Urin bisa ungkap umur biologis dan kematian seseorang
Para ilmuwan telah berhasil mengidentifikasi penanda baru
penuaan yang berada dalam air seni atau urin. Penanda ini dapat membantu
memprediksi risiko pengembangan penyakit terkait usia dan bahkan kematian
seseorang.
Tim yang melibatkan periset Universitas Sichuan di
Tiongkok, menemukan bahwa zat yang mengindikasikan kerusakan oksidatif
meningkat dalam urin seiring orang bertambah tua.
Studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Aging
Neuroscience ini menjelaskan cara untuk mengukur tingkat penanda tersebut
dengan mudah dalam sampel urin manusia.
Sementara setiap orang yang lahir pada tahun yang sama
memiliki usia kronologis yang sama, tapi tubuh memiliki umur yang berbeda-beda.
Seseorang yang berusia 50 tahun bisa saja memiliki usia biologis 30 tahun.
Demikian pula dengan seseorang yang masih berusia 30 tahun, namun usia tubuh
sebenarnya adalah 50 tahun.
Hal ini berarti, walaupun risiko terserang penyakit
meningkat di setiap orang seiring bertambahnya usia, hubungan antara usia dalam
hitungan tahun, kesehatan, dan masa hidup manusia tidak saling terikat erat.
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang sangat
reaktif yang diproduksi dengan adanya oksigen, dalam proses yang disebut
oksidasi. Jika tidak dinetralisir oleh antioksidan, radikal bebas dapat
berinteraksi dengan dan merusak molekul lain pada tingkat subsel.
Kerusakan sel mungkin merupakan indikasi yang lebih
akurat mengenai usia biologis ketimbang jumlah tahun sejak kita dilahirkan.
Banyak orang menikmati hidup yang panjang, terbebas dari
penyakit, sementara yang lain menderita penyakit kronis dan kematian dini.
Beberapa peneliti menganggap penuaan normal sebagai penyakit. Kondisi di mana
sel kita menumpuk kerusakan dari waktu ke waktu.
Tingkat kerusakan sel itu dapat bervariasi dari tiap
orang dan mungkin terpengaruh kuat oleh genetika, gaya hidup, dan lingkungan
tempat kita tinggal.
"Produk sampingan oksigen yang dihasilkan selama
metabolisme normal dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada biomolekul dalam
sel, seperti DNA dan RNA," kata Jian-Ping Cai dari Pusat Nasional
Gerontologi di Tiongkok.
"Seiring bertambahnya usia, kita menderita kerusakan
oksidatif yang meningkat, sehingga tingkat penanda oksidatif meningkat di tubuh
kita."
Salah satu penanda tersebut bernama
8-oxo-7,8-dihydroguanosine atau singkatnya 8-oxoGsn yang dihasilkan dari
oksidasi molekul penting di sel kita bernama RNA. Para peneliti mengukur
8-oxoGsn dalam sampel urin dari 1.228 warga Tiongkok (613 laki-laki dan 615 perempuan)
berusia 2-90 tahun, dengan menggunakan teknik analisis cepat yang disebut
kromatografi cair kinerja ultra tinggi.
Teknik analisis urin yang digunakan oleh para ilmuwan
tergolong efisien. Mereka mampu menilai sampel hingga 10 orang dalam satu jam. Kecepatan
ini mungkin berguna dalam studi masa depan yang menyelidiki hubungan antara
8-oxoGsn dan penuaan biologis.
"Kami menemukan peningkatan yang berhubungan dengan
usia dalam 8-oxoGsn pada urin peserta berusia 21 tahun ke atas," ujar Cai.
"Oleh karena itu, 8-oxoGsn yang terkandung di urin menjadi zat yang
menjanjikan sebagai penanda baru penuaan."
Menariknya, kadar 8-oxoGsn berada dalam tingkat yang sama
antara pria dan wanita. Kecuali pada wanita pasca menopause, yang menunjukkan
tingkat lebih tinggi. Hal ini mungkin disebabkan oleh penurunan kadar estrogen
yang terjadi selama menopause, karena estrogen diketahui memiliki efek
anti-oksidan.
Menjaga usia biologis tetap muda
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, umur biologis
berada pada tingkat yang berbeda di setiap orang. Umur kronologis dan biologis
berjalan tidak berbanding lurus. Umur biologis terikat erat dengan gaya hidup
seseorang. Jadi jika hidup dengan cara yang sehat bisa memperlambat jalannya
umur biologis.
Dilansir dari Klik Dokter, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi umur biologis seseorang dan cara mempertahankannya agar lebih muda
dari umur kronologis.
Pertama adalah asupan makanan. Sudah sering didengar
bahwa makanan tinggi lemak jahat memiliki dampak buruk bagi kesehatan baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
Oleh karena itu, makanan yang digoreng, makanan cepat
saji, makanan olahan, dan makanan tinggi gula harus dihindari. Sebaliknya,
perbanyak konsumsi ikan, sayur, buah, dan kacang-kacangan.
Kedua adalah aktivitas fisik. Olahraga juga menjadi
faktor penting untuk menjaga umur biologis tetap muda. Disarankan dalam satu
pekan melakukan aktivitas fisik minimal tiga kali untuk membuat tubuh tetap
sehat dan menghambat proses penuaan.
Berat badan juga mempengaruhi, jadi usahakan memiliki
berat badan ideal agar terhindar dari risiko terserang penyakit.
Yang tidak kalah penting adalah istirahat. Tidur merupaan
aktivitas krusial untuk proses regenerasi tubuh. Kurangnya jam tidur
berpengaruh pada ketidakmampuan tubuh melakukan regenerasi sempurna yang
berujung pada mudahnya terserang penyakit.
0 komentar:
Posting Komentar