Sabtu, 04 Agustus 2018

Apa Saja Aktivitas Rasulullah Sebelum Subuh?


Apa Saja Aktivitas Rasulullah Sebelum Subuh?


Saat umat manusia terlelap dalam dekapan malam, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam berdiri shalat berjam-jam, hingga tiba seperenam akhir malam. Jika kita amati seperenam akhir malam itu artinya waktu subuh dikurangi panjang malam dibagi enam. Seandainya waktu maghrib jatuh pada pukul 18.00 dan waktu subuh adalah pukul 04.30, maka panjang waktu malam adalah 10 jam 30 menit, sehingga seperenam malamnya adalah satu jam empat puluh lima menit.

Berdasarkan perhitungan waktu di atas, maka seperenam akhir malam jatuh pada pukul 02.45 dini hari. Jadi Rasulullah SAW tidur lagi setelah beribadah sepanjang malam kurang lebih di antara pukul 02.45 dini hari hingga azan subuh. Bisa jadi beliau tidur pukul 03.00 atau lebih dari itu.

Bangun tidur

Ketika gema azan subuh memecah keheningan Madinah, Rasulullah SAW segera membuka kedua mata beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam nan indah kemudian bangun dari tidurnya yang hanya beberapa puluh menit saja. Hal pertama yang beliau lakukan adalah bersyukur kepada Allah seraya mengucapkan :

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِي أَحْيَاناَ بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَ إِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangkitkan. Hadits Shohih (HR. Bukhari no. 6312 dari Shahabat Hudzaifah radhiallahu'anhu dan Muslim no. 2711 (59) dari Shahabat Al-Baro' radhiallahu'anhu)

Setelah itu Rasulullah SAW bersiwak. Siwak adalah dahan atau akar dari pohon Salvadora Persica yang digunakan untuk membersihkan gigi, gusi dan mulut. Bersiwak tidak harus menggunakan kayu siwak, akan tetapi semua dahan atau akar pohon apa saja boleh digunakan untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu lembut, bisa membersihkan, berserat serta bersifat basah dan seratnya tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak. Bersiwak juga dapat dilakukan dengan menggosok gigi menggunakan sikat gigi dan pasta gigi.

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa apabila hendak shalat malam (tahajjud), beliau membersihkan mulutnya dengan siwak.” (Muttafaqun ‘alaihi, HR. Bukhari dan Muslim)

Shalat Sunah Fajar

Setelah itu beliau berdoa dan berdzikir, kemudian menunaikan dua rakaat shalat sunah fajar. Semua out beliau lakukan di rumah. Rasulullah SAW bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725).

Tidak ada shalat sunah yang beliau perhatikan melebihi shalat sunah Fajar. Sayidah ‘Aisyah Rhadiyallahu ‘anha berkata: Rasulullah SAW tidak pernah memberikan perhatian kepada shalat sunah sebesar perhatian beliau kepada dua rakaat Fajar. (HR. Bukhari)

Nabi SAW selalu menunaikan shalat sunah fajar dengan singkat (cepat akan tetapi tidak tergesa-gesa). Karena begitu cepatnya shalat sunah fajar beliau tersebut dibanding dengan shalat-shalat sunah beliau lainnya, sampai-sampai ada yang bertanya, “Apakah beliau membaca surah Al-Fatihah?”

Sayidah ‘Aisyah Rhadiyallahu ‘anha berkata:

Dahulu Rasulullah SAW jika waktu subuh telah tiba, beliau menunaikan dua rakaat shalat sunnah (fajar). (karena begitu cepat shalat beliau, sampai-sampai) aku berkata, “Apakah beliau membaca surah Al-Fatihah di kedua rakaat tersebut?” (HR. Muslim)

Artinya, shalat sunah Fajar yang dikerjakan Rasulullah sebentar saja tidak seperti shalat sunah beliau yang lain pada umumnya beliau lakukan cukup lama.

Dalam melaksanakan shalat sunah Fajar pada rakaat pertama setelah membaca surah Al-Fatihah, Rasulullah SAW membaca surah Al-Kafirun dan pada rakaat keduanya surah Al-Ikhlas sebagaimana dinyatakan oleh Sayidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha berikut:

“Dahulu Rasulullah SAW selalu menunaikan shalat sunah dua rakaat sebelum subuh (shalat sunah fajar), dan beliau bersabda, “Dua surat terbaik yang dibaca dalam dua rakaat Fajar adalah Qul Huwallahu Ahad (Al-Ikhlas) dan Qul Ya Ayyuhal Kafirun (Al-Kafirun).” (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang kuat)

Selain menunaikan shalat fajar dan berdoa, beliau tidak langsung ke masjid. Jika istri beliau telah bangun, maka beliau bercakap-cakap dengan istrinya dengan percakapan yang penuh kasih sayang.

Sayidah Aisyah berkata : “Sesungguhnya Nabi SAW, dahulu selalu menunaikan dua rakaat (sunah fajar). Setelah shalat, jika aku terjaga, maka beliau bercengkarama denganku, dan jika aku tidur, maka beliau berbaring (pada sisi kanan tubuh beliau).” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

Bagaimana pendapat kita tentang istri tercinta yang memulai harinya dengan sapaan mesra dari sang suami ? Namun, jika istrinya Rasulullah masih tidur (karena tengah berhalangan, tidak shalat), maka Rasul berbaring di sisi kanan tubuhnya hingga tiba waktu iqamat.

Berjalan ke masjid

Setelah sebagian besar sahabat berkumpul di masjid. Sayyidina Bilal ra segera mendatangi Rasulullah SAW dan berkata :

“Duhai Rasulullah, waktu shalat telah tiba” (HR. Ahmad, Nasai dan Baihaqi)

Lalu Rasulullah melangkah kaki meninggalkan rumahnya menuju masjid untuk mengimami shalat berjamaah, seraya memandang ke langit beliau berdoa:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ, اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ

“Dengan menyebut nama Allah, aku berpasrah diri kepada Allah, tiada daya dan kekuatan melainkan atas izin Allah. Duhai Allah, sungguh aku berlindung denganMu agar aku tidak tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, berbuat dzalim atau didzalimi, berbuat bodoh atau dibodohi.” (Disarikan dari doa Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)

Barangsiapa membaca doa di atas saat keluar rumah menuju masjid, maka : Allah menghadapkan wajahNya kepadanya dan tujuh puluh malaikat memohonkan ampun untuknya. (HR. Ibnu Majah)

Saat memasuki masjid, beliau langkahkan kaki kanan beliau yang mulia sambil berdoa:

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

“Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)


أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, wajah-Nya yang mulia dan kekuasaan-Nya yang terdahulu dari godaan setan yang terkutuk.” (HR. Abu Daud)

Dan selanjutnya beliau memimpin shalat subuh berjamaah bersama para sahabat yang menjadi makmumnya. Masya Allah, Barakallah fiik

Disadur dari : Buku Sehari Bersama Rasul, Ustadz Naufal bin Muhammad Al-Aidarus




0 komentar:

Posting Komentar