emosi, baik itu yang positif maupun negatif, yang dialami seseorang. Dalam
kondisi normal saat api membakar tungku maka temperatur akan naik dan sampai
pada suhu tertentu akan muncul uap air yang bergerak bebas ke atas karena
tungku tidak ditutup. Namun apa yang terjadi bila tungku ditutup rapat?
Saat temperatur semakin tinggi, karena terus dipanasi
oleh api emosi, terutama yang negatif,
maka akan muncul uap yang bergerak ke atas. Namun kali ini uap tidak
bisa keluar karena terperangkap di dalam tungku yang ditutup rapat. Semakin
lama suhu tungku semakin tinggi, semakin banyak uap yang terperangkap, sehingga
tekanan uap semakin tinggi menekan seluruh dinding dalam tungku. Apa yang
terjadi bila tungku tetap ditutup rapat?
Benar sekali. Sampai pada satu titik, saat tekanan uap
melebihi daya tahan dinding tungku, maka akan terjadi ledakan hebat dan tungku
akan hancur berantakan. Nah, bagaimana dengan manusia? Jangan khawatir, kita
tidak akan meledak seperti contoh tungku di atas. Pada manusia, pikiran bawah
sadar akan melindungi diri kita dengan melakukan hal-hal yang dipandang perlu
untuk menyelamatkan diri kita dari “kehancuran”.
Apa yang akan dilakukan pikiran bawah sadar? Pikiran
bawah sadar akan membuat retak-retak kecil di tungku mental kita sehingga ada
jalan keluar bagi uap yang berada di dalam tungku mental. Dengan demikian
tekanan akan turun dan tidak membahayakan keutuhan tungku mental. Nah, saat uap
dari dalam tungku keluar dan berbunyi “sssshhh……ssssshhhh….” pada saat itulah
seseorang akan mengalami perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini adalah
manifestasi dari uap yang keluar. Biasanya perubahan ini tidak mendadak. Tetapi
perlahan-lahan dan semakin lama semakin parah.
Sebagaimana ilustrasi diatas, saat terjadi retakan itulah
terjadi gangguan pada diri seseorang. Bentuknya bisa berupa fisik atau psikis.
Retakan yang paling ringan biasanya dimulai dari gangguan psikis seperti mulai
gampang maran, susah engendalikan emosi, kecemasan yang berlebihan, sampai
dengan tidak bisa mengendalikan pikirannya sendiri. Saat retakannya semakin
lebar maka akan menjalar ke bagian fisik seseorang tersebut.
Dalam kalangan psikologi atau terapis pada umumnya
gangguan ini disebut psikosomatis, dimana penyakit fisik yang ada diawali oleh
gagguan emosi. Dalam dunia terapis dikenal 5 Sindrom Emosi yaitu jenis emosi
yang bisa berdampak pada kesehatan fisik. Kelima jenis emosi ini kerap kali
tanpa kita sadari telah lama hinggap dan betah menemani kehidupan kita sehari
hari. Terkesan biasa, sederhana dan merupakan gejala wajar hingga acapkali kita
anggap remeh akar masalah dari efek yang kita derita. Secara singkat berikut
penjelasannya:
Sindrom Menangis
Penyebabnya adalah ketidakmampuan kita saat mengambil
keputusan karena pengkondisian yang dilakukan orang lain. Contohnya, jika kita
merasa tidak mampu menolak tugas dari atasan karena takut merasa tidak enak
atau sungkan atau takut dipecat. Atau saat seorang anak tidak bisa menolak
tekanan dari orang tua karena beberapa hal
sehingga kita memendam perasaan diri yang membuat tubuh bagian depan
mulai dari pusar sampai kepala terkena sindom ini. Efek sindrom menangis secara
fisik adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, mata mudah berair, sakit pada
daerah lambung sampai dada, otot kepala dan leher kaku, sariawan dan gejala
lain diarea dada leher dan kepala.
Sindrom Tanggung Jawab
Penyebabnya adalah rasa terbebani saat harus memikul
tanggung jawab tertentu, misalnya tulang punggung keluarga atau pimpinan
perusahaan. Bagian tubuh yang terpengaruh oleh sindrom ini adalah pundak dan
punggung bagian atas. Sedangkan efek fisik yang terjadi adalah sakit punggung,
pundak kaku, dan dalam kasus kronis bisa sampai cedera punggung.
Sindrom Frustasi / Perasaan Bersalah Secara Seksual
Penyebab sindrom ini adalah perasaan bersalah karena
tidak mampu mengekspresikan diri, serta perasaan kurang memadai dalam masalah
seks. Bagian yang terkena sindrom ini adalah bagian lambung, sekitar daerah
kelamin, dan punggung bagian bawah. Efek fisik yang sering dirasakan adalah
kram perut, asam lambung, kram saat menstruasi, inveksi kandung kemih, prostat,
rasa sakit pada testikel dan masalah ginjal.
Sinrom Perlawanan
Penyebabnya adalah pengingkaran atau penekanan keinginan,
rasa tidak mampu mencapai tujuan, harapan atau impian. Seperti gagal ujian
sekolah, gagal mencapai rumah tangga yang bahagia seperti yang diidamkan, gagal
menyelesaikan tugas dll. Sindrom ini menyerang bagian lengan, telapak tangan,
dan jari-jari. Efek fisik yang sering terjadi antara lain kutil, tangan kasar,
kaku persendian, rematik dan radang sendi.
Sindrom Melarikan Diri
Penyebabnya adalah keinginan untuk melarikan diri dari
situasi tertentu atau kondisi yang dialami saat ini, ketakutan yang berlebihan
bahkan takut akan kesuksesan. Contoh, secara tidak sadar merasa tidak layak
untuk sukses, atau merasa tidak disenangi jika kaya, dll. Bagian tubuh yang
terpengaruh adalah paha hingga kaki bagian bawah. Efek fisiknya bisa berupa
kaki bengkak, kram, kaki yang dingin bahkan sampai kelumpuhan mendadak.
Nah jika kita sudah memahami kelima siindrom di atas,
maka penting bagi kita untuk mampu mengolah emosi dalam diri kita sehingga tidak
sampai berdampak pada fisik kita. Berikut gambaran singkat tentang penyakit
fisik dan landasan emosinya:
NO PENYAKIT LANDASAN EMOSI
1 Adenoid Konflik dalam keluarga, perasaan
tidak diinginkan oleh orang tua.
2 Aids Perasaan tidak mampu membela diri. Perasaan ditolak oleh lingkungan.Ketidakmampuan
menerima diri sendiri. Penyangkalan hasrat seksual.
3 Alergi Penyangkalan tentang kekuatan
diri sendiri.
4 Pikun Penolakan realitas hidup.
Perasaan tidak mampu dan tidak punya harapan.
5 Amnesia Ketakutan/guilt. Melarikan diri dari
realitas hidup. Ketidakmampuan untuk mandiri.
6 Anorexia Penolakan akan diri sendiri. Ketakutan
Ekstrim. Kebencian pada diri sendiri dan perasaan ditolak
7 Apatis Penolakan akan diri sendiri untuk
merasakan sesuatu. Ras takut.
8 Arteriosclerosis Perlawanan. Ketegangan. Penolakan
untuk melihat sisi positif dari kehidupan. Pemikiran
yang sempit dari kehidupan.
9 Arthritis Perasaan tidak dicintai, ditolak,
perasaan dikorbankan.
10 Asthama Ketidakmampuan mengekspresikan
kesedihan, perasaan tertekan.
11 Bisul Perasaan terluka ,terhina dan
dendam menahun.
12 Bau Badan Takut / tidak suka pada diri sendiri
13 Batu
Ginjal Gumpalan dari rasa marah yang
tidak terluapkan
14 Cemas Ketidakmampuan untuk menerima
kehidupan, cemas, kehilangan perasaan lega
15 Dissmenhoria Ketidakmampuan menerima diri sendiri.
16 Depresi Perasaan marah yang tidak mampu
diekspresikan. Merasa tidak punya harapan.
17 Diabetes Perasaan tidak puas. Kesedihan yang
mendalam. Keinginan besar untuk mengontrol/tidak sabaran
18 Demam Perasaan marah yang tidak mampu
diekspresikan.
19 Endometriosis
Perasaan tidak aman, kecewa,
dan frustasi
20 Epilepsi Perasaan ditolak, menyakiti diri
sendiri, dihukum.
21 Enurisis
(ngompol) Ketakutan akan figur ayah,
kecemasan. Ketidakmampuan melepaskan masa lalu. Perasaan
kecewa yang ditekan kuat
22 Frigid Takut.Penolakan akan kenikmatan
seks. Kepercayaan bahwa seks itu dosa.
23 Glukoma Tekanan dari luka masa lalu.
Ketidakmampuan untuk memaafkan
24 Ginjal Kekecewaan. Perasaan gagal. Rasa
malu yang ditekan.
25 Herpes Perasaan bersalah akan
dorongan seksual.
26 Herpes
Simplex Ketakutan untuk
mengekspresikan kemarahan.
27 Aborsi Spontan Perasaantakut, bersalah. Penolakan akan hasrat kewanitaan.
28 Mimisan Keinginan untuk diakui, ketakutan bila
tidak diakui dan menjadi pusat perhatian. Keinginan untuk
dicintai.
29 Maag Takut. Perasaan tidak puas pada diri sendiri.
30 Nyeri perut Kecemasan. Ketidakmampuan merawat diri.
31 Pegal-pegal Kebutuhan untuk dicintai. Kebutuhan untuk
dipeluk. Kebosanan menahun.
32 Paralysis/Lumpuh Rasa marah yang ditekan kuat.
Ketidakmampuan untuk mengekspresikan kemarahan. Keinginan
untuk menyatuk keluarga
33 Polio Kecemburuan. Keinginan untuk
menghentikan sesuatu atau seseorang.
34 Pneumonia/Infeksi
Paru Putus asa. Kelelahan
emosional. Luka emosi yang tidak tersembuhkan.
35 Premenstruasi Syndrome Memperbolehkan
seseorang mempengaruhi diri sendiri. Penolakan akan feminin
proses.
36 Osteoporosis Perasaan tidak adanya dukungan sosial
37 Kegemukan Takut. Kebutuhan untuk dilindungi. Kemarahan
yang terpendam. Ketidakmampuan untuk memaafkan.
38 Sakit
Punggung Ketakutan akan uang.
Kekurangan dukungan finansial.
39 Impotensi Perasaan bersalah akan dorongan
emosional.
40 Sakit
Punggung Bagian Tengah Perasaan
bersalah. Ketidakmampuan untuk melepaskan hal-hal yang terjadi di
masa lalu.
41 Sakit
Punggung Atas Kebutuhan akan dukungan
emosional dari orang lain. Perasaan tidak dicintai.
42 Selulit Kemarahan pada diri sendiri. Keinginan yang
kuat untuk menghukum sendiri.
43 Sembelit Ketidakmampuan untuk melepaskan masa
lalu.
44 Sinusitis Perasaan terganggu atau jengkel pada
seseorang.
45 Serangan
Jantung Perasaan kesepian atau takut
ditinggalkan. Merasa tidak cukup baik. Takut gagal.
46 Tekanan
Darah Tinggi Permasalahan masa
lalu yang tidak terselesaikan.
47 Tekanan Darah Rendah Kekurangan kasih sayang pada masa kanak kanak. Ketidakinginan untuk berubah.
48 Tuli Perasaan tidak ingin diganggu.
Perasaan ditinggalkan atau ditolak
49 Hipertiroid Marah karena ditinggalkan.
50 Hipotiroid Menyerah. Perasaan tidak mampu.
51 Sakit
Saluran Kencing Stres.
Kehilangan perasaan relax.
52 Kulit
Bernanah Gampang iri hati.
Kehilangan perasaan terima kasih.
53 Hepatitis Marah. Kehilangan perasaan menyangi.
54 Leukimia Sedih. Kehilangan perasaan untuk
menikmati, tidak enjoy.
55 Sakit
Punggung Belakang Apatis. Kehilangan
semangat alias loyo.
56 Hipocampus
pd Otak Kesepian. Kehilangan kesenangan.
56 Tuberkolosis Kebanggaan diri yang berlebihan, Posesif,
Pikiran kejam, balas dendam.
57 Tumor Ketidakmampuan melepaskan dendam masa lalu,
Perasaan menyesal yang mendalam.
58 Vertigo Ketidaksukaan dengan keadaan diri
sendiri. Tidak menerima diri sendiri apa adanya
64 Juling Memiliki konflik diri yang tidak
terselesaikan. Ketidakmampuan melihat kehidupan dari sisi yang berlainan.
65 Kebotakan Takut. Perasaan tertekan. Keinginan untuk
mengontrol segalanya.
66 Kanker Makan hati yang menahun.
67 Katarak Ketidakberanian untuk menghadapi masa
depan.
68 Koma Takut. Keinginan untuk melarikan
diri dari seseorang atau sesuatu.
69 Kolesterol
Tinggi Ketidakmampuan untuk
menikmati hidup. Ketakutauntmembiadiri bahagia.
70 Kram Rasa takut yang datang tiba-
tiba.
71 Kecanduan Melarikan diri dari diri sendiri, Takut.
Tidak tahu bagaimana mencintai diri sendiri. Penolakan
akan diri sendiri.
72 Kutil Kemarahan yang terpendam.
73 Kaku
Rahang Kemarahan, Perasaan ditolak.
Keinginan yang kuat untuk membaladendam. Penolakan untuk
mengekspresikan kemarahan.
74 Laringitis Rasa marah yang terlalu sangat sampai
tidak bisa diungkapkan. Ketakutan untuk mengekspresikan
kemarahan.
75 Infeksi Perasaan marah dan terganggu oleh
seseorang atau sesuatu
76 Liver Rasa marah yang terpendam.
77 Lupus Putus asa. Ketidakmampuan untuk
mandiri. Marah dan perasaan terhukum.
78 Luka Menahun Perasan tidak mampu membela diri sendiri. Kekecewaan terhadap otoritas (kekuasaan). Korban
kekerasan.
79 Leukimia Ketidakmampuan untruk menikmati hidup. Kekurangan
keceriaan dan kreatifitas dalam hidup.
80 Memar
Kulit Kemarahan yang dipendam.
Keinginan terpendam untuk melukai orang lain (objek kemarahan).
89 Mata Myopi Ketakutan akan masa depan.
90 Mata
Hipermetrop (+) Perasaan takut. Dibayangi
oleh kesalahan masa lalu.
91 Narcolepsy Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah
yang ekstrem.
92 Nervous
Breakdown Ketidakmampuan menjalin
relasi.
93 Ngorok Penolakan untuk
melepaskan pandangan yang sudah ketinggalan jaman.
94 Migren Kritik diri yang terlalu kuat.
Takut.
95 Menaupous Takut tidak lagi diinginkan. Takut akan
kemunduran fisik. Penolakan akan diri sendiri. Merasa
diri sendiri tidak baik atau kurang sempurna.
Sumber: You Can Heal Your Life by Louise L. Hay
Beberapa penyakit fisik di atas memang tidak selalu
diakibatkan oleh masalah emosi. Namun hampir mayoritas tersebut dikarenakan
sebab emosi tersebut. Semoga apa yang saya share-kan di atas ada manfaatnya dan
mampu membantu Bapak/Ibu semua untuk mendapatkan sudut pandang yang lain dari
penyakit yang mungkin sedang diderita oleh diri sendiri maupun oleh orang
tercinta di sekitar. Untuk membantu mempercepat penyembuhan secara medis yang
dilakukan, alangkah baiknya juga diterapi emosinya agar sumber emosi negatif
yang ada dalam tubuh dapat dihilangkan dan insyaAllah penyembuhan bisa lebih
cepat dilakukan.
Jika ada yang belum jelas monggo bisa
ditanyakan/berkomentar. Bagi yang mau bertanya lebih banyak atau berdiskusi
soal terapi emosi dan psikis bisa menghubungi saya secara langsung di
tizarrich@outlook.com. Terima kasih dan selamat malam, semoga bermanfaat. ()
Materi ini telah disampaikan pada kuliah online group
Whatsapp tgl 24 April 2017 dengan narasumber Tizar Rahmawan, S.Psi, CH, CHt,
CI, CMH, C.SEFTer salah seorang alumni Indonesia Life InstituteTM yang luar
biasa semangat belajarnya, sekarang selain menjadi praktisi HRD di salah satu
perusahaan di Surabaya, Coach Tizar adalah professional trainer, terapis,
psikolog dan praktisi & hypnotherapy serta SEFT.
0 komentar:
Posting Komentar