Senin, 09 Desember 2019

Pertumbuhan dan Perkembangan Serta Faktor yang Mempengaruhinya


Pertumbuhan dan Perkembangan Serta Faktor yang Mempengaruhinya (KD-2)

Perkembangan dan Pertumbuhan

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.

Fase dan Tugas Perkembangan

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Robert J. Havighurst (1961)mengartikan tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilantertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjangrentang kehidupan. Faktor sumber munculnya tugas-tugas perkembangan : 1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu 2. Tuntutan masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi 3. Tuntutan dari dorongan dan cita - cita individu sendiri (psikologis) yang sedang berkembang itu sendiri : memilih teman dan pekerjaan 4. Tuntutan norma agama Adapun tugas - tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan (Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) ) sebagai berikut : 1. Tugas - tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak - kanak (0 - 6 tahun) a. Belajar berjalan. b. Belajar memakan makanan padat. c. Belajar berbicara. d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. g. Membentuk konsep - konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam. h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang - orang disekitarnya. i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati. Menurut beberapa ahli psikologi lainnya tentang tugas perkembangan disetiap fase - fase perkembangan 0 - 6 tahun : 1. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology : a. Prenatal, yaitu masa konsepsi anak sampai umur 9 bulan dikandungan ibu. b. Masa natal : - Infancy atau neonatus (dari lahir sampi usia 14 hari), penyesuaian terhadap lingkungan - Masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun), bayi tidak berdaya dan sangat tergantung pada lingkungan dan kemudian (karena perkembangan) anak mulai berusaha menjadi lebih independen. - Masa anak ( > 2 tahun), Anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga dia merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkungan yang ada. 2. Erik Erickson (1963)dalam bukunya Chilhood and Society : a. Masa bayi (0 - 1,5 tahun), anak belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan ia belajar menjadi optimis mengenai kemungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan. b. Masa Toddler (1,5 - 3 tahun), nak belajar menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakan dua tugas penting, yakni pemisahan diri dari ibu dan mulai menguasai diri, lingkungan, dan keterampilan dasar untuk hidup. c. Awal masa kanak - kanak ( > 4 tahun), anak belajar mencontoh orang tuanya, pusat perhatian anak berubah dari benda ke orang.

Prinsip dan Asas Perkembangan

Sebagaimana dikemukakan Yelon dan Weinstein (1977) ada lima prinsip perkembangan individu, yaitu: 1. Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan hingga meninggal dunia. Telah dipahami bahwa pendidikan diselenggarakan untuk mengubah perilaku individu ke arah yang diharapkan. Dengan demikian, prinsip perkembangan ini mengimplikasikan bahwa pendidikan adalah mungkin dapat dilaksananakan, sebab individu berada dalam perkembangan, individu masih mungkin berubah. Selain itu, karena perkembaangan berlangsung sepanjang hayat, maka pendidikan pun hendaknya diselenggarakan sepanjang hayat. 2. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya mempunyai perkembangan yang normal. Dapat dipahami bahwa pada umumnya siswa berkembang secara normal dan bersama-sama. Sejumlah siswa yang berada pada tahap perkembangan yang sama mungkin menampilkan ciri-ciri yang sama dan memiliki kesiapan belajar yang sama. Sebab itu, pembelajaran secara bersama-sama atau secara klasikal adalah mungkin untuk dilaksanakan. Tetapi sekalipun demikian, guru tidak boleh melupakan akan adanya perbedaan kecepatan perkembangan pada setiap individu. Mungkin saja dalam kelompok siswa yang secara usia kronologis berada pada tahapan perkembangan yang sama, tetapi ada diantara siswa tersebut yang menampilkan ciri-ciri dan kesiapan belajar yang berbeda. Mungkin pada umumnya siswa telah memiliki kesiapan untuk mempelajari sesuatu, sementara seseorang atau beberapa orang siswa belum memiliki kesiapan belajar mengenai sesuatu tersebut. Sebab itu, sekalipun guru melaksanakan pembelajaran secara klasikal, tetapi guru harus tetap memperhatikan, mempertimbangkan dan memperlakukan siswa secara individual juga. Guru mesti tetap memperhatikan pula keunikan setiap siswa, baik secara fisik, mental, emosional maupun sosial. 3. Semua aspek perkembangan yang bersifat fisik, sosial, mental dan emosional dalam pertumbuhan/perkembangannya satu sama lain saling berhubungan atau saling mempengaruhi. Anak yang superior cenderung superior dalam dalam berbagai aspek. Ini merupakan salah satu bukti bahwa individu adalah satu kesatuan yang terpadu. Implikasinya, maka proses pembelajaran di sekolah yang diselenggarakan dalam berbagai mata pelajaran hendaknya selalu dihubungkan dan berkenaan dengan seluruh aspek perkembangan anak. Para guru hendaknya memahami siswa sebagai suatu keseluruhan yang terpadu dan alangkah bijaksananya apabila para guru menyelenggarakan pembelajaran secara terpadu pula. 4. Arah perkembangan individu dapat diramalkan. Prinsip perkembangan yang keempat ini mengimplikasikan agar pendidikan dilaksanakan dengan mempertimbangkan arah perkembangan individu/siswa. Untuk memahami lebih jauh mengenai hal ini Anda dapat mengakajinya dalam pembahasan tentang arah perkembangan. 5. Perkembangan berlangsung secara bertahap, setiap tahap memunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu, tahapan perkembangan sejalan dengan tahapan usia, tahap perkembangan berlangsung terus menerus dan bersifat overlaping. Prinsip perkembangan yang kelima ini pada dasarnya mengimplikasikan agar pendidikan diselenggarakan sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Kita para guru diharapkan menyusun kurikulum pendidikan atau program pembelajaran yang sesuai atau sepadan dengan tahap perkembangan para siswanya. Asas-asas dalam perkembangan pada anak antara lain: 1. Asas Biologis Anak adalah makhluk hidup dimana salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang, maka sesuai dengan ciri makhluk hidup, anak akan mengalami perkembangan. 2. Asas Ketidakberdayaan Anak kecil adalah makhluk yang tidak berdaya, tetapi setelah dia mengalami perkembangan dia lama kelaman akan lebih berdaya. 3. Asas Keamanan Anak memerlukan rasa aman, karena itu dalam perkembangan anak sangat perlu kenyamanan dan adanya perlindungan dari orang yang mendidik. 4. Asas Eksplorasi Dalam proses perkembangan anak semata-mata tidak hanya menerima pengaruh dari luar semata, akan tetapi anak tersebut juga harus turut aktif mencari dan menemukan.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah (dimodifikasi). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor Keturunan (Herediter) a. Seks Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-laki. b. Ras Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak keturunan bangsa Asia. 2. Faktor Lingkungan a. Lingkungan Eksternal - Kebudayaan Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak. - Status sosial ekonomi keluarga Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak - Nutrisi Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang kuat yang didapat dari makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan. - Penyimpangan dari keadaan normal Disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses pertumbuhan dan perkembangan anak. - Olahraga Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap perkembangan otot-otot. - Urutan anak dalam keluarganya Kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial. b. Lingkungan Internal - Intelegensi Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang. - Hormon Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu: Somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur. Kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks. - Emosi Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.

Aliran Psikologi dan Implikasi dalam Pembelajaran

Meningkatkan kemampuan berfikir anak usia dini sangat penting, karena masa ini akan sangat mempengaruhi masa-masa selanjutnya. Bagi anak yang bisa melalui fase ini dengan baik, maka untuk fase selanjutnya tidak akan menemui kendala, terutama dalam perkembangan kemampuan berfikirnya. Dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak baik itu perkembangan fisik maupun psikis, para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi anak tidak sama. Untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan pendapat aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bagi anak. 1. Aliran Empirisme Tokoh aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya: Suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. Segala alat diberikan dan pendidik ahli didatangkan. Akan tetapi gagal, karena bakat melukis pada anak itu tidak ada. Akibatnya dalam diri anak terjadi konflik, pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak optimal. Contoh lain, ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya yang hidup di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya tidak sama. Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung. 2. Aliran Nativisme Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi ke-mampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya. Coba simak cerita tentang anak manusia yang hidup di bawah asuhan serigala. la bernama Robinson Crussoe. Crussoe sejak bayi hidup di tengah hutan rimba belantara yang ganas. la tetap hidup dan ber¬kembang atas bantuan air susu serigala sebagai induknya. Serigala itu memberi Crussoe makanan se-suai selera serigala sampai dewasa. Akhirnya, Crussoe mempunyai gaya hidup, bicara, ungkapan bahasa, dan watak seperti serigala, padahal dia adalah anak manusia. Kenyataan ini pun membantah teori Nativisme, sebab gambaran dalam cerita Robinson Crussoe itu telah membuktikan bahwa lingkungan dan didikan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan anak. 3.Aliran Behaviorisme Pada aliran ini menekankan bahwa tingkah laku seseorang terbentuk karena hasil dari pengalaman.Pengalaman ini merupakan sebagai hasil dari belajar karena seseorang di anggap telah belajar apabila seseorang tersebut telah menunjukan perubahan perilakunya.Misalnya implikasi dalam pembelajaran yaitu Apabila guru memberikan pelajaran kepada siswanya maka siswa tersebut akan memberikan respon yang berupa reaksi atau tanggapan siswa terhahap pelajaran yang di berikan oleh guru tersebut.Artinya bahwa anak dalam bertindak berdasarkan pengalaman-pengalaman yang mereka peroleh. 4. Aliran Konvergensi Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak. Dengan demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa ditetapkan. 5.Aliran humanistik Pada aliran ini menekankan pada pentinngnya kesadaran aktualisasi pada diri dan hal-hal yang bersifat positif pada seseorang.Aliran ini selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaan terhadap potensi-potensi yang ada.Misalnya dalam sekolah apabila ada sutau anak yang pintar ,rajin dan baik maka anak tersebut akan memperoleh penghargaan dari gurunya akibat dari tingkah lakunya 6.Aliran Kognitif Pada teori kognitif menekankan proses belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Teori ini menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai suatu pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya dan pengalaman dan pengetahuan itersebut tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara bersama-sama dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. 7. Aliran gestalt Pada aliran ini seseorang dalam memperoleh pengetahuan yang di dapat dengan memandang sensasi secara keseluruhan suatu objek yang memiliki struktur atau pola-pola tertentu. 8. Aliran Konstruktivisme Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang epistemolog Italia. la dipandang sebagai cikal-bakal lahirnya Konstruksionisme. la mengatakan bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan (Paul Suparno, 1997: 24). Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia mengetahui. Hanya Tuhan yang dapat mengetahui segala sesuatu karena dia pencipta segala sesuatu itu. Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan. Bagi Vico, pengetahuan dapat menunjuk pada struktur konsep yang dibentuk. Pengetahuan tidak bisa lepas dari subjek yang mengetahui. Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget. Melalui teori perkembangan kognitif, Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungannya. Artinya, pengetahuan merupakan suatu proses, bukan suatu barang. Menurut Piaget, mengerti adalah proses adaptasi intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga dapat terbentuk pengert ian baru (Paul Supamo, 1997: 33). Piaget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah perpaduan data baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru, dan ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali yang secara terus-menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi (Suwardi, 2004: 24). Kesimpulannya, aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang; melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra, yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang ke-pada orang lain, dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bisa dipindahkan, sehingga jika pembelajaran ditujukan untuk mentransfer ilmu, perbuatan itu akan sia-sia saja. Sebaliknya, kondisi ini akan berbeda jika pembelajaran ini ditujukan untuk menggali pengalaman.



0 komentar:

Posting Komentar