Keutamaan Menjaga
Lisan Bag.1
Salah satu ciri martabat keislaman seseorang bisa dilihat
dari bagaimana ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menhindarkan dirinya
dari kesia-siaan, dari sesuatu yang tidak memberinya manfaat. Semakin seseorang
larut dalam kesia-siaan, semakin tampak keburukan martabat keislamannya dan
semakin dekatlah ia dengan keterpurukan. Hati pun akan keras membatu dan lalai
dari kebenaran.
Dalam hadisnya Rasulullah Saw. dengan tegas melarang kita
banyak bicara yang sia-sia,
“Janganlah kamu sekalian memperbanyak bicara selain
berzikir kepada Allah; sesungguhnya memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada
Allah akan mengeraskan hari, dan sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya
keras.” (HR. Tirmidzi).
Banyak orang merasa bangga dengan kemampuan lisannya
(lidah) yang begitu fasih dalam berbicara. Bahkan, tak sedikit pula orang yang
belajar secara khusus agar memiliki kemampuan bicara yang bagus.
Lisan adalah karunia Allah yang begitu besar. Dan ia
harus senantiasa disyukuri dengan sebenar-benarnya. Cara mensyukuri lisan ini
adalah dengan menggunakannya untuk bicara yang baik atau diam. Bukan dengan
mengumbar pembicaraan semau sendiri. Bukan pula dengan memuaskan nafsu dengan
mengumbar omongan.
Seorang bijak berkata, “Ada enam sifat untuk mengetahui
orang itu bodoh: marah tanpa sebab, membuka rahasia, suka mengganggu orang
lain, memberi bukan pada tempatnya, tidak bisa membedakan lawan atau kawan, dan
berbicara tanpa ada manfaatnya.”
Mahasuci Allah yang telah memberikan kita lisan. Sungguh beruntung
seseorang yang bisa menjaga lisannya dengan baik. Setiap pembicaraaan
dipastikan kebenarannya. Setiap butir kata bagai untaian mutiara yang indah dan
berharga, menggugah dan berdaya ubah bagi siapa pun yang mendengarnya.
Kata-kata yang terucap dari mulut seseorang kadang-kadang
lebih menyakitkan dari apa pun. Menurut peribahasa Arab, al-kalaamu yanfudzu
maa laa tanfudzuhul ibaru, yang artinya perkataan itu bisa menembus apa yang
tidak bisa ditembus oleh jarum (hati).
Jangan biarkan lidah kita tergelincir. Jadikan diam
sebagai kebaikan daripada berbicara tetapi mendatangkan kemudaratan. Rasulullah
Saw. bersabda,
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam.” (HR. Bukhari, Muslim).
Luqman, seorang saleh yang namanya dijadikan surah dalam
Al-Quran, menasihati anaknya dengan ungkapan, “Jika berbicara itu adalah perak,
maka diam adalah emas.”
Lidah ini tak bertulang. Meski lentur namun memiliki efek
yang luar biasa ketika digunakan. Sehingga begitu penting kita menjaga lisan.
Allah Swt dan Rasul-Nya mengingatkan kita agar berhati-hati dalam
menggunakannya.
Karena tidak hati-hati dalam menggunakan lisan, timbullah
bencana dan musibah. Dua orang yang tadinya berteman dengan penuh keakraban
bisa jadi saling membenci hanya karena lisan. Seorang bapak dan anak yang
saling menyayangi dan menghormati pun bisa berpisah karena lisan. Suami istri
yang saling mencintai dan saling menyayangi bisa ribut dan bertengkar karena
lisan. Bahkan, hal-hal yang lebih buruk dari itu, seperti pertengkaran dan
perang saudara, bisa meletus hanya kerena ucapan lisan yang tak dijaga.
Imam Al-Syafi‘i mengatakan,
“Apabila seseorang ingin berbicara, hendaklah berpikir
dulu. Bila jelas maslahatnya maka berbicaralah, dan jika dia ragu maka janganlah
dia berbicara hingga nampak maslahatnya.”
Karena itu, sebagai seorang Muslim, hendaknya kita
bersungguh-sungguh untuk senantiasa menjaga lisan berada dalam kebaikan.
Berbicaralah yang penting, jangan yang penting berbicara. Tanamkanlah kesadaran
bahwa setiap ucapan yang keluar dari mulut kita akan dicatat oleh Malaikat
Raqib dan dan ‘Atid. Allah Swt. berfirman:
“Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS Qâf [50]: 18).
Ada beberapa keutamaan yang akan kita raih karena menjaga
lisan, yaitu:
Ciri iman kepada Allah dan hari akhir.
Bicara yang baik itu akan mendatangkan manfaat dan
kemaslahatan, sedangkan bicara yang buruk itu hanyalah berbuah kesia-siaan.
Maka, jauhkanlah lisan kita dari setiap perkataan yang sia-sia. Bacalah zikir
di setiap waktu dan keadaan. Dan seperti disebutkan Rasulullah Saw. dalam
hadisnya,
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam.” (HR. Bukhari, Muslim).
Meninggalkan sesuatu yang sia-sia, termasuk menjaga lisan
dari perkataan yang tidak baik, adalah tanda dari baiknya Islam seseorang.
Lisannya terjaga hanya untuk kebaikan, ucapannya terpelihara hanya untuk
kemaslahatan. Rasulullah Saw. bersabda,
“Termasuk ciri baiknya Islam seseorang adalah dia
meninggalkan apa yang tidak memberinya manfaat.” (HR. Tirmidzi).
Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, “Salah satu tanda bahwa
Allah mulai berpaling dari seorang hamba adalah tatkala dia dijadikan
tersibukkan dalam hal-hal yang tidak penting bagi dirinya.”
Meraih kedudukan Islam paling utama.
Suatu hari Rasulullah Saw. ditanya, “Siapakah Muslim yang
paling utama?” Beliau menjawab,
“Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat
buruk kepada orang lain.” (HR. Bukhari).
Seorang Muslim yang baik adalah yang selalu menebar
kebaikan, kasih sayang, dan cinta bagi orang-orang di sekitar. Ia tidak
melakukan teror, membuat orang lain terganggu, dan menimbulkan kerusuhan. Ia
jaga perangainya agar tidak menyakiti orang lain, walau hanya dengan ucapan dan
kata-katanya. Ia selalu berhati-hati dan berpikir seribu kali dalam berucap dan
berbuat sehingga tak ada ucapan dan perbuatan yang melukai dan mencederai hati
dan fisik orang lain.
Al-Laits ibn Sa‘ad rahimahullah menceritakan bahwa suatu ketika
orang-orang melewati seorang ahli ibadah. Lalu mereka memanggilnya, tetapi dia
tidak menjawab seruan mereka. Kemudian mereka memanggilnya kembali, namun dia
tetap tidak memenuhi panggilan mereka. Maka mereka pun berkata, “Mengapa kamu
tidak mau berbicara dengan kami?” Lalu dia keluar menemui mereka dan berkata,
“Aduhai orang-orang itu! Sesungguhnya lisanku adalah hewan buas. Aku khawatir
jika aku melepaskannya dia akan memangsa diriku.”
Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid
Bandung – Jakarta
.
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Yuk dapatkan hadiah ny dengan modal 20rb saja sudah bisa menikmati semua permainan poker di ARENADOMINO loh yuk langsung saja.. WA +855 96 4967353
Posting Komentar