KEUTAMAAN SHOLAT BERJAMAAH SELAMA 40 HARI BERTURUT-TURUT
TANPA TERLEWATKAN TAKBIROTUL IHROM BERSAMA IMAM
عن أنس
بن مالك ـ رضي الله عنه ـ قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ صَلَّى
لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى
كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
Dari Anas
bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam bersabda: “Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara
berjama’ah dengan mendapatkan Takbir pertama (takbiratul ihramnya imam), maka
ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan
dari sifat kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di
kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).
BEBERAPA
PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG TERKANDUNG DI DALAM HADITS INI:
1. Hadits
ini menerangkan tentang dua keutamaan besar bagi orang yang melaksanakan sholat
berjama’ah selama 40 (empat puluh) hari tanpa terlambat dari takbirotul ihrom
bersama imam. Dua keutamaan besar tersebut ialah: Selamat dari siksa Api Neraka
di akhirat, dan selamat dari kemunafikan di dunia.
2. Yang
dimaksud dengan selamat dari kemunafikan ialah sebagaiman dijelaskan oleh
Al-‘Allamah al-Thiibi rahimahullah, ia berkata: ”Ia dilindungi (oleh Allah) di
dunia ini dari melakukan perbuatan kemunafikan dan diberi taufiq untuk
melakukan amalan orang-orang yang ikhlas. Sedangkan di akhirat, ia dilindungi
dari adzab yang ditimpakan kepada orang munafik dan diberi kesaksian bahwa ia
bukan seorang munafik. Yakni jika kaum munafik melakukan sholat, maka mereka
sholat dengan bermalas-malasan. Dan keadaannya ini berbeda dengan keadaan
mereka.” (Lihat Tuhfatul Ahwadzi I/201).
3. Dua keutamaan
besar dari sholat berjamaah tersebut akan didapatkan oleh setiap muslim dan
muslimah yang memenuhi beberapa syarat berikut ini:
Melaksanakan
sholat dengan niat ikhlash karena mengharap ridho Allah semata.
Melaksanakan
sholat sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Melaksanakan
sholat dengan berjama’ah, baik di masjid maupun musholla.
Menjaga
sholat berjama’ah selama 40 hari (siang dan malamnya).
Mendapatkan
takbiratul ihromnya imam secara berturut-turut, tanpa tertinggal atau terlambat
(masbuq) sama sekali. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam
Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Anas bin Malik radliyallah ‘anhu
:مَنْ وَاظَبَ عَلَى
الصَّلَوَاتِ
الْمَكْتُوْبَةِ أَرْبَعِيْنَ
لَيْلَةً لا تَفُوْتُهُ رَكْعَةٌ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا بَرَاءَتَيْنِ،
بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ”
Siapa yang
menekuni (menjaga dengan teratur) shalat-shalat wajib selama 40 malam, tidak
pernah tertinggal satu raka’atpun maka Allah akan mencatat untuknya dua
kebebasan; yaitu terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan.” (HR.
Al-Baihaqi di dalam kitab Syu’abul Iman, no. 2746).
4. Seorang
muslim yang pernah terlambat dari takbirotul ihrom bersama imam karena adanya
udzur (halangan) syar’i, dan bukan merupakan kebiasaannya terlambat dari sholat
berjamaah, maka ia bukanlah termasuk orang munafik.
5. Bagi
siapa saja yang ingin meraih 2 keutamaan besar tersebut namun ia pernah
terlambat dari takbirotul ihrom bersama imam, maka hendaknya ia memulai lagi
dengan hitungan baru, dengan memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan di
atas. Akan tetapi, orang-orang yang pernah terlambat dari takbirotul ihrom
bersama imam karena adanya udzur (halangan) syar’i seperti sakit, berada di
negeri kafir atau di daerah yang penduduknya tidak ada yang sholat, maka
diharapkan baginya meraih 2 keutamaan besar tersebut, karena Nabi shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا
الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya
amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang itu
tergantung terhadap apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhori 1, Muslim 1907)
Demikian
beberapa pelajaran penting dan faedah ilmiyah yang dapat dipetik dari hadits
ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Dan semoga Allah Ta’ala memberikan
Taufiq dan bimbingan-Nya kpd kita semua agar dapat menjalankan setiap amal
ibadah yang mendatangkan pahala besar dan keridhaan-Nya, serta menyelamatkan
kita dari segala keburukan dan kebinasaan di dunia dan akhirat. Amiin.
(Jakarta, 16 September 2014).
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
0 komentar:
Posting Komentar