SUBHANALLAH
KEUTAMAAN SAYYIDUL ISTIGHFAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
SAYYIDUL ISTIGHFAR
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي, وَأَنَا عَبْدُكَ, وَأَنَا
عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ, أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ, وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي,
فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
(Allahumma Anta Robbi, Laa Ilaaha Illa Anta, Kholaqtani
wa ana abduKa, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu, Audzubika min
syarri maa shona’tu, Abu’u laka bi ni’matiKa ‘alaiyya wa abu’u laKa bidzanbi
faghfirlii fainnahu laa yaghfiru dzunuuba illa Anta )
”Ya Allah
Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau
yang menciptakanku sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu
(yaitu selalu menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam
menjalankan amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu
dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu
terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku,
sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.
Keutamaan
dan Kapan membacanya?
Barangsiapa
mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya kemudian dia mati
pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk penduduk syurga dan siapa
yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya,
kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia termasuk penduduk syurga.” (HR. Al-Bukhari
– Fathul Baari 11/97)
Kandungan
maknanya?
Ini adalah
doa agung yang mencakup banyak makna : taubat, merendahkan diri kepada Allah
Tabaraka wa Ta’ala dan kembali menghadap kepada-Nya. Nabi Shalallahu ‘alahi wa
Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar (penghulu istighfar), yang
demikian itu karena melebihi seluruh bentuk istighfar dalam hal keutamaan. Dan
lebih tinggi dalam hal kedudukan.
Diantara
makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang
berkedudukan tinggi dikalangan mereka.
Keutamaan
doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adalah :
- Nabi
Shallalahu ‘alahi wasallam mengawalinya dengan pujian kepada Allah dan
pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah sebagai makhluk ciptaan-Nya
(penetapan Tauhid Ar Rububiyyah), Dan bahwa Allah adalah Al Ma’buud
(sesembahan) yang haq dan tidak ada sesembahan yang haq selainNya. Maka Dia
adalah satu-satunya yang berhak diibadahi dan ini merupakan realisasi Tauhid Al
Uluhiyyah.
-
Pernyataannya bahwa ia senantiasa tegak diatas janji dan kokoh diatas ikatan
berupa iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, seluruh nabi dan rasul-Nya.
Menjalankan segenap ketaatan kepada Allah dan perintah-Nya. Ia akan
menjalaninya sesuai kemampuan dan kesanggupannya.
- Kemudian
dia berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa dari seluruh kejelekan apa
yang telah dia perbuat, baik sikap kurang dalam menjalani apa yang Allah
wajibkan baginya yaitu mensyukuri nikmat-Nya ataupun berupa perbuatan dosa.
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menisbatkan keburukan
kepada diri beliau sendiri, bukan kepada Allah Ta’alaa dan ini merupakan bentuk
cara beradab kepada Allah, meskipun kita yakin bahwa segala sesuatu baik yang
baik maupun yang buruk semuanya berasal dari Allah dan karena takdirNya.
- Kemudian
ia mengakui akan nikmat Allah yang terus datang beruntun dan anugerah-Nya serta
pemberian -Nya yang tiada pernah berhenti.
- Dan dia
mengakui atas dosa-dosanya, sehingga iapun lantas memohon ampunan kepada Allah
Suhhanahu wa Ta’ala dari itu semua dengan segenap pengakuannya bahwa tidak ada
yang bisa mengampuni segala dosa kecuali Allah Suhhanahu wa Ta’ala.
Ini adalah
paling sempurna apa yang ada pada sebuah doa. Kerana itu ia menjadi
seagung-agungnya bentuk istighfar dan yang paling utama dan paling luas kandungan
maknanya yang mesti akan mendatangkan ampunan bagi dosa-dosa.
Hanyalah
yang mengucapkan doa ini dan menjaganya yang akan memperoleh janji yang mulia
dan pahala serta ganjaran besar ini, karena ia telah membuka harinya dan
menutupnya dengan penetapan Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya dan Ululhiyyah-Nya.
Dan pengakuan dirinya sebagai hamba yang siap menghamba dan persaksiannya
terhadap anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan kesadarannya akan
kekurangan-kekurangan dirinya dan permohonan maaf dan ampunan dari Dzat yang
Maha Pengampun, diiringi dengan rasa tunduk dan rendah dihadapan-Nya untuk
senantiasa patuh dan taat kepada-Nya. Ini semua merupakan cakupan makna yang
utama dan sifat yang mulia yang ia buka dan tutup lembaran siangnya. Yang
pantas bagi orang yang mengucapkan dan menjaganya mendapat maaf dan ampunan,
terbebas dari neraka dan masuk syurga.
Wallahu
a’lam bisshowab.
Semoga
Allah senantiasa memberi karunia dan menyampaikan kita pada ampunan, rahmat
serta ridha Cinta Nya . Aamiin.
(Lihat kitab
Fiqhul Ad’iyyah wal adzkar II/17-20. As Syaikh Abdur Rozaq bin abdil Muhsin Al
Badr. )
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Yuk dapatkan hadiah ny dengan modal 20rb saja sudah bisa menikmati semua permainan poker di ARENADOMINO loh yuk langsung saja.. WA +855 96 4967353
Posting Komentar