DO’A PARA MALAIKAT
BAGI ORANG YANG MENDO’AKAN SAUDARANYA DARI KEJAUHAN
Mendoakan Sahabat Doa Mendoakan Orang Lain Doa Untuk
Saudara Muslim Mendoakan Teman Keutamaan Mendoakan Orang Lain
DO’A PARA MALAIKAT BAGI ORANG YANG MENDO’AKAN SAUDARANYA
DARI KEJAUHAN (TANPA SEPENGETAHUAN ORANG YANG DIDO’AKAN) DAN BAGI YANG
DIDO’AKAN.
دَعْوَةُ الْمَرْءِ
الْمُسْلِمِ لأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ
مُوَكَّلٌ. كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ
بِهِ: آمِيْنَ. وَلَكَ بِمِثْلٍ.
‘Do’a
seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang
dido’akannya [1] adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat
yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan
sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin dan engkau pun
mendapatkan apa yang ia dapatkan.’”
‘Abdullah
berkata: “Lalu aku pergi ke pasar dan bertemu dengan Abud Darda’ Radhiyallahu
anhu, lalu beliau mengucapkan kata-kata seperti itu yang diriwayatkan dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[2]
Dari hadits
yang mulia ini kita bisa mengetahui bahwa ada dua golongan manusia yang
mendapatkan do’a dari para Malaikat, mereka itu adalah orang yang dido’akan
oleh saudaranya sesama muslim sedangkan dia tidak mengetahuinya, karena
Malaikat yang ditugaskan kepada orang yang sedang menguapkan: “Aamiin,”
maknanya adalah: “Ya Allah, kabulkanlah do’anya bagi saudaranya.”[3]
Sedangkan
yang kedua adalah orang yang mendo’akannya, karena Malaikat yang diutus
kepadanya berkata: “Dan engkau pun mendapatkan apa yang didapatkan oleh
saudaramu.”[4]
Al-Imam
Ibnu Hibban membuat sebuah bab dalam Shahiihnya dengan judul: “Anjuran untuk
Memperbanyak Berdo’a kepada Saudara Sesama Muslim Tanpa Sepengetahuan Orang
yang Dido’akan, dengan Harapan Permohonan untuk Keduanya Dikabulkan.”[5]
Di dalam
Syarh Shahiih Muslim ada sebuah komentar untuk hadits ini, penulis berkata:
“Dalam hadits ini ada sebuah keutamaan do’a bagi saudaranya tanpa sepengetahuan
orang yang dido’akannya. Seandainya seseorang berdo’a untuk satu kelompok umat
Islam, maka ia akan mendapatkan pahala yang telah ditetapkan, dan seandainya ia
berdo’a untuk seluruh kaum muslimin, maka yang aku fahami, ia pun mendapatkan
pahala yang telah ditentukan.”[6]
Orang-orang
yang gigih dalam mendapatkan shalawat para Malaikat, mereka semua bersemangat
dalam mendo’akan saudara-saudara mereka sesama muslim tanpa sepengetahuan
saudara yang dido’akannya itu dan hal ini senantiasa ada, alhamdulillaah.
Al-Qadhi
‘Iyadh berkata: “Jika generasi Salaf hendak berdo’a untuk dirinya sendiri, mereka
juga berdo’a untuk saudaranya sesama muslim dengan do’a tersebut, karena do’a
tersebut adalah do’a yang mustajab, dan dia pun akan mendapatkan apa yang
didapatkan oleh saudaranya sesama muslim.” [7]
Al-Hafizh
adz-Dzahabi menyebutkan kisah dari Ummud Darda’ رَحِمَهَا
اللهُ تَعَالَى bahwa Abud Darda’ Radhiyallahu anhu memiliki 360 kekasih di
jalan Allah yang selalu dido’akan dalam shalat, lalu Ummud Darda’
mempertanyakan hal tersebut, beliau menjawab: “Apakah aku tidak boleh menyukai
jika para Malaikat mendo’akanku?” [8]
Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah memuji orang-orang mukmin yang telah mendahului
mereka, hal ini sebagaimana termaktub di dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ
بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا
بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan
orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a:
‘Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman
lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati
kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang.” [Al-Hasyr: 10]
Asy-Syaikh
Muhammad bin ‘Alan ash-Shiddiqi mengomentari ayat ini dengan berkata: “Allah
Subhanahu wa Ta’ala memuji mereka karena do’a-do’a mereka untuk saudara-saudara
mereka kaum mukminin yang telah mendahului mereka, pujian tersebut ketika
mereka sedang berdo’a.” [9]
Semoga
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita semua ke dalam golongan mereka dengan
karunia dan keuta-tamaan dari-Nya. Aamiin, yaa Dzal Jalaali wal Ikraam.
[Disalin
dari buku Man Tushallii ‘alaihimul Malaa-ikatu wa Man Tal‘anuhum, Penulis Dr.
Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi, Judul dalam Bahasa Indonesia: Orang-Orang
Yang Di Do’aka Malaikat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Walaupun orang yang dido’akannya berada di hadapan
orang yang mendo’akannya, seperti berdo’a dengan hatinya atau dengan lisan
tetapi tidak terdengar oleh orang yang dido’akan. (‘Aunul Ma’buud IV/275-276)
[2]. Shahiih Muslim kitab adz-Dzikr wad Du’aa’ wat Taubah
wal Istighfaar bab Fadhlud Du’aa’ lil Muslimiin bi Zhahril Ghaib (IV/ 2094 no.
2733 (88)).
[3]. ‘Aunul Ma’buud (IV/276).
[4]. Ibid.
[5]. Al-Ihsaan fii Taqriibi Shahih Ibni Hibban kitab
ar-Raqaa-iq bab al-Ad’iyah (III/278).
[6]. Syarh an-Nawawi (XVII/49).
[7]. Syarh an-Nawawi (XVII/49) dan Syarh ath-Thaibi
(V/1707).
[8]. Lihat kitab Siyar A’laamin Nubalaa’ (II/351).
[9]. Daliilul Faalihiin li Thuruuqi Riyaadhish Shaalihiin
(IV/307).
Oleh Dr. Fadhl Ilahi bin Syaikh Zhuhur Ilahi
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Halloo kami dari ARENADOMINO ingin mengajak anda semua pecinta games poker untuk bermain disini permainan fairplay menanti anda semua dan 100% no robot player vs player
yuk silahkan langsung bermain dengan kami proses mudah cepat dan nyaman jika kesulitan dalam pendaftaran dapat juga dibantu ya bisa dari live chat ataupun dari WA +855 96 4967353 silahkan ..
Posting Komentar