Sabtu, 07 Maret 2020

Mengenal Manfaat dan Efek Samping Terapi Bekam


Mengenal Manfaat dan Efek Samping Terapi Bekam


Anda pasti pernah mendengar tentang bekam. Terapi ini merupakan salah satu pengobatan alternatif tertua yang pernah ada dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Salah satu buku kedokteran tertua di dunia, Ebers Papyrus, menggambarkan bahwa orang Mesir kuno menggunakan terapi ini pada tahun 1550 sebelum Masehi. Lantas, bagiamana sains menanggapi terapi bekam untuk pengobatan berbagai penyakit? Cari jawabannya dalam ulasan berikut.

Apa itu bekam?

Mungkin Anda berpikir bahwa terapi bekam hanya untuk orang-orang atau masyarakat biasa aja. Menariknya, sejumlah nama terkenal seperti artis Jennifer Anniston, Gwyneth Paltrow, Busy Phillips, Victoria Beckham, sampai petenis Andy Murray juga telah melakukan terapi ini, lho.

Bekam sendiri merupakan praktik yang digunakan dalam pengobatan tradisional di beberapa bagian dunia, termasuk Cina dan Timur tengah. Pengobatan ini sudah ada selama ribuan tahun lalu dan katanya efektif untuk meringankan rasa sakit serta nyeri otot.
Cara kerja pengobatan alternatif ini bisa dibilang seperti vakum. Nantinya, sebuah alat khusus yang berbentuk seperti cawan akan menghisap lapisan kulit dan lemak dari otot, dan terkadang bahkan juga bisa memindahkan lapisan otot satu sama lain.

Cawan yang digunakan untuk terapi bekam bisa terbuat dari gelas, plastik, dan silikon. Menariknya, seribu tahun yang lalu cawan yang digunakan untuk bekam terbuat dari tanduk binatang, bambu, atau tanah liat.

Anda bisa melakukan pengobatan alternatif ini di bagian tubuh mana pun yang terasa sakit. Namun, bagian punggung, leher, dan bahu merupakan tempat-tempat yang paling sering dilakukan terapi bekam. Kadang-kadang, terapi ini dilakukan bersamaan dengan perawatan akupunktur.

Biasanya, terapis akan meminta para pasien untuk berpuasa atau hanya makan ringan saja selama dua hingga tiga jam sebelum sesi bekam dilakukan. Hal ini dilakukan guna mengoptimalkan manfaat dari terapi bekam itu sendiri.

Jenis-jenis bekam

Berdasarkan prosesnya, pengobatan alternatif ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Bakam kering

Menurut Ann Michele Casco, L.AC., seorang praktisi pengobatan tradisional Cina sekaligus ahli akupuntur, teknik bekam klasik disebut ba guan zi, yaitu bekam api atau bekam kering.

Secara umum, baik bekam kering maupun basah dilakukan menggunakan cawan kecil yang ditempatkan di atas titik ashi (daerah yang bermasalah) atau titik akupunktur. Sebelumnya diletakkan di permukaan kulit, cawan akan dipanaskan terlebih dahulu. Proses pemanasan ini dilakukan dengan memasukkan zat yang mudah terbakar, seperti alkohol, ramuan herbal, atau kertas tertentu ke dalam cawan dan kemudian membakarnya dengan api.

Ketika api mulai mengecil dan akhirnya mati, terapis akan langsung menempel cawan secara terbalik di atas permukaan kulit. Cawan akan dibiarkan menempel di permukaan kulit selama dua hingga menit.

Nantinya, udara di dalam cawan yang berangsur-angsur mendingin akan menciptakan ruang hampa yang menarik kulit dan otot ke atas, ke dalam cawan. Kulit yang tersedot ini akan memerah karena pembuluh darah Anda merespon perubahan tekanan.

Supaya cawan bisa dengan mudah terlepas, terapis biasanya akan mengoleskan minyak pijat atau krim. Setelah itu, terapis akan menempelkan cawan silikon dan menggesernya ke seluruh tubuh secara berrirama untuk menciptakan efek seperti pijatan.

Selama pengobatan berlangsung, terapis mungkin akan meletakkan tiga sampai tujuh cawan di atas permukaan kulit Anda.

Bekam basah

Variasi bekam yang lebih modern menggunakan pompa karet. Beberapa penelitian klinis dari Cina menunjukkan bahwa inovasi dalam teknologi bekam satu ini dinilai lebih nyaman untuk pasien.

Bekam basah dilakukan dengan menusuk atau membuat sayatan kecil pada kulit bekas bekam. Setelah itu, cawan kembali ditempatkan di atas permukaan kulit yang ditusuk atau disayat tersebut untuk mengeluarkan sejumlah darah. Darah yang keluar nantinya akan ditampung dalam cangkir cawan. Konon katanya, darah yang keluar dari tusukan selama prosedur ini, dianggap sebagai darah kotor.

Setelah cawan dilepas, terapis biasanya akan memberikan salep antibiotik dan menutupi daerah bekas bekam dengan perban. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi.

Entah itu bekam kering maupun basah, keduanya sama-sama akan menimbulkan memar berwarna kemerahan atau keunguan di kulit. Memar ini bersifat sementara dan umumnya akan hilang dalam kurun waktu 10 hari setelah terapi.

Bekam membantu melancarkan aliran darah

Mengutip pernyataan Kenneth Johnson, PT, direktur layanan terapi rawat jalan di Johns Hopkins Medicines dalam laman Prevention, dua alasan utama pengobatan alternatif ini dilakukan adalah untuk mengurangi rasa sakit dan membantu meningkatkan jangkauan gerak pasien.

Beberapa ahli lain yang mendukung terapi ini percaya bahwa  bekam dapat membantu meningkatkan aliran darah, mengendurkan fasia atau jaringan ikat, dan juga menghilangkan zat serta racun berbahaya dari tubuh untuk mempercepat proses penyembuhan.

Dari segi pengobatan Cina, aliran chi, alias kekuatan hidup dan darah yang stagnan dapat menyebabkan rasa sakit dan penyakit. Nah, pengobatan alternatif inilah yang membantu memperlancar sirkulasi chi dan darah di daerah yang bermasalah.

Dengan menarik darah kotor ke permukaan kulit, maka bekam membantu menghilangkan zat serta racun berbahaya dari tubuh. Alhasil, segala rasa sakit dan nyeri yang dialami oleh penderita bisa segera membaik.

Sementara dari prespektif fisikologi Barat, bekam dapat membantu melonggarkan jaringan ikat atau fasia serta merangsang aliran darah ke permukaan. Pengobatan alternatif ini juga membantu merelaksasi jaringan dan sel-sel di dalam tubuh.

Mengutip dari laman Medicine Net, seorang fisiologist dan akupunkturist asal Amerika Serikat Helene Langevin berhasil mendokumentasikan perubahan tingkat sel menggunakan kamera ultrasonik. Berdasarkan hasil pengamatannya diketahui bahwa pengobatan alternatif seperti bekam, akupunktur, dan pijat dapat membantu mengendurkan jaringan yang menegang dan mengurangi tanda-tanda peradangan.

Hal ini terjadi karena senyawa sitokin (pembawa pesan kimiawi) radang dalam tubuh berkurang. Namun, sitokin yang meningkatkan penyembuhan dan relaksasi justru meningkat. Selain itu, pengobatan alternatif ini juga bisa membantu meningkatkan kesehatan mental dan relaksasi fisik.

Klaim manfaat terapi bekam

Satu laporan yang diterbitkan dalam Journal of Traditional and Complementary Medicine mencatat bahwa terapi ini dapat membantu mengatasi jerawat, herpes zoster, dan pereda nyeri. Hal senada juga temukan dari sebuah laporan pada tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal PloS One.

Dalam laporan tersebut, peneliti asal Australia dan Cina mengkaji 135 studi yang membahasa tentang pengobatan alternatif ini antara tahun 1992 sampai 2010. Hasilnya, para peneliti menyimpulkan bahwa bekam mungkin efektif ketika digabungkan dengan pengobatan lain, seperti akunpunktur atau obat-obatan medis untuk mengatasi berbagai penyakit dan kondisi, seperti:

·         Herpes zoster
·         Jerawat
·         Batuk
·         Dispenia
·         Hernial lumbal
·         Spondylosis serviks
·         Kekakuan wajah

Namun, para peneliti tersebut mengakui bahwa dari semua studi yang mereka ulas mengandung tingkat bias yang tinggi. Maka dari itu, para peneliti mengatakan bahwa perlu studi baru yang lebih baik untuk menemukan simpulan dan hasil yang tepat untuk terapi ini.
Meski masih membutuhkan penelitian lanjutan, British Cupping Society juga mengklaim bahwa terapi bekam dapat membantu mengobati:

·         Gangguan darah, seperti anemia dan hemofilia
·         Penyakit rematik, seperti arthritis dan fibromyalgia
·         Kesuburan dan gangguan yang berhubungan dengan ginekologi (kandungan)
·         Masalah kulit, seperti eksim dan jerawat
·         Tekanan darah tinggi (hipertensi)
·         Migrain
·         Kecemasan dan depresi
·         Penyumbatan bronkial yang disebabkan alergi dan asma
·         Pelebaran pembuluh darah (varises)

Masih dibutuhkan banyak penelitian lanjutan

Meski diklaim menawarkan banyak manfaat kesehatan, terapi ini sebenarnya terbilang kontroversial. Pasalnya, tak sedikit ahli yang menetang terapi bekam sebagai pengobatan alternatif.

Maka dari itu, terlepas dari segala klaim manfaat yang ditawarkan pengobatan alternatif ini, masih dibutuhkan banyak penelitian dengan cakupan yang lebih luas untuk memastikan manfaat yang sebenarnya.

Sebelum melakukan pengobatan alternatif ini, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter. Apalagi bagi Anda yang mungkin memiliki kondisi medis serius yang membutuhkan perhatian ekstra.

Mewaspadai efek samping bekam

Walau bisa dibilang sebagai pengobatan alami, terapi ini juga bisa menimbulkan efek samping. Salah satu efek samping terapi bekam yang sangat jelas ketara adalah adanya tanda keunguan berbentuk bulat atau memar di kulit.

Memar ini terbentuk dari kapiler (pembuluh darah) yang pecah akibat terhisap atau tersedot oleh cawan panas. Nah, kapiler yang pecah ini menyebabkan gumpalan darah terbentuk di bawah cawan, sehingga menciptakan bentuk dan warna memar yang khas. Kabar baiknya, efek samping memar ini biasanya akan hilang dalam kurun waktu tiga sampai lima hari setelah pasien selesai melakukan terapi.

Efek samping lainnya yang bisa dirasakan pasien ketika melakukan terapi ini di antaranya:

Bengkak

Rasa sakit atau tidak nyaman di area kulit yang ditempatkan cawan

Kulit sedikit terasa terbakar

Bekas luka yang tak hilang

Infeksi kulit

Apabila cawan dibiarkan terlalu lama di kulit, hal tersebut juga bisa menyebabkan luka lepuh.

Dalam kasus yang serius, pengobatan alternatif ini juga bisa menyebabkan efek samping berat, yaitu perdarahan di dalam tengkorak karena melakukan bekam pada kulit kepala. Sejumlah orang juga ada yang mengalami trombositopenia, keloid, panniculitis, anemia defisiensi besi, dan pigmentasi kulit. Risiko terjadinya infeksi, jaringan parah, dan kehilangan darah juga bisa terjadi karena terlalu sering melakukan bekam basah secara berulang-ulang.

Mengutip dalam laman National Center for Complementary and Integrative Health, pengobatan alternatif ini juga memiliki risiko penularan penyakit melalui darah, seperti hepatitis B dan C. Risiko efek samping ini bisa terjadi akibat penggunaan peralatan bekam yang sama pada lebih dari satu orang tanpa melakukan sterilisasi terlebih dahulu antar pasien.

Maka dari itu, sebelum Anda melakukannya, pastikan kalau tempat terapi yang Anda kunjungi sudah terpercaya dan terjamin keamanannya. Pastikan juga kalau terapis yang menangani Anda adalah seorang profesional yang terlatih dan berpengalaman dalam melakukan pengobatan ini.

Ingat, jangan pernah tawar menawar setiap kali melakukan perawatan tertentu untuk mengobati kondisi Anda. Jadi, pertimbangkan segala manfaat serta risiko setiap prosedur yang akan Anda lakukan dengan baik-baik. Pastikan kalau Anda lebih banyak mendapatkan manfaatnya daripada risikonya.

Siapa yang tidak boleh melakukan terapi bekam

British Cupping Society memaparkan bahwa ada beberapa kelompok yang sebaiknya menghindari terapi ini:

·         Wanita yang sedang menstruasi atau sedang hamil
·         Orang dengan kanker metastatik (kanker yang menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya)
·         Orang yang mengalami patah tulang atau kejang otot
·         Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti gagal organ, hemofilia, edema, kelainan darah, dan beberapa jenis penyakit jantung
·         Lansia dan anak-anak

Selain itu, orang dengan penyakit diabetes dan sedang menggunakan obat pengencer darah juga harus berhati-hati ketika ingin melakukan terapi ini. Bahkan, sebaiknya Anda tidak mencobanya. Alih-alih mendapatkan manfaat, melakukan pengobatan alternatif ini mungkin justru bisa memperparah kondisi Anda.

Bagi Anda yang memiliki kulit sensitif atau terlalu tipis, Anda juga tidak cocok untuk melakukan pengobatan alternatif ini.

Bagian tubuh yang tidak boleh dibekam

Walaupun bekam bisa dilakukan di bagian tubuh mana pun, tapi pengobatan alternatif ini tidak boleh dilakukan pada area yang di mana kulit sedang mengalami kerusakan, iritasi, atau meradang.

Selain itu, pengobatan ini juga tidak boleh dilakukan pada area yang terdapat pembuluh darah arteri, degup nadi, kelenjar getah bening, mata, lubang, atau sedang mengalami patah tulang.

Sebelum bekam, perhatikan ini dulu!

Pengobatan alternatif ini termasuk mudah ditemukan di mana-mana. Namun, jika Anda tergoda untuk melakukannya, pastikan Anda tidak melakukannya disembarang tempat.
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum melakukan pengobatan ini, di antaranya:

Pastikan tempat yang Anda datangi sudah terpercaya dan terjamin keamanannya.
Pastikan terapis yang akan menangani Anda seorang profesional terlatih dan bersertifikat yang sudah berpengalaman dalam melakukan prosedur ini.

Pastikan alat-alat yang digunakan untuk terapi memiliki kualitas yang baik dan steril. Anda tentu tidak mau ‘kan tertular penyakit dari pasien sebelumnya? Gua mencegah hal tersebut, Anda bis bertanya langsung kepada terapis terkait kemanan alat-alat yang akan Anda gunakan.

Jangan lupa, kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari para pasien terdahulu guna memantabkan pilihan Anda. Anda bisa memulainya dengan membaca testimoni para pasien dari forum-forum di internet. Tak hanya itu, Anda juga bisa bertanya pada keluarga, kerabat, teman, yang mungkin pernah atau sedang melakukan pengobatan alternatif ini. Biasanya, saran dan dukungan pemilihan klinik serta terapis yang tepat dari mulut ke mulut lebih baik hasilnya daripada menebak-nebak sendiri.

Ingat, yang alami belum tentu baik untuk Anda. Jadi, sebelum melakukan pengobatan alternatif ini, pastikan Anda sudah menimbang dengan baik segala manfaat dan risikonya.
Oleh Risky Candra Swari

Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter Umum


0 komentar:

Posting Komentar