12 Keutamaan
Menjaga Lisan dalam Islam
Anda
pasti pernah mendengar peribahasa yang mengatakan bahwa “lidah lebih tajam
daripada pedang”. Ya, hal itu memang benar. Allah SWT memberikan karunia lisan
kepada manusia untuk berbicara. Tentu saja karunia tersebut amat luar biasa.
Namun sayangnya, banyak dari kita yang sulit mengendalikan lisan.
adsSaudariku,
berhati-hatilah terhadap lisan karena sebuah ucapan bisa menjerumuskan kita ke
dalam api neraka. Apabila kita tidak mengetahui sebuah perkara dengan pasti,
sebaiknya kita diam saja. Dan janganlah kita mengucapkan perkataan yang
menyakiti hati orang lain, sekalipun itu hanya candaan. Sebab di akhirat kelak,
segala apa yang kita ucapkan dengan lisan pasti akan dimintai pertanggung
jawaban.
Allah
Ta’ala berfirman: “Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS Qaf: 18).
“Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)
Rasullulah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan manusia agar tak banyak
bicara, kecuali berbicara untuk hal-hal yang penting, bermanfaat ataupun untuk
mengingat Allah SWT.
“Janganlah
kamu sekalian memperbanyak bicara selain berzikir kepada Allah; sesungguhnya
memperbanyak perkataan tanpa zikir kepada Allah akan mengeraskan hari, dan
sejauh-jauh manusia adalah yang hatinya keras.” (HR. Tirmidzi).
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam
Al-Syafi‘i menjelaskan pula:“Apabila seseorang ingin berbicara, hendaklah
berpikir dulu. Bila jelas maslahatnya maka berbicaralah, dan jika dia ragu maka
janganlah dia berbicara hingga nampak maslahatnya.”
Nah,
berikut ini beberapa keutamaan menjaga lisan dalam islam yang harus diketahui.
Simak terus ya!
1.
Memiliki kedudukan tinggi sebagai muslim
Keutamaan
menjaga lisan yang pertama yakni menjadikan kita sebagai seorang muslim yang
berkedudukan tinggi di mata Allah Ta’ala. Dengan menjaga lisan kita akan
terhindar dari perkataan-perkataan dosa yang bisa berujung pada dosa.
Suatu
hari Rasulullah Saw. ditanya, “Siapakah Muslim yang paling utama?” Beliau
menjawab,“Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada
orang lain.” (HR. Bukhari).
2.
Dijanjikan surga
Orang-orang
yang mampu menjaga lisannya dari ucapan buruk dan tidak berguna juga dijanjikan
surga oleh Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist:
Dari Sahl
bin Sa’ad ra., Rasulullah Muhammad saw bersabda: “Barangsiapa yang dapat
memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua
tulang rahangnya – yakni mulut atau lidah – serta antara kedua kakinya – yakni
kemaluannya, maka saya memberikan jaminan syurga untuknya.” (HR. Al-Bukhari)
3.
Dijauhkan dari neraka jahannam
Untuk
pembicaraan yang tidak jelas maslahatnya, atau mungkin ia tidak memiliki ilmu
dalam bidang tersebut, maka sebaiknya seorang hamba diam saja. Berbicara
sesuatu yang salah atau buruk justru membuat ia terjerumus ke dalam neraka
jahannam.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara
dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi
(akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam.” (HR. Al-Bukhari)
4.
Dijauhkan dari kebinasaan
Rasulullah
SAW menjelaskan bahwa orang-orang yang berbicara tanpa berpikir dan tidak mampu
menjaga lisannya, maka ia akan binasa di akhirat. Bahkan wajahnnya akan
tersungkur dalam neraka.
Sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berbincang dengan Mu’adz bin
Jabal radhiyallahu ‘anhu: “Maukah kuberitahukan kepadamu tentang kunci semua perkara
itu?” Jawabku: “Iya, wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya dan
bersabda, “Jagalah ini”. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut
(disiksa) karena apa yang kami katakan?” Maka beliau bersabda, “Celaka engkau.
Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya di dalam neraka selain
ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi)
5.
Meningkatkan iman
Seseorang
yang banyak diamnya dan tak suka mengumbar ucapan yang sia-sia, biasanya ia
lebih sering menghabiskan waktunya untuk berpikir. Apabila ia berpikir tentang
kebesaran Allah SWT, mengingat akan nikmat yang telah didapat, mengingat
kematian, maka kadar keimanannya pun juga akan bertambah.
Menjaga
lisan termasuk dalam perbuatan yang meningkatkan iman seseorang. Diriwayatkan
dari Abu Hurairah Ra, bahwasahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia
berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
6. Amalan
sedekah yang mendatangkan pahala
Perbuatan
yang termasuk dalam menjaga lisan tidak hanya menjauhi perkataan berdosa
ataupun diam. Tetapi juga menyampaikan kebaikan. Ketika seseorang mengucapkan
sesuatu yang bermanfaat, seperti menyampaikan ayat-ayat Al-Quran atau dengan
kata lain berdakwah lewat lisan, maka orang tersebut akan mendapatkan pahala.
Perbuatannya tersebut dianggap sebagai sedekah. Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam:
“Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Dalam
hadist lain, Rasulullah SAW juga bersabda: “Barangsiapa yang menunjuki kepada
kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).
7.
Menghindari sifat keras hati
Keutamaan
menjaga lisan selanjutnya adalah untuk menghindari sifat keras hati. Umumnya
seseorang yang banyak berbicara dan suka mengumbar-umbar perkataan dosa,
hatinya dipenuhi dengan penyakit. Mereka itu orang-orang yang berhati keras.
Tidak mudah menerima nasehat. Bahkan jika mendengar firman Allah (Al-Quran)
hatinya sama sekali tak bergetar. Naudzubillah mindzalik.
Dari Ibnu
Umar ra., katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Janganlah engkau semua memperbanyak kata, selain untuk berzikir kepada Alloh
Ta’ala, sebab sesungguhnya banyaknya pembicaraan kerasnya hati dan sesungguhnya
sejauh – jauh manusia dari Alloh ialah yang berhati keras, yakni enggan
menerima petunjuk baik.” (HR. At Tirmidzi)
8.
Menyelamatkan diri dari dosa
Selain
menunaikan sholat, puasa dan mengaji, cara lain untuk menyelamatkan diri dari
dosa serta azab kubur yakni dengan menjaga lisan. Daripada mengunjing atau
membicarakan sesuatu yang tak bermanfaat, akan lebih baik jika kita diam
serambi memperbanyak istighfar.
Dari
‘Uqbah bin ‘Aamir, dia berkata, “Aku bertanya, wahai Rasulallah, apakah sebab
keselamatan?” Beliau menjawab, “Kuasailah lidahmu, hendaklah rumahmu luas
bagimu dan tangisilah kesalahanmu”. (HR. Tirmidzi)
9.
Diangkat derajatnya oleh Allah SWT
Menjaga
lisan dengan memperbanyak mengingat Allah SWT, berdizikir, mengucap asma-asma
Allah Ta’ala dan berucap kebaikan-kebaikan akan membuat kita diridhai oleh
Allah SWT. Dan Allah juga akan meninggikan derajat seseorang yang mampu menjaga
lisannya.
Diriwayatkan
oleh Abu Hurairah Ra, bahwasahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam
“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat dari apa yang
diridhai Allah yang dia tidak menganggapnya (bernilai) ternyata Allah
mengangkat derajatnya karenanya.” (HR. Al-Bukhari).
10.
Memperoleh ridha Allah SWt di akhirat
Keutamaan
menjaga lisan juga membuat kita memperoleh ridha Allah Ta’ala di akhirat kelak.
InsyaAllah kita akan mendapatkan surga dan dapat bertemu dengan Allah SWT.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan
satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai
kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhaan baginya
pada hari dia berjumpa dengan Allah.” (HR At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Imam
Malik dan Ahmad)
11.
Memperoleh keberuntungan di akhirat
Selain
ditinggikan derajatnya dan memperoleh ridha Allah SWT, orang-orang yang menjaga
lisannya dari perkataan dusta, akan diberikan keberuntungan dan keselamatan di
akhirat. Serta dijauhkan dari keburukan.
Diriwayatkan
oleh Khlaid bin Abi ‘Imran, bahwasahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda serambi memegang lisannya dalam waktu yang lama,“Semoga Allah
merahmati seorang hamba, yang telah berkata benar maka ia akan mendapatkan
keberuntungan yang besar atau diam dari keburukan maka ia akan selamat.” (HR.
Ibnu Al Mubarak)
12.
Menjaga lisan laksana emas
Seseorang
diharuskan berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Namun apabila ia masih
tak mampu berbicara baik atau mungkin tak menguasai ilmunya, maka lebih baik ia
diam. Tindakan diam bukanlah sesuatu yang bodoh. Justru diam itu lebih baik
bagi seorang muslim. Bahkan Luqman Al Hakim mengibaratkan diam seperi emas.
Begitu sangat berharga dan bernilai bagi kita.
Wasiat
Lukman Al Hakim kepada anaknya: “Anakku, tiada penyesalan sama sekali dalam diamku.
Karena sesungguhnya jika berbicara laksana perak maka diam bagaikan emas”
Pada
intinya, sebaiknya manusia berbicara perihal kebaikan dan hal-hal yang
bermanfaat. Janganlah mengucapkan sesuatu yang menyakiti hati orang lain,
menghina, berlagak sok pintar, sombong atau perkataan dusta. Apabila tidak
mampu berbicara baik, maka diam bisa menjadi pilihan tepat. Namun ingat, diam
pun ada saatnya. Apabila kita melihat keburukan maka seharusnya berbicara dan
mencegah kemungkaran tersebut. Dan apabila kita ditindas, kita juga
diperbolehkan membela diri. Yang terpenting, pikirkan terlebih dahulu kata-kata
yang hendak diucapkan. Sebab perkataanmu adalah kualitas dirimu.
1 komentar:
Izin ya admin..:)
Yuk mainkan permainan POKER No ROBOT 100% silahkan langsung saja merapat dan bermain POKER bersama kami di ARENADOMINO ditunggu ya gan.. :) WA +855 96 4967353
Posting Komentar