Yang Terjadi pada
Organ Tubuh Saat Puasa
Tidak mengonsumsi makanan dan minuman selama belasan jam,
saat bulan Ramadan, tentu menimbulkan rasa lapar dan haus. Tapi
mengenyampingkan semua itu, puasa memiliki banyak dampak positif bagi tubuh.
Misalnya saja, dengan puasa, lambung Anda memiliki kesempatan untuk
beristirahat dan bersih dari segala makanan. Bahkan tubuh bisa bersih dari
segala racun, atau memperoleh detoksifikasi. Sesungguhnya, apa yang terjadi
pada tubuh ketika berpuasa?
Kulit
Kulit adalah organ terluar dari tubuh kita. Saat
berpuasa, kulit mengalami dehidrasi lantaran cadangan cairan dalam tubuh Anda
berkurang. Kulit pun menjadi kering. Mengapa begitu?
Menurut Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin yang juga
Direktur SDM dan Akademik RS UGM, dr. Arief Budiyanto, Ph.D, Sp.KK(K), puasa
akan mempengaruhi proses fisiologis, baik terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Proses fisiologis tersebut di antaranya: proses detoksifikasi atau
pembuangan racun dalam tubuh; penurunan radikal bebas; peningkatan regenerasi
sel, jaringan, dan status antioksidan; perbaikan sistem kekebalan tubuh; serta
bisa mempengaruhi perbaikan status mental. (1)
Sementara pada kulit, terjadi proses rejuvinasi kulit
yang ditandai dengan penghambatan proses penuaan kulit (aging). "Beberapa
penelitian menunjukkan, puasa dapat berpengaruh pada pengurangan kekambuhan
penyakit inflamasi kronis, seperti eksim (dermatitis atopik) dan
psoriasis," kata dokter Arief. "Sebab ketika berpuasa terjadi
regenerasi sel-sel kekebalan tubuh, penurunan radikal bebas, dan peningkatan
status antioksidan, sehingga terjadi penurunan proses peradangan." (1)
Untuk menjaga kesehatan kulit, Anda perlu menjaga asupan
vitamin C. Sebab nutrisi ini memiliki kandunganasam askorbat,kunci utama untuk
memproduksi kolagen. Dalam proses menjaga kesehatan kulit, kolagen bekerja sama
elastin. Yang mana kolagen akan membuat kulit kenyal dan kuat, sementara
elastin menjadikan kulit lentur. (2)
Mulut
Kurangnya asupan cairan selama berpuasa membuat kelenjar
ludah tidak menghasilkan air liur yang cukup. Akibatnya, rongga mulut menjadi
kering serta bakteri semakin berkembang di lidah dan gigi. Ini pula yang
menjadi penyebab keluhan bau mulut selama berpuasa. (3)
Agar mencegah bau mulut saat puasa, Anda bisa mencoba
beberapa hal ini:
Setelah sahur, sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut
dan kepala sikat yang kecil. Sehingga sisa makanan bisa terangkat. Sementara
penggunaan sikat gigi dengan bulu sikat yang kasar dapat menyebabkan resesi
gingiva. (4)
Selain menyikat gigi, perlu juga menggunakan dental floss
untuk menjangkau sisa makanan yang terselip di antara gigi. (4)
Setelah menggosok gigi, lidah juga perlu dibersihkan.
Caranya, bersihkan lidah dengan sikat gigi atau alat khusus pembersih lidah
(tongue scrapper). Agar lidah tidak terluka atau iritasi, cukup sikat dengan
lembut. Sementara bila memakai alat khusus, Anda pelu menjulurkan lidah sambil
menempatkan tongue scrapper sejauh mungkin ke belakang lidah. Kemudian, tarik
tongue scrapper ke arah depan dan bawah dengan tekanan ringan. (4)
Penggunaan obat kumur saat malam, juga dianjurkan untuk
Anda yang tengah menjalani puasa. Pemakaiannya sendiri cukup sekali sehari
sebelum tidur malam. Mengapa? Sebab aktivitas bakteri penyebab bau mulut akan
meningkat saat Anda tidur. Sementara obat kumur akan memberikan efek
antibakteri. Perlu diingat agar Anda memilih obat kumur tanpa alkohol, dan
berkumur dengan takaran 10-15 ml selama 1-2 menit. (4)
Pilihan makanan selama puasa akan mempengaruhi bau mulut
Anda. (5) Misalnya makanan yang menimbulkan bau menyengat seperti jengkol,
petai, bawang merah dan putih. Atau makanan yang mudah lengket pada gigi dan
sulit dibersihkan, seperti biskuit, cokelat, es krim, atau kue basah. (4)
Agar bau mulut tidak menjadi-jadi, Anda perlu lihai
memilih menu sahur. Misalnya makanan segar berserat seperti sayuran. Sementara
di akhir sahur, minumlah air putih yang dapat membantu meningkatkan produksi
saliva atau air liur. Sehingga kebersihan mulut terjaga dan Anda tidak lagi
khawatir dengan bau mulut di siang hari. (4)
Lambung
Lambung adalah organ tubuh yang hampir setiap jam
bekerja. Anda mungkin biasa makan tiga kali sehari. Belum lagi kudapan yang
Anda konsumsi pada pagi dan petang hari. Dengan berpuasa, maka lambung pun
istirahat bekerja. Berkurangnya asupan makanan ke tubuh ternyata juga
menyebabkan lambung mengecil. (6)
Menurut dr. Angela C. Ardhianie N dari Healthy Choice
Detox Center & Medical Store, lambung sejatinya bersifat elastis; bentuknya
mengikuti komposisi dan jumlah makanan yang masuk. "Setelah beberapa lama
menjalani puasa, lambung akan mengecil," ujar dokter Angela. (6)
Menurut dokter Angela, pengecilan lambung tidak terjadi
drastis. Jadi, Anda tidak perlu khawatir bentuk utuhnya akan berubah drastis.
Namun ketika lambung mengecil, keberadaan enzim-enzim pencernaan pun berkurang.
Kondisi ini membuat lambung bekerja lebih keras dan mengeluarkan asam lebih
banyak. Itu sebabnya pada saat buka puasa dan makan banyak, perut akan terasa
sesak dan berat. "Sebab enzim-enzim pencerna karbohidrat, protein, lemak
dan lainnya memang berkurang dan tidak berada dalam jumlah yang cukup banyak
untuk mencernanya," kata dokter Angela.
Ketika makanan masuk dalam jumlah yang banyak, lambung
akan kaget dan membutuhkan asam lambung yang lebih banyak. Sedangkan pencernaan
tidak punya itu, jadi kerjanya akan lebih keras dan risiko sakit perut pun
lebih tinggi. Untuk menghindari kondisi ini, dokter Angela menganjurkan agar
Anda minum jus lemon ketika sahur.
"Buah lemon memang terasa asam, tapi di antara semua
jenis buah, derajat pH-nya termasuk cukup tinggi yaitu 7,5 yang artinya ia
bersifat basa," ujar Angela.
Ketika lemon yang bersifat basa bertemu dengan asam yang
berasal dari lambung, maka akan terjadi keseimbangan pH. Hal itulah yang
mencegah lambung dari keadaan terluka akibat asam yang terus diproduksi ketika
berpuasa. (6)
Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di tubuh yang membantu
fungsi ginjal dengan cara memecah senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan
amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Hati
juga memecah penyimpanan glukosa sebagai menjadi sumber energi pertama. Dengan
puasa dan tidak ada makanan yang masuk selama 12 jam, hati akan beristirahat. (7)
Kantung empedu
Kantong empedu, organ kecil yang terletak tepat di bawah
hati Anda, pada dasarnya adalah kantung untuk menyimpan empedu. Fungsi kantung
empedu adalah memekatkan empedu dengan absorpsi air dan natrium. Sementara
fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna lemak.
Cairan empedu sendiri diproduksi oleh sel hepatosit
sebanyak 500-1000 ml/hari. Dalam keadaan puasa, cairan empedu yang diproduksi
mengalir ke kantung empedu dan akan mengalami pemekatan 50%. (8) Memekatkan
cairan empedu ini bertujuan untuk persiapan metabolisme lemak pada saat
berbuka. (9)
Pankreas
Dalam keadaan normal, pankreas menghasilkan insulin,
hormon yang mengubah glukosa dari makanan agar dapat disimpan sebagai cadangan
energi. Selama puasa, produksi insulin berhenti dan hormon ini memberitahu hati
untuk memecah penyimpanan glukosa yang ada pada hati.
Penelitian dari University of Southern California,
Amerika Serikat, mengindikasikan puasa bisa memulihkan pankreas penderita
diabetes. Ketika pankreas tidak berfungsi normal sehingga gagal memproduksi
hormon insulin, tubuh tidak mampu lagi mengendalikan gula darah. Walhasil,
diabetes menyerang.
Namun, penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Cell
menemukan puasa sebagai metode yang bisa jadi cara terapi penderita diabetes.
Dengan menerapkan puasa pada tikus, para peneliti dari University of Southern
California, AS, ini melihat pankreas yang rusak dapat dipicu untuk
beregenerasi. Peneliti Dr Valter Longo mengatakan, dengan menerapkan diet
rendah kalori, rendah protein, rendah karbohidrat, namun tinggi lemak, sel-sel
khusus pada pankreas bernama sel Beta bisa beregenerasi. (10)
Kini Anda sudah tahu apa yang terjadi pada organ tubuh
kala puasa. Selamat menjalani ibadah puasa!
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar