Perbedaan Temulawak
dan Kunyit yang Mudah Anda Kenali
Kunyit memang mirip dengan temulawak, tapi ada juga
perbedaannya
Tidak sedikit orang yang bisa menyebutkan perbedaan
temulawak dan kunyit. Apakah Anda salah satunya?
Sepintas, temulawak dan kunyit memang memiliki banyak
persamaan. Mereka sama-sama tumbuhan yang berasal dari keluarga Zingiberaceae
dan memiliki genus Curcuma.
Meski demikian, keduanya memiliki nama spesies berbeda,
yakni Curcuma domestica untuk kunyit dan Curcuma zanthorrhiza untuk temulawak.
Tak pelak, keduanya pun memiliki beberapa perbedaan mencolok, mulai dari bentuk
tanamannya, bentuk rimpangnya, hingga fungsi dan pemanfaatannya.
Perbedaan temulawak dan kunyit dari segi fisik
Perbedaan temulawak dan kunyit bisa dikenali dari bentuk
fisik rimpangnya. Selain itu, karena keduanya merupakan tanaman yang tumbuh di
bawah tanah, Anda juga dapat membedakan temulawak dan kunyit dari bentuk daun,
batang, serta bunganya.
·
Rimpang
Di dapur, temulawak dan kunyit biasanya sudah berbentuk
rimpang. Coba letakkan keduanya secara berdampingan, maka Anda akan menemukan
beberapa perbedaan temulawak dan kunyit.
Meski warna kulitnya sama-sama kuning kotor atau cokelat
kemerahan, keduanya berbeda dari segi ukurannya. Bentuk temulawak lebih besar
dan bulat, sedangkan kunyit lebih lonjong dan ramping.
Warna 'daging' temulawak dan kunyit juga biasanya
sama-sama kuning hingga jingga tua. Namun, kadar kuning pada kunyit biasanya
lebih pekat sehingga tanaman ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai pewarna
makanan, misalnya pada kari, opor, hingga nasi kuning.
·
Batang dan daun
Selain mengenali perbedaan temulawak dan kunyit dari
rimpangnya, Anda juga bisa membedakan keduanya sejak masih berbentuk tanaman.
Dari bentuk batang, keduanya sama-sama berbatang semu, tapi batang temulawak
bisa tumbuh hingga 2 meter, sedangkan batang kunyit lebih pendek, yakni sekitar
1 meter saja.
Daun tanaman kunyit dan temulawak sama-sama agak lebar
dengan ukutan lebar bisa mencapai 18 cm. Hanya saja, panjang daun temulawak
biasanya hanya berkisar 50-55 cm, sedangkan daun kunyit bisa memanjang hingga
31-83 cm.
Perbedaan temulawak dan kunyit dari fungsinya
Secara fungsi, perbedaan temulawak dan kunyit juga cukup
signifikan. Salah satunya adalah ketika keduanya dikonsumsi dalam porsi yang
lebih banyak.
Makan kunyit terlalu banyak disebut-sebut dapat
mengakibatkan sakit perut, pusing, mual, hingga diare. Sebaliknya, mengonsumsi
temulawak dalam jumlah yang sedikit di atas normal dianggap lebih aman bagi
lambung, bahkan tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk meringankan berbagai
masalah pencernaan, seperti perut kembung, sakit perut, hingga irritable bowel
syndrome (IBS).
Meskipun demikian, temulawak dan kunyit memiliki beberapa
persamaan dalam hal manfaat, yaitu:
·
Meredakan gejala osteoartritis: temulawak dan
kunyit sama-sama mengandung curcumin yang dapat meredakan peradangan sehingga
meringankan nyeri akibat osteoartritis.
·
Mengurangi obesitas: sifat
antiperadangan pada temulawak dan kunyit juga dapat mengurangi lemak dalam
tubuh.
·
Menyehatkan jantung: di luar
perbedaan temulawak dan kunyit, kedua tanaman in terbukti dapat mengurangi
kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida sehingga kadar kolesterol Anda
cenderung normal yang kemudian menurunkan risiko Anda terkena berbagai penyakit
jantung.
·
Mencegah diabetes: kunyit dan
temulawak bisa meningkatkan metabolisme gula dalam darah sehingg menurunkan
risiko Anda terkena diabetes.
·
Menyehatkan hati: konsumsi
ekstrak temulawak dan kunyit juga terbukti dapat mengurangi paparan radikal
bebas yang dapat merusak hati, meski klaim ini baru berdasarkan penelitian pada
hewan.
·
Mencegah kanker usus: meski klaim ini
baru berdasarkan penelitian tahap awal, tidak ada salahnya mengonsumsi kunyit
atau temulawak yang berpotensi mencegah Anda terkena kanker usus dan jenis kanker
lainnya.
Nah, kini Anda sudah mengetahui perbedaan temulawak dan
kunyit. Jika Anda ingin mendapatkan manfaat di atas, kedua tanaman ini sudah
banyak diolah menjadi jamu tradisional yang dijual bebas. Anda pun dapat
langsung merebusnya bersama bahan lain, seperti asam dan gula jawa, kemudian
meminum airnya.
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
0 komentar:
Posting Komentar