Dzikir Dua Menit
Pahalanya Sebukit
Waktu begitu berharga dalam Islam. Hanya dalam dua menit
Anda bisa mendapatkan pahala sangat besar. Syaratnya: mengamalkan dzikir:
subhaanallaah wa bihamdih (سبحان الله وبحمده) 100
kali setiap hari—gugurlah semua dosa Anda, walau sebanyak buih di lautan.
Waktu
adalah harta. Ada yang bilang time is money.Orang sukses pandai memanfaatkan
waktu. Siapa pun Anda—pengusaha, pelajar, ulama, peneliti—modalnya waktu. Yang
menakjubkan, tak ada agama yang lebih menghargai waktu melebihi Islam.
Ironisnya, tak ada umat yang lebih pandai menyia-nyiakan waktu melebihi kaum
Muslimin.
Dijamin tak
ada seorang pun yang menolak bila ditawari investasi waktu yang hasilnya datang
super cepat dalam jumlah super hebat. Apalagi hanya butuh dua menit, tapi
hasilnya bisa untuk menutup semua kerugian.
Ini
penawaran sangat serius. Dua menit? Ya, bahkan bisa kurang. Ini karena yang
menawarkan teramat sangat kaya, dan sanggup melakukan apa saja! Dialah Allah,
Pencipta Alam Semesta dan Pemberi Rezeki seluruh makhluk-Nya.
Kerugian
sejati adalah merugi waktu. Jika umur berkurang namun kebaikan tak bertambah,
rugi namanya. Jika umur berlalu, namun dosa semakin menumpuk, yang ini rugi
telak! Akan tetapi, selama kita masih punya waktu, yang kurang dari dua menit
itu, semua kerugian tadi bisa ditutup. Caranya? Simak hadis berikut:
Dari Abu
Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu, beliau mengatakan: Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan subhaanallaah wa bihamdih
(سبحان الله وبحمده) seratus kali setiap
hari, maka gugurlah semua dosanya walau sebanyak buih di lautan! (HR. Bukhari
No. 6405, dan Muslim No. 2691).
Sekali
lagi, Anda hanya perlu dua menit. Bahkan bisa lebih singkat untuk
mengucapkannya 100 kali bacaan tersebut. Hasilnya ruarrr biasa! Dosa-dosa Anda
akan diampuni walau sebanyak buih di lautan.
Zhahir
hadis menunjukkan semua dosa dapat terampuni melalui amalan tersebut. Tetapi
para ulama menafsirkan dosa yang dimaksud adalah dosa kecil. Sebab dosa besar
hanya diampuni melalui taubat. (Subulus Salaam, 4/216)
Imam Ibnu
Abdil Barr mengatakan, hadis tersebut termasuk hadis paling indah yang
berbicara fadhilah dzikir. (At Tamhid,
22/18)
Para ulama
menjelaskan, anjuran mengucapkan dzikir tersebut sifatnya mutlak. Bisa
dilakukan kapan saja. Pagi, siang, sore. Sekaligus atau dicicil. Inilah
kelebihan ibadah dzikir yang sangat fleksibel namun luar biasa faedahnya. Allah
berfirman, yang artinya:
“Bila
kalian usai mengerjakan sholat, maka ingatlah Allah baik dalam keadaan berdiri,
duduk, maupun berbaring.” (An Nisa’: 103)
Bila usai
Subuh Anda mengantuk, silakan membacanya sambil berbaring. Mudah. Bila tak
punya banyak waktu, bacalah sambil duduk, sambil berjalan pulang. Tidak ada
yang sulit dan menyulitkan.
Tapi tunggu
dulu. Sekadar komat-kamit tanpa paham yang dibaca tidak sama nilainya dengan
menghayati bacaan dengan penuh konsentrasi.
Ibnul
Qayyim Rahimahullah mengatakan,
“Pahala ini
tidak sekadar menjadi imbalan atas ucapan lisan semata. Memang, kalaulah
seseorang membacanya dengan lisan namun lalai terhadap maknanya, tidak mau
menghayati, hati tidak selaras dengan lisan, dan tidak menyadari hakikat dan
keagungan apa yang diucapkan, namun ia masih berharap dapat pahala; maka kadar
dosa yang diampuni akan sesuai dengan apa yang ada di hati.
Alasannya,
karena keutamaan masing-masing amal bukan diukur dari bentuk dan jumlahnya.
Namun dari apa yang ada di hati pelakunya. Boleh jadi ada dua amalan yang
bentuknya sama persis. Namun selisih keutamaannya sejauh antara bumi dan
langit. Sebagaimana dua orang yang berdiri dalam satu shaf dan sama-sama sholat
di belakang imam. Akan tetapi perbedaan nilai sholat mereka sejauh antara
langit dan bumi. (Madarijus Salikin, 1/331)
Nah, agar
mendapat imbalan maksimal, marilah kita selami makna ucapan tersebut.
Apa Makna (سبحان
الله وبحمده)
?
Makna (سبحان
الله) ialah aku
menyucikan Allah dari setiap aib dan kekurangan, dengan meyakini bahwa Dia-lah
yang maha sempurna dari semua sisi. Sedangkan (وبحمده)
artinya tasbih tadi kuucapkan dengan menghaturkan segala puji bagi Allah.
(Syarh Riyadhus Shalihien, oleh Ibn Utsaimin)
Ketika
mengucapkan kalimat tadi, cobalah Anda resapi maknanya. ingatlah Allah dengan
segala sifat-sifat keagungannya yang tak memiliki aib maupun kekurangan sama
sekali.
Ketika
mendengar Allah berada di atas ‘arsy (istawa ‘alal ‘arsy), katakan
subhaanallaah (maha suci Allah), dan tepislah semua gambaran yang terlintas di
benak Anda tentang kaifiyat istiwa’ Allah tersebut.
Demikian
pula saat mendengar Allah berada di atas, Allah turun ke langit dunia. Allah
memiliki wajah, kedua tangan, jari-jemari, kedua mata, betis, kaki, dan semua
keterangan tentang dzat dan perbuatan Allah, katakan subhaanallaah dan tepislah
semua khayalan yang terlintas di benak Anda, karena semua bayangan tadi adalah
batil. Allah berfirman, yang artinya:
“Tiada sesuatu pun yang mirip dengan-Nya, dan
Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Allah
memiliki dzat, namun tidak sama dengan dzat apa pun. Allah memiliki wajah,
namun tak sama dengan wajah siapa pun. Allah memiliki kedua tangan,
jari-jemari, kedua mata, betis, dan kaki. Namun semuanya tak sama sedikit pun
dengan apa yang pernah kita lihat. Dengan demikian, semua khayalan yang
terlintas di benak Anda saat mendengar sifat-sifat Allah tadi otomatis harus
Anda hilangkan.
Intinya,
kita imani semua sifat Allah dengan menerima lafaznya, memahami maknanya sesuai
tekstualnya. Tidak menakwilkannya. Tidak menolaknya. Tidak menyerupakannya
dengan sifat makhluk. Dan tidak menanyakan bagaimana hakikatnya.
Tak ada
agama yang lebih menghargai waktu melebihi Islam. Ironisnya, tak ada umat yang
lebih pandai menyia-nyiakan waktu melebihi kaum Muslimin.
Jika umur
berkurang namun kebaikan tak bertambah, kita rugi. Jika umur berlalu, namun
dosa semakin menumpuk, kita rugi telak!
Barangsiapa
mengucapkan subhanallah wa bihamdih 100 kali setiap hari, gugurlah semua
dosanya walau sebanyak buih di lautan.
Para ulama
menafsirkan bahwa dosa yang dimaksud dalam hadis bacaan tasbih adalah dosa
kecil. Sebab dosa besar hanya diampuni melalui taubat.
Islam
adalah agama yang sangat menghargai waktu.
Membaca
subhanallah wa bihamdih 100 kali menghapus dosa sebanyak buih di lautan.
Berdzikir
diiringi perenungan pahalanya lebih besar dibandingkan hanya sebatas diucapkan
tanpa perenungan.
Makna
merenungi dzikir adalah menyadari hakikat dan keagungan apa yang diucapkan
disertai harapan mendapat pahala dan ampunan dosa.
Makna
tasbih adalah menyucikan Allah dari setiap aib dan kekurangan, dengan meyakini
bahwa Dia-lah yang maha sempurna dari semua sisi.
Makna
tahmid adalah menghaturkan segala puji bagi Allah.
Ketika
mendengar semua keterangan tentang Allah dalam Al-Quran, sikap yang sesuai
dengan ajaran sahabat adalah mengimaninya sebagaimana teksnya, tidak
mengkhayalkannya, mentakwilnya, menolaknya, atau menyerupakannya dengan apa
yang dimiliki makhluk.
Oleh Ustadz
DR. Sufyan Basweidan, MA
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Mainkan dan menangkan hadiah nya bersama kami di ARENADOMINO beragam permainan POKER menanti anda semua fair play silahkan di add WA +855 96 4967353
Posting Komentar