Pertumbuhan dan
Perkembangan Serta Faktor yang Mempengaruhinya (KD-2)
Perkembangan dan Pertumbuhan
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh
dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang
membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan
ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Pengertian
perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri
sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan
ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi
ukuran dan struktur organ dalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak
anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir.
Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif
yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren.
Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan
mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan
yang sebelumnya dan sesudahnya. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil
interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia
yang utuh.
Fase dan Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas
yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan
tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi
sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Adapun
yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut
Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan
nilai-nilai dan aspirasi individu. Robert J. Havighurst (1961)mengartikan
tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode
tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan
akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi
jika gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan
dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Hurlock (1981)
menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya
setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilantertentu
yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia
sepanjangrentang kehidupan. Faktor sumber munculnya tugas-tugas perkembangan :
1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu 2. Tuntutan
masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi 3.
Tuntutan dari dorongan dan cita - cita individu sendiri (psikologis) yang
sedang berkembang itu sendiri : memilih teman dan pekerjaan 4. Tuntutan norma
agama Adapun tugas - tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan (Robert
J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen, 1974; Havighurst,
1976) ) sebagai berikut : 1. Tugas - tugas perkembangan pada usia bayi dan
kanak - kanak (0 - 6 tahun) a. Belajar berjalan. b. Belajar memakan makanan
padat. c. Belajar berbicara. d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. e.
Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. f. Mencapai kestabilan jasmaniah
fisiologis. g. Membentuk konsep - konsep (pengertian) sederhana kenyataan
sosial dan alam. h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang - orang
disekitarnya. i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti
mengembangkan kata hati. Menurut beberapa ahli psikologi lainnya tentang tugas
perkembangan disetiap fase - fase perkembangan 0 - 6 tahun : 1. Elizabeth B.
Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology : a. Prenatal, yaitu masa
konsepsi anak sampai umur 9 bulan dikandungan ibu. b. Masa natal : - Infancy
atau neonatus (dari lahir sampi usia 14 hari), penyesuaian terhadap lingkungan
- Masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun), bayi tidak berdaya dan sangat tergantung
pada lingkungan dan kemudian (karena perkembangan) anak mulai berusaha menjadi
lebih independen. - Masa anak ( > 2 tahun), Anak belajar menyesuaikan diri
dengan lingkungan, sehingga dia merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari
lingkungan yang ada. 2. Erik Erickson (1963)dalam bukunya Chilhood and Society
: a. Masa bayi (0 - 1,5 tahun), anak belajar bahwa dunia merupakan tempat yang
baik baginya, dan ia belajar menjadi optimis mengenai kemungkinan-kemungkinan
mencapai kepuasan. b. Masa Toddler (1,5 - 3 tahun), nak belajar menggunakan
kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakan dua tugas penting, yakni
pemisahan diri dari ibu dan mulai menguasai diri, lingkungan, dan keterampilan
dasar untuk hidup. c. Awal masa kanak - kanak ( > 4 tahun), anak belajar
mencontoh orang tuanya, pusat perhatian anak berubah dari benda ke orang.
Prinsip dan Asas Perkembangan
Sebagaimana dikemukakan Yelon dan Weinstein (1977) ada
lima prinsip perkembangan individu, yaitu: 1. Perkembangan individu berlangsung
terus menerus sejak pembuahan hingga meninggal dunia. Telah dipahami bahwa
pendidikan diselenggarakan untuk mengubah perilaku individu ke arah yang diharapkan.
Dengan demikian, prinsip perkembangan ini mengimplikasikan bahwa pendidikan
adalah mungkin dapat dilaksananakan, sebab individu berada dalam perkembangan,
individu masih mungkin berubah. Selain itu, karena perkembaangan berlangsung
sepanjang hayat, maka pendidikan pun hendaknya diselenggarakan sepanjang hayat.
2. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya
mempunyai perkembangan yang normal. Dapat dipahami bahwa pada umumnya siswa
berkembang secara normal dan bersama-sama. Sejumlah siswa yang berada pada
tahap perkembangan yang sama mungkin menampilkan ciri-ciri yang sama dan
memiliki kesiapan belajar yang sama. Sebab itu, pembelajaran secara
bersama-sama atau secara klasikal adalah mungkin untuk dilaksanakan. Tetapi sekalipun
demikian, guru tidak boleh melupakan akan adanya perbedaan kecepatan
perkembangan pada setiap individu. Mungkin saja dalam kelompok siswa yang
secara usia kronologis berada pada tahapan perkembangan yang sama, tetapi ada
diantara siswa tersebut yang menampilkan ciri-ciri dan kesiapan belajar yang
berbeda. Mungkin pada umumnya siswa telah memiliki kesiapan untuk mempelajari
sesuatu, sementara seseorang atau beberapa orang siswa belum memiliki kesiapan
belajar mengenai sesuatu tersebut. Sebab itu, sekalipun guru melaksanakan
pembelajaran secara klasikal, tetapi guru harus tetap memperhatikan,
mempertimbangkan dan memperlakukan siswa secara individual juga. Guru mesti
tetap memperhatikan pula keunikan setiap siswa, baik secara fisik, mental,
emosional maupun sosial. 3. Semua aspek perkembangan yang bersifat fisik,
sosial, mental dan emosional dalam pertumbuhan/perkembangannya satu sama lain
saling berhubungan atau saling mempengaruhi. Anak yang superior cenderung
superior dalam dalam berbagai aspek. Ini merupakan salah satu bukti bahwa
individu adalah satu kesatuan yang terpadu. Implikasinya, maka proses
pembelajaran di sekolah yang diselenggarakan dalam berbagai mata pelajaran
hendaknya selalu dihubungkan dan berkenaan dengan seluruh aspek perkembangan anak.
Para guru hendaknya memahami siswa sebagai suatu keseluruhan yang terpadu dan
alangkah bijaksananya apabila para guru menyelenggarakan pembelajaran secara
terpadu pula. 4. Arah perkembangan individu dapat diramalkan. Prinsip
perkembangan yang keempat ini mengimplikasikan agar pendidikan dilaksanakan
dengan mempertimbangkan arah perkembangan individu/siswa. Untuk memahami lebih
jauh mengenai hal ini Anda dapat mengakajinya dalam pembahasan tentang arah
perkembangan. 5. Perkembangan berlangsung secara bertahap, setiap tahap
memunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu, tahapan perkembangan sejalan
dengan tahapan usia, tahap perkembangan berlangsung terus menerus dan bersifat
overlaping. Prinsip perkembangan yang kelima ini pada dasarnya mengimplikasikan
agar pendidikan diselenggarakan sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Kita
para guru diharapkan menyusun kurikulum pendidikan atau program pembelajaran
yang sesuai atau sepadan dengan tahap perkembangan para siswanya. Asas-asas
dalam perkembangan pada anak antara lain: 1. Asas Biologis Anak adalah makhluk
hidup dimana salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang, maka sesuai
dengan ciri makhluk hidup, anak akan mengalami perkembangan. 2. Asas
Ketidakberdayaan Anak kecil adalah makhluk yang tidak berdaya, tetapi setelah
dia mengalami perkembangan dia lama kelaman akan lebih berdaya. 3. Asas
Keamanan Anak memerlukan rasa aman, karena itu dalam perkembangan anak sangat
perlu kenyamanan dan adanya perlindungan dari orang yang mendidik. 4. Asas
Eksplorasi Dalam proses perkembangan anak semata-mata tidak hanya menerima
pengaruh dari luar semata, akan tetapi anak tersebut juga harus turut aktif
mencari dan menemukan.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya
berjalan sesuai yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor
keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor
lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap
proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah (dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
tersebut adalah sebagai berikut : 1. Faktor Keturunan (Herediter) a. Seks
Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan
anak laki-laki. b. Ras Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar
dibandingkan dengan anak keturunan bangsa Asia. 2. Faktor Lingkungan a.
Lingkungan Eksternal - Kebudayaan Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi
kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak. -
Status sosial ekonomi keluarga Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat
mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya orang tua yang mempunyai
pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan
terhadap anak - Nutrisi Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang kuat
yang didapat dari makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan
karena pemasukan nutrisi yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas
fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan
berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan
berkurangnya nafsu makan. - Penyimpangan dari keadaan normal Disebabkan karena
adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak. - Olahraga Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas
fisiologi, dan menstimulasi terhadap perkembangan otot-otot. - Urutan anak
dalam keluarganya Kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga,
sehingga semua kebutuhan terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial. b.
Lingkungan Internal - Intelegensi Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi
tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang mempunyai
intelegensi kurang. - Hormon Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak
yaitu: Somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel
otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan
gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat
menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan
merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan
estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur.
Kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan
seks. - Emosi Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu,
saudara, teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi,
sosial dan intelektual anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka
kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.
Aliran Psikologi dan Implikasi dalam Pembelajaran
Meningkatkan kemampuan berfikir anak usia dini sangat
penting, karena masa ini akan sangat mempengaruhi masa-masa selanjutnya. Bagi
anak yang bisa melalui fase ini dengan baik, maka untuk fase selanjutnya tidak
akan menemui kendala, terutama dalam perkembangan kemampuan berfikirnya. Dalam
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak baik itu
perkembangan fisik maupun psikis, para ahli berbeda pendapat karena sudut
pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi anak tidak sama. Untuk lebih
jelasnya penulis akan memaparkan pendapat aliran-aliran yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bagi anak. 1. Aliran Empirisme
Tokoh aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun
1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae rasae (meja lilin), yang menyebutkan
bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih
akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan
dari orangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak
melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris
yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak.
Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat
penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak
akan menerima pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan
membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan
yang diharapkan. Misalnya: Suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya
menjadi pelukis. Segala alat diberikan dan pendidik ahli didatangkan. Akan
tetapi gagal, karena bakat melukis pada anak itu tidak ada. Akibatnya dalam
diri anak terjadi konflik, pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak
optimal. Contoh lain, ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan
dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di desa oleh
keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di lingkungan keluarga kaya
yang hidup di kota dan disekolahkan di sekolah modern. Ternyata pertumbuhannya
tidak sama. Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman.
Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahal,
ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lingkungan tidak mendukung. 2.
Aliran Nativisme Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah filosof
Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa
perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor
lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh
karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir.
Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu
itu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir,
ia akan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan
menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak
akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri. Pandangan itu tidak menyimpang
dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi
sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan
tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia,
yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta
kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada
yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada
pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal
dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang
mungkin melebihi ke-mampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada
setengah kemampuan orangtuanya. Coba simak cerita tentang anak manusia yang
hidup di bawah asuhan serigala. la bernama Robinson Crussoe. Crussoe sejak bayi
hidup di tengah hutan rimba belantara yang ganas. la tetap hidup dan
ber¬kembang atas bantuan air susu serigala sebagai induknya. Serigala itu
memberi Crussoe makanan se-suai selera serigala sampai dewasa. Akhirnya,
Crussoe mempunyai gaya hidup, bicara, ungkapan bahasa, dan watak seperti
serigala, padahal dia adalah anak manusia. Kenyataan ini pun membantah teori Nativisme,
sebab gambaran dalam cerita Robinson Crussoe itu telah membuktikan bahwa
lingkungan dan didikan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan anak.
3.Aliran Behaviorisme Pada aliran ini menekankan bahwa tingkah laku seseorang
terbentuk karena hasil dari pengalaman.Pengalaman ini merupakan sebagai hasil
dari belajar karena seseorang di anggap telah belajar apabila seseorang
tersebut telah menunjukan perubahan perilakunya.Misalnya implikasi dalam
pembelajaran yaitu Apabila guru memberikan pelajaran kepada siswanya maka siswa
tersebut akan memberikan respon yang berupa reaksi atau tanggapan siswa
terhahap pelajaran yang di berikan oleh guru tersebut.Artinya bahwa anak dalam
bertindak berdasarkan pengalaman-pengalaman yang mereka peroleh. 4. Aliran Konvergensi
Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan
Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau
kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa
anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan
perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor
pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. Anak yang mempunyai
pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi
semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu
sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan
anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak.
Dengan demikian, aliran Konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat
bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan. Hanya saja, William
Stem tidak menerangkan seberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktor
tersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa
ditetapkan. 5.Aliran humanistik Pada aliran ini menekankan pada pentinngnya
kesadaran aktualisasi pada diri dan hal-hal yang bersifat positif pada
seseorang.Aliran ini selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui
penghargaan terhadap potensi-potensi yang ada.Misalnya dalam sekolah apabila
ada sutau anak yang pintar ,rajin dan baik maka anak tersebut akan memperoleh
penghargaan dari gurunya akibat dari tingkah lakunya 6.Aliran Kognitif Pada
teori kognitif menekankan proses belajar merupakan perubahan persepsi dan
pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan
tingkah laku yang bisa diamati. Teori ini menyebutkan bahwa seseorang yang
mempunyai suatu pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya dan pengalaman dan
pengetahuan itersebut tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar
akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara bersama-sama
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa. 7. Aliran gestalt Pada
aliran ini seseorang dalam memperoleh pengetahuan yang di dapat dengan
memandang sensasi secara keseluruhan suatu objek yang memiliki struktur atau
pola-pola tertentu. 8. Aliran Konstruktivisme Gagasan pokok aliran ini diawali
oleh Giambatista Vico, seorang epistemolog Italia. la dipandang sebagai
cikal-bakal lahirnya Konstruksionisme. la mengatakan bahwa Tuhan adalah
pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan (Paul Suparno, 1997:
24). Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia mengetahui. Hanya Tuhan yang
dapat mengetahui segala sesuatu karena dia pencipta segala sesuatu itu. Manusia
hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan. Bagi Vico,
pengetahuan dapat menunjuk pada struktur konsep yang dibentuk. Pengetahuan
tidak bisa lepas dari subjek yang mengetahui. Aliran ini dikembangkan oleh Jean
Piaget. Melalui teori perkembangan kognitif, Piaget mengemukakan bahwa
pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan
lingkungannya. Artinya, pengetahuan merupakan suatu proses, bukan suatu barang.
Menurut Piaget, mengerti adalah proses adaptasi intelektual antara pengalaman
dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga dapat
terbentuk pengert ian baru (Paul Supamo, 1997: 33). Piaget juga berpendapat
bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses dasar, yaitu
asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Asimilasi adalah perpaduan data baru
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki. Akomodasi adalah penyesuaian
struktur kognitif terhadap situasi baru, dan ekuilibrasi adalah penyesuaian
kembali yang secara terus-menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi
(Suwardi, 2004: 24). Kesimpulannya, aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan
mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang; melalui
pengalaman yang diterima lewat pancaindra, yaitu indra penglihatan,
pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini menolak
adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang ke-pada orang lain,
dengan alasan pengetahuan bukan barang yang bisa dipindahkan, sehingga jika
pembelajaran ditujukan untuk mentransfer ilmu, perbuatan itu akan sia-sia saja.
Sebaliknya, kondisi ini akan berbeda jika pembelajaran ini ditujukan untuk
menggali pengalaman.
0 komentar:
Posting Komentar