Pola Hidup Sehat
Menurut Islam
Islam memberikan tips cara hidup sehat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Barangkali, perut merupakan
bagian tubuh yang paling banyak dipikirkan manusia. Jika ada pertanyaan,
mengapa Anda bekerja, sering kali jawaban yang diberikan adalah untuk mencari
makan. Kata ini seolah menegaskan kebutuhan perutlah yang paling utama untuk
dipenuhi.
Kesibukan manusia mengisi perutnya ternyata menimbulkan
potensi tumbuh kembangnya penyakit di dalamnya. Perut merupakan tempat
pencernaan makanan setelah selesai dikunyah oleh mulut. Sehingga,
memungkinkannya menjadi sarang perkembangan penyakit-penyakit dalam, seperti
gangguan pada pencernaan dan lambung atau gangguan organ-organ dalam lainnya.
Oleh karena itu, Islam memberikan tips cara hidup sehat
yang menghindarkan umat Muslim dari penyakit akibat pola makan yang tidak
wajar. Allah memberi perintah untuk menjaga pola makan dalam ayat berikut yang
artinya, ''Makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya, Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,'' (QS Al-A'raf: 31).
Perintah untuk tidak berlebih-lebihan dalam makan dan
minum dalam ayat di atas dijelaskan oleh Nabi Muhammad dalam sabdanya, ''Tidak
ada suatu wadah yang diisi penuh oleh anak Adam yang lebih jelek melebihi
perutnya. Cukuplah baginya beberapa suapan kecil untuk menegakkan tulang
belakangnya. Jika tidak mungkin, sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk
minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya,'' (HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi,
Ibnu Majah, Al-Hakim).
Terdapat sebuah kisah tentang apresiasi non-Muslim
terhadap ayat dan hadis di atas. Seorang tabib beragama Kristen yang bertugas
sebagai dokter pribadi Khalifah Harun Ar-Rashid, setelah mendengar kedua
tuntunan itu, berkata kepada Ali bin Husein dengan penuh kekaguman, ''Sungguh
ajaran Hipokrates (seorang dokter kuno dari Yunani) tidak sebanding dengan
ajaran kitab dan Nabimu.''
Kekaguman serupa pernah dialami oleh seorang tabib utusan
Raja Meqauqis asal Mesir kepada Rasulullah. Setelah beberapa hari tinggal di
Madinah, tabib itu tidak mendapati adanya orang yang sakit. Ia pun memutuskan
kembali ke Mesir karena tidak ada pasien yang datang.
Sebelum kembali, ia bertanya kepada Rasulullah, ''Tuan,
izinkan kami mengetahui rahasia apakah yang menyebabkan tidak seorang pun
mengeluh sakit di sini?'' Rasulullah pun menjawab dengan bahasa yang sederhana,
''Kami kaum yang tidak makan sehingga merasa lapar dan bila makan, kami tidak
sampai kenyang.'' (HR Abu Dawud).
Ditegaskan lagi oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadis lain
yang diriwayatkan Hudzaifah, ''Orang yang sedikit makanannya, akan sehat
perutnya dan bening hatinya. Sedangkan, orang yang banyak makannya, perutnya
akan sakit dan keras hatinya.''
Dalam sebuah riwayat, Ali bin Abi Thalib juga
mengingatkan bahwa orang yang banyak makan akan kehilangan kecerdasan,
mengalami penurunan kemampuan menalar, dan daya hafalan. Ali berkata,
''Kekenyangan akan menghilangkan kecerdasan.''
Melalui proses pengkajian yang mendalam terhadap
pesan-pesan agama yang ada, para ulama Muslim dan para pakar kesehatan
menyatakan, sumber dari segala penyakit yang sulit diobati adalah memasukkan
makanan di atas makanan. Artinya, makanan yang satu belum tercerna dengan baik
di lambung, namun sudah memasukkan makanan berikutnya. Dalam kondisi yang
demikian, mesin pencernaan terus bekerja tanpa ada waktu untuk istirahat.
Apalagi jika makanan yang masuk belum halus akibat cara makan yang
tergesa-gesa.
0 komentar:
Posting Komentar