Jurus Sehat
Rasulullah untuk Puasa, Kiat dari Zaidul Akbar
Liputan6.com, Jakarta Ramadan merupakan bulan yang sangat
tepat untuk melakukan detoksifikasi terhadap tubuh. Di bulan suci ini, umat
Islam diperintahkan untuk berpuasa. Dengan cara menahan lapar dan haus,
diharapkan sel-sel tubuh yang rusak bisa diperbaiki.
Puasa juga merangsang proses yang disebut autofagi, yakni
ketika sel membersihkan diri dan menghilangkan partikel yang rusak dan
berbahaya.
Alquran mengatakan manusia diciptakan untuk menjadi khalifah.
Karena itu, manusia harus menjaga tubuhnya. Namun, menurut Ustaz Zaidul Akbar,
banyak manusia yang tidak paham konsep sehat.
Dokter yang juga penulis Jurus Sehat Rasulullah ini
mengatakan, Rasulullah hanya dua kali sakit selama seumur hidupnya, sebelum
akhirnya wafat pada usia 63 tahun. Soal pola makan Rasulullah itu dia jelaskan
panjang lebar dalam saluran YouTube bertema "Ramadhan Sehat dengan Jurus
Sehat Rasulullah".
Karena itu, ia menyarankan umat muslim mempelajari
bagaimana cara Alquran dan Rasulullah mengajari manusia untuk makan.
“Misalnya kapan waktu makan terbaik, yakni saat mata kita
melihat matahari dan sesaat ketika matahari tenggelam.”
Ia menegaskan, “Penyakit bisa diobati bila kita
mengaktifkan autodetokfikasi. Misalnya sel kanker, jangan biarkan dia makan.
Biarkan dia kelaparan,” ujarnya.
Zaidul mengatakan, jika kita makan makanan yang tidak
dibutuhkan tubuh, maka badan akan terasa lemas. Sebab, apa yang dimakan adalah
makanan sampah yang tidak dibutuhkan tubuh
Pola makan saat puasa
Untuk pola makan di bulan Ramadan, Zaidul Akbar
menyarankan agar isi piring makan saat sahur dikoreksi agar tak melulu berisi
karbohidrat dan miskin protein.
Ia menyarankan menu makan sahur berupa 1/3 porsi sayur
dan buah, 1/3 porsi biji-bijian, dan 1/3 porsi protein.
Kemudian, untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari
puasa, Zaidul Akbar menyarankan untuk mengurangi makanan yang menimbulkan
masalah bagi tubuh.
“Setop masalah dengan tidak mengkonsumsi gula pasir dan
turunannya, tepung dan turunannya, nasi putih, dairy product (makanan berbasis
susu), serta minyak goreng dan turunannya,” ujar Zaidul Akbar.
Dengan cara ini, menurut dia, selama di bulan Ramadan,
tubuh kita akan terasup dengan apa yang sebenarnya memang harus masuk.
Zaidul menekankan, “Apa yang Anda makan hari ini, akan
jadi tabungan 5-10 tahun ke depan”.
Dia menyarankan untuk memakan makanan yang ditumbuhkan
Allah di atas tanah dan mendapat sinar matahari. “Real food istilah sekarang,”
ucapnya menegaskan.
Dalam jangka panjang, jika dilakukan dengan benar, puasa
bisa meningkatkan sistem pencernaan seseorang dan metabolisme secara
keseluruhan. Namun, semua itu akan sia-sia jika orang tersebut kembali ke
kebiasaan makan lamanya sebelum puasa.
Untuk berbuka
puasa, Zaidul menyarankan menu berbuka puasa dengan buah dan teh rempah.
Setelah tarawih, dilanjutkan makan sayur yang dikukus atau bening. Setelah itu
makan kacang-kacangan.
Dengan berpuasa dan makan sesuai jurus sehat Rasulullah,
Zaidul meyakinkan bahwa tubuh tak akan lemas meski berpuasa seharian. Malahan,
mendapat hasil maksimal berupa kesehatan yang prima.
Fadjriah NurdiarsihFadjriah Nurdiarsih
0 komentar:
Posting Komentar