Kamis, 09 Agustus 2018

Doa Malaikat Kepada Orang Yang Shalat


Doa Malaikat Kepada Orang Yang Shalat


Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat datang di Jaka Adhitea Blog bagi para pembaca sekaligus pengunjung setia blog ini. Di kesempatan kali ini admin Jaka Adhitea blog kembali menyajikan embun-embun ilmu dalam luasnya khazanah islam.

Seringkali kita meminta doa kepada orang-orang yang kita anggap lebih mudah didengar oleh Allah segala permintaan dan permohonannya, seperti orang tua kita, guru kita, para ustadz, ulama dan yang lainnya. Ini sebuah tindakan yang mulia karena dengan keshalehan mereka mudah-mudahan Allah mempercepat mengabulkan doa kita.

Lebih dari itu sebenarnya kita punya kesempatan lebih besar mendapatkan keinginan kita itu dari doa para makhluk Allah yang tidak pernah bersalah dan memiliki kesalahan, selalu siap sedia pada perintah dan arahan Allah subhanahu wa ta‘ala merekalah para Malaikat yang Allah berfirman tentang mereka:

لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“....dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ” (QS. At Tahrim : 6)

Tentu saja dengan posisi dan kedekatan Malaikat dengan Allah Ta‘ala sangat besar kemungkinan permohonan dan doa mereka lebih cepat direspon Allah subhanahu wa ta‘ala. Lalu bagaimana cara agar kita mendapatkan kesempatan didoakan oleh para Malaikat?

Salah satu agar kita didoakan oleh para Malaikat adalah dengan beribadah shalat, karena shalat adalah salah satu ibadah yang paling istimewa. Mulai dari persiapannya, ketika pelaksanaannya hingga shalat itu selesai. Ketika orang bersiap-siap untuk shalat Malaikat sudah hadir untuk mendoakannya, bahkan sebelum shalat dimulai Malaikat telah mendoakan kita. Doa Malaikat ditujukan untuk orang-orang yang datang di awal waktu, setelah mereka berwudhu dan menunggu waktu shalat jamaah ditegakkan, selama mereka duduk dan menunggu selama itu pula Malaikat mendoakan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ فِي صَلَاةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَدْعُو لَهُ الْمَلَائِكَةُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ

“Tidaklah salah seorang dari kalian duduk menunggu untuk shalat berikutnya dan selama ia dalam keadaan suci, kecuali para Malaikat akan selalu berdoa; ‘Ya Allah ampunilah ia, ya Allah sayangilah ia.’” (HR. Ahmad)

Shalat yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan di awal waktu dan akan bertambah utama jika dikerjakan di Masjid secara berjamaah. Tentu saja seseorang itu melangkah dan berjalan ke Masjid sebelum shalat didirikan sehingga tidak terlambat dan ketinggalan shalat. Adakalanya orang menunda-nunda berangkat ke Masjid karena tidak mau menunggu lama, padahal menunggu waktu shalat bukanlah perbuatan yang sia-sia. Sebaliknya itu merupakan waktu yang berkualitas karena selama kita menunggu waktu shalat selama itu pula Malaikat mendoakan.

Setiap detik yang berlalu ketika kita menunggu imam atau iqamah dikumandangkan akan dinilai oleh Allah sebagai sebuah kebaikan dan akan didoakan para Malaikat yang merupakan makhluk terdekat dengan Allah Ta‘ala. Doa Malaikat kepada orang yang shalat tidak terbatas sampai disitu saja, orang yang duluan datang ke Masjid berpeluang besar menempati shaf terdepan artinya ia kembali berpeluang besar untuk didoakan para Malaikat, karena Malaikat juga mendoakan orang-orang yang berada di shaf pertama. Inilah salah satu kelebihan yang dimiliki shaf pertama shalat berjamaah.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ

“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas mereka yang berada di shaf-shaf terdepan.” (HR. Ahmad)

Sayangnya yang terjadi di Masjid-Masjid di tanah air justru sebaliknya, orang-orang enggan untuk mengisi shaf pertama. Bahkan yang sangat disayangkan justru banyak mempersilahkan orang lain mengisi shaf di depannya, bukankah dengan begitu ia telah memberikan peluang emas ini kepada orang lain. Ini bukan tindakan terpuji, dalam konteks ini yang seharusnya diamalkan adalah prinsip saling berlomba dalam kebaikan.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, Rasulullah menyampaikan begitu besarnya keistimewaan shaf pertama. Seandainya kaum muslim tahu tentu mereka tidak akan rela berada pada shaf kedua, ketiga dan seterusnya. Bahkan bisa jadi untuk mendapatkan shaf pertama mereka akan melakukannya dengan cara undian, itulah luar biasanya keistimewaan shaf pertama yang banyak dilupakan dan disepelekan masyarakat muslim. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا

“Seandainya manusia mengetahui apa (kebaikan) yang terdapat pada adzan dan shaf awal, lalu mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, niscaya tmereka akan melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalu bagaimana dengan orang yang berada pada shaf kedua, ketiga, keempat dan seterusnya, Apakah mereka tidak didoakan oleh para Malaikat? Dalam hal ini peluang mereka untuk mendapatkan doa khusus dari para Malaikat menjadi kecil tapi bukan berarti mustahil. Mereka masih berkesempatan mendapatkan doa dari para Malaikat jika mereka berinisiatif mengisi barisan kosong di depannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلَائِكَتَهُ عَلَيْهِمْ السَّلَامُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ

“sesungguhnya Allah Azza WaJalla dan para Malaikat-Nya Alaihimussalam, mereka bershalawat kepada orang-orang yang menyambung barisan (shalat).” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-Hakim)

Kesempatan khusus untuk didoakan oleh para Malaikat masih berlanjut bagi orang-orang yang shalat. Dalam shalat berjamaah makmum akan mengikuti dan melakukan gerakan setelah imam, karena imam memang ditunjuk untuk diikuti bahkan mengikuti imam menjadi suatu hal yang wajib dalam shalat berjamaah. Gerakan berjamaah di dalam shalat yang rapi, selaras dan satu komando menunjukkan kekompakkan kaum muslimin yang seharusnya bisa ditularkan ke dalam kehidupan nyata.

Dalam shalat berjamaah, ada beberapa shalat dimana imam mengeraskan bacaannya sehingga terdengar jelas oleh makmum yaitu shalat subuh, maghrib dan isya’. Al-Fatihah adalah salah satu bacaan yang dikeraskan oleh imam. Setelah imam sampai pada akhir Al-Fatihah dan mengucapkan “waladhaalin” maka makmum akan menjawabnya dengan mengucapkan “aamiin”. Al-Fatihah berisi doa diantaranya meminta diberikan petunjuk pada jalan yang lurus, maka ucapan “aamiin” bermakna agar Allah mengabulkan permohonan kita. Dan luar biasanya ucapan yang singkat ini bisa menjadi penghapus dosa-dosa yang pernah kita kerjakan jika kita ucapkan bertepatan dengan doa Malaikat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِذَا قَالَ الْإِمَامُ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } فَقُولُوا آمِينَ فَمَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Bila imam mengucapkan, ‘Ghairil maghdluubi 'alaihim walaadl-dlalliin (Bukan orang-orang yang dimurkai dan bukan orang-orang yang sesat)’ maka ucapkanlah, ‘Aamiin’, Barangsiapa ucapan aamiin-nya bersamaan dengan aamiin para malaikat, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Apakah kesempatan didoakan Malaikat selesai begitu saja setelah shalat selesai? Ternyata tidak, jika kita memilih duduk di tempat shalat lalu berdzikir dan mengingat Allah maka doa para Malaikat masih berpeluang mengalir kepada kita. Namun kadang kita temukan banyak orang bergegas meninggalkan tempat shalatnya setelah shalat usai, mungkin ia punya urusan penting dan mendesak yang akan dikerjakan dan hal itu memang tidak dilarang, tapi jika menginginkan keistimewaan lebih atau tabungan pahala lebih banyak maka duduk di tempat shalatnya adalah pilihan yang terbaik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَا تَزَالُ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ الَّذِي صَلَّى فِيهِ مَا لَمْ يَقُمْ أَوْ يُحْدِثْ تَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ

“Malaikat akan senantiasa bershalawat kepada salah seorang kalian selama ia berada di tempat shalat dimana ia melakukan shalat, yaitu selama belum berdiri atau berhadats, mereka berkata; ‘Ya Allah ampunilah dia, ya Allah sayangilah dia.’” (HR. Ahmad)

Selain berkesempatan didoakan Malaikat pada moment tertentu dalam shalat, waktu shalat menjadi pergantian waktu Malaikat siang dan malam dalam melakukan tugasnya. Pergantian itu dilakukan pada saat shalat ashar dan subuh, istimewanya orang-orang yang ditinggalkan Malaikat yang akan melakukan pergantian, sementara orang-orang itu masih dalam posisi shalat akan didoakan secara khusus baik oleh Malaikat yang bertugas di siang hari maupun malam hari. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَتَعَاقَبُونَ مَلَائِكَةَ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةَ النَّهَارِ فَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ الَّذِينَ كَانُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ فَيَقُولُ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ يُصَلُّونَ

“Sesungguhnya Allah mempunyai para malaikat, mereka saling bergantian antara malaikat yang berjaga diwaktu malam dengan malaikat yang berjaga diwaktu siang, mereka akan berkumpul ketika shalat subuh dan shalat ashar, lalu malaikat yang bersama kalian akan naik ke hadapan Allah, Allah akan bertanya kepada mereka dan Dia lebih tahu, Allah berfirman: ‘Bagaimana kondisi hamba-ku ketika kalian tinggalkan?’ Mereka menjawab; ’Ketika kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan ketika kami datang mereka juga dalam keadaan shalat.’ (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad)
Barakallahu fiikum....
Wassalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh....


0 komentar:

Posting Komentar