Sedekah Pangkal
Kaya, Bukan Hemat Atau Menabung Pangkal Kaya
Pak Syafii adalah seorang penjual makanan di Jakarta yang
sedang kesulitan membayar kontrakannya. Uangnya kurang. Ia bingung mau membayar
dengan apa. Ia lalu mendengar bahwa Allah akan melipatgandakan apapun yang
disedekahkan. Maka iapun berdoa kepada Allah agar dilimpahkan rizki. Seluruh
tabungannya yang telah dikumpulkannya untuk membayar kontrakannya disedekahkan
semuanya.
Sampai akhirnya pemilik kontakan tersebut tak sabar lagi.
Saat kontrakan harus dibayar Pak Syafii belum juga mampu melunasi uang
kontrakan yang seharusnya dibayarkan. Pemilik kontrakan pun marah dan mengusir
Pak Syafii. Maka keluarlah Pak Syafii dari rumah kontrakan tersebut. Ia pulang
ke kampungnya agar ia bisa tinggal bersama orang tuanya kembali di kampung
halamannya.
Di kampung halamannya, ia pun berjualan makanan kembali.
Istrinya memasak, ia menyajikannya.
Tak lama kemudian, datanglah seseorang yang ternyata
senang dengan masakan Pak Syafii.
"Pak, Bapak bisa bantu saya menyediakan nasi bungkus
untuk pengungsi?" tanya orang tersebut.
"Bisa, Pak. Mulai kapan? Berapa banyak?"
"Mulai besok ya Pak. Untuk 16.000 pengungsi,"
kata orang tersebut.
Pak Syafii langsung pusing, "Karet gelang nya dapat
dari mana ya?" batinnya. Dan ia pun memperjelas permintaan orang tersebut,
"Untuk 16.000 orang, mulai besok, Pak?"
"Iya, mulai besok, 16.000 orang ya," jelasnya.
Ternyata tidak cukup di situ saja. "Tiga kali sehari," tambahnya
lagi.
Waaah.. 48.000 nasi bungkus setiap hari? Luar biasa,
pikir Pak Syafii. Ia pun langsung bergegas bekerja sama dengan istrinya untuk
bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Setelah jalan beberapa bulan ia pun menjadi
kaya raya. Kontrakan di Jakarta langsung dibayarkan. Dan beliau tetap menjadi
orang yang gemar bersedekah.
"Janji Allah tak pernah salah, yakin saja,"
tegasnya setiap kali ia menjadi pembicara di berbagai pengajian dan seminar.
Pak Syafii telah membuktikan bahwa Allah pasti akan
mencukupi semua hambaNya yang gemar berbagi dalam kesempitan dan kelapangan.
Pak Syafii pun membuktikan bahwa ternyata apa yang
awalnya dianggap sebagai bencana oleh banyak orang, diusir dari kontrakan
karena tidak bisa membayar, adalah jalan menuju kesejahteraan dan
keberlimpahan.
Pak Syafii sudah membuktikan bahwa sabar dan syukur tak
bisa dihitung dengan nilai uang. Ikhlas menjalani semua ujian dan cobaanNya.
Allah bekerja tidak seperti jalan pikiran manusia.
Mungkin Pak Syafii memang dilahirkan untuk menyediakan
makanan bagi mereka yang membutuhkan, para pengungsi di kampung halamannya. Dan
kalau ia tetap di Jakarta, ia tak akan bisa menjalankan missi hidup yang Allah
telah tetapkan baginya. Itulah kebaikan yang memang harus dilakukannya dalam
hidup. Inilah tujuan Allah menciptakannya.
Setiap orang dilahirkan dengan sebuah maksud tertentu.
Apakah yang menjadi sebab Allah menciptakan kita? Sudahkah kita penuhi missi
hidup tersebut? Bagaimanakah kita dapat melangkah dengan lebih baik lagi hari
ini agar kita dapat mulai memenuhi missi hidup tersebut?
Sumber inspirasi: video Yusuf Mansyur
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Mainkan dan menangkan hadiah nya bersama kami di ARENADOMINO beragam permainan POKER menanti anda semua fair play silahkan di add WA +855 96 4967353
Posting Komentar