Doa Malaikat Kepada
Orang Yang Shalat
Assalamu‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat
datang di Jaka Adhitea Blog bagi para pembaca sekaligus pengunjung setia blog
ini. Di kesempatan kali ini admin Jaka Adhitea blog kembali menyajikan
embun-embun ilmu dalam luasnya khazanah islam.
Seringkali kita meminta doa kepada orang-orang yang kita
anggap lebih mudah didengar oleh Allah segala permintaan dan permohonannya,
seperti orang tua kita, guru kita, para ustadz, ulama dan yang lainnya. Ini
sebuah tindakan yang mulia karena dengan keshalehan mereka mudah-mudahan Allah
mempercepat mengabulkan doa kita.
Lebih dari itu sebenarnya kita punya kesempatan lebih
besar mendapatkan keinginan kita itu dari doa para makhluk Allah yang tidak
pernah bersalah dan memiliki kesalahan, selalu siap sedia pada perintah dan
arahan Allah subhanahu wa ta‘ala merekalah para Malaikat yang Allah berfirman
tentang mereka:
لَا
يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“....dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ” (QS. At Tahrim : 6)
Tentu saja
dengan posisi dan kedekatan Malaikat dengan Allah Ta‘ala sangat besar
kemungkinan permohonan dan doa mereka lebih cepat direspon Allah subhanahu wa
ta‘ala. Lalu bagaimana cara agar kita mendapatkan kesempatan didoakan oleh para
Malaikat?
Salah satu
agar kita didoakan oleh para Malaikat adalah dengan beribadah shalat, karena
shalat adalah salah satu ibadah yang paling istimewa. Mulai dari persiapannya,
ketika pelaksanaannya hingga shalat itu selesai. Ketika orang bersiap-siap
untuk shalat Malaikat sudah hadir untuk mendoakannya, bahkan sebelum shalat
dimulai Malaikat telah mendoakan kita. Doa Malaikat ditujukan untuk orang-orang
yang datang di awal waktu, setelah mereka berwudhu dan menunggu waktu shalat
jamaah ditegakkan, selama mereka duduk dan menunggu selama itu pula Malaikat
mendoakan.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ مَا قَعَدَ
يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ فِي صَلَاةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَدْعُو لَهُ الْمَلَائِكَةُ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Tidaklah
salah seorang dari kalian duduk menunggu untuk shalat berikutnya dan selama ia
dalam keadaan suci, kecuali para Malaikat akan selalu berdoa; ‘Ya Allah
ampunilah ia, ya Allah sayangilah ia.’” (HR. Ahmad)
Shalat yang
paling utama adalah shalat yang dikerjakan di awal waktu dan akan bertambah
utama jika dikerjakan di Masjid secara berjamaah. Tentu saja seseorang itu
melangkah dan berjalan ke Masjid sebelum shalat didirikan sehingga tidak
terlambat dan ketinggalan shalat. Adakalanya orang menunda-nunda berangkat ke
Masjid karena tidak mau menunggu lama, padahal menunggu waktu shalat bukanlah
perbuatan yang sia-sia. Sebaliknya itu merupakan waktu yang berkualitas karena
selama kita menunggu waktu shalat selama itu pula Malaikat mendoakan.
Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ
“Sesungguhnya
Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas mereka yang berada di shaf-shaf
terdepan.” (HR. Ahmad)
Sayangnya
yang terjadi di Masjid-Masjid di tanah air justru sebaliknya, orang-orang
enggan untuk mengisi shaf pertama. Bahkan yang sangat disayangkan justru banyak
mempersilahkan orang lain mengisi shaf di depannya, bukankah dengan begitu ia
telah memberikan peluang emas ini kepada orang lain. Ini bukan tindakan
terpuji, dalam konteks ini yang seharusnya diamalkan adalah prinsip saling
berlomba dalam kebaikan.
Dalam
hadits lain yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, Rasulullah menyampaikan begitu
besarnya keistimewaan shaf pertama. Seandainya kaum muslim tahu tentu mereka
tidak akan rela berada pada shaf kedua, ketiga dan seterusnya. Bahkan bisa jadi
untuk mendapatkan shaf pertama mereka akan melakukannya dengan cara undian,
itulah luar biasanya keistimewaan shaf pertama yang banyak dilupakan dan disepelekan
masyarakat muslim. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا
فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ
يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا
“Seandainya
manusia mengetahui apa (kebaikan) yang terdapat pada adzan dan shaf awal, lalu
mereka tidak akan mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, niscaya tmereka
akan melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu
bagaimana dengan orang yang berada pada shaf kedua, ketiga, keempat dan
seterusnya, Apakah mereka tidak didoakan oleh para Malaikat? Dalam hal ini
peluang mereka untuk mendapatkan doa khusus dari para Malaikat menjadi kecil
tapi bukan berarti mustahil. Mereka masih berkesempatan mendapatkan doa dari
para Malaikat jika mereka berinisiatif mengisi barisan kosong di depannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
وَمَلَائِكَتَهُ عَلَيْهِمْ السَّلَامُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ
الصُّفُوفَ
“sesungguhnya
Allah Azza WaJalla dan para Malaikat-Nya Alaihimussalam, mereka bershalawat
kepada orang-orang yang menyambung barisan (shalat).” (HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan al-Hakim)
Kesempatan
khusus untuk didoakan oleh para Malaikat masih berlanjut bagi orang-orang yang
shalat. Dalam shalat berjamaah makmum akan mengikuti dan melakukan gerakan
setelah imam, karena imam memang ditunjuk untuk diikuti bahkan mengikuti imam
menjadi suatu hal yang wajib dalam shalat berjamaah. Gerakan berjamaah di dalam
shalat yang rapi, selaras dan satu komando menunjukkan kekompakkan kaum
muslimin yang seharusnya bisa ditularkan ke dalam kehidupan nyata.
Dalam
shalat berjamaah, ada beberapa shalat dimana imam mengeraskan bacaannya
sehingga terdengar jelas oleh makmum yaitu shalat subuh, maghrib dan isya’.
Al-Fatihah adalah salah satu bacaan yang dikeraskan oleh imam. Setelah imam
sampai pada akhir Al-Fatihah dan mengucapkan “waladhaalin” maka makmum akan
menjawabnya dengan mengucapkan “aamiin”. Al-Fatihah berisi doa diantaranya
meminta diberikan petunjuk pada jalan yang lurus, maka ucapan “aamiin” bermakna
agar Allah mengabulkan permohonan kita. Dan luar biasanya ucapan yang singkat
ini bisa menjadi penghapus dosa-dosa yang pernah kita kerjakan jika kita
ucapkan bertepatan dengan doa Malaikat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh imam Bukhari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا قَالَ الْإِمَامُ {
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } فَقُولُوا آمِينَ فَمَنْ
وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Bila imam
mengucapkan, ‘Ghairil maghdluubi 'alaihim walaadl-dlalliin (Bukan orang-orang
yang dimurkai dan bukan orang-orang yang sesat)’ maka ucapkanlah, ‘Aamiin’,
Barangsiapa ucapan aamiin-nya bersamaan dengan aamiin para malaikat, maka akan
diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim)
لَا تَزَالُ الْمَلَائِكَةُ
تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ الَّذِي صَلَّى فِيهِ مَا
لَمْ يَقُمْ أَوْ يُحْدِثْ تَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Malaikat
akan senantiasa bershalawat kepada salah seorang kalian selama ia berada di
tempat shalat dimana ia melakukan shalat, yaitu selama belum berdiri atau
berhadats, mereka berkata; ‘Ya Allah ampunilah dia, ya Allah sayangilah dia.’”
(HR. Ahmad)
Selain
berkesempatan didoakan Malaikat pada moment tertentu dalam shalat, waktu shalat
menjadi pergantian waktu Malaikat siang dan malam dalam melakukan tugasnya.
Pergantian itu dilakukan pada saat shalat ashar dan subuh, istimewanya
orang-orang yang ditinggalkan Malaikat yang akan melakukan pergantian,
sementara orang-orang itu masih dalam posisi shalat akan didoakan secara khusus
baik oleh Malaikat yang bertugas di siang hari maupun malam hari. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً
يَتَعَاقَبُونَ مَلَائِكَةَ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةَ النَّهَارِ فَيَجْتَمِعُونَ
فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ الَّذِينَ
كَانُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ فَيَقُولُ كَيْفَ تَرَكْتُمْ
عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ يُصَلُّونَ
“Sesungguhnya
Allah mempunyai para malaikat, mereka saling bergantian antara malaikat yang
berjaga diwaktu malam dengan malaikat yang berjaga diwaktu siang, mereka akan
berkumpul ketika shalat subuh dan shalat ashar, lalu malaikat yang bersama
kalian akan naik ke hadapan Allah, Allah akan bertanya kepada mereka dan Dia
lebih tahu, Allah berfirman: ‘Bagaimana kondisi hamba-ku ketika kalian
tinggalkan?’ Mereka menjawab; ’Ketika kami tinggalkan mereka dalam keadaan
shalat dan ketika kami datang mereka juga dalam keadaan shalat.’ (HR. Bukhari,
Muslim, Abu Daud dan Ahmad)
Barakallahu
fiikum....
Wassalamu‘alaikum
warahmatullahi wabarakatuh....
0 komentar:
Posting Komentar