Shalat Tahajud Boleh Dikerjakan Sebelum Tidur Atau Harus
Tidur Dulu?
Salah satu shalat yang dilaksanakan di malam hari ialah
shalat tahajud. Shalat tahajud ini merupakan shalat yang sangat dianjurkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengapa? Sebab, pada waktu ini, di
saat orang lain terlelap dalam tidurnya, seseorang beribadah kepada Allah.
Sehingga, ia bisa melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, penuh keheningan dan
ketenangan. Sebagaimana Allah perintahkan di dalam Al-Qur’an, “Dan pada sebahagian
malam hari tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan
Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79)
Hanya saja, kita ketahui bahwa ada yang mengatakan shalat
tahajud harus dilakukan setelah tidur. Kalau begitu, bagaimana dengan nasib
orang yang tidak bisa atau kesulitan tidur di malam hari? Atau yang mungkin
begadang karena sebab tugas dan pekerjaan shift malam. Apakah boleh
melaksanakan shalat tahajud tanpa tidur terlebih dahulu? Pertama-tama yang perlu
dipahami bahwa tidak tidur karena insomnia tidak bisa diberi label hukum
apa-apa karena hal itu adalah penyakit.
Yang bisa dijatuhi hukum adalah perbuatan yang dilakukan
dengan sadar dalam keadaan insomnia itu sendiri. Adapun begadang tanpa adanya
gangguan kejiwaan(insomnia) itu boleh dan baik asalkan diisi dengan hal-hal
yang positif. Permasalahannya kemudian, terkait ibadah shalat sunnah yang
dilakukan di malam hari ketika begadang, apakah shalat tahajjud termasuk di
dalamnya?
SHALAT MALAM BUKAN CUMA TAHAJUD
Seringkali orang menyamaratakan bahwa shalat malam adalah
shalat tahajud. Memang shalat tahajud adalah shalat malam, tapi shalat malam
bukan cuma tahajud saja. Ada shalat tarawih, shalat witir, shalat tasbih,
shalat hajat dan shalat sunnah lain yang dikerjakan di malam hari. Maka itu
disebut sebagai shalat malam atau Qiyamul Lail (menghidupkan malam). Para ulama
menegaskan, qiyamu lail lebih umum dari pada tahajud. Karena qiyamul lail
mencakup semua kegiatan ibadah di malam hari, baik berupa shalat, membaca
Al-Quran, belajar mengkaji ilmu agama, atau dzikir.
Selama ketaatan itu dilakukan di malam hari, sehingga
menyita waktu istirahatnya, bisa disebut qiyam lail. Baik dilakukan sebelum
tidur maupun sesudah tidur. Dalam Maraqi Al-Falah dinyatakan, “Makna Qiyam lail
adalah seseorang sibuk melakukan ketaatan pada sebagian besar waktu malam. Ada
yang mengatakan, boleh beberapa saat di waktu malam. Baik membaca Al-Quran,
mendengar hadis, bertasbih, atau membaca shalawat untuk Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.” (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, 34/117)
APAKAH TAHAJUD HARUS TIDUR DULU?
Perlu diketahui bahwa Tahajjud adalah shalat sunnah yang
dilakukan di malam hari setelah bangun tidur walaupun tidurnya hanya sebentar.
Jadi, jika kita tidak tidur sama sekali di waktu malam maka shalat sunnah yang
dilakukan tidak dinamakan shalat tahajjud. Begitu menurut pendapat yang
mu’tamad (kuat). Dari Katsir bin Abbas dari sahabat Al-Hajjaj bin Amr
radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Diantara kalian menyangka ketika melakukan
shalat di malam hari sampai subuh dia merasa telah tahajud. Tahajud adalah
shalat yang dikerjakan setelah tidur, kemudian shalat setelah tidur. Itulah
shalatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ath-Thabrani)
tidurlah walaupun sebentar
Imam Romli dalam karyanya Nihayatul Muhtaj Ila Syarhil
Minhaj menyebutkan, Shalat Tahajud disunnahkan dengan kesepakatan ulama
berdasarkan firman Allah Taala dalam Alquran surat Al-Isra’ ayat 79 dan juga
berdasarkan ketekunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
melaksanakannya. Shalat Tahajjud adalah shalat sunnah di malam hari setelah
tidur.
Dengan nada yang sama Syekh Sulaiman Ibn Muhamad ibn Umar
Al-Bujairomi menyebutkan, “Dan sunnah melaksanakan shalat tahajjud, yaitu
shalat sunnah setelah tidur. Penjelasan dari frasa (setelah tidur) maksudnya
walaupun tidur sebentar dan tidurnya dilakukan sebelum shalat Isya, tapi shalat
tahajjud tetap dilakukan setelah shalat Isya. Oleh sebab itulah shalat ini
disebut shalat Tahajjud (tahajjud : tidur di waktu malam) dan inilah pendapat
yang Mu’tamad/kuat.” (Hasyiyatul Bujairomi ala Syarhil Minhaj)
Dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa shalat tahajjud
harus dilakukan setelah tidur. Oleh karena itu, jika ingin melaksanakan shalat
tahajjud tidurlah terlebih dahulu walau hanya sebentar. Tapi, jika memang tidak
bisa tidur masih ada shalat sunnah lain yang bisa dikerjakan seperti shalat
tasbih, shalat hajat, shalat witir dan lain sebagainya. Intinya, isilah
malam-malam itu dengan ibadah kepada Allah.
PENDAPAT YANG MEMBOLEHKAN TAHAJUD SEBELUM TIDUR
Ada pendapat sebagian kecil ulama yang menyebut bahwa
boleh shalat tahajud tanpa harus tidur dulu. Pendapat ini memakai kaidah bahwa,
“Shalat tahajud adalah semua shalat sunah yang dikerjakan setelah isya, baik
sebelum tidur maupun sesudah tidur.” (Hasyiyah Ad-Dasuqi, 7/313). Karena
tahajud memiliki arti mujanabatul hajud (menjauhi tempat tidur). Dan semua
shalat malam bisa disebut tahajud jika dilakukan setelah bangun tidur atau di
waktu banyak orang tidur.
Pendapat ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Sebarkanlah salam, berilah makanan, sambung silaturahmi,
dan kerjakan shalat malam ketika manusia sedang tidur, kalian akan masuk surga
dengan selamat.” (HR. Ahmad). Perlu ditegaskan bahwa pendapat ini lemah, dan
hadits ini tidak bisa jadi sandaran karena tidak sesuai dengan mayoritas
pendapat jumhur ulama. (konsultasisyariah)
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Mainkan dan menangkan hadiah nya bersama kami di ARENADOMINO beragam permainan POKER menanti anda semua fair play silahkan di add WA +855 96 4967353
Posting Komentar