Ini Lafaz lafaz
Istighfar yang Pernah Dibaca Para Nabi
Sebagian istighfar para nabi tersebut telah disebutkan
dalam Al-Qur’an.
Meskipun para nabi dan rasul telah dijaga oleh Allah dan
tidak memiliki dosa, serta memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT,
namun mereka tetap tawadhu dan selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Allah SWT
melalui doa-doa dan istighfar yang mereka panjatkan.
Istighfarnya mereka juga sebagai syiar dakwah untuk
mengajak kaumnya kembali kepada Allah Swt. Setiap nabi dan rasul memerintahkan
kaumnya untuk selalu beristighfar kepada Allah SWT. Atas istighfar yang
dipanjatkan, Allah limpahkan rahmat dan ampunan-Nya, sehingga mereka hidup
dalam kemakmuran dan kesejahteraan.
Sebagian istighfar para nabi tersebut telah dijelaskan
dalam Al-Qur’an.
Istighfarnya Nabi Adam As.
قَالَا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Keduanya
berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau
tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk
orang-orang yang rugi.” (Surat Al-A’raf ayat 23)
Istighfarnya
Nabi Nuh As.
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ
بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي
وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dia (Nuh)
berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon
kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak
mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk
orang yang rugi.” (Surat Hud ayat 47)
رَبِّ اغْفِرْ لِي
وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا
“Ya
Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan
beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah
Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran.” (Surat Nuh
ayat 28)
Istighfarnya
Nabi Ibrahim As.
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي
وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
“Ya Tuhan
kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin
pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”. (Q.S Ibrahim ayat 41)
Istighfarnya
Nabi Dawud As.
قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ
نَعْجَتِكَ إِلَىٰ نِعَاجِهِ ۖ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي
بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَقَلِيلٌ مَا هُمْ ۗ وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ
وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ
“Dia
(Dawud) berkata, “Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara
orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka
yang begitu.” Dan Dawud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan
kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat. (Q.S Shad ayat 24)
Istighfarnya
Nabi Sulaiman As.
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي
وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ
الْوَهَّابُ
“Dia
berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang
tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi.”
(Q.S Shad ayat 35)
Istighfarnya
Nabi Musa As.
قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ
نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Dia (Musa)
berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka
ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang
Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S Al Qashas ayat 16)
Istighfarnya
Nabi Muhammad Saw.
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
“Maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh,
Dia Maha Penerima tobat”. (Surah An Nashr ayat 3)
Syadad bin
Aus bin Tsabit (w. 58 H) juga pernah bercerita bahwa Rasulullah SAW pernah
mengajarkan istighfar berikut:
اللَّهُمَّ أنْتَ رَبِّي لا
إلَهَ إلّا أنْتَ، خَلَقْتَنِي وأنا عَبْدُكَ، وأنا على عَهْدِكَ ووَعْدِكَ ما
اسْتَطَعْتُ، أعُوذُ بكَ مِن شَرِّ ما صَنَعْتُ، أبُوءُ لكَ بنِعْمَتِكَ عَلَيَّ،
وأَبُوءُ لكَ بذَنْبِي فاغْفِرْ لِي، فإنَّه لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلّا أنْتَ
Setelah
mengajarkan lafaz istighfar di atas, Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Dan
siapapun yang membaca istighfar tersebut di siang hari dengan penuh keyakinan
lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni
surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu
meninggal sebelum waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.” (H.R Bukhari)
Semoga
Allah selalu melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita untuk beristighfar
dan bertaubat kepada-Nya, amin.
Wallahu
a’lam.
Muhammad Fani Muhammad Fani 28 Agustus 2019 15143
0 komentar:
Posting Komentar