Mencengangkan Hasil
Penelitian Darah Terapi Bekam
Di Inggris, Darah Terapi Bekam Telah diteliti Secara
Mikroskopis
Bekam atau Al-Hijamah sebagai pengobatan wahyu yang
memiliki banyak manfaat bagi manusia. Tentang pengobatan ini Rasululloh
shallallohu ’alaihi wasallam pernah bersabda,
“Sesungguhnya pengobatan bagi kalian yang paling ideal
adalah hijamah dan menggunakan Al-Qistul Bahry (air rebusan gandum).” (Bukhari,
2280 & Muslim, 2214)
Pernahkah terbayang di benak Anda, apa perbedaan antara
darah yang keluar karena luka dan bekam? Ini adalah pertanyaan yang sangat
umum, dan paling banyak muncul di benak setiap orang yang melihat proses bekam.
Ada pula yang beranggapan bahwa, manfaat bekam itu tidak jauh berbeda dengan
donor darah.
Perlu kiranya informasi yang penting untuk menjelaskan
atau paling tidak memberikan bukti sederhana kepada mereka yang masih
mempertanyakan manfaat bekam. Sebenarnya, memang ada perbedaan antara darah
yang keluar karena bekam dan luka biasa. Seperti yang pernah diungkapkan oleh
Kathur Suhardi dalam pengantar buku terjemahannya, “Asy-Syifa min wahyil
Anbiya”. Diterbikan oleh Pustaka As-Sabil, Jakarta (2004).
Beliau merasa heran, setelah melihat perbedaan darah yang
keluar melalui jarum lancet darah, dengan darah yang keluar pada torehan bekam.
Dalam hal ini alat toreh yang digunakan adalah pisau bedah. Saat itu, beliau
menyaksikan perbedaan itu bersama temannya seorang dokter di Mesir. Dari
peristiwa itu pula beliau menekankan bahwa praktek bekam itu sesungguhnya
menggunakan torehan, bukan melalui tusukan. Sebagaimana hadits Nabi shallallohu
‘alaihi wasallam.
“Kesembuhan itu terdapat pada tiga hal, yakni meminum
madu, sayatan alat bekam dan kay dengan api. Sesungguhnya aku melarang umatku
melakukan ’kay’.” (Shahih Bukhari, Ath-Thibb 1/5680)
Sedangkan di Inggris, sebuah asosiasi bekam internasional
pernah mempublikasikan sebuah dokumentasi darah bekam dalam tinjauan
mikroskopis. Secara umum digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu sampel darah
normal, sampel darah dengan polusi dan sampel darah yang sudah mengalami
degeneratif (penuaan)
Perlu diketahui, bahwa setiap darah memiliki umur selama
120 hari. Dan akan mengalami regenerasi setelahnya. Darah memiliki sifat
mengikat, misalnya terhadap gas karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2). Melalui
fungsi inilah tubuh manusia mengalami proses metabolisme pertukaran gas karbon
dioksida (CO2) dan oksigen (O2) agar mereka tetap bertahan hidup.
Namun, sifat mengikat darah ini tak hanya berfungsi untuk
karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) saja, melainkan juga terhadap senyawa
asing atau polutan yang kita hirup di tempat terbuka.
Mengapa demikian? Karena ini adalah sifat metabolisme
tubuh manusia. Ada manfaat penting disana, diantaranya senyawa asing yang
menempel pada darah akan dibawa keliling setiap organ-organ, sampai menuju pada
hepar yang akan berfungsi untuk menetralisir semua racun-racun.
Akan tetapi, walau bagaimanapun hepar merupakan organ
yang rentan terhadap kerusakan. Belum lagi kini polusi udara yang semakin buruk
serta penggunaan obat-obatan dapat mempercepat kerusakan organ penting itu.
Inilah diantara hikmah mengapa bekam sebagai pengobatan
yang terbaik menurut Rasululloh shallallohu ’alaihi wasallam. Dan sangat
dianjurkan untuk dilakukan secara rutin. Dalam rangka meningkatkan kualitas
metabolisme pembuangan zat-zat yang merugikan tubuh.
Berikut ini adalah lampiran dokumentasi perbedaan sampel
darah pada tiga kondisi yang berturut-turut dari sampel darah normal, darah
dengan polutan, dan darah yang mengalami degeneratif:
sampel darah bekam
1. Sampel darah normal. Bentuknya seperti danau, warna
putih pada potongan sisi tepi, tampak bersih, halus dan tidak menunjukkan logam
beracun. Semua garis hitam menyatu seperti sebuah matriks.
2.Pada sisi tepi sampel darah kering, semakin tebal dan
padat area abu-abu, kadar logam semakin banyak dalam darah.
3.Proses degeneratif ditampilkan pada bidang cahaya,
warna putih (pecah-pecah), hal ini terlihat bahwa jaringan tersebut sedang
mengalami peradangan dan menyimpan plak aterosklerotik, logam beracun &
kolesterol.
Umur sel darah merah memiliki jangka waktu 120 hari,
namun kemungkinan untuk mengalami kerusakan dapat terjadi sebelum masa itu.
Faktor kebiasaan kerja keras, polusi udara, begadang atau bahkan kadar
kolesterol tinggi dapat menurunkan fungsi sel darah itu.
Logikanya, bila sebuah mobil dengan seluruh bagiannya
dalam kondisi 100% mampu melaju dengan kecepatan 240 km/jam, maka akan berbeda
kemampuannya bila sebagaian komponennya sudah mengalami kerusakan-kerusakan.
Hal itu menunjukkan waktu penggantian onderdil sudah tiba. Demikian pula halnya
dengan sel darah merah manusia.
Melalui patokan ini, dapat dijadikan dasar kapan
seseorang melakukan bekam secara rutin. Dengan disesuaikan pada sejauh mana
aktifitas kerja pasien yang bersangkutan. Sehingga, dapat diambil perkiraan
antara 1 bulan atau maksimal 4 bulan, manusia disarankan untuk berbekam.
Inggris sebagai sebuah Negara yang memiliki prinsip
kedokteran Barat, secara diam-diam mereka mempraktekkan pengobatan Thibbun
Nabawi umat Islam ini. Lalu, bagaimana dengan mereka yang mayoritas muslim,
apakah masih ragu dengan manfaatnya? Wallohu a’lam. [Abu Ibrahim]
International Cupping Society (ICS), Cupping/Hijama
Times. 1St Issue, January 2010. Issn: 2041-9899, New Malden-Surrey, United
Kingdom: KT3 9AF.
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Halloo kami dari ARENADOMINO ingin mengajak anda semua pecinta games poker untuk bermain disini permainan fairplay menanti anda semua dan 100% no robot player vs player
yuk silahkan langsung bermain dengan kami proses mudah cepat dan nyaman jika kesulitan dalam pendaftaran dapat juga dibantu ya bisa dari live chat ataupun dari WA +855 96 4967353 silahkan ..
Posting Komentar