UKHUWAH DALAM al Quran dan Hadits ?
وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ
عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ
بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ
فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu karena
nikmat Allah, menjadilah kamu orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. [Ali
Imrân/3:103]
((لاَ يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [مِنَ الْخَيْرِ]))
عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ عَنِ النَّبِيِّ
قَالَ :
رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu
Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga
ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri
berupa kebaikan”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
لاَتَحَاسَدُوا
وَلاَتَنَاجَشُوا وَلاتَبَاغَضُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَيَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى
بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا المُسْلِمُ أَخُ الْمُسْلِمِ
لاَيَظْلِمُهُ وِلاَيَخْذُلُهُ وَلاَيَكْذِبُهُ وَلاَيَحْقِرُهُ التَّقْوَى
هَاهُنَا وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ
الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ
وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
“Janganlah
kalian saling hasad, saling najasy (menawar barang dengan harga yang lebih
tinggi tanpa bermaksud membeli, akan tetapi untuk memperdaya pihak lain),
saling membenci, saling acuh tak acuh. Janganlah sesama kalian menjual di atas
penjualan sebagian yang lainnya (maksudnya mempengaruhi pembeli ditengah
memilih suatu barang sehingga membatalkan pembeliannya, kemudian orang lain
menawarkan barang dengan kualitas yang sama atau lebih baik dengan harga yang
sama). Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara, seorang muslim adalah
saudara bagi muslim yang lainnya. Oleh karena itu janganlah menzhalimi,
menghina, mendustai dan jangan pula meremehkannya. Taqwa itu ada di sini
(hati), dan beliau sambil menunjuk ke dadanya tiga kali. Cukuplah seseorang
dianggap jahat jika ia memandang hina kepada saudaranya sesama muslim. Setiap
muslim atas muslim lainnya adalah haram darahnya, hartanya, dan juga
kehormatannya.” (HR. Muslim)
Muqaddimah
Ukhuwah
adalah ikatan jiwa yang melahirkan perasaan kasih sayang, cinta, dan
penghormatan yang mendalam terhadap setiap orang, di mana keterpautan jiwa itu
ditautkan oleh ikatan akidah Islam, iman dan takwa.
Persaudaraan
yang tulus ini akan melahirkan rasa kasih sayang yang mendalam pada jiwa setiap
muslim dan mendatangkan dampak positif, seperti saling menolong, mengutamakan
orang lain, ramah, dan mudah untuk saling memaafkan.
Dan
sebaliknya dengan ukhuwah juga akan terhindari hal-hal yang merugikan dengan
menjauhi setiap hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi orang lain, baik yang
berkaitan dengan jiwa, harta, kehormatan, atau hal-hal yang merusak harkat dan
martabat mereka.
Sesungguhnya
Islam telah menghimbau kepada umatnya untuk senantiasa menjaga ukhuwah ini,
karena pada hakekatnya kaum mukminin itu bersaudara. Mereka bagaikan susunan
bangunan yang kokoh yang saling menguatkan satu dengan yang lain. Allah
berfirman (artinya):
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara.” (Al Hujurat: 10)
Rasulullah
bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ
كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Seorang
mukmin terhadap mukmin lainnya adalah laksana bangunan yang saling menguatkan
bagian satu dengan bagian yang lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
erbuatan
yang jika kalian lakukan akan membuat kalian saling mencintai? Tebarkanlah
salam di antara kalian.” (H.R. Muslim)
Islam telah
melarang umatnya dari perbuatan acuh dan memutuskan hubungan di antara mereka.
Nabi bersabda:
لاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ
يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا
وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُهُمَا يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ
“Tidaklah
halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, mereka
bertemu namun saling tidak menghiraukan. Adapun yang lebih baik di antara
keduanya adalah siapa yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Al Bukhari dan
Muslim)
Ukhuwah
dalam Al-Qur’an ?
Dalam Al-Quran,
kata akh (saudara)
dalam bentuk tunggal
ditemukan
sebanyak 52 kali. Kata ini dapat berarti.
1. Saudara
kandung atau saudara seketurunan, seperti pada ayat
yang berbicara
tentang kewarisan, atau keharaman mengawini
orang-orang
tertentu, misalnya,
Diharamkan
kepada kamu (mengawini) ibu-ibumu,
anak-anak
perempuanmu, saudara-saudara perempuanmu,
saudara-saudara
perempuan bapakmu, saudara-saudara
perempuan
ibumu, (dan) anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu
yang laki-laki ... (QS Al-Nisa [4]:23)
2. Saudara
yang dijalin oleh ikatan keluarga, seperti
bunyi
doa Nabi
Musa a.s. yang diabadikan Al-Quran,
Dan
jadikanlah untukku seorang pembantu dari
keluargaku,
(yaitu) Harun, saudaraku (QS Thaha [20]:29-30).
3. Saudara
dalam arti sebangsa, walaupun tidak seagama seperti
dalam
firman-Nya,
Dan kepada
suku 'Ad, (kami utus) saudara mereka Hud
(QS
Al-A'raf [7]: 65).
Seperti
telah diketahui kaum 'Ad membangkang
terhadap ajaran
yang dibawa
oleh Nabi Hud, sehingga Allah memusnahkan mereka
(baca
antara lain QS Al-Haqqah [69]: 6-7).
4. Saudara
semasyarakat, walaupun berselisih paham.
Sesungguhnya
saudaraku ini mempunyai 99 ekor kambing
betina, dan
aku mempunyai seekor saja, maka dia
berkata kepadaku,
"Serahkan kambingmu itu kepadaku";
dan dia
mengalahkan aku di dalam perdebatan (QS Shad
[38]: 23).
Dalam
sebuah hadis, Nabi Saw. bersabda.
Belalah
saudaramu, baik ia berlaku aniaya, maupunteraniaya.
Ketika
beliau ditanya seseorang, bagaimana cara membantu orang
yang
menganiaya, beliau menjawab,
Engkau
halangi dia agar tidak berbuat aniaya. Yang
demikian
itulah pembelaan baginya. (HR Bukhari melalui
Anas bin
Malik)
5.
Persaudaraan seagama.
Ini
ditunjukkan oleh firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat10
Sesungguhnya
orang-orang Mukmin itu bersaudara.
Di atas
telah dikemukakan bahwa dari segi bahasa, kata ukhuwah
dapat mencakup
berbagai persamaan. Dari sini
1ahir lagi dua
macam
persaudaraan, yang walaupun secara tegas
tidak disebut
oleh Al-Quran
sebagai
"persaudaraan",
namun substansinya
adalah
persaudaraan. Kedua hal tersebut adalah:
1. Saudara
sekemanusiaan (ukhuwah insaniah).
Al-Quran
menyatakan bahwa semua manusia diciptakan oleh
Allah
dari seorang lelaki dan seorang perempuan (Adam dan
Hawa) (QS
Al-Hujurat
[49]: 13). Ini berarti bahwa semua
manusia adalah
seketurunan
dan dengan demikian bersaudara.
2. Saudara
semakhluk dan seketundukan kepada Allah.
Di atas
telah dijelaskan bahwa
dari segi bahasa kata akh
(saudara)
digunakan pada berbagai bentuk persamaan. Dari
sini
1ahir persaudaraan kesemakhlukan. Al-Quran
secara tegas
menyatakan
bahwa:
Dan
tidaklah (jenis binatang yang ada di bumi dan
burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya) 38).
Perintah
Memelihara Persaudaraan ?
Allah Azza
wa Jalla juga berfirman:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ
تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ
وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Dan
janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang
yang mendapat siksa yang berat. [Ali Imrân/3:105]
Imam
ath-Thabari rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya: [7] "Yang dimaksudkan
oleh Allah Azza wa Jalla ialah: Wahai orang-orang yang beriman! janganlah
menjadi seperti orang-orang Ahli Kitab, yang berpecah belah dan berselisih
dalam agama, perintah dan larangan Allah Azza wa Jalla , sesudah datang kepada
mereka keterangan-keterangan yang jelas berupa bukti-bukti dari Allah Azza wa
Jalla . Mereka berselisih di dalamnya. Mereka memahami kebenaran tetapi mereka
sengaja menentangnya, menyelisihi perintah Allah Azza wa Jalla dan membatalkan
ikatan perjanjian yang dibuat oleh Allah Azza wa Jalla dengan lancang.
Orang-orang
Ahlu Kitab yang berpecah belah dan berselisih dalam agama Allah Azza wa Jalla
sesudah datangnya kebenaran itu akan mendapat azab yang berat.
Jadi maksud
firman Allah Azza wa Jalla di atas adalah: “Kalian wahai kaum mukminin,
janganlah berpecah belah dalam agama kalian seperti mereka berpecah belah dalam
agama mereka. Janganlah kalian berbuat dan mempunyai kebiasaan seperti
perbuatan dan kebiasaan mereka. Sehingga jika demikian kalian akan mendapatkan
azab yang berat seperti azab yang mereka dapatkan"
Juga sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
لاَتَبَاغَضُوْا وَلاَ
تَحَاسَدُوْا وَلاَ تَدَابَرُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
Janganlah
kalian saling membenci, saling mendengki dan saling membelakangi. Jadilah
kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara[Muttafaq 'Alai] [10]
Hadits-hadits
senada sangat banyak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ
كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Seorang
mukmin bagi mukmin lainnya laksana bangunan, satu sama lain saling menguatkan.
[Muttafaq 'Alaihi].
Dalam
riwayat Bukhâri ada tambahan:
وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ
Dan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjalinkan jari jemari kedua tangannya.
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang dibawakan oleh
an-Nu'mân bin Basyîr Radhiyallahu anhu :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى
تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى
مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى.
أَخْرَجَهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ (وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ).
Perumpamaan
kaum mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling
menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu
tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga
merasa demam dan tidak bisa tidur. [HR. Bukhâri dan Muslim, sedangkan lafalnya
adalah lafazh Imam Muslim].
Persaudaraan
dalam Hadits ?
1.Mengamalkan
hadits tentang hak seorang muslim terhadap muslim yang lainnya.
Rasulullah
bersabda:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى
الْمُسْلِمِ سِتٌّ : إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ
فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَشَ فَحَمِدَ اللهَ
فَشَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
“Hak
seorang muslim terhadap muslim yang lain itu ada enam: (yaitu) apabila engkau
bertemu dengannya, ucapkanlah salam, apabila dia mengundangmu, penuhilah
undangannya, apabila dia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia, apabila dia
bersin lalu mengucapkan Alhamdulillah, doakan dia (dengan mengucapkan
Yarhamukallah), apabila dia sakit, jenguklah dia, dan apabila dia meninggal,
iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim)
2. Membantu
meringankan beban yang sedang menghimpit saudaranya.
3. Saling
memaafkan.
4. Menjauhi
perbuatan maksiat.
Maksiat
merupakan salah satu penyebab permusuhan di antara manusia, seperti minum khamr
dan judi yang telah dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya (artinya):
“Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kalian dengan meminum khamr dan berjudi serta menghalangi
kalian dari mengingat Allah dan shalat, maka hentikanlah.” (Al Maidah: 91)
5. Saling
mendo’akan dengan kebaikan.
Nabi
bersabda:
إِذَا دَعَا الرَّجُلُ
ِلأَخِيْهِ فِي ظَهْرِ الْغَيْبِ قَالَ الْمَلَكُ : وَلَكَ مِثْلُ ذَلِكَ
“Jika
seseorang mendo’akan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka Malaikat pun akan
mengatakan: (semoga) engkau medapatkan sebagaimana yang engkau do’akan (kepada
saudaramu).” (HR. Muslim)
Ikhtitam
0 komentar:
Posting Komentar