Inilah Rahasia
Hidup Sehat Ala Nabi SAW
Setiap manusia pasti ingin selalu sehat. Namun, tidak
setiap manusia tahu bagaimana cara untuk menjadi sehat. Dalam Islam, seorang
muslim diajarkan untuk hidup sehat dengan mencontoh cara hidup sehat ala Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallamlah
teladan dalam semua bidang kehidupan termasuk dalam hal kesehatan.
Rasulullah merupakan teladan terbaik. Begitupun dalam hal
kesehatan Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah meganjurkan umatnya agar
senantiasa memelihara hidup sehat itu sendiri. Firman Allah dalam Surat
Al-Ahzab ayat 21 yang artinya, “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Qs.
Al-Ahzab [33]: 21).
Ada yang mengatakan sehat itu mahal. Benarkah? Ternyata
sehat itu murah dalam Islam. Namun sakitlah sejatinya yang mahal. Penting bagi
kita untuk melakukan tindakan pencegahan sebelum sakit. Salah satunya adalah
dengan mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Dalam sebuah hadis, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu
kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412).
Seumur hidupnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
hanya pernah mengalami sakit selama dua kali. Pertama, ketika diracun oleh seorang
wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepadanya di Madinah. Kedua, saat
menjelang wafat. Dengan mencontoh pola hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam, seharusnya umat Islam tidak perlu khawatir akan kesehatan.
Setidaknya, berikut adalah pola anjuran hidup sehat ala Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam.
Pertama, Bangun Sebelum Subuh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mengajak
umatnya untuk bangun sebelum Subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat fardhu
Subuh berjamaah. Agar bisa bangun di awal waktu, maka Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam menganjurkan umatnya tidak banyak berbincang-bincang dan makan
sesudah waktu isya. Tentu saja jika berbincang-bincang itu bukan tentang hal
penting, maka sebaiknya segera tidur.
Jika sudah waktunya tidur, maka Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam akan cepat tidur. Tidur yang tepat di malam hari kira-kira
setelah shalat Isya, kurang lebih pukul 21.30. Kemudian sekira pukul 03.00
sudah bangun di pertiga malam untuk shalat malam (tahajjud).
Dengan demikian waktu yang digunakan untuk tidur adalah
kurang dari delapan jam. Dalam konteks ini, penggunaan waktu 24 jam dalam satu
hari satu malam, adalah sepertiga untuk bekerja, sepertiga untuk beribadah
kepada Allah, dan sepertiga lagi adalah untuk tidur yang cukup. Hal ini
merupakan keseimbangan dalam beraktifitas.
Kedua, Menjaga Kebersihan
Hal sangat penting dalam menjaga kesehatan adalah menjaga
kebersihan. Sebab tempat yang kotor menyebabkan penyakit. Islam sangat
menganjurkan untuk menjaga kebersihan diri, tempat tinggal, dan juga pakaian.
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri mengatakan kesucian
(kebersihan) itu merupakan sebagian dari iman. Menjaga kebersihan berarti akan
memberi efek positif bagi kesehatan seorang muslim.
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa rapi
dan bersih, tiap hari Kamis atau Juma’at beliau mencuci rambut-rambut halus di
pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. “Mandi pada hari
Juma’at adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok
gigi dan memakai harum-haruman.” (HR Muslim).
Ketiga, Menjaga Pola Makan
Allah telah berfirman yang artinya, “Makanlah di antara
rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas
padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh
kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia.” (Qs. Thaha: 81).
Ayat ini menegaskan, sesunguhnya janganlah kita
berlebihan dalam makan karena akan berdampak buruk bagi kesehatan. Berbagai
penyakit dapat muncul kalau seseorang sembarangan dan tidak mengatur pola
makannya dengan baik.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kami adalah
sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu
banyak tidak sampai kekenyangan).” (Muttafaq ‘Alaih).
Sebab makan adalah salah satu sarana untuk mendapatkan
energi agar dapat melanjutkan aktifitas. Namun, jika seseorang makan terlampau
kenyang juga tak baik untuk kesehatan, bisa menyebabkan kegemukan dan jika
terlalu kenyang pun akan menjadi malas untuk melakukan aktifitas selanjutnya.
Makan secukupnya sesuai dengan kadar kemampuan lambung untuk menampungnya dan
memprosesnya menjadi energi. Juga sebaliknya tentu tidak baik makan terlampau
sedikit karena akan cepat kehabisan energi dan akhirnya lemas saat
beraktifitas.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan, hendaknya manusia menjaga
keseimbangan tubuhnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan
sepertiga untuk udara. Karena itu, tindakan berlebihan dalam makan sungguh
tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Keempat, Berjalan Kaki (Olahraga)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berjalan
kaki ke Masjid, pasar, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan
berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah
akan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.
Kelima, Rasulullah Sering Berpuasa
Rajin berpuasa di hari Senin dan Kamis memberikan waktu
bagi lambung untuk istirahat. Bayangkan, setiap hari lambung diperintah bekerja
keras untuk mencerna makanan setiap pagi, siang dan malam.
Saat berpuasa, lambung akan beristirahat dan memproses
makanan yang belum tercerna sebelumnya, juga dapat menyaring racun yang mungkin
tersimpan dalam tubuh karena proses pencernaan makanan yang kurang sempurna.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa.” (Qs. Al Baqarah: 183)
Dalam sebuah hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan
dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali
lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan
puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan
dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa
akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan
kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang
berpuasa lebih harum di sisi Allah dari bau minyak kasturi.” (HR. Muslim no.
1151).
Keenam ,Tidak Pemarah
Nasihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah
bersabda, “Jangan Marah.” Diulangi sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat
kesehatan dan kekuatan seorang muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka,
tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.
Dalam Islam, jika seseorang sedang marah, maka setidaknya
ada beberapa cara untuk meredamnya, antara lain; Mengubah posisi ketika marah,
bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring, – Membaca Ta’awwudz,
karena marah itu dari setan, – Segeralah berwudhu, – Sholat dua Rakaat untuk
meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati.
Ketujuh, Berbekam
Untuk penyembuhan, atau menjaga kesehatan, Said bin Jubir
berkata dari Ibn Abbas r.a bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Kesembuhan dapat diperoleh dengan tiga cara: pertama dengan meminum
madu (dengan obat herbal), kedua dengan berbekam/hijamah, dan ketiga dengan
(terapi) besi panas. Dan aku tidak menganjurkan umatku untuk melakukan
pengobatan dengan besi panas.” (HR. Bukhari)
Kedelapan, Tidak Iri Hati
Untuk menjaga stabilitas hati dan kesehatan jiwa,
mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat
tepat. Karena iri hari menimbulkan pikiran-pikiran negatif yang masuk ke dalam
hati manusia, jika tidak ditanami keimanan, iri hati akan timbul stres, bahkan
jatuh sakit.
Demikianlah pola hidup sehat ala Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam, sangat bermanfaat, wallahua’lam.(A/RS3/P1)
Mi’raj News
Agency (MINA)
Oleh Bahron
Ansori, wartawan MINA
0 komentar:
Posting Komentar