7 Mukjizat dan
Keistimewaan Al Quran
Setidaknya ada 7 keistimewaan Al Qur'an yang patut
diketahui oleh umat Islam sendiri maupun pihak non Islam. Bahwa sesungguhnya Al
Qur'an ini memang benar-benar dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Al Qur'an
Apa sajakah Keistimewaan Al Qur'an itu.
1. Terpelihara Keasliannya
Al Quran adalah satu-satunya kitab di dunia yang sempurna
dan terpelihara keasliannya, karena sendirilah yang memeliharnya, sebagaimana
firmanNya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya
Kami benar-benar memeliharanya”. (al-Hijr : 9)
Al Quran adalah satu-satunya kitab yang menantang manusia
kafir untuk membuat yang semisalnya. Di dalam al Quran ada empat kali dan
tahapan penantangan kepada manusia.
1. Allah menantang untuk membuat yang seperti al quran,
sebagaimana tertera dalam surat Ath Thur 33-34
2. Allah merendahkan tantanganNya, yaitu hanya beberapa
surat saja, tertera dalam Surat Hud 13
3. Allah menantang yang ketiga kalinya,yang lebih ringan
dari sebelumnya.Dengan hanya membuat satu surat saja. Hal ini tertera dalam Al
Qur’an surat Yunus 38
4. Dan tantangan yang inipun,mereka tak sanggup
memenuhinya.Maka Allah menantang dengan tantangan yang terakhir yang paling
ringan.Yaitu,mendatangkan semisal ayat-ayat Al Qur’an. Hal ini tercantum dalam
surat Al Baqoroh ayat 23.
Upaya-upaya untuk memalsukan Al Quran ataupun membuat
yang semisal dengan Al Quran telah dilakukan oleh orang-orang kafir sejak zaman
dahulu, namun usaha-usaha itu tak pernah berhasil.
Di zaman Rasulullah ada seorang Nabi palsu, Musailamah
Al-Kadzab, yang ingin menyaingi Rasulullah dengan mendakwakan dirinya sebagai
Nabi. Musailamah Al-Kadzab bersahabat dengan ‘Amr bin Ash, salah satu sahabat
Nabi yang termasuk terakhir dalam memeluk Islam. Ketika surat Al-‘Ash turun,
‘Amr bin Ash belum masuk Islam, tetapi ia sudah mendengarnya.
Ketika Musailamah Al-Kadzab berjumpa dengan ‘Amr bin Ash,
Musailamah bertanya : “Surat apa yang turun kepada sahabatmu di Mekah itu?”
’Amr bin Ash menjawab, “Turun surat dengan tiga ayat yang begitu singkat,
tetapi dengan makna yang begitu luas.” “Coba bacakan kepadaku surat itu!”
Kemudian surat Al-’Ashr ini dibacakan oleh ‘Amr bin Ash.
Musailamah merenung sejenak, ia berkata, “Persis kepadaku
juga turun surat seperti itu.” ‘Amr bin Ash bertanya, “Apa isi surat itu?”
Musailamah menjawab: “Ya wabr, ya wabr. Innaka udzunani wa shadr. Wa sãiruka
hafrun naqr. (Hai kelinci, hai kelinci. Kau punya dada yang menonjol dan dua
telinga. Dan di sekitarmu ada lubang bekas galian.)” Mendengar itu ‘Amr bin
Ash, yang masih kafir, tertawa terbahak-bahak, “Demi , engkau tahu bahwa aku
sebetulnya tahu bahwa yang kamu omongkan itu adalah dusta.”
Di saat yang lain Musailamah Al Kadzab mencoba meniru
surat Al Fiil dengan surat yang dikarangnya “Alfiil, maal fiil, wa maa
adrakamaal fiil, lahu dzanabun wabiilun, wa khurthuumun thawiil” yang artinya:
“Gajah. Tahukah anda gajah?Apakah gajah itu?Dan tahukah anda apakah gajah itu?
Ia berekor pendek & berbelalai panjang”. Lucu sekali bukan?
Di era modern ini upaya pemalsuan Al Quran juga dilakukan
dengan lebih gencar, salah satunya yaitu penerbita Al Quran Palsu pada tahun
2009 yang dilakukan oleh Penerbit asal Amerika, Omega 2001 dan One Press dengan
judul hard cover “Furqanul Haq” dalam huruf Arab dan “True Furqan” dalam huruf
Latin. Dan usaha ini pun gagal total
2. Dihafalkan Banyak Manusia
Al Quran satu-satunya kitab suci yang dihafalkan banyak
manusia. Al Quran yang jumlah halamannya mencapai 600 halaman mampu dihafal
dengan tepat dan akurat, sampai huruf per huruf bahkan panjang pendeknya. Al
Quran bisa dihafalkan oleh orang yang tidak mampu berbahasa arab sekalipun,
sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada kitab-kitab lainnya.
Al Quran mampu dihafalkan oleh anak-anak yang masih
sangat belia, Ibnu Sina Hafal Al-Quran umur 5 tahun, Ibnu Khaldun Hafal
Al-Quran usia 7 tahun, Imam Syafi’I Hafal Al-Quran ketika usia 7 tahun, Imam
Ath-Thabari hafal Al-Quran pada usia 7 tahun, As-Suyuthi hafal al-Qur’an
sebelum umur 8 tahun, Ibnu Hajar al-Atsqalani hafal al-Qur’an usia 9 tahun,
Ibnu Qudamah Hafal Al-Quran usia 10 tahun.
Di parlemen Mesir sekarang ada 140 anggotanya hafal
al-Qur’an 30 juz dan ada 180 orang yang hafal lebih 15 juz Al Qur’an. Di jalur
Gaza Palestina yang sedang mengalami penjajahan, hampir setiap tahun mewisuda
ribuan pengafal Al Quran. Di Indonesia kita bisa melihat keluarga Ustadz
Mutaminul Ula mantan anggota DPR periode 2004-2009 yang 10 orang putra-putrinya
menjadi penghafal Al Quran, sebagaimana dikisahkan dalam buku “Sepuluh Bersaudara
Bintang Al Quran”
Sungguh benar firman Allah “Dan sungguh telah kami
mudahkan al-Qur’an untuk diingat, apakah ada yang mau mengingatnya?” (al-Qamar:
18). Dan juga firmannya “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk
pelajaran”. [al-Qamar: 32]
3. Sesuai Dengan Sains Modern
Al Quran terbukti sesuai dengan sains modern. Banyak
fakta-fakta ilmiah yang baru terbongkar pada era modern ini dan kesemuanya
ternyata telah disebutkan dalam Al Quran lebih dari 14 abad silam. Sebagai
contohnyabisa kita baca dari tulisan yang berjudul “Tinjauan tentang embriologi
manusia dalam Al Quran dan Hadis” karya Prof. Keith L. Moore, seorang professor
anatomi dari universitas Toronto, Kanada, 1982. Tulisan tersebut menguraikan
bagaimana Al Quran mampu menggambarkan detail proses pembentukan embrio dengan
sangat tepat, disaat tekhnologi di masa itu sama sekali belum menjangkaunya.
Contoh bukti kesesuaian Al Quran dengan sains modern
lainnya yaitu tentang peristiwa digantinya kulit manusia di neraka. Kulit
adalah pusat kepekaan rasa panas. Maka, jika kulit telah terbakar api
seluruhnya, maka akan lenyaplah kepekaannya. Karena itulah maka Allah akan
menghukum orang-orang yang tidak percaya akan Hari Pembalasan dengan
mengembalikan kulit mereka waktu demi waktu, sebagaimana firmanNya:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS An-Nisaa’ (4) :56). Dan ayat inilah
yang telah mendorong Dr. Tagata Tejasen Ketua Departemen Anatomi di Universitas
Chiang Mai, Thailand untuk bersyahadat.
Contoh lain lagi yaitu proses pembentukan hujan,
sebagaimana Allah firmankan “Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan
keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” (Al
Qur’an, 30:48). Jumlah air hujan yang turun ternyata juga sangat terukur, hal
ini sebagaimana firmannya “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar
(yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti
itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Al Qur’an, 43:11)
Banyak sekali bukti-bukti lainnya yang menunjukan
kesesuaian Al Quran dengan sains modern, bisa dilihat pada tulisan DR. Maurice
Bucaile tentang “the bible, the quran and sience” atau kumpulan karya-karya
Harun Yahya yang sangat fenomenal.
4. Gaya Bahasa Sastra Tinggi
Al Quran diturunkan di tanah Arab yang pada saat itu
sangat menghargai sastra. Al Quran turun dengan gaya bahasa yang tinggi yang
tidak mampu ditandingi siapapun. Dan hal ini pun di akui oleh musuh-musuh Islam
saat itu, seperti ucapan Al Walid bin Mughirah salah seorang tokoh pembesar
Quraisy: “Demi Allah, ini bukanlah syair dan bukan sihir serta bukan pula
igauan orang gila, dan sesungguhnya ia adalah Kalamullah yang memiliki
kemanisan dan keindahan. Dan sesungguhya ia (al-Qur’an) sangat tinggi (agung)
dan tidak yang melebihinya”. [Lihat Ibnu Katsir juz 4 hal 443].
Atau dalam redaksi lain sebagaimana ditulis Syaikh
Syafiurrahman Al Mubarakfuri dalam kitab Sirohnya “Demi Allah! Sesungguhnya
ucapan yang dikatakannya itu amatlah manis dan indah. Akarnya ibarat tandan
anggur dan cabangnya ibarat pohon yang rindang. Tidaklah kalian menuduhnya
dengan salah satu dari hal tersebut melainkan akan diketahui kebatilannya.
5. Menjadi Obat Baik Penyakit Fisik Maupun Non Fisik
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Al-Israa’:82)
Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad mengatakan:
“Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan
jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang
diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang
sakit konsis-ten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh
kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan
menyempurna-kan syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu
menghadapinya selama-lamanya. Bagaimana mungkin penyakit tersebut mampu
menghadapi firman Dzat yang memiliki langit dan bumi. Jika diturunkan kepada
gunung, maka ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan kepada bumi, maka ia
akan membelahnya. Maka tidak satu pun jenis penyakit, baik penyakit hati maupun
jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang mem-bimbing kepada obat dan
sebab (kesem-buhan) nya.” (Zadul Ma’ad, 4/287)
Al-Imam Bukhari dalam Shahih-nya meriwayatkan, dari
hadits Abu Sa’id Al-Khudri, beliau berkata: “Sekelompok shahabat Nabi berangkat
dalam suatu perjalanan yang mereka tempuh. Singgahlah mereka di sebuah kampung
Arab. Mereka pun meminta agar dijamu sebagai tamu, namun penduduk kampung
tersebut enggan menjamu mereka. Selang beberapa waktu kemudian, pemimpin
kampung tersebut terkena sengatan (kalajengking).
Penduduk kampung tersebut pun berusaha mencari segala
upaya penyembuhan, namun sedikitpun tak membuahkan hasil. Sebagian mereka ada
yang berkata: ‘Kalau sekiranya kalian mendatangi sekelompok orang itu (yaitu
para shahabat), mungkin sebagian mereka ada yang memiliki sesuatu.’
Mereka pun mendatanginya, lalu berkata: “Wahai rombongan,
sesungguhnya pemimpin kami tersengat (kalajengking). Kami telah mengupayakan
segala hal, namun tidak membuahkan hasil. Apakah salah seorang di antara kalian
memiliki sesuatu?
Sebagian shahabat menjawab: ‘Iya. Demi Allah, aku bisa
meruqyah. Namun demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian namun
kalian tidak menjamu kami. Maka aku tidak akan meruqyah untuk kalian hingga
kalian memberikan upah kepada kami.’Mereka pun setuju untuk memberi upah berupa
3 ekor kambing. Maka dia (salah seorang shahabat) pun meludahinya dan
membacakan atas pemimpin kaum itu Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (Al-Fatihah).
Pemimpin kampung tersebut pun merasa terlepas dari ikatan, lalu dia berjalan
tanpa ada gangguan lagi.
Mereka lalu memberikan upah sebagaimana telah disepakati.
Sebagian shahabat berkata: ‘Bagilah.’ Sedangkan yang meruqyah berkata: ‘Jangan
kalian lakukan, hingga kita menghadap Rasulullah lalu kita menceritakan
kepadanya apa yang telah terjadi. Kemudian menunggu apa yang beliau perintahkan
kepada kita.’ Merekapun menghadap Rasulullah kemudian melaporkan hal tersebut.
Maka beliau bersabda: ‘Tahu dari mana kalian bahwa itu (Al-Fatihah, pen.)
memang ruqyah?’ Lalu beliau berkata: ‘Kalian telah benar. Bagilah (upahnya) dan
berilah untukku bagian bersama kalian’, sambil beliau tertawa.”
6. Al-Qur’an Mempunyai Pengaruh yang Kuat Terhadap Jiwa
Manusia dan Jin
Al Quran mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jiwa manusia
dan jin, banyak kisah dimasa lalau maupun di masa kini yang telah membuktikan
kutanya pengaruh Al Quran pada jiwa manusia.
Pada suatu hari di bulan Ramadhan Rosulullah mendatangi
masjidil Haram, dimana saat itu kaum muslimin dan musyrikin sedang berkumpul
disana. Secara tiba-tiba Rosulullah membacakan surat An Najm, semuanya
mendengarkan dengan seksama dan ketika sampai pada ayat 62 semua yang hadir
disitu serempak bersujud pada Allah. Tidak ada satupun yang mampu menahan
dirinya untuk tidak bersujud.
Kisah masuk Islamnya Umar bin Khotob juga dimulai dari
sentuhan Al Quran kedalam jiwanya. Sebagaimana dikisahkan bahwa pada suatu
malam Umar bin Khotob bersembunyi dibalik tirai kabah dan mendengarkan
Rosulullah membacakan surat Al Haqqah dan mulai malam itulah benih Islam mulai
tertanam dalam dadanya. Benih ini semakin tumbuh subur ketika ia membaca surat
Toha di kediaman adik perempuannya.
Begitu juga kisah Utbah bin Rabi’ah yang diutus kaumnya
untuk meminta Rosulullah menghentikan dakwahnya. Ketika dia berjumpa dengan
Rosulullah dan kemudian dibacakan Surat Al Fushilat 1-5 maka tersentuhlah
jiwanya, dan ketika kembali ke kaumnya dia berkata “yang aku bawa, bahwa aku
telah mendengar suatu perkataan yang demi Allah belum pernah sama sekali aku
dengar semisalnya. Demi Allah! Ia bukan syair, bukan sihir dan bukan pula
tenung! Wahai kaum qurays! Patuhilah aku, serahkan urusan ini kepadaku serta
biarkanlah orang ini melakukan apa yang dia lakukan……”
Adapun (pengaruh yang kuat terhadap) jin, maka sekelompok
jin telah berkata: “Katakanlah (hai Muhammad :” Telah diwahyukan kepadaku
bahwasanya : sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur’an) , lalu mereka
berkata : Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur’an yang menakjubkan
(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya.
Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseoranpun dengan Rabb kami”.
[al-Jin : 1-2]
Di Era modern ini kuatnya Al Quran dalam mempengaruhi
jiwa manusia juga bisa kita lihat bagaimana banyaknya orang-orang kafir yang
kemudian memutuskan diri menjadi mualaf setelah berinteraksi dengan Al Quran,
salah satunya yaitu Cat Steven seorang penyanyi inggris yang kemudian berganti
nama menjadi Yusuf Islam.
7. Menceritakan Masa Lalu dan Akan Datang Dengan Sangat
Tepat
Al Quran telah menceritakan kejadian masa lalu dan
meramalkan kejadian masa datang dengan sangat tepat. Salah satunya yaitu
ramalan Al Quran tentang kemenangan bangsa Romawi setelah sebelumnya mengalami
keksalahan “Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang
terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun
(lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). (Ar Rum 1-4)
Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama
Surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara
Kekaisaran Romawi dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Romawi
secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa
Persia harus membuat perjanjian dengan Romawi, yang mewajibkan mereka untuk
mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Romawi. (Warren Treadgold, A
History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s.
287-299.). Akhirnya, kemenangan bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam
Al Qur’an, secara ajaib menjadi kenyataan.
Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah
pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun
pada masa itu. Dalam ayat ketiga Surat Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah
dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan “Adnal Ardhi” dalam
bahasa Arab, diartikan sebagai “tempat yang dekat” dalam banyak terjemahan.
Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa
penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam bahasa Arab diambil dari kata “Dani”,
yang berarti “rendah” dan “Ardhi” yang berarti “bumi”. Karena itu, ungkapan
“Adnal Ardli” berarti ‘tempat paling rendah di bumi’.
Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan
antara Kekaisaran Romawi dan Persia, ketika Romawi dikalahkan dan kehilangan
Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang
dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan
wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. Laut Mati, terletak
395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi. Ini
berarti bahwa Romawi dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti
dikemukakan dalam ayat ini.
Ramalan lainnya yaitu kemenangan Umat Islam terhadap
kafir Quraisy sebagaimana disebutkan dalam Al Quran “Golongan itu (yakni
kafirin Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”.
(al-Qamar: 45). Saat itu sepertinya kondisinya sangat tidak mungkin karena umat
Islam berada dalam keadaan yang serba kesusahan, baru saja di boikot, khodijah
wafat, Abu Tholib wafat dan umat Islam dalam kondisi yang lemah. Tapi Allah
benar-benar menunjukan janjinya, dimana kemudian orang-orang musyrik kalah
dalam perang Badar, mereka lari dari medan peperangan. Al-Qur’an (juga) banyak
memberitakan tentang perkara-perkara yang ghaib, kemudian terjadi setelah itu.
8. Membacanya Bernilai Ibadah
مَنْ
قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ
وَمِيمٌ حَرْفٌ
Barangsiapa
yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap
kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل
satu huruf dan م satu huruf. [HR.
Bukhari]
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik
kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari]
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ
السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ
فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang
mahir dengan al-Qur’an bersama malaikat yang mulia, sedang orang yang membaca
al-Qur’an dengan tertatih-tatih dan ia bersemangat (bersungguh-sungguh maka
baginya dua pahala” [HR. Bukhari-Muslim].
Sumber :
1. Syaikh
Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Perjalanan Rasulullah yang Agung, Muhammad dari
Kelahiran hingga Detik-Detik Terakhir, Serial Buku Darul Haq, Jumadil Ula
1427H.
4.
Penelitian Surat Al Ashr, Blog.uin-malang.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar