Energi Dzikir
Meningkatkan Imun Jiwa Raga
Dzikir merupakan ibadah ringan yg bisa dilakukan oleh
umat Islam, untuk mengingat kebesaran Allah subhanahu wa ta’ala. Selain
meningkatkan keimanan tan taqarrub ilallah, dzikir juga bisa membawa manfaat
besar, dalam meningkatkan imunitas jiwa seorang manusia.
Dalam Islam, dzikir berarti mengingat Allah subhanahu wa
ta’ala di dalam hati dan menyebut-Nya dgn lidah. Dzikir adalah cara yg sangat
ampuh dan sederhana, untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika
kita kekurangan waktu, yg membawa banyak manfaat dan kebajikan.
Perintah berdzikir
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًاوَسَبِّحُوهُ
بُكْرَةً وَأَصِيلًاهُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ
لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَحِيمًا
“Wahai
orang2 beriman, berdzikirlah kepada Allah dgn dzikir yg banyak, dan
bertasbihlah kepada-Nya pagi dan petang, Dia-lah yg bershalawat atas kamu dan
malaikat-Nya, untuk mengeluarkan kamu dari kegelapan menuju cahaya, dan Dia
sangat penyayang terhadap orang2 beriman.” (QS. Al-Ahzab: 41-43)
Salah satu
manfaat berdzikir adalah mendapatkan perlindungan dan keberuntungan dari Allah
subhanahu wa ta’ala. Orang yg senantiasa memuji kebesaran Allah subhanahu wa
ta’ala, akan selalu terlindung dari keburukan. Dzikir juga bisa membuka pintu
keselamatan dunia akhirat.
Mengaitkan
keberuntungan dgn banyak berdzikir dan konsisten di atasnya.
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا
لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Berdzikirlah
kepada Allah, sebanyak2nya mudah2an kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah/62: 10)
Regulasi
Imun
Selain itu,
dgn berdzikir secara istiqamah, insya Allah hati dan pikiran seseorang menjadi
lebih rileks dan tenang. Hal ini pula, mendasari pemikiran “psikoneuroimunologi”
atau konsep mengenai fungsi “regulasi-imun”, untuk mempertahankan
“hemeostasis”.
Hemeostasis
merupakan proses dan mekanisme otomatis, yg dilakukan makhluk hidup, untuk
mempertahankan kondisi konstan, sehingga tubuh terus berfungsi dgn normal dan
stabil, meski terjadi perubahan lingkungan internal atau eksternal (di dalam
atau di luar tubuh) manusia.
Energi
Positif dan Negatif
Setiap
manusia memiliki energi. Yang mana energi tsb terbagi menjadi dua jenis, yaitu
energi positif dan energi negatif. Nah, untuk energi negatif ini merupakan
kekuatan tak terlihat yg bisa membuat hidup manusia jadi lebih sulit. Biasanya
akan mempengaruhi suasana hati maupun perilaku.
Sedangkan
energi posfitif adalah kebalikannya. Banyak yg mendambakan memiliki energi positif
untuk meningkatkan hidup lebih berarti. Meskipun pada kenyataannya, energi
negatif akan selalu ada di tubuh manusia. Yang membedakan adalah besar dan
kecilnya.
Mengenai
energi negatif, ada kalanya seseorang mengalami gelombang emosi negatif atau pikiran
yg tiba2 di mana tubuh, pikiran, dan jiwanya bereaksi terhadap hal2 yg buruk.
Biasanya, adanya energi negatif berujung pada depresi. Meskipun tidak menutup
kemungkinan memiliki efek lain yg tak kalah merugikan.
Tanda2
berikutnya adalah sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh sering sakit,
atau kerap terjadi infeksi virus berbahaya. Tiba saatnya, kita akan mudah
terserang infeksi, seperti kulit, infeksi saluran pernapasan, dan lain
sebagainya. Ini adalah bentuk dari penurunan sistem kekebalan tubuh lantaran
terlalu banyak energi negatif yg mengelilingi kita.
Cara
Peningkatan Imunitas
Dalam suatu
riset, Keajaiban Dzikrullah Terhadap Imunitas Tubuh, kondisi psikis kadar
hormon dan imunitas ini, memiliki kaitan yg erat sekali. Allah subhanahu wa ta’ala
menitipkan tubuh penuh dgn potensi bahaya. Dari beberapa riset, diketahui,
tidak kurang dari 1,5 juta bakteri ada dalam 1 cm kulit manusia. Yang Allah
subhanahu wa ta’ala titipkan, bukan hanya yg berbahaya, tapi juga ada yg
menjadi pelindung.
Ada tujuh
cara meningkatkan imunitas tubuh manusia. Yaitu sikap yg selalu bersyukur
kepada Allah, berbaik sangka kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan sesama
manusia, mengeluarkan infaq atau sedekah,
selalu tersenyum, meyakini selalu ada jalan kemudahan dari Allah subhanahu
wa ta’ala, berpuasa, dan dzikirullah secara istiqamah dan mudawamah.
Energi
Dzikir Dan Pasien
Dari
penelitian2 yg ada, diketahui ketika seseorang kondisi hatinya tenang dan bisa
mengelola stres, maka imun yg dimiliki akan meningkat lebih kuat dan lebih
kebal terhadap perubahan buruk penyakit.
Secara
tidak langsung, dzikir berpengaruh pada kualitas relaksasi, ketenangan, dan
kualitas tidur. Pengendalian ‘mood’ juga berpengaruh pada sistem imun dalam
tubuh.
Contoh :
ada suatu penelitian dilakukan kepada seorang pasien, yg akan melakukan
operasi. Sebelum operasi disuruh mengucapkan dzikir kalimat ‘Subhanallah
Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahu akbar’ berulang2 selama kurang lebih
30 menit, hasilnya sungguh menakjubkan, ternyata diketahui respon stres pasien
tsb menurun dua kali lipat lebih rendah dari sebelumnya.
Totalitas
Dzikir
Sebenarnya,
laku dzikir itu sederhana, tergantung kemauan yg melakukan, namun sarat makna
yg luar biasa. Dzikir menandakan bahwa seorang hamba hanya pasrah kepada Allah subhanahu
wa ta’ala dan menjadikan Allah subhanahu wa ta’ala sbg tempat bersandar.
Dzikir, wirid dan doa memang memiliki energi yg dipancarkan Allah subhanahu wa
ta’ala, dalam bentuk nur (cahaya). Nur Allah subhanahu wa ta’ala itu merupakan
energi mutlak, yg mengalahkan semua energi lainnya. Sifat energi yg bersumber
dari Nur Allah subhanahu wa ta’ala, itu bermacam2. Ada yg halus, lembut, keras,
kasar, lentur, panas, dingin dan lainnya.
Dzikrullah
adalah cara terbaik untuk memulihkan kekuatan kita, mengakses sumber daya tanpa
batas yg ada di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, asalkan dzikir yg kita
dilakukan dgn ikhlas dan pasrah sepenuh2nya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Sudah lupa dan tidak perduli lagi apakah doanya dikabulkan, karena telah larut
dalam kenikmatan dzikrullah. Saat seperti itu, kita memasuki wilayah kepasrahan
total-mutlak kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Bioenergi
Dzikir
Seluruh
rangkaian kegiatan rutinitas dzikir, yg kita lakukan, dimaksudkan bertujuan
untuk mencari ridho Allah subhanahu wa ta’ala semata. Dalam membahas hubungan
dzikir dan fisika, energinya zikir tsb kita sebut dgn “bioenergi”, yg artinya
energi hidup yg terus menerus mengalir dan menyusupi kedalam struktur anatomis
dari suatu anatomi dan fisiologi tubuh pedzikir dan termasuk juga kedalam
sistem atmosfir disekitar pedzikir (lingkungannya).
Selanjutnya,
dalam pelaksanaan dzikir oleh pedzikir, maka yg terjadi dalam prosesnya adalah
fisika klasik (newtonian) yaitu fisika mekanika atau biomekanika dan fisika
kuantum kita sebut juga dgn istilahnya adalah fisika einstein, bahwa setiap
benda yg bergerak atau diam didalam tubuh pedzikir, akan memiliki atau
mengeluarkan energi atau bioenergi.
Oleh karena
dzikir itu sendiri adalah sebuah bioenergi, dan bernilai kuantum, maka
disebutkan bahwa peristiwa pedzikir tsb telah melaksanakan loncatan pemercepat
(accelarator) yg disebut fisika kuantum bioenergi.
Dari
peristiwa demikian dzikirullah secara istiqamah dan pasrah ikhlas karena Allah
subhanahu wa ta’ala, maka daya fisika kuantum bioenergi bergerak intensitas
secara terus menerus ada dan kontinyu, seterusnya terus mengalir menyusupi
sampai kedalam mikro dan nano struktur anatomis dan memiliki dampak fisiologis dalam tubuh manusia yg dilalui
dalam proses berdzikir tsb.
Selanjutnya,
daya energi tsb, dapat segera memancarkan dan menghubungkan energinya ke semua
arah sel2 tubuh serta seluruh aspek diluar tubuh pedzikir yg dilaluinya
(environment sekitarnya).
Dari
deskripsi diatas maka diketahuilah bahwasanya semua yg tampak (kalimah Allah)
berasal dari sesuatu yg tidak tampak (fenomena nur ilahiyah = nur ‘alan nur).
Dan semua yg bisa dilihat berasal dari sesuatu yg tidak bisa dilihat juga.
Oleh sebab
itu, semakin cepat pergerakan kalimah dzikir terutama dzikir Allah, yg di
lafazhkan pedzikir, maka fisika bioenergi kuantum yg dikeluarkan tsb semakin
halus, semakin sangat terhalus dan seterusnya, sampai tidak tampak pula lagi
dgn penglihatan kasat mata.
Dengan
demikian pedzikir selalu berada dalam posisi yg sangat menguntungkan. Sebab
menurut konsep keagungan dzikir, fadhilahnya dan keutamaan kalimah thayyibah,
kalau diamalkan pedzikir bisa membentengi dirinya. Meraih segala apa yg
diharapkan, akan lapang hidupnya serta akan cerdas dan seperti hasil analisis
diatas yakni dapat mencapai kepuasan dan kesuksesan serta kebahagiaan lahir dan
batin di dunia maupun diakhirat kelak.Insya Allah dgn ridhoNya pula.
Jangan
Berhenti
Oleh itu
melalui sarana ini diharapkan pedzikir janganlah sekali2 berhenti untuk
berdzikir, karena dzikir menjadi bioenergi yg menguatkan bioenergi pedzikir
sendiri. Melalui proses berdzikir, pedzikir telah membuka pintu untuk
menyelaraskan jiwa dan raga (lahir dan batin) serta alam semesta / universal yg
penuh dgn karunia Allah subhanahu wa ta’ala.
Seluruh isi
alam, penuh dgn variasi bentuk dan sifatnya mengandung energi. Satu dengan
lainnya saling berkait, saling mendukung sesuai dengan kadar kapasitas yang
diperlukan dalam keselarasan yang didasari pada keta’atan dalam keteraturan
wajib sehingga terbentuk keharmonisan dalam keabadian.
Manusia,
salah satu bagian isi alam memiliki peran sangat penting terhadap keselarasan
dan keharmonisan elemen-elemen alam semesta, terutama pada dirinya sendiri yang
merupakan miniataur isi alam semesta. Pada dirinya memiliki dimensi “basyar”
dan dimensi “ruh”. Masing-masing dimensi sudah mengandung energi kehidupan luar
biasa dahsyatnya, jika keduanya difungsikan paralel, seiring sejalan sesuai
dengan kata kunci setiap dimensi
Sehingga
hidup dalam keseimbangan karena berjuta2
dan bahkan bermiliar2 sel dalam tubuhnya saling berinteraksi dan bersinergi,
sehingga mencapai kondisi yg damai dan harmonis dalam diri dgn lingkungannya,
serta dalam hidup dan kehidupan ini.
Perbanyak
Dzikir
Seorang
muslim membutuhkan Allah subhanahu wa ta’ala setiap saat. Maka, Allah subhanahu
wa ta’ala memperkenankan setiap hamba untuk berdoa dan meminta pertolongan dan
segala sesuatu kebutuhan kepada-Nya.
Allah subhanahu wa ta’ala memberikan segala kebutuhan manusia dalam
menjalani hidupnya. Meski demikian, manusia diminta untuk memintanya kepada
Allah subhanahu wa ta’ala dgn cara berdzikir dan berdoa. Seperti janji Allah
subhanahu wa ta’ala dalam Surat Al Mukmin ayat 60, “Mintalah kepada-Ku, niscaya
akan Aku kabulkan”
Mumpung ada
kesempatan, jadilah kita sbg hamba Allah subhanahu wa ta’ala yg memiliki dan
menggunakan akal sehat secara sadar, dgn memperbanyak doa dan dzikir kepad-Nya
فَإِذَا قَضَيْتُمُ
الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ
“Maka
apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (QS. An-Nisa/4: 103)
Orang yg
berdzikir, bahwa mereka adalah orang yg mampu mengambil manfaat dari ayat2Nya,
dan mereka adalah orang2 yang berakal, bukan selain mereka.
إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ
لِّأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا
وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda2 bagi orang2 yg berakal, (yaitu) orang2 yg mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring.” (QS. Ali Imran/3:
190-191)
Sebagai
orang yg mengaku beriman, kita harus terus melakukan upaya2 batiniyah, memperbanyak
dzikir dan doa kepada Allah subhanahu wa ta’ala sbg upaya batin, khususnya
melawan pandemi virus covid-19, tetap harus melakukan ikhtiar sbg bentuk doa
nyata lahiriyah, sbg wujud keyakinan kepada-Nya.
Wallahu
a’lam Bish Shawab
Oleh: Gus Ahmad
Zaini Alawi
https://youtube.com/channel/UC5jCIZMsF9utJpRVjXRiFlg
0 komentar:
Posting Komentar