Manfaat
memperbanyak istighfar untuk keluasan rizki
Istighfar secara bahasa bermakna memohon ampun kepada
Allah SWT. Ketika seseorang melakukan kesalahan atau dosa, ia dapat segera
memohon ampun kepada Allah dengan membaca istighfar. Mengingat setiap manusia
tidak pernah lepas dari salah dan dosa, maka istighfar semestinya dilakukan
setiap saat dan sesering mungkin.
Rasulullah SAW sendiri yang terjaga dari salah dan dosa
(ma’sum) tidak pernah lupa membaca istighfar. Kata beliau, ”Sesungguhnya
terdapat kesalahan atas kalbuku, sehingga aku membaca istighfar sebanyak
seratus kali dalam sehari.” (HR Muslim). Meski demikian, istighfar tidak akan
berarti apa-apa jika perbuatan dosa tersebut diulang kembali. Di sinilah
pentingnya mengiringi istighfar dengan bertobat.
Tobat secara bahasa bermakna kembali. Yaitu, kembali
kepada jalan yang benar. Tobat seseorang baru sempurna jika disertai dengan dua
hal. Pertama, perbuatan dosa atau maksiat yang pernah dilakukan dijauhi dan
tidak diulang kembali. Kedua, menyesali perbuatan dosa atau maksiat tersebut
dengan diiringi tekad tidak akan melakukannya lagi.
Bukan hanya itu. Istighfar ternyata juga ada hubungannya
dengan rezeki dan urusan lain dalam hidup. Sabda Rasulullah SAW, ”Barangsiapa
memperbanyak istighfar, maka Allah akan melapangkan setiap kesusahannya,
memberi jalan keluar setiap kesukarannya, dan memberi rezeki tanpa diduga-duga.
(HR Abu Dawud dan Nasa’i).
Dalam salah satu ayat-Nya, Allah SWT berfirman,
Maka aku (Nabi Nuh) katakan kepada mereka, ‘Mohonlah
ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan
mengirimkan hujan lebat kepadamu, membanyakkan harta dan anak-anak, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai’. (QS Nuh: 10-12).
Dalam menafsirkan ayat ini, ahli tafsir Ibnu Katsir
mengungkapkan bahwa istighfar dan tobat seseorang kepada Allah akan menjadi
jalan datangnya rezeki, turunnya hujan yang membawa keberkahan, bertambahnya
keturunan, dan melimpah ruahnya hasil bumi
Pada dasarnya, orang yang beristighfar sedang mengakui
kesalahan yang mengotori jiwanya. Ketika ia memohon ampun dan bertobat, noda
itu akan terhapus dari hatinya. Hati yang bersih akan mudah melakukan kebaikan,
termasuk mencari rezeki. Hati yang bersih akan mendorong seseorang untuk
mendapatkan rezeki yang baik dan halal. Dari rezeki yang halal itulah turun
keberkahan Allah SWT.
Allah telah memerintahkan kita untuk banyak beristighfar
dan mohon ampun padaNya sebagaimana disebutkan dalam surat Hud ayat 3
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah
ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku
takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (QS : Hud : 3)
Allah berjanji akan memberikan kehidupan yang baik secara
terus menerus selama hidup didunia sampai datang ajal kelak dan memberikan
berbagai kelebihan dan keistimewaan kepada mereka yang selalu istighfar mohon
ampun padaNya.
BEBERAPA KISAH DARI MANFAAT BERISTIGHFAR YANG BISA KITA
IKUTI :
1. Dikisahkan dalam kitab Shifatus Shafwah karangan Ibnul
Jauzi, bahwa suatu hari Imam Ahmad Bin Hanbal melakukan perjalanan jauh dan
kemalaman, hingga sempat kebingungan untuk mencari tempat bermalam. Kemudian ia
meminta izin kepada pengurus masjid setempat untuk memperbolehkannya istirahat
di masjid barang satu malam.
Sayang sekali, kendati ketenaran Imam Ahmad sudah sampai
di seluruh pelosok negeri, dan di wilayah tersebut sudah banyak ajaran dan
pengikut mazhabnya namun tak banyak orang yang tahu bagaimana sosok dan rupa
sang Imam, karena keterbatasan informasi dan teknologi.
Karena itulah, pengurus masjid tak memperbolehkannya
menginap di masjid setempat. Sang Imam besar pun sempat luntang-lantung malam
itu, hingga akhirnya seorang pengusaha roti bersedia menerima ia di rumahnya.
Ketika sampai di rumah si tukang roti, Imam Ahmad terus
memperhatikan amalan yang diwiridkan terus oleh sang tuan rumah. Menurutnya,
amalan tersebut sederhana namun istimewa. Sang tuan rumah senantiasa
beristighfar dalam setiap aktivitas yang ia lakukan. Lidahnya selalu saja basah
dengan zikir dan meminta ampunan Alloh.
“Wahai Tuan, apa fadhilah yang Tuan dapatkan dari amalan
selalu beristighfar tersebut?” tanya Imam Ahmad penasaran. Tuan rumah pun
tersenyum dan menjawab, “Fadhilahnya, setiap doa yang saya panjatkan kepada
Alloh, pasti selalu dikabulkan-Nya,” jawab si tuan rumah. Imam Ahmad sangat
salut kepadanya.
“Tapi, ada satu doa saya yang hingga saat ini belum
dikabulkan Alloh,” sambung sang tuan rumah. Imam Ahmad pun kembali penasaran.
“Doa apakah itu, Tuan?” tanyanya. “Dari dahulu, saya berdoa kepada Alloh agar
saya dipertemukan dengan Imam mazhab saya, yakni Imam Ahmad bin Hanbal. Namun
hingga saat ini, saya belum juga dipertemukan dengannya,” kata tuan rumah.
Mendengar itu, Imam Ahmad langsung kaget. Inilah rupanya
yang memaksa seorang Imam besar luntang-lantung tengah malam. Ini juga
alasannya, mengapa Imam Ahmad diusir dari masjid dan dipaksa berjalan tengah
malam hingga akhirnya sampai dipertemukan dengan si tukang roti itu. Semuanya
sama sekali bukan suatu kebetulan, melainkan skenario Allah SWT untuk menjawab
doa si tukang roti.
2. Imam Al-Qurthubi menyebutkan sebuah cerita dari Ibnu
Shabih, bahwasanya suatu hari ada seorang laki-laki mengadu kepada Hasan
Al-Bashri tentang kegersangan atau kemarau panjang yang ia alami, maka Hasan
Al-Bashri berkata kepadanya, “Beristighfarlah kepada Alloh!”. Lalu datang lagi
orang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan, maka ia berkata kepadanya,
“Beristighfarlah kepada Alloh!”.
Kemudian datang lagi orang lain memohon kepadanya,
“Do’akanlah aku kepada Alloh, agar Ia memberiku anak!”, maka ia menjawab,
“Beristighfarlah kepada Allah!”. Hingga ketika datang lagi yang lain mengadu
kepadanya tentang kekeringan yang melanda kebunnya, Hasan Al-Bashri tetap
menjawab dengan jawaban yang sama, “Beristighfarlah kepada Allah!”.
Maka Ibnu Shabih bertanya kepadanya, “Banyak orang yang
mengadukan macam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua untuk
beristighfar?. Lalu Hasan Al-Bashri menjawab, “Aku tidak mengatakan hal itu
dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Alloh telah berfirman dalam surat Nuh:
10-12.
3. Sayyidina Ali karamallahu wajhah berkata, “Sungguh
aneh orang yang binasa padahal ia memiliki kalimat penyelamat.” Ditanyakan
kepadanya, “Apa itu?” Ia berkata, “Istighfar.” (Al-Mustathraf [2]: 344-345).
4. Seorang suami bercerita: Selepas setiap pertengkaran
dengan istri, biasanya aku langsung beranjak untuk pergi meninggalkannya dan
meninggalkan rumah sekaligus. Tentu saja dengan kondisi hati yang penuh amarah
dan emosi. Namun sebelum kaki ini melangkah lebih jauh, tepatnya sebelum
melewati gerbang apartemen, terjadilah hal yang aku rasakan sangat aneh sekali.
Tiba-tiba hati yang semula panas berubah dingin. Amarah langsung mereda. Dan
serta merta muncul dorongan di hati yang sangat kuat untuk segera kembali lagi
kepada istri tercinta, berdamai dan meminta maafnya. Dan itu semua yang
kemudian aku lakukan. Sehingga niat yang semula begitu kuatnya untuk
meninggalkan rumahpun otomatis urung. Aku hanya bisa bertanya-tanya keheranan
mengalami semua itu. Karena benar-benar memang tidak tahu, mengapa dan
bagaimana hal itu bisa terjadi. Apalagi bahwa, kejadiannya tidak hanya sekali.
Sampai akhirnya akupun menyampaikan kepada istri apa yang terjadi padaku itu
berikut keherananku terhadapnya. Tapi lagi-lagi keanehan yang aku rasakan. Kali
ini pada sikap istriku. Ya, ternyata dia tidak heran sama sekali sepertiku. Dia
bahkan mengatakan: Aku sudah tahu! Hah? Sudah tahu?! Dan saat aku semakin
penasaran, diapun mulai menyingkap misteri dan rahasia besar itu. Dia
menuturkan: Setiap kali kita bertengkar lalu kamu beranjak hendak keluar, tepat
di saat itu pula aku langsung masuk kamar. Untuk menangis? Sama sekali tidak.
Melainkan untuk beristighfar. Ya, langsung aku tumpahkan segala keluh kesahku
dalam lantunan istighfar indah kepada Allah. Dan dengan niat khusus serta
pamrih spesial kali ini. Yakni, sebagai wasilah khusus pengharapan dan
permohonan kepada Allah agar Dia mengembalikanmu kepadaku untuk berdamai dan
meminta maaf! Dan itulah yang benar-benar terjadi.
5. Abu Hurairah berkata,”Saya telah mendengar Rasulullah
bersabda,’Demi Allah, Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar)
dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh
kali’.”(HR.Bukhari).
6. Ali bin Abi thalib pernah didatangi oleh
seseorang,”Saya telah melakukan dosa’.’Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan
kamu ulangi’,kata Ali. Orang itu menjawab,’Saya telah bertaubat, tapi setelah
itu saya berdosa lagi’. Ali berkata, ‘Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan
kamu ulangi’. Orang itu bertanya lagi,’Sampai kapan?’ Ali menjawab,’Sampai
syetan berputus asa dan merasa rugi.”(Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).
7. Imam Qatadah berkata,”Al-Qur’an telah menunjukkan
penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian
adalah istighfar.” (Kitab Ihya’Ulumiddin: 1/410).
Kalimat istighfar mengandung makna pengakuan, penyesalan,
kesadaran, kerendahan diri, dan keimanan. Dan itu semua merupakan sebab yang
dapat mendatangkan kecintaan, pertolongan, dan perlindungan Allah SWT sehingga
kita dapat selamat dari siksaan dan kebinasaan. Tidak ada yang dapat
menyelamatkan diri kita dari azab Allah, kecuali kita memohon ampun dan segera
bertaubat atas segala kesalahan.
MANFAAT MEMBACA ISTIGHFAR 1000X BAGI KEHIDUPAN DUNIA DAN
AKHIRAT
Dizaman yang serba tidak menentu ini ada baiknya kita
menjadikan Istighfar sebagai salah satu amalan kita, pernah Ustadz Yusuf Mansur
dalam salah satu tausiyah nya di salah satu stasiun televisi swasta, beliau
berkata bahwa salah satu amalan yang cukup mudah tapi dahsyat manfaatnya adalah
membaca istighfar minimal 1000x sehari,
karena insya Alloh doa – doa kita akan lekas di ijabah dan rizki kita di
luaskan oleh Alloh.
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, jika mendapat
masalah yang cukup berat, solusinya adalah dengan memperbanyak istighfar. “Jika
masalah yang saya hadapi mengalami kebuntuan (sulit menemukan solusinya), saya
beristighfar kepada Allah sebanyak seribu kali. Allah pun memberikan saya jalan
keluarnya.” Itulah pengakuan dari seorang ulama besar yang menjadi guru dari
Ibnu Qayyim al-Jauziyah.
Istighfar sama juga dengan sedekah. Pahala dan efek yang
ditimbulkan dari amalan ini berhubungan erat dengan janji Allah. Allah telah
menjanjikan hadiah bagi siapa saja yang membaca ISTIGHFAR. Janji Allah…adalah
janji yang PASTI DITEPATI.
Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa
beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya,
dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang
tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
Berapa banyak kita harus beristighfar setiap harinya
tidaklah selalu harus ditentukan, tetapi kalau kita perhatikan keterangan di
atas, jika sedang memiliki masalah yang cukup berat maka kita bisa meniru
perilaku dari Ibnu Taimiyah yang beristighfar sebanyak 1000 kali atau sebanyak
yang kita mampu.
Intinya, semakin banyak kita beristighfar atau melakukan
dzkir istighfar dengan sepenuh hati maka tentunya akan semakin membantu kita
untuk membersihkan jiwa kita dari berbagai limbah dosa yang pernah dan sedang
kita lakukan, ”Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al-Ahzab ayat 41)
Istighfar ini memang dahsyat, ia mampu menjadi washilah
agar kita keluar dari berbagai problema kehidupan kita. Atas kehendakNya,
semoga Istighfar bisa membantu kita keluar dari berbagai kesempitan hidup yang
tengah kita rasakan, Aamiin.
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Main dan Menangkan permainan bersama kami di ARENADOMINO 8 permainan poker online tanpa robot silahkan main dan buktikan sendiri jika kesulitan bisa
dibantu dalam pendaftaran silahkan langsung bergabung untuk info lebih jelas WA +855 96 4967353
Posting Komentar